Beranda / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Akhir Dari Semuanya

Share

Akhir Dari Semuanya

Penulis: Ana j
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Berapa lama lagi suami saya akan terbangun dari komanya?”

Dokter tampan di usianya yang tak lagi muda itu mengernyitkan kening. “Maaf, Nyonya. Maksud Anda Tuan Tama?”

Dona mendengkus. “Siapa lagi, suami saya hanya dia!” ucapnya ketus.

Dokter itu tersenyum kikuk, tapi tak urung untuk menjelaskan secara perlahan. “Begini, Nyonya. Saya tidak dapat memprediksi kapan pasien siuman, peluang kesembuhan tergantung pada keparahan penyebab serta respons pasien terhadap pengobatan,” jelas sang dokter. Berhadap Dona mengerti.

Wanita itu berdehem sembari mengangguk singkat. “Baik, silahkan keluar.” Setelahnya ruangan Tama kembali hening, Dona mengambil duduk sembari menatap dalam sang suami. “Mas, aku harap kau setuju jika Aron menikah dengan Relin. Karena ini momen yang tepat, dan aku tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini.”

***

“Dari mana Tuan Bimo tahu saya ada di kota ini?” tanya Kamila setelah mengambil posisi duduk pada gazebo yang terdapat pada halaman belakang kediaman Bastara.

“Semi
Ana j

Ada yang bisa nebak siapa yang nikah? Apakah Dona? Atau aku? WKWKWW Tengkyu udah ngikutin sejauh ini perjalanan mereka, ganyangka sebentar lagi akan....

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Ana j
Awalnya ngeleg, eh ... padahal ni nopel belum dua bulan :(
goodnovel comment avatar
Ana j
Emang ngadi" tuh sik Mamah Don don.
goodnovel comment avatar
Ana j
Fix Kamila sama bastara aja gasi ^_^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Muda   Saga & Ayana

    “Ibu, apakah tidak apa-apa jika aku mencampur adonan ini?” tanya gadis kecil dengan lesung pipi yang menghiasi wajah manisnya.Kamila melihat kentang yang sudah di haluskan itu. “Tidak apa-apa, Ibu juga sudah memasukkan semua bumbu-bumbunya,” jawab Kamila pada sang putri. Sesekali ia tersenyum kala Ayana menggerutu melihat adonannya yang terjatuh. “Ibu, ini saus yang Ibu minta.” Seorang anak laki-laki menyerahkan dua buah botol, yang berisi saus sambal dan asam manis. “Terima kasih, Aga,” ujar Kamila. “Sama-sama, Ibu. Apakah ada lagi yang bisa aku bantu?” Saga—anak laki-laki itu mengambil duduk di samping ibunya. “Tolong bantu Ibu memecahkan telur ini, nanti taruh di mangkok yang berwarna biru itu.” Kamila mencontohkannya, dan diangguki oleh Saga. “Ibu tahu tidak, Bibi Agni mengajakku ke Bali Zoo minggu depan, katanya itu hadiah karena aku dapat nilai bagus saat menggambar.” Ayana mulai berceloteh sembari membentuk adonan itu menggunakan sendok dan menaruhnya di piring. “Bukanka

  • Terpaksa Menikah Muda   Pertemuan

    Kamila masih terdiam kaku, netranya bergetar tatkala wanita itu menatapnya tak percaya. “Ka–kau di sini?” tanyanya terbata-bata.Kamila tak menjawab, ia mengepalkan tangan kuat. Mengapa mereka dipertemukan kembali?“Kamila, ayo. Kenapa kau malah duduk di sini?” Bastara membantu wanita itu berdiri, dan ia tersentak kala melihat ponsel wania itu yang layarnya sudah pecah. “Astaga—”“Bastara?” Perkataan Bastara terhenti, apalagi kala mendengar ada yang memanggilnya. Pria itu lantas menoleh ke belakang punggung, ia mengernyit bingung karena merasa tak kenal dengan wanita ini.“Kau temannya Agni, bukan? Saya dulu satu kampus dengan dia, saya juga sering melihat kau menjemputnya.” Wanita itu memberikan senyum lebar, meskipun sedikit dongkol karena sang empu mengabaikannya. Dan kenapa bisa Kamila mengenal pria mapan serta tampan ini?“Maaf, saya tidak mengenal Anda. Jika begitu kami permisi.” Bastara menarik tangan Kamila yang terasa kaku, ia tak tahu ada apa dengan wanita ini, tapi yang pa

  • Terpaksa Menikah Muda   Kejujuran

    “Bibi Agni, bonekaku diambil sama Saga!” Ayana berteriak sambil mencak-mencak.“Aku hanya membantumu membuka bungkusnya,” balas Saga datar. Sementara ia sendiri dapat hadiah buku cerita dari Agni, karena anak laki-laki ini suka membaca. “Ish, bilang saja kau juga tertarik dengan bonekaku. Ingat Saga, iri itu tidak baik. Kalau kau mau, aku bisa pinjamkan nanti, tapi tunggu setelah aku bosan.” Ayana mengangkat dagu, seolah-olah sedang mengejek sang kakak.Agni yang melihatnya terkekeh serak, gemas sekali dengan kedua anak ini. “Aku mau menaruh boneka ini dulu di kamarku,” ucap Ayana. Lalu menoleh pada wanita yang ada di sampingnya. “Bibi Agni, tolong jaga jus alpukatku. Aku akan kembali secepat mungkin.”Agni tertawa pelan sambil mengacungkan jempol. “Beres!”Setelah kepergian Ayana, Saga melangkah mendekat pada Agni. Lalu mengambil duduk di samping wanita itu. “Bibi Agni,” sapa Saga. Agni menoleh sambil tersenyum manis. “Ya, Aga?” “Apa Bibi tahu kepanjangan nama belakangku?” Saga m

  • Terpaksa Menikah Muda   Setelah Empat Tahun

    “Narendra, mengapa ke sini malam-malam?” tanya Aron sembari tersenyum tipis pada Rendra, anak laki-laki itu selalu berbinar kala melihatnya. “Rindu Ayah, Ibu bilang Ayah pasti ada di villa.” Rendra mengangkat kedua tangan, ingin duduk di pangkuan Aron. Tapi pria itu justru menggeser tubuhnya dan mendudukkan Rendra di sampingnya. Hal itu tak luput dari perhatian Bimo. “Sepertinya aku dan Rendra akan menginap di sini,” ungkap Relin santai.“Maaf, tapi jika bukan suami istri tidak diperbolehkan. Apalagi villa ini hanya ada dua kamar saja, untuk saya dan Tuan Aron sendiri.” Bimo seperti ibu yang melindungi anaknya dari marabahaya. Relin tampak tersinggung, terlihat dari raut wajahnya yang berubah masam. “Aron—”“Bimo benar, Relin. Di sini memang cukup untuk dua orang saja, jika kau mau saya bisa pesankan hotel di sekitar sini. Daripada kau pulang malam-malam ke villa bersama Renda,” sahut Aron santai. Sesekali mengusap punggung ringkih anak laki-laki di sampingnya. Relin tersenyum kik

  • Terpaksa Menikah Muda   Sebuah Keajaiban

    Dona melangkah menuruni undakan tangga, kening wanita itu berkerut tatkala melihat kepala pelayannya yang keluar dari kamar bekas Kamila dulu. “Atika!” panggilnya.Wanita itu tergugu, menatap Dona takut-takut. “Kenapa kau ke kamar Kamila? Bukankah saya sudah katakan untuk jangan pernah membuka kamar itu lagi?” Dona mendekat, menyorot kepala pelayannya penuh curiga.“Sa–saya hanya membereskan kamarnya, Nyonya. Tanpa menyisakan satu helai pakaian Kamila,” jawab Atika gugup.Dona melotot tak percaya. “Bukankah saya sudah menyuruhmu dari tahun lalu? Astaga, ceroboh sekali!” “Ma–maaf, Nyonya. Saya mengaku salah.” Dona mengibaskan kedua tangan. “Ya, sudah. cepat kunci pintunya, jangan sampai Aron curiga dan bertanya macam-macam mengenai kamar ini. Karena saya tidak akan membiarkannya mengingat sekecil apa pun tentang wanita itu.”“Baik, Nyonya. Tapi barang-barang pribadi seperti dompet serta ponsel Kamila, saya buang saja atau bagaimana, Nyonya?” Dona berdecak tak suka. “Kau masih bertan

  • Terpaksa Menikah Muda   Ungkapan Seorang Ayah

    “Ibu, boleh aku bertanya?” Ayana menatap Kamila ragu-ragu.“Tentu, sayangku.” Wanita itu tersenyum tipis sembari menatap Ayana penuh kelembutan. “Apa Ibu tidak menyukai Paman Aron? Kenapa waktu itu Ibu langsung meninggalkannya, padahal dia anak yang baik.” Ayana berucap pelan, mata bulat nan jernihnya mengerjap polos. Kamila tergugu, ia memalingkan wajah—menatap ke sembarang arah. “Ibu, jika pertanyaanku menyinggung. Tidak usah dijawab, aku hanya penasaran—sedikit, hehe ….” Gadis kecil itu tersenyum lucu, seolah mengerti saja apa arti pernyataannya barusan. Kamila menghembuskan napas berat, ia menunduk dalam. Merasa begitu egois karena melibatkan perasaan buah hatinya. “Ibu, aku sudah siap. Dan mengapa Ayana masih belum mengenakan sepatu? Sebentar lagi pukul delapan.” Saga datang sambil menenteng tasnya. “Ah, ya. Maaf, Sayang. Ibu tak fokus.” Kamila memaksakan senyum dengan mata berkaca-kaca.Selang tiga puluh menit kemudian, Saga serta Ayana sampai di sekolahnya. Kamila sendiri

  • Terpaksa Menikah Muda   Tes DNA

    “Jelaskan siapa itu Kamila!” Aron menatap Bimo tajam, setelah sang ayah mengatakan hal itu, Tama tiba-tiba mengeluh sakit kepala, yang langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis. Dan di sinilah Aron sekarang, di ruang kerjanya sembari menunggu jawaban Bimo.“Apa yang Tuan Tama katakan pada Anda?” tanya Bimo tenang.“Saya mempunyai istri yang bernama Kamila, dan kami sudah memiliki anak.” Aron tersenyum remeh. “Sangat mustahil, padahal yang saya cintai dari dulu hanya Relin. Mana mungkin saya mau menikah dengan perempuan selain dia.” Bimo menghembuskan napas berat, ini juga salahnya karena memberitahu Tama begitu cepat. Namun, ia juga tak punya pilihan lain, karena setelah sadar pria itu justru mencari Kamila. “Jika saya mengatakan apa yang Tuan Tama utarakan adalah kebenaran—apakah Anda percaya?” Bimo bertanya pelan. Aron mendengkus, “Kau jangan membual! Kau tahu jika hanya Relin satu-satunya wanita saya dari dulu!” “Anda menikah karena wasiat mendiang Tuan Abraham,” balas Bimo

  • Terpaksa Menikah Muda   Aron VS Bastara

    “Ibu, maafkan kami.” Saga beserta Ayana mendekat pada Kamila, tak lupa menundukkan kepala. Setelah pukul delapan malam, barulah mereka berani menyapa kembali ibunya, dikarenakan tak bisa tidur sebelum dibacakan dongeng oleh Kamila. Ayana serta Saga juga merasa bersalah ketika melihat mata Kamila yang membengkak, pasti ini semua karena mereka yang tiba-tiba tantrum dan meminta ayah. Padahal sebelumnya sudah berjanji tak akan membahas perihal itu karena akan membuat sang ibu sedih. “Sini, Sayang. Tidak mau memeluk Ibu?” Kamila tersenyum lembut seraya merentangkan kedua tangan, membuat si kembar langsung berlari dan memeluknya erat.“Aku sayang Ibu, maaf telah membuat Ibu menangis.” Anak laki-laki menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Kamila, matanya juga ikut berkaca-kaca.“Aku juga, Ibu. Janji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Ayana tak mau kalah. Kamila terkekeh serak, lalu mencium pipi si kembar. “Wah, ada yang berbaikan rupanya.” Bastara datang sambil memakai jaketnya, pri

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Muda   Selesai

    Kamila menatap kosong ke depan, Aron yang sejak tadi memeluknya ikut merasa sedih. Ini semua adalah mimpi buruk baginya, ia hanya tertidur sebentar di mobil. Lalu tiba-tiba sudah berakhir di rumah sakit, setelah siuman justru menerima berita kehilangan sang buah hati. “Aku egois ya, Mas? Andai aku tidak membuntuti Relin, mungkin anak kita masih ada di sini,” kata Kamila setelah kebisuan panjang. Wanita itu mengusap perutnya yang rata, satu bulan berlalu. Duka itu masih menyapa, sakit dan perih akan kehilangan yang tak pernah terduga. “Sayang, dengarkan aku.” Aron menangkup wajah Kamila, menatap mata wanita yang dicintainya itu. “Kau boleh bersedih, tapi jangan berlarut-larut. Aku tidak mau Ayana serta Saga merasa tersisihkan.” Kamila tertegun, tanpa sadar sudah abai dengan keberadaan si kembar lantaran larut akan kesedihan. “Ayana, Saga ….” Lirih wanita itu. “Ya, mereka takut mendekat padamu. Terkadang Ayana maupun Saga hanya melihatmu dari celah pintu,” jelas Aron, membuang pa

  • Terpaksa Menikah Muda   Benar-benar Pergi

    Nyatanya, kebahagian itu tak pernah berpihak padaku ~Kamila Cahaya *** Semua yang terjadi di hadapannya begitu cepat, menarik napas pun terasa sulit. Kamila memegang tangan dingin Aron. Ia bodoh dan ceroboh, sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. “Tolong! Siapa pun tolong!” Wanita itu menjerit seraya memukul kaca mobilnya. Tak berselang lama, suara pecahan kaca serta teriakan orang-orang mulai terdengar. Sedangkan Kamila, bukannya merasa lega. Justru ia semakin panik kala melihat darah yang mengaliri betisnya. Kamila tercekat, napasnya memburu tak beraturan. Ia menoleh ke arah Aron, memegang tangan sang suami kuat. Sebelum kegelapan merenggut kesadarannya. *** Masayu duduk lemas tak bertenaga setelah menerima kabar jika mobil yang Relin serta Sandra tumpangi menabrak pembatas jembatan. Lantas jatuh ke bawah dan sampai sekarang tak bisa ditemukan. Belum lagi Kamila, Aron serta Bimo kecelakaan di lokasi yang sama dengan Relin, tapi bedanya mereka hanya

  • Terpaksa Menikah Muda   Mengejar Relin

    “Mas .…” Kamila menyentuh pelan bahu Aron. Ia menggigit bibir bawah ketika melihat tatapan kosong sang suami. “Mila, Erza pergi untuk selamanya. Apakah sikapku keterlaluan selama ini? Aku kecewa padanya. Tapi bukan berarti dia—” Napas Aron tercekat, pria itu mendongkak, menghalau air mata yang hendak keluar. Ia kembali menunduk, melihat gundukan tanah di hadapannya. Erza memeng tak bisa diselamatkan, pria itu ditemukan sudah tak bernyawa. Mengingat terlalu banyak menghirup asap, serta luka bakar yang yang didapat. “Mas, aku tahu jika ini pasti sangat berat. Ada aku di sini, Mas tidak sendiri.” Kamila memeluk sang suami, ia bisa merasakan napas lelah pria itu yang berhembus di ceruk lehernya. “Tuan, hujan sudah mulai turun. Apakah tidak sebaiknya kita berteduh?” tanya Bimo pelan. Tak tahan melihat Aron yang mendapat kesedihan secara bertubi-tubi. Bimo sudah menganggap pria itu seperti adiknya sendiri, dan ia ikut merasakan kesakitan Aron.Aron melepas pelukannya dari Kamila, lant

  • Terpaksa Menikah Muda   Pergi Untuk Selamanya

    “Kemungkinan besar dia dijatuhi hukuman seumur hidup, mengingat Erza juga terlibat dalam pembunuhan berencana. Ayahnya pun sudah tutup mata dan memutuskan hubungan dengan Erza. Sementara Relin, hingga saat ini belum ditemukan,” jelas Tama menatap ke arah Aron yang sedang menatap jauh ke depan. Satu bulan sejak terakhir kali ia bertemu dengan Erza, Tama ingat betul kala orang tua Panji menyumpahi Erza dengan kemarahan membeli buta, tak lupa mengutuk menantunya yang tidak lain adalah Relin, meskipun wanita itu menghilang entah ke mana.“Apa si Brengsek itu menyesali semua perbuatannya?” tanya Aron dingin, setelah keheningan panjang.Tama menghembuskan napas berat, meneliti ekspresi sang putra yang terlihat kecewa serta marah. “Tentu saja dia menyesal, seperti yang Ayah katakan satu bulan yang lalu. Jika dia ingin bertemu denganmu untuk meminta maaf, tapi mengingat kau yang tak mau melihat wajahnya. Jadi, Ayah tidak bisa memaksa.”“Syukurlah dia sadar diri, memang orang jahat sepertin

  • Terpaksa Menikah Muda   Hukuman Erza

    “Setelah saya selidiki semuanya, ternyata Tuan Erza juga yang membakar kebun apel Anda. Dia mengaku telah mengambil cincin Tuan Farzan dan ditaruh di lokasi kejadian, agar kecurigaan kita mengarah padanya,” jelas Bimo. Pria itu menyesal karena dulu sempat berburuk sangka pada Farzan, tapi siangka Erza adalah dalang dari semua ini. Sungguh, tak pernah terbesit dalam pikirannya. Bimo kembali mengalihkan atensi pada Aron, terlihat jelas wajah kecewa serta terluka sang tuan. Ia turut sedih, mengingat Aron serta Erza berteman sejak kecil.“Lalu mengenai kasus Panji bagaimna?” tanya Aron setelh kebungkamn yang cukup panjang. “Sedang diurus oleh pengacara Anda, Tuan Erza juga sudah ditahan. Tadi siang ketika saya ke selnya, dia berpesan ingin melihat Anda,” ungkap Bimo hati-hti. “Tidak akan.” Aron mengeraskan rahang. “Jika saya bertemu dengannya, saya tak yakin jika dia masih bernapas esok hari.” Pria itu mengepalkan tangan, sudah seminggu sejak kematian Rendra, ia sama sekali tidak sudi

  • Terpaksa Menikah Muda   Kematian Rendra

    “Tunggu dulu, apa maksudnya jika Erza mendonorkan darahnya pada Rendra?” tanya Aron. Mencegah Erza yang hendak mengikuti Relin. “Mengapa kau memikirkan itu! Yang terpenting sekarang kami harus menyelamatkan Rendra!” bantah Relin kuat, menatap Aron tajam. “Bukan maksud saya seperti—” Perkataan Aron terhenti ketika dokter serta suster tergesa-gesa menuju ruangan Rendra. Mereka semua yang melihat itu tentu saja panik. Relin yang hendak masuk langsung dihentikan oleh Farzan. Membuat wanita itu menangis karena panik. “Mas ….” Lirih Kamila sembari memegang lengan Aron. Pria itu tersentak, baru menyadari jika sang istri sedari tadi bersamanya.“Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja,” kata Aron lembut. Berbanding terbalik dengan tatapan tajamnya ke arah Relin serta Erza. Satu jam berlalu, seorang dokter keluar. Pria itu menatap keluarga pasien dengan wajah tak terbaca. Lalu berucap, ”Pasien tidak bisa diselamatkan. Dia terlalu banyak kehilangan darah, ditambah lagi dengan penyakit

  • Terpaksa Menikah Muda   Janggal

    “Jadi, aku sudah boleh pulang?” tanya Aron sekali lagi. Kamila mengangguk pelan, sudah pukul delapan malam. Lantas mereka keluar dari hotel, menuju kediaman Dewangga. “Apa pun yang terjadi ke depannya, kau harus percaya padaku.” Aron mengecup punggung tangan Kamila, mengabaikan Bimo yang seperti nyamuk di antara mereka.“Ya, asalkan jangan sembunyikan hal besar lagi dariku,” jawab Kamila. Aron mengangguk, mengusap rambut wanita itu lembut. Lalu menyandarkan kepala Kamila di dada bidangnya. “Mengenai Relin, ternyata dulu Mas tidak direstui, ya?” tanya Kamila pelan. Tubuh Aron terlihat menegang, tapi dengan cepat rileks kembali. “Ya, itu dulu. Sekarang ada dirimu da si kembar. Kami juga sudah bahagia dengan jalan hidup masing-masing.” Kamila terdiam, ia pikir Relin begitu diterima di keluarga Aron, mengingat dulu Dona sangat menyanjung sang sepupu.“Tuan, kita disuruh ke rumah sakit. Rendra jatuh dari tangga, dan keadaannya drop.”Perkataan Bimo menyentak Kamila dari lamunannya, b

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Kamila & Aron

    “Enam tahun penjara?” tanya Aron dengan wajah kaku. “Benar, Tuan. Namun, hukuman yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada pertimbangan hakim dan fakta yang terungkap dalam proses peradilan. Hakim bisa saja menjatuhkan hukuman penjara di bawah atau di atas enam tahun. Tapi balik lagi, itu semua tergantung pada keadaan kasus dan pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti keadaan pelaku, korban, serta faktor-faktor pengurangan hukuman lainnya.”“Apanya yang enam tahun!” Seruan itu membuat Aron menoleh, ia tersentak ketika melihat Kamila yang menatapnya marah.“Jawab! Kenapa kau lakukan hal ini, Mas!” Kamila memukul dada Aron kuat, meremas kemeja yang pria itu kenakan dengan air mata yang sudah berjatuhan. “Ka–kamila … kau di sini?” tanya Aron linglung. Mengapa sang istri ke hotel tempatnya menginap? Wanita itu mendongak. “Ya, aku ke sini untuk membawamu pulang. Sudah cukup kebodohan yang kau lakukan, Mas. Ayo, lupakan semuanya. Ak–aku ….” Napas Kamila tercekat, tak bisa melanj

  • Terpaksa Menikah Muda   Jeruji Besi

    “Ibu, mengapa Ayah selalu menemuiku dan Saga di luar? Memangnya kenapa tidak di rumah saja?” tanya Ayana sembari menatap ke arah Kamila.Gadis kecil itu melihat kembali penampilannya pada cermin, setelah merasa cantik ia kembali menghadap ke arah Kamila.“Ayah sedang bekerja, Sayang. Mungkin setelah semuanya selesai baru dia pulang.” Wanita itu menjawab pelan, meski terdapat kekhawatiran pada raut wajahnya. “Oh … begitu. Padahal aku kangen tahu dibacakan dongeng sama Ayah. Memangnya Ibu tidak kangen sama Ayah?” Kamila melotot kaget, setelah itu tertawa canggung. “Ah, Yaya sangat cantik hari ini. Bagaimana jika sore ini kita ke taman? Ajak Aga juga nanti.” Ia mengalihkan pembicaraan, dan benar saja Ayana langsung mengangguk.“Siap, Bu! Nanti aku boleh makan ice cream ya, soalnya sudah satu minggu aku libur.” Gadis kecil itu mengerjap lucu, berharap Kamila luluh. “Tentu, Sayang. Hari ini Yaya dan Aga boleh makan ice cream, dan sekarang ambil tasnya ya.” Kamila mengacak rambut Ayana g

DMCA.com Protection Status