Share

Sekretaris baru Bastian

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-14 21:10:34

"Nurhadi selama menjadi staf Papa, termasuk orang yang bisa diandalkan, loyalitas dan integritasnya Papa akui bagus," kata Sagala membuat Bastian sedikit tenang.

"Papa sudah pensiun, tetapi kenapa masih ikut campur dalam menangani perusahaan?" tanya Bastian kecewa

"Apa maksudmu?" tanya Sagala mengerutkan dahi, tidak suka dengan ucapan Bastian.

"Papa masih menyuruh Romi pergi sendiri membuka cabang Plaza di Manado, padahal nyuruh orang lain bisa, kan? Tanpa Romi aku seperti pincang berjalan," kata Bastian protes pada Papanya.

"Romi di sana cuma dua hari, Bas. Dia bukan cuma utusan kantor pusat, tetapi dia utusan pemilik perusahaan. Gak usah lebay, kau!" Sanggah Sagala.

Lelaki paruh baya itu menggelengkan kepala heran, ternyata putranya tidak sekuat yang dia bayangkan, yah ... selama ini mereka memang menjadi patner bisnis yang kesolidannya diatas rata-rata.

"Bas, itu Pak Nurhadi sudah datang," seru Bunda Asti yang baru datang dari ruang depan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
wah hati² Bastian..banyak bahaya ini
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Waduh sepertinya bastian dalam bahaya ni
goodnovel comment avatar
Melkus
hati hati bas ... sama pak Nurhadi .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Mark Up Proyek

    "Pak Bas, kenapa Bapak tolak Bella menjadi sekretaris Bapak? Dia termasuk sekretaris terbaik, Pak. Untuk mencari sekretaris lain butuh waktu, sementara pekerjaan Bapak sudah keteteran. Beri dia kesempatan, jika tidak bagus kerjanya, nanti kita buka lowongan saja," kata Pak Nurhadi ketika di perjalanan untuk meninjau lokasi proyek."Aku kurang sreg aja, Pak," kata Bastian"Apa tidak ada sekretaris pria?" Lanjutnya"Tidak ada, Pak. Mereka sudah memiliki job masing-masing. Tinggal Bella yang belum kebagian job, karena baru ditarik dari kantor cabang," kata Pak Nurhadi"Aku tidak suka dengan cara berpakainnya, cara berdandannya. Seperti seorang penggoda daripada sekretaris. Kalau memang tidak ada lagi orang lain, suruh dia merubah penampilannya, berdandan yang biasa-biasa saja. Katakan jangan pakai high heel, karena pekerjaannya berat, saya tidak mau alas kakinya membatasi geraknya, katakan juga bicara padaku sewajarnya, tidak perlu menggunakan intonasi s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kecelakaan Bastian

    "Pak Bastian, Awaaass!!" teriak Pak Nurhadi, dalam waktu beberapa detik, tubuh Bastian sudah terpental didorong Pak Nurhadi.Sebuah Crane yang membawa balok Besi, tiba-tiba muatannya terlepas tepat di atas Bastian, Pak Nurhadi yang tanpa sengaja melihatnya segera mendorong tubuh Bastian, namun karena ukuran Balok besi itu yang panjang walau tidak terlalu besar tetapi karena terbuat dari logam besi, maka bisa berakibat fatal. Balok besi itu tetap menimpa Bastian, bagian kakinya bahkan terjepit timpahan balok.Sementara Pak Nurhadi sendiri tubuhnya bahkan tertimpa sepenuhnya. Kecelakaan itu tepat ketika para pekerja kembali ke lokasi setelah istirahat makan siang, sehingga para pekerja beramai-ramai membantu mereka. Darah segar mengalir dari pelipis Pak Nurhadi, sementara Bastian kakinya cidera berat. Kedua orang tersebut tidak sadarkan diri, hingga sebuah Ambulance membawa mereka ke Rumah Sakit terdekat. Kabar kecelakaan itu menyebar dengan cepat di kantor pusat bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Sandiwara Santi

    Sementara itu, seorang wanita muda yang berwajah cantik dan manis, wajah perempuan itu nampak begitu polos, senyumnyapun begitu manis. Tutur katanya di depan khalayak sangat manis dan membius, terkesan dia wanita baik, ramah bak ibu peri. Siapa yang menyangka jika di balik wajah polos yang rupawan itu tersimpan kelakuan bejatnya, dialah Susanti Mahira.Di hadapan Santi kini duduk sepasang suami istri, Gunadi Winata dan Helena. Dengan susah payah, akhirnya Santi menemukan rumah mewah Fauzan. Santi sangat gembira, dia begitu bersemangat ketika mendengar bahwa Fauzan adalah seorang Direktur utama di sebuah perusahaan, kini melihat kondisi rumahnya itu membuat Santi bertambah-tambah amunisi untuk menggaet Fauzan."Tante ... Om ... saya ini ibu kandung anak yang itu," kata Santi.'Ya Ampun ... aku lupa menanyakan nama anak itu pada Rahma,' batinnya, tanpa disadarinya tangannya menutup mulutnya."Kalau kau ibu kandungnya, kenapa anakmu dirawat perempu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Penyelidikan Romi

    Romi gelisah ketika bertakziah ke pemakaman Pak Nurhadi. Pikirannya kalut memikirkan Bastian, kenapa anak itu blusukan ke lokasi pembangunan segala. Apakah kecelakaan itu benar-benar murni kecelakaan atau ada unsur kesengajaan?'Ah, aku harus menyelidikinya.' Batinnya.Pak Sagala meminta maaf pada keluarga Pak Nurhadi secara resmi, dia memberikan santunan dari perusahaan yang tidak sedikit, anak-anak Pak Nurhadi yang berjumlah tiga orang, Lukman masih SMA kelas tiga, dan kedua adiknya di beri beasiswa hingga tamat perguruan tinggi. Keluarga Pak Nurhadi berterima kasih pada Pak Sagala, dia tidak menuntut perusahaan, jika kepala keluarga mereka yang hanya seorang sekretaris, kenapa berada di lokasi pembangunan. Mereka pasrah dan ikhlas menghadapi semua itu, mereka juga ikut berduka karena Presdir perusahaan tempat bernaung ayah mereka ikut menjadi korban.Sepulang dari pemakaman, Romi didampingi beberapa karyawan dan Security perusahaan meninjau lokasi kecel

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Pak Bos, kenapa tidak mengangkat telponku.

    Sepulang pengajian, hari sudah sore. Segera Rahma mandi membersihkan diri, perutnya lapar tapi dia tidak berselera makan. Akhirnya dia hanya mengambil biskuit di toples untuk camilan. Tak lupa membuat secangkir teh. Sambil rebahan di ruang tengah yang dialasi kasur lantai, dia memakan biskuit itu. Entah kenapa seharian dia tidak bersemangat, ikut pengajian Fitri tadi cukup membuatnya melupakan semua masalah, tetapi jika sedang sendirian seperti ini, perasaan galau mulai merasukinya. Diraih ponselnya di atas nakas, masih dimatikan. Segera diaktifkan ponselnya itu, iseng-iseng melihat pesan yang masuk, tidak ada satupun dari Bastian, dilihatnya panggilan tak terjawab, juga tidak ada nama lelaki itu tertera di sana. Dipandanginya nomor ponsel lelaki itu yang pernah dia blokir, iseng-iseng di tekan memanggil, mata Rahma sukses membulat ketika mendengar nada panggilan di ponselnya tersambung, dadanya berdegup kencang. Sampai panggilan itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Serangan orang tua Fauzan

    'Oh ... orang tua Fauzan? Mau apa ke sini? Mungkin dulu aku pernah ketemu dengan mereka waktu masih kuliah, tapi kapan?' Rahma masih bengong dengan pikirannya sendiri."Boleh kami masuk?" tanya wanita paruh baya di hadapannya.Penampilannya sungguh elegan, memakai gaun selutut dan perhiasan emas putih dengan liontin berlian berbentuk hati yang berkilau, rambutnya disanggul dengan sasak bunga-bunga."Silahkan Tante ...," kata Rahma canggung, dia segera berlalu ke dapur menyiapkan dua cangkir teh."Silahkan diminum tehnya." Rahma menghidangkan teh di atas meja kemudian duduk di hadapan mereka."Mana anak yang bernama Alif sekarang?" tanya Helena to the point"Alif? Dia masuk asrama tahfidz, Tante.""Asrama apa?" Wanita itu mengernyit, sepertinya tidak paham dengan perkataaan Rahma."Asrama khusus penghapal Alquran," kata Rahma menjelaskan."Loh,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kedatangan Virda

    "Hei Pelakor, tidak perlu kau cari muka menunggui anakku!" Teriak Virda.Ketika sampai rumah sakit, dilihatnya Asti tengah menunggu Bastian di depan Ruang ICU.Bella yang melihat kejadian itu terkejut, dia benar-benar tidak tahu jika Asti bukan ibu kandung Presdir. Dia tidak menyangka wanita yang begitu lembut dan santun itu ternyata seorang perusak rumah tangga Bos besarnya.Ditelisiknya penampilan wanita yang baru saja berteriak, dia benar-benar cantik seperti super model, walau usianya sudah tua, namun wanita itu tampak masih awet muda. 'Ah, padahal istri pertamanya lebih cantik ke mana-mana, kenapa Pak Sagala menikah lagi? Pasti perempuan itu yang menggodanya,' Batin Bella Ardina tersenyum sinis ke arah Bunda Asti."Virda! Apa-apaan sih, kamu? Ini rumah sakit, jangan bikin keributan, kasihan Bastian," kata Bunda Asti dengan tenang, dia sudah biasa diperlakukan tidak baik oleh Virda, jadi dia selalu menganggap angin lalu perkataan wanita itu. Hal itulah yang justru membuat Virda s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Romi difitnah

    Romi melangkahkan kaki ke kantor pusat, sebenarnya dia malas menjejakkan kaki di kantor ini, kantor perusahaan yang sudah dirintis Papa tirinya, membuatnya tidak nyaman. Romi lebih suka bekerja di perusahaan yang dirintisnya bersama Bastian, walaupun perusahaan itu masih kecil, penghasilannya juga belum besar, namun merintis sendiri usaha itu rasanya beda, ada kepuasan tersendiri. Diapun bekerja sesuka hatinya mengeluarkan ide dan gagasan, dia memikirkan resiko, jika dia bangkrut dia hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tapi di sini? Tanggung jawab itu pada orang banyak, terutama para pemegang saham.Akan tetapi dia tidak bisa mengabaikan permintaan Papa Sagala, walaupun hanya Papa tiri, namun Romi cukup hormat dan menyayangi laki-laki itu."Kalau bukan kau yang menggantikan Bastian, siapa lagi? Tolong Papa, Rom. Gantikan sementara tempat Bastian hingga dia siuman, hingga dia sembuh.""Tapi, Pap. Romi rasanya tidak mampu memikul tanggung jaw

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15

Bab terbaru

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Hidupku sudah sempurna

    Malam itu menjadi malam paling membahagikan bagi Rahma sejak kehamilan pertamanya. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan berjalan-jalan berdua dengan Bastian. Bastian sengaja mematikan ponselnya agar qualty time dengan istrinya tidak terganggu.Hingga sampai pulang seorang perawat dari rumah sakit menunggunya di rumahnya."Maaf, Pak. Saya jadinya ke mari, karena Bapak tidak bisa dihubungi, saya akan mengabarkan satu jam yang lalu, Bu Virda menghembuskan napas terakhir.""Apa?" Bastian kaget sekali mendengar kabar itu.Dia hanya berjalan-jalan dengan istrinya selama tiga jam dari kepulangannya dari rumah sakit, jika dia tahu Mamanya akan meninggal tentu dia akan bersikeras tidak meninggalkan Mamanya, walau Mama Virda memaksanya untuk pulang. Bastian terduduk lesu di sofa ruang tamu. Dia juga menyesali kenapa dia musti mematikan ponselnya"Ya, Allah ... Innalilahi wa Inna ilaihi rojiun ...," u

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Bunda Asti pergi Umroh

    "Bunda pergi dulu, ya ... Jagalah Mama kalian dengan baik," kata Bunda Asti ketika berada di Bandara.Bastian, Rahma, Fitri dan Alif turut mengantar kepergian mereka ke tanah suci."Bunda ... Tolong do'akan agar Mama lekas sembuh," kata Bastian."Iya, tentu saja Bunda akan mendo'akan Mama Virda. Jaga baik-baik istrimu dan anakmu, ya?""Iya, itu pasti," Bastian mencium punggung tangan Bunda Asti."Bunda, do'akan kehamilan Rahma lancar dan sehat ya ... Do'akan juga Alif cepat sembuh dan cepat berjalan dan tolong do'akan juga suamiku agar ingatannya kembali lagi," Rahma memeluk Bunda Asti."Iya, sayang ... Semua keluarga Bunda nanti Bunda do'akan satu persatu.""Aku berangkat dulu, Bro. Nanti akan aku do'akan agar ingatanmu cepat kembali. Agar kau bisa mengingat kembali momen di mana kau bucin banget sama istrimu itu, agar kau bisa mengingat malam pertama kalian," kata Romi sambil terkekeh.Bastian memeluk saudaranya itu dan

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Luka hati, tak terasa sakit lagi

    "Bunda ... Bunda dari mana?" suara Alif menyambut kedatangan Rahma dan Baatian dari rumah sakit."Alif? Kenapa belum tidur, Nak? Ini sudah malam loh," kata Bastian membelai rambut Alif.Alif terpukau dengan perkataan Bastian, lelaki itu biasanya selalu bersikap masa bodoh, cuek bahkan menampakkan wajah tak ramah padanya. Namun, sekarang lelaki dihadapannya ini rela berlutut hingga wajahnya bisa menatapnya dengan jelas, mata lelaki itu penuh kehangatan seperti Ayah Bastian yang dulu."Alif belum ngantuk, Yah. Ayah Sama Bunda dari mana?""Ayah sama Bunda dari Rumah sakit" jawab Rahma"Ke Rumah sakit? Siapa yang sakit, Bun?""Yang sakit Mamanya Ayah," jawab Bastian."Maksudnya Nenek Bunda Asti? Dia di rumah kok," kata Alif polos"Bukan sayang, Ayah juga sama dengan Alif, punya dua orang Ibu. Yang sakit itu Mama kandung Ayah, seperti Mama Santi, dia ibu kandung Alif, kan?""OOO gitu? Ternyata kita punya nasib yang sama

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Telepon dari Rumah sakit

    "Nanti malam kita makan di luar, yuk? Untuk meresmikan hari jadian kita," kata Bastian setelah salat AsharRahma yang tengah membereskan tempat tidur tersenyum ceria."Hari inikan bukan hari jadi kita? Kita menikah baru dua bulan, Mas!""Bukan hari pernikahan kita, tetapi hari jadian kita saat aku Amnesia, kalau kenangan masa lalu bersamamu aku lupa, maka mulai hari ini aku akan membuat kenangan baru, ingatan baru bersamamu," Bastian memeluk Rahma dari belakang.Derrrttt ... Derrrrtttt ...."Mas, itu ponselmu bergetar," seru Rahma menunjuk ponsel Bastian di atas nakas.Bastian segera mengambil ponselnya dan menggeser tanda panggilan di layar."Halo? Iya ... Apa? Oiya ... Iya, saya akan segera ke sana,"Bastian menutup teleponnya dengan menghembuskan napas berat."Ada apa, Mas? Siapa yang nelpon?" tanya Rahma penasaran."Dari rumah sakit, katanya Mama pingsan dan sekarang masuk rumah sakit."

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kau Istimewa

    Suasana sore itu membuat mereka tertidur sambil berpelukan. Semua baju basah mereka ditumpuk di kamar mandi. Rahma terjaga dari tidurnya setelah mendengar suara ramai.'Ah, mereka pasti sudah pulang dari belanja,' batinnya.Rahma segera bangkit dari pembaringan dan memakai pakaian lengkap, tak lupa memakai jilbab kaosnya. Diperhatikan dengan seksama suaminya yang tengah terlelap dengan tubuh ditutupi selimut tebal. Rahma harus segera ke kamar lelaki itu untuk membawa baju ganti. Dia segera keluar dari kamar tak lupa mengunci kamarnya dari luar."Alif sudah pulang?" tanya Rahma antusias melihat putranya tengah membawa mobilan remot."Bunda, lihat deh. Om Romi membelikan Alif mobil-mobilan remote," serunya"Iya, bagus ya? Sudah bilang terima kasih belum?""Sudah.""Sekarang Alif mandi, sudah itu salat Ashar. Selanjutnya makan ya?"

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Hujan Romantis

    "Rahma, kamu kenapa, Sayang?" seru Bunda Asti ketika melihat Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Nggak tahu, Bunda. Perutku rasanya mual banget," kata Rahma."Ya, Ampun ... Kamu sudah mulai emesis. Ya sudah kamu istirahat saja, tidak usah ikut belanja. Nanti biar Bik Wati menemanimu.""Iya, Bunda ... Aku gak bisa ikut, takutnya mualku kambuh di sana."Ketika mau berangkat, Alif ternyata bersikeras untuk ikut. Rahma meminta Bik Wati agar ikut belanja bersama mereka, untuk membantu keperluan Alif. Walau Romi dan Fitri bersikeras mereka yang akan menjaga Alif, namun Rahma ingin agar pasangan muda itu lebih bebas menjalin kedekatan diantara mereka.Setelah mereka pergi, Rahma hanya berbaring di ranjang sembari membaca novel.****Setelah jam makan siang tiba, Bastian tidak sabar membuka bekal makan siangnya. Setelah dibuka, aromanya tercium begitu sedap

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Bekal untuk Bastian

    Hari ini terpaksa Bastian menghubungi Romi, untuk mengantarnya menjemput Rahma. Dia menduga Romi akan mengejeknya habis-habisan tetapi ternyata tidak. Saudaranya itu malah antusias menemaninya, dia berulang kali bersyukur karena Allah telah menyadarkannya.Sesampainya di rumah Rahma, Romi segera menyampaikan maksudnya disaksikan Fitri, sedang Bastian hanya menundukkan kepala tidak berani menatap kedua wanita itu."Maksud Abang ke sini mau menjemputmu, Rahma. Pulanglah ke rumah suamimu sekarang, dia memintamu. Iya kan, Bas?"Bastian hanya mengangguk pelan."Kok Bang Romi yang bilang? Kenapa bukan suaminya langsung," kata Fitri.Mendengar perkataan Fitri, Bastian spontan mendongakkan kepalanya menatap kedua wanita di hadapannya dengan tatapan jengah."Iya, pulanglah." Hanya itu kata yang mampu terucap dari bibir Bastian."Apa? Cuma gitu? Kemaren waktu ngusir panjang lebar, gak ada permintaan maaf, gitu? Apa ...," gerutu Fitr

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kesayanganku

    Yadi datang setelah lima tujuh menit berlalu. Bastian segera masuk dan duduk di sampingnya."Kita mau ke mana, Pak?""Ke cafe atau apapun, cari tempat sepi buat mengobrol," kata Bastian."Bapak janji mau bertemu seseorang?""Tidak, saya hanya ingin membicarakan beberapa hal denganmu.""Tentang masalah apa, Pak?" ucap Yadi, dia merasa kuatir, selama ini Bosnya tidak pernah ingin berbicara dengannya, apakah ini soal pekerjaannya?"Tidak perlu kuatir, ini bukan tentang kamu, ini tentang diriku sendiri," kata Bastian seolah tahu apa yang dipikirkan Yadi.Yadi tersenyum lega, dia segera membawa bosnya di warung Bakso di dekat taman. Mereka memilih duduk di bangku taman yang agak sepi."Ada apa, Pak?" tanya Yadi membuka percakapan."Yadi ... Aku mengenalmu, kau sudah bekerja pada Papa berapa lama?" tanya Bastian memastikan."Sudah hampir dua tahun, Pak. Makanya Bapak mengenal saya, Bapak hanya lupa peristiwa

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Penyesalan Santi

    "Ini Pak rumahnya," kata Yadi"Kamu yakin ini rumahnya?""Yakin dong, Pak. Saya sudah sering kemari mengantar Bu Rahma. Ini rumah peninggalan Almarhum Ayahnya, Pak.""Oo" hanya itu yang keluar dari mulut Bastian.Bastian tidak menyangka kalau Rahma memiliki rumah warisan yang begitu mewah, berarti benar kata Bunda, Rahma anak orang kaya."Pak Yadi pulang saja, saya tidak mau Rahma mengetahui saya datang jika pakai mobil," kata Bastian,Sebenarnya dia hanya ingin tahu ada perlu apa Santi menemui Rahma, jika dia masuk memakai mobil, pasti tidak bisa menyelidiki semua itu."Terus Bapak nanti pulangnya bagaimana? Atau Bapak mau menginap?" kata Yadi tersenyum simpul."Nanti kukabari." Bastian segera turun dari mobil dan memencet bel pagar.Dari dalam muncul seorang Satpam dan segera membuka pintu pagar

DMCA.com Protection Status