Share

Kedatangan Virda

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2021-12-15 10:45:36
"Hei Pelakor, tidak perlu kau cari muka menunggui anakku!" Teriak Virda.

Ketika sampai rumah sakit, dilihatnya Asti tengah menunggu Bastian di depan Ruang ICU.

Bella yang melihat kejadian itu terkejut, dia benar-benar tidak tahu jika Asti bukan ibu kandung Presdir. Dia tidak menyangka wanita yang begitu lembut dan santun itu ternyata seorang perusak rumah tangga Bos besarnya.

Ditelisiknya penampilan wanita yang baru saja berteriak, dia benar-benar cantik seperti super model, walau usianya sudah tua, namun wanita itu tampak masih awet muda.

'Ah, padahal istri pertamanya lebih cantik ke mana-mana, kenapa Pak Sagala menikah lagi? Pasti perempuan itu yang menggodanya,' Batin Bella Ardina tersenyum sinis ke arah Bunda Asti.

"Virda! Apa-apaan sih, kamu? Ini rumah sakit, jangan bikin keributan, kasihan Bastian," kata Bunda Asti dengan tenang, dia sudah biasa diperlakukan tidak baik oleh Virda, jadi dia selalu menganggap angin lalu perkataan wanita itu.

Hal itulah yang justru membuat Virda s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
cepatlah Bastian engkau sadar... hapuskan Bella dan Ibu Virda
goodnovel comment avatar
SK Celey
typo nya parah, feeling = perasaan, filling = mengisi. Mending nulis pake bhs Indonesia drpd salah.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Romi difitnah

    Romi melangkahkan kaki ke kantor pusat, sebenarnya dia malas menjejakkan kaki di kantor ini, kantor perusahaan yang sudah dirintis Papa tirinya, membuatnya tidak nyaman. Romi lebih suka bekerja di perusahaan yang dirintisnya bersama Bastian, walaupun perusahaan itu masih kecil, penghasilannya juga belum besar, namun merintis sendiri usaha itu rasanya beda, ada kepuasan tersendiri. Diapun bekerja sesuka hatinya mengeluarkan ide dan gagasan, dia memikirkan resiko, jika dia bangkrut dia hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tapi di sini? Tanggung jawab itu pada orang banyak, terutama para pemegang saham.Akan tetapi dia tidak bisa mengabaikan permintaan Papa Sagala, walaupun hanya Papa tiri, namun Romi cukup hormat dan menyayangi laki-laki itu."Kalau bukan kau yang menggantikan Bastian, siapa lagi? Tolong Papa, Rom. Gantikan sementara tempat Bastian hingga dia siuman, hingga dia sembuh.""Tapi, Pap. Romi rasanya tidak mampu memikul tanggung jaw

    Last Updated : 2021-12-15
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Menghubungi Rahma

    Setelah rapat dengan staf perencanaan, Romi segera mempelajari berkas-berkas sebelum menandatangani. Hari pertama bekerja menggantikan Bastian, punggungnya sudah pegal. Dilihat jam di tangannya sudah jam setengah dua siang. Dari pagi dia sama sekali belum istirahat.Segera dia hentikan pekerjaannya dan melangkah menuju musola, setelah salat zuhur, dia segera menemukan seorang OB untuk membelikan makan siang. Dengan gontai dia kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya."Lihat gak Presdir gadungan salat?" Terdengar sebuah suara yang berasal dari ruang fotocopy. Romi segera berhenti, didengarkan pembicaraan tiga orang karyawan, satu pria dan dua wanita di ruangan itu."Percuma salat kalau hatinya busuk.""Ah, palingan salatnya untuk pencitraan.""Anak pelakor ya nurun kayak emaknya. Emaknya gerebut laki orang, dia ngerebut jabatan sama harta saudara tiri."Me

    Last Updated : 2021-12-15
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kebahagiaan Romi

    "Papa, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa menggantikan Bastian, aku orang yang terlalu lemah. Aku tidak mampu duduk di pucak pimpinan walau hanya sehari, aku hanya bisa menjadi seorang asisten. Maafkan aku, Pa," kata Romi ketika pulang kerja, dia langsung menemui Pak Sagala."Kamu kenapa, Rom? Kamu tidak mau membantu sahabatmu?" tanya Bunda Asti, dia kesal melihat putranya seperti itu."Bukan lantaran itu, di kantor aku sudah difitnah, ada yang menyebar rumor kalau aku yang mencelakai Bastian dan ingin merebut kedudukannya. Aku lelah bukan lantaran pekerjaan, tapi emosiku benar-benar tidak bisa terkontrol menghadapi situasi seperti itu," kata Romi, biarlah orang tuanya tahu, dia akan mengadu pada siapa kalau bukan orang tuanya."Benarkah? Siapa yang berani meniupkan rumor seperti itu? Ya, sudah. Kau urus proyek kita yang tertunda di Manado saja, biar Papa yang mengambil pucuk pimpinan," kata Pak Sagala meradang."Tapi Pap, Papa belum sembuh betul, ber

    Last Updated : 2021-12-15
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Aku Datang, Bos!

    Rahma kini sudah berada di dalam taksi yang akan membawanya ke rumah sakit tempat Bastian dirawat. Hari sudah jam setengah sepuluh pagi, perjalanan dua jam setengah terasa seperti berhari-hari, terasa lambat sekali. Menyusuri kota ini baginya tidaklah kesulitan, karena ini adalah kota asalnya. Kembali ke kota ini terasa ada yang menusuk hatinya, di kota inilah segala kepahitan hidupnya terukir di sudut ruang hatinya, sulit untuk dilupakan apalagi dihapus, hanya amnesia yang bisa menghilangkan semua ingatannya. Diambilnya handphonenya di tas, segera dia menelpon lelaki yang bisa mempercepat pertemuannya dengan Bastian, Romi. Akan tetapi berulang-ulang Rahma memanggil nomor Romi, namun yang menjawab panggilannya hanya operator seluler. Huffhh ... Rahma menghembuskan napas panjang, nomor Romi tidak aktif.'Ah, sudahlah ... aku bisa mencari sendiri ruangan Bos Bastian,' batinnya. Sampai di rumah sakit, Rahma hanya cukup menanyakan di bagian informasi di mana

    Last Updated : 2021-12-16
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Bastian Sadar

    "Benar-benar ya, kamu. Masih juga ngotot mau menemui Presdir?" hardik Bella sambil menyeret tangannya."Aku mohon, mbak. Sebentar saja aku ingin melihat Bos Bastian," kata Rahma berusaha melepaskan cekalan tangan wanita itu."Saya bilang gak bisa, ya nggak bisa! Cepat pergi kamu dari sini!" bentak Bella berusaha menyeret tangan Rahma."Sebentar saja, Mbak." Rahma melakukan perlawanan, namun Bella nampaknya lebih memiliki power darinya."Bos ... Bos Bastian! Aku datang, Bos!. Ayo bangun, Bos ... Bangun!" pekik Rahma sambil menangis memanggil-manggil nama Bastian, Bella dan Virda terus menyeretnya sampai ke lift. Sampai lift didorongnya tubuh Rahma sampai terjungkal."Baru ditinggal bentar, dia sudah nongol aja di sini." Bella mendengus kesal."Untung kamu tadi ketinggalan dompet, kalau nggak perempuan itu sudah masuk," kata Virda."Sekarang, aku saja yang beli makanan di kantin, Ma. Mama tungguin Presdir, ya? Kita makan di sini s

    Last Updated : 2021-12-17
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kau Energiku

    Setelah di usir Bella, Rahma turun ke lantai dua. Dia tidak tahu ruangan apa di lantai dua ini, namun papan penunjuk jalan menunjukkan lantai dua ini sebagai poliklinik. Pantasan suasananya ramai, banyak orang yang akan berobat tengah duduk-duduk di ruang tunggu menunggu giliran. Rahma ikut duduk bersama mereka, tatapannya benar-benar kosong. Pikirannya hanya terpusat pada Bastian.'Ya Allah ... Bos. Kenapa keadaanmu parah begitu? Mana kau koma lagi. Hiks ... hiks ....'Tanpa terasa dia sudah terisak-isak menangis, menarik perhatian orang-orang yang duduk di sebelahnya."Ada apa, Mbak? Kenapa menangis?" tanya seorang bapak di depannya."Yang sabar ya, Mbak. Mbak sakit apa?" tanya seorang ibu yang di sebelahnya, Rahma tidak menjawab tetapi tangisnya malah semakin kencang."Mungkin sakitnya parah," kata seseorang berbisik pada yang lain."Sudah komplikasi atau gimana? Sebaiknya didahulukan saja, kasih nomor antrian sesudah ini. Siapa n

    Last Updated : 2021-12-17
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Ini calon menantumu, Papa.

    Pak Sagala dan Bunda Asti sampai di rumah sakit tepat ketika Bella dan Virda tengah makan di ruang tunggu pasien."Ooo sedang makan kalian?" tegur Sagala dengan suara lantang."Mas Saga ... ayo, Mas kita makan dulu," kata Virda berbasa-basi.Dengan gugup disiapkan satu piring lagi untuk Pak Sagala. Sedangkan Bella mengambilkan air minum di dispenser untuk Bos besarnya."Kami berdua, kenapa kau menyiapkan cuma untuk satu orang?" tanya SagalaSuasana tiba-tiba canggung, Virda jelas tidak akan sudi berbagi makan dengan Asti."Kau tak perlu repot-repot menawariku makan, aku bukan orang yang kekurangan," kata Sagala dengan tatapan sinis kearah dua perempuan itu"Kau yang bernama Bella?" tanya lelaki paruh baya itu menatap ke arah Bella dengan tajam."Benar, Pak," jawab Bella sambil menganggukkan kepala memberi hormat."Lancang benar kau sudah berani menfitnah Romi anakku. Siapa kau berani melakukan semua itu, Hah!" bent

    Last Updated : 2021-12-17
  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Mas Bas, aku harus pulang.

    "Alhamdulillah, tidak ada yang mengkuatirkan, kondisi Pak Bastian sudah lebih baik, besok boleh pulang," kata Dokter setelah memeriksa kondisi Bastian."Alhamdulillah ...," jawab Rahma dan Bunda Asti serentak."Kalau gitu saya tinggal dulu, ya Pak, Buk ...," kata Dokter itu."Terima kasih, Dokter," sahut Pak Sagala"Sama-sama, Pak." Dokter itupun berlalu diiringi kedua perawatnya di belakangnya."Istirahatlah, Bas ... Papa mau ke kantor lagi," kata Pak Sagala"Ke kantor? Kenapa Papa ke kantor? Kondisi kesehatan Papa belum memungkinkan," kata Bastian heran menatap Papanya."Kemaren Romi sempat menggantikanmu, tapi dia difitnah, di kantor banyak orang yang menghujatnya, dia tidak tahan. Lalu Papa mengirimnya kembali ke Manado, sekarang untuk sementara Papa yang menggantikanmu," kata Pak Sagala"Bagaimana kondisi Pak Nurhadi, Pa?" tanya Bastian.Pertanyaan Bastian tak urung membuat Papanya dan

    Last Updated : 2021-12-17

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Hidupku sudah sempurna

    Malam itu menjadi malam paling membahagikan bagi Rahma sejak kehamilan pertamanya. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan berjalan-jalan berdua dengan Bastian. Bastian sengaja mematikan ponselnya agar qualty time dengan istrinya tidak terganggu.Hingga sampai pulang seorang perawat dari rumah sakit menunggunya di rumahnya."Maaf, Pak. Saya jadinya ke mari, karena Bapak tidak bisa dihubungi, saya akan mengabarkan satu jam yang lalu, Bu Virda menghembuskan napas terakhir.""Apa?" Bastian kaget sekali mendengar kabar itu.Dia hanya berjalan-jalan dengan istrinya selama tiga jam dari kepulangannya dari rumah sakit, jika dia tahu Mamanya akan meninggal tentu dia akan bersikeras tidak meninggalkan Mamanya, walau Mama Virda memaksanya untuk pulang. Bastian terduduk lesu di sofa ruang tamu. Dia juga menyesali kenapa dia musti mematikan ponselnya"Ya, Allah ... Innalilahi wa Inna ilaihi rojiun ...," u

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Bunda Asti pergi Umroh

    "Bunda pergi dulu, ya ... Jagalah Mama kalian dengan baik," kata Bunda Asti ketika berada di Bandara.Bastian, Rahma, Fitri dan Alif turut mengantar kepergian mereka ke tanah suci."Bunda ... Tolong do'akan agar Mama lekas sembuh," kata Bastian."Iya, tentu saja Bunda akan mendo'akan Mama Virda. Jaga baik-baik istrimu dan anakmu, ya?""Iya, itu pasti," Bastian mencium punggung tangan Bunda Asti."Bunda, do'akan kehamilan Rahma lancar dan sehat ya ... Do'akan juga Alif cepat sembuh dan cepat berjalan dan tolong do'akan juga suamiku agar ingatannya kembali lagi," Rahma memeluk Bunda Asti."Iya, sayang ... Semua keluarga Bunda nanti Bunda do'akan satu persatu.""Aku berangkat dulu, Bro. Nanti akan aku do'akan agar ingatanmu cepat kembali. Agar kau bisa mengingat kembali momen di mana kau bucin banget sama istrimu itu, agar kau bisa mengingat malam pertama kalian," kata Romi sambil terkekeh.Bastian memeluk saudaranya itu dan

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Luka hati, tak terasa sakit lagi

    "Bunda ... Bunda dari mana?" suara Alif menyambut kedatangan Rahma dan Baatian dari rumah sakit."Alif? Kenapa belum tidur, Nak? Ini sudah malam loh," kata Bastian membelai rambut Alif.Alif terpukau dengan perkataan Bastian, lelaki itu biasanya selalu bersikap masa bodoh, cuek bahkan menampakkan wajah tak ramah padanya. Namun, sekarang lelaki dihadapannya ini rela berlutut hingga wajahnya bisa menatapnya dengan jelas, mata lelaki itu penuh kehangatan seperti Ayah Bastian yang dulu."Alif belum ngantuk, Yah. Ayah Sama Bunda dari mana?""Ayah sama Bunda dari Rumah sakit" jawab Rahma"Ke Rumah sakit? Siapa yang sakit, Bun?""Yang sakit Mamanya Ayah," jawab Bastian."Maksudnya Nenek Bunda Asti? Dia di rumah kok," kata Alif polos"Bukan sayang, Ayah juga sama dengan Alif, punya dua orang Ibu. Yang sakit itu Mama kandung Ayah, seperti Mama Santi, dia ibu kandung Alif, kan?""OOO gitu? Ternyata kita punya nasib yang sama

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Telepon dari Rumah sakit

    "Nanti malam kita makan di luar, yuk? Untuk meresmikan hari jadian kita," kata Bastian setelah salat AsharRahma yang tengah membereskan tempat tidur tersenyum ceria."Hari inikan bukan hari jadi kita? Kita menikah baru dua bulan, Mas!""Bukan hari pernikahan kita, tetapi hari jadian kita saat aku Amnesia, kalau kenangan masa lalu bersamamu aku lupa, maka mulai hari ini aku akan membuat kenangan baru, ingatan baru bersamamu," Bastian memeluk Rahma dari belakang.Derrrttt ... Derrrrtttt ...."Mas, itu ponselmu bergetar," seru Rahma menunjuk ponsel Bastian di atas nakas.Bastian segera mengambil ponselnya dan menggeser tanda panggilan di layar."Halo? Iya ... Apa? Oiya ... Iya, saya akan segera ke sana,"Bastian menutup teleponnya dengan menghembuskan napas berat."Ada apa, Mas? Siapa yang nelpon?" tanya Rahma penasaran."Dari rumah sakit, katanya Mama pingsan dan sekarang masuk rumah sakit."

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kau Istimewa

    Suasana sore itu membuat mereka tertidur sambil berpelukan. Semua baju basah mereka ditumpuk di kamar mandi. Rahma terjaga dari tidurnya setelah mendengar suara ramai.'Ah, mereka pasti sudah pulang dari belanja,' batinnya.Rahma segera bangkit dari pembaringan dan memakai pakaian lengkap, tak lupa memakai jilbab kaosnya. Diperhatikan dengan seksama suaminya yang tengah terlelap dengan tubuh ditutupi selimut tebal. Rahma harus segera ke kamar lelaki itu untuk membawa baju ganti. Dia segera keluar dari kamar tak lupa mengunci kamarnya dari luar."Alif sudah pulang?" tanya Rahma antusias melihat putranya tengah membawa mobilan remot."Bunda, lihat deh. Om Romi membelikan Alif mobil-mobilan remote," serunya"Iya, bagus ya? Sudah bilang terima kasih belum?""Sudah.""Sekarang Alif mandi, sudah itu salat Ashar. Selanjutnya makan ya?"

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Hujan Romantis

    "Rahma, kamu kenapa, Sayang?" seru Bunda Asti ketika melihat Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Nggak tahu, Bunda. Perutku rasanya mual banget," kata Rahma."Ya, Ampun ... Kamu sudah mulai emesis. Ya sudah kamu istirahat saja, tidak usah ikut belanja. Nanti biar Bik Wati menemanimu.""Iya, Bunda ... Aku gak bisa ikut, takutnya mualku kambuh di sana."Ketika mau berangkat, Alif ternyata bersikeras untuk ikut. Rahma meminta Bik Wati agar ikut belanja bersama mereka, untuk membantu keperluan Alif. Walau Romi dan Fitri bersikeras mereka yang akan menjaga Alif, namun Rahma ingin agar pasangan muda itu lebih bebas menjalin kedekatan diantara mereka.Setelah mereka pergi, Rahma hanya berbaring di ranjang sembari membaca novel.****Setelah jam makan siang tiba, Bastian tidak sabar membuka bekal makan siangnya. Setelah dibuka, aromanya tercium begitu sedap

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Bekal untuk Bastian

    Hari ini terpaksa Bastian menghubungi Romi, untuk mengantarnya menjemput Rahma. Dia menduga Romi akan mengejeknya habis-habisan tetapi ternyata tidak. Saudaranya itu malah antusias menemaninya, dia berulang kali bersyukur karena Allah telah menyadarkannya.Sesampainya di rumah Rahma, Romi segera menyampaikan maksudnya disaksikan Fitri, sedang Bastian hanya menundukkan kepala tidak berani menatap kedua wanita itu."Maksud Abang ke sini mau menjemputmu, Rahma. Pulanglah ke rumah suamimu sekarang, dia memintamu. Iya kan, Bas?"Bastian hanya mengangguk pelan."Kok Bang Romi yang bilang? Kenapa bukan suaminya langsung," kata Fitri.Mendengar perkataan Fitri, Bastian spontan mendongakkan kepalanya menatap kedua wanita di hadapannya dengan tatapan jengah."Iya, pulanglah." Hanya itu kata yang mampu terucap dari bibir Bastian."Apa? Cuma gitu? Kemaren waktu ngusir panjang lebar, gak ada permintaan maaf, gitu? Apa ...," gerutu Fitr

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Kesayanganku

    Yadi datang setelah lima tujuh menit berlalu. Bastian segera masuk dan duduk di sampingnya."Kita mau ke mana, Pak?""Ke cafe atau apapun, cari tempat sepi buat mengobrol," kata Bastian."Bapak janji mau bertemu seseorang?""Tidak, saya hanya ingin membicarakan beberapa hal denganmu.""Tentang masalah apa, Pak?" ucap Yadi, dia merasa kuatir, selama ini Bosnya tidak pernah ingin berbicara dengannya, apakah ini soal pekerjaannya?"Tidak perlu kuatir, ini bukan tentang kamu, ini tentang diriku sendiri," kata Bastian seolah tahu apa yang dipikirkan Yadi.Yadi tersenyum lega, dia segera membawa bosnya di warung Bakso di dekat taman. Mereka memilih duduk di bangku taman yang agak sepi."Ada apa, Pak?" tanya Yadi membuka percakapan."Yadi ... Aku mengenalmu, kau sudah bekerja pada Papa berapa lama?" tanya Bastian memastikan."Sudah hampir dua tahun, Pak. Makanya Bapak mengenal saya, Bapak hanya lupa peristiwa

  • Terpaksa Jadi Pembantu Rumah Tangga   Penyesalan Santi

    "Ini Pak rumahnya," kata Yadi"Kamu yakin ini rumahnya?""Yakin dong, Pak. Saya sudah sering kemari mengantar Bu Rahma. Ini rumah peninggalan Almarhum Ayahnya, Pak.""Oo" hanya itu yang keluar dari mulut Bastian.Bastian tidak menyangka kalau Rahma memiliki rumah warisan yang begitu mewah, berarti benar kata Bunda, Rahma anak orang kaya."Pak Yadi pulang saja, saya tidak mau Rahma mengetahui saya datang jika pakai mobil," kata Bastian,Sebenarnya dia hanya ingin tahu ada perlu apa Santi menemui Rahma, jika dia masuk memakai mobil, pasti tidak bisa menyelidiki semua itu."Terus Bapak nanti pulangnya bagaimana? Atau Bapak mau menginap?" kata Yadi tersenyum simpul."Nanti kukabari." Bastian segera turun dari mobil dan memencet bel pagar.Dari dalam muncul seorang Satpam dan segera membuka pintu pagar

DMCA.com Protection Status