Home / Fantasi / Terpaksa Jadi Karakter Utama / #6 Melakukan Persiapan

Share

#6 Melakukan Persiapan

Author: Herolich
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

[[ MISI UTAMA 1/4 ]]

 

[[ Perburuan Monster: Akan ada 5 gelombang Serangan Monster. Bunuh monster sebanyak mungkin, dan selamatkan sebanyak mungkin nyawa ]]

 

[[ Hadiah: Tergantung Performa ]]

 

[[ Gagal: Kepunahan Manusia ]]

 

[[ Kemajuan Misi Kecil: 1/5 ]]

 

[[ Status: Gelombang pertama akan muncul pada jam 12 malam ]]

 

Setelah memeriksa pesan yang diberikan oleh Sistem, Artin terdiam sejenak. Wajahnya yang awalnya tenang menegang lagi, dan kerutan muncul di dahi.

 

Artin membuka ponselnya dan mencari tanggapan dari masyarakat atau bahkan pemerintah terkait setuasi yang akan datang. Dan di media sosial, sebuah postingan yang sedang populer saat ini muncul sebagai pengumuman penting dari pemerintah dan militer.

 

[Militer, sebagai wakil dari Pemerintah, meminta siapa saja yang terpilih mendapatkan kekuasaan untuk mendaftarkan identitasnya. Dengan cara ini, kami berharap dapat bekerja sama untuk melewati kemungkinan yang akan terjadi lebih cepat.]

 

[Telah dibuat aplikasi sederhana untuk berbagi informasi tentang keberadaan Monster atau hal berbahaya lainnya. Silahkan unduh di sini.]

 

[Pemerintah juga menyiapkan tempat penampungan darurat untuk mencegah serangan terhadap warga sipil. Beberapa orang terpilih dari militer dan pihak lain yang telah bekerja sama juga akan berbagi tenaga untuk mengamankan tempat-tempat tersebut.]

 

Mengetahui sumber informasi berasal dari akun militer asli, Artin segera mengunduh aplikasi yang mereka sebarkan. Buka aplikasinya, dan muncul halaman registrasi. Kemudian mengisi semua data yang diperlukan.

 

[ Nama : Artin ]

 

[ Kekuatan: Sebuah Palu keren yang tidak berguna ]

 

Artin merasa saat ini pemerintah cukup tanggap dengan apa yang terjadi. Mereka bahkan telah menyiapkan penampungan dan aplikasi ponsel untuk berbagi informasi di antara orang-orang terpilih.

 

Kembali, melihat informasi tentang serangan pertama yang diberikan oleh Sistem, tidak lebih dari dua jam tersisa bagi Artin untuk terbiasa dengan kekuatan barunya. Tangannya gemetar sesaat, lalu mencoba menahannya dan menekan kepanikan dalam diri.

 

Palu besar muncul kembali di tangan kanannya, jatuh ke tanah, menyebabkan tubuh Artin sedikit membungkuk untuk tetap menjaga cengkeramannya.

 

‘Kesulitan untuk mengangkat senjataku sendiri. Aku benar-benar terlihat konyol!’

 

'Bagaimana aku bisa bertarung dengan cara ini?'

 

'Apakah akan lebih baik jika aku menggunakan senjata lain? Seperti sesuatu yang keras yang bisa kugunakan dengan lebih mudah?'

 

Artin memeriksa informasi pada senjata barunya dan melihat sebuah keahlian tertulis di sana.

 

[[ Lempar Palu Lvl 1: Lempar Palu Keadilan ke arah tertentu dan terapkan penambahan 120% pada kerusakan serangan ]]

 

Hanya untuk mengangkatnya saja, Artin merasa kesulitan, dan keahlian pertama yang diberikan Sistem padanya adalah untuk melempar palunya. Dia semakin merasa hidupnya benar-benar sial kali ini.

 

'Bagaimana bisa sesuatu seperti ini diberi label S?'

 

Artin mengecek status yang kini tampak transparan di hadapannya.

 

[[ Artin Lvl 1 ]]

 

[[ HP: 200/200 ]]

 

[[ MP: 30/30]]

 

[[ Energi: 20/20 ]]

 

[[ Tekad: 100/100 ]]

 

[[ Kapasitas Berat: 450/490 ]]

 

'Ok, mari kita cari tahu kekuatan senjata ini dan bagaimana menggunakan semua Status yang tersedia dengan lebih optimal.'

 

'MP seharusnya terkait dengan kekuatan sihir, dan aku tidak yakin jika menggunakan keahlian pada palu ini akan mengurangi nilai MP.'

 

'Mari mencoba.'

 

Artin berjalan, menyeret palu di tangannya, sesekali mengangkatnya untuk memudahkannya bergerak.

 

Ketika dia mencapai tepi hutan yang dibatasi dengan barikade pohon yang menjulang tinggi, Artin bersiap untuk menguji kekuatan barunya.

 

'Bagaimana cara menggunakan Keahlian? Apakah cukup dengan meneriakkan namanya?'

 

“Lempar Palu?"

 

Begitu Artin mengucapkan kata-kata itu, energi memberontak masuk melalui pori-pori tangan kanannya. Setelahnya desakan energi bersarang di lengan, dan membuat bobot senjatan menjadi ringan.

 

Artin belum pernah belajar cara menggunakan senjata sebelumnya, tetapi informasi tentang cara menggunakan senjatanya tiba-tiba masuk dan disimpan dalam memori otot tangannya. Artin mengangkat tangan yang memegang palu dan melemparkannya ke arah pepohonan.

 

Palu Keadilan terlepas dan terbang dengan gerakan memuter ke arah pepohonan yang dituju oleh tangannya. Sepersekian detik kemudian, tabrakan terjadi, dan palu itu memantul dari benturan dan jatuh ke tanah.

 

Artin berjalan mendekat dan melihat efek serangan yang membuat permukaan pohon sebagian rusak dan hampir roboh.

 

‘Hmm, tidak buruk juga.’

 

Artin kembali memeriksa Status di hadapannya. Sekarang nilai Energi dan Tekad telah jelas berubah.

 

[[ Energi: 15/20 ]]

 

[[ Tekad: 97/100 ]]

 

'Apa??? Menggunakan keahlian sekali, menghabiskan seperempat dari total Energi yang kumiliki?’

 

‘Bagaimana aku bisa melawan monster dengan cara ini? Bahkan bertemu binatang buas saja mungkin aku tidak akan menang’

 

Artin menyeka keringat di dahinya dan sekali lagi mencoba melemparkan Palu Keadilan beberapa kali sampai Energi-nya habis.

 

Lalu duduk bersandar di pohon. Artin cukup yakin tentang cara menggunakan senjata barunya, setidaknya dia tahu cara melempar senjatanya, meskipun sementara target yang dihadapi Artin adalah benda yang tidak bergerak.

 

Setelah beberapa pengamatan, Artin akhirnya mengerti bahwa Energi akan diisi ulang setiap saat, tetapi tidak dengan Tekad. Tekad hanya akan terisi kembali ketika dia benar-benar beristirahat, duduk, atau tertidur.

 

Dilihat dari kata-kata yang digunakan, ada kemungkinan seseorang tidak akan dapat menggunakan kekuatannya lagi jika nilai Tekad jatuh hingga nol.

 

Artin kembali berdiri setelah cukup istirahat dan Energi-nya sudah terisi penuh.

 

Mencoba sekuat tenaga untuk mengangkat Palu Keadilan dan melakukan gerakan memukul. Dengan cara ini, Artin dapat menghemat lebih banyak Energi yang dimilikinya, meskipun Tekad akan terus berkurang selama dia mencoba untuk bertarung.

 

Dia berhasil merobohkan beberapa pohon menggunakan Palu Keadilan. Kemudian mencoba berlari dengan sekuat tenaga, dan kali ini memastikan kecepatannya masih tidak lebih dari kecepatan yang bisa dicapai manusia normal.

 

'Mungkin nilai Kelincahan-ku masih terlalu rendah?'

 

Setelah beberapa menit berlatih, Artin merasa setidaknya dia sudah terbiasa dengan tubuh dan senjata barunya. Kemudian memutuskan untuk kembali ke kerumunan, berharap untuk bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Meskipun Artin tidak begitu yakin dia bisa berbuat banyak dengan kekuatan yang dia miliki saat ini.

 

20 menit sebelum serangan.

Related chapters

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #7 Serangan Pertama

    Artin berjalan di tepian jalan raya, di mana terjadi kemacetan lalu lintas. Semua orang terlihat panik, saling berebut menggunakan akses jalan, yang justru membuat jalanan padat dan tak terkendali. Beberapa berlarian dengan tas dan barang-barang lain yang mungkin mereka butuhkan. Berlari ke arahnya, sekelompok keluarga dengan wajah panik dan tegang, menabrak tubuh Artin dan membuatnya terpental jatuh ke tanah. "Maaf maaf" Seorang ayah yang menggendong putrinya yang masih kecil meminta maaf dan membantu Artin bangun, lalu berlari menjauh. Kepercayaan diri yang Artin miliki sebelumnya telah menyusut, dan kali ini makin kecil hingga nyaris hilang sepenuhnya. Jika ditabrak oleh manusia biasa saja terjatuh, bagaimana dia bisa melawan monster? &

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #8 Pembunuhan Pertama

    Serigala monster itu melompat untuk menyambut serangan yang datang padanya. Melemparkan cakarnya pada orang pertama dan seketika membuat kepala orang itu terlepas dari tubuhnya. Tiga orang lainnya berlari mendekat, secara brutal memukul serigala itu dengan senjata mereka masing-masing. Serigala itu melompat menghindar, dan orang lain dengan tongkat besi memukul kepala serigala itu dari belakang. Serigala itu melompat mundur, menggeram dengan air liur mengalir dari mulutnya. [[ Serigala Mutan Lvl 5 ]] [[ HP: 980/1000 ]] Satu pukulan tampaknya sedikit mengurangi HP serigala itu. Melihat kejadian itu, membuat yang lain menjadi bersemangat dan berlari mendekat dari berbagai arah, bergantian memberikan pukulan.

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #9 Hadiah Pertama

    [[ Anda telah membunuh Serigala Mutan Lvl. 5 ]] [[ Anda telah membunuh pemain lain ]] [[ Anda telah menerima ‘Kristal Serigala Mutan (Tingkat Ungu)’ ]] [[ Anda telah menerima ‘Sepatu Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ ]] [[ Naik Level ]] [[ Naik Level ]] [[ Anda telah membunuh pemain lain dan akan mendapatkan sebagian dari kemampuannya ]] [[ Tingkat kecocokan kemampuan terlalu rendah ]] [[ Anda akan mendapatkan 1 poin status sebagai gantinya ]] Artin berlari ke arah Leo, menendang

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #10 Kemampuan Baru

    [[ Serigala Mutan Lvl 3 ]] [[ HP: 230/600 ]] [[ Serigala Mutan Lvl 2 ]] [[ HP: 100/400 ]] [[ Serigala Mutan Lvl 3 ]] [[ HP: 320/600 ]] [[ Serigala Mutan Lvl 1 ]] [[ HP: 190/200 ]] [[ Serigala Mutan Lvl 2 ]] [[ HP: 320/400 ]] "Apakah tidak ada

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #11 Monster Elite

    [[ Anda telah Membunuh Serigala Mutan Lvl. 2 ]] [[ Naik Level ]] [[ Anda telah membuka 2 slot Penyimpanan baru ]] [[ Anda telah membuka Keahlian baru dari Palu Keadilan ]] [[ Raih Palu Lvl 1: Teleportasi ke posisi Palu Keadilan. Mendapatkan 5 poin status pada Kelincahan selama 1 detik. ]] [[ HP: 83/90 (Melemah) (Asli: 300)]] [[ Energi: 0/30 ]] [[ Tekad: 18/150]] Artin mendapatkan satu tambahan poin status setelah berhasil naik level. Artin juga mendapatkan satu keahlian untuk Palu Keadilan. Da

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #12 Jatuh Pada Tangan Yang Salah

    [[ Serigala Mutan (Elite) Lvl 15]] [[ HP: 5000/5000 ]] ARH-WOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO Serigala Mutan Elite sekali lagi melolong, dan beberapa lainnya mengikuti, melompat dan perlahan berjalan dibelakang serigala terbesar. Mereka melolong serempak, levelnya bervariasi dari tiga hingga 15. Kali ini posisi Artin benar-benar terjebak, setelah itu waktu terasa berjalan sangat lambat. Dia berpikir keras bagaimana agar bisa lolos dari bahaya yang sedang dia hadapi. Menerobos tembok untuk lari dari arah lain bukanlah pilihan yang tepat, dia tidak punya banyak waktu. Artin tidak bisa berpikir jernih, dia segera membuka pintu, dan di depannya terlihat serigala ukuran normal menunggu. Mata merah serigala itu menatap tajam ke

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #13 Masih Ada Harapan

    ‘Palu Keadilan?’ [Tentu! Siapa lagi?] 'Kamu bisa bicara dari awal? Mengapa baru sekarang?' [Karena aku benci melihat orang lemah sepertimu] 'Lalu apa yang bisa aku lakukan?' [Maksud kamu? Kamu beruntung mendapatkanku!] ‘Beruntung?’ Artin merasa ingin mengeluh. Keberuntungan macam apa yang membuatnya tidak bisa mengangkat senjatanya sendiri? Keberuntungan macam apa yang membuatnya hanya bisa menggunakan kemampuan yang dimilikinya dalam hitungan jari? [Kamu akan tahu jika melihat nama yang disematkan padaku!]

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #14 Kembali Pulih

    Entah sudah berapa lama Artin tertidur, matanya perlahan terbuka, energi di tubuhnya sudah pulih, meski masih merasakan sakit di beberapa bagian. [[ Anda telah membunuh Serigala Mutan Lvl. 5 ]] [[ Anda telah membunuh Serigala Mutan (Elite) Lvl. 15 ]] [[ … ]] [[ Anda telah menerima ‘Kristal Serigala Mutan (Tingkat Ungu)’ ]] [[ Anda telah menerima ‘Kristal Serigala Mutan (Tingkat Nila)’ ]] [[ .. ]] [[ Anda telah menerima ‘Celana Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ ]] [[ Anda telah menerima ‘Helm Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat N

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #80 Kondisi Darurat

    Setelah mengetahui bahwa orang yang mencari Artin adalah Teddy, Laila memutuskan untuk menunggu di luar sementara Artin mengikuti kemana pria militer itu membawanya. Di lantai tertinggi, sebuah ruangan dengan dua pintu kayu terbuka ketika Artin berada tepat di depannya. Pria militer yang menemaninya mempersilahkan Artin untuk masuk. Sebuah ruangan dengan sofa dan meja kaca di tengah, juga beberapa meja dengan kursi serta seperangkat komputer di sisi lain. “Halo, Artin. Mari, silakan duduk.” Artin berjalan mendekat dan duduk berseberangan dengan Teddy. Dalam kondisi selarut ini, dia masih menggunakan seragam militer yang biasa dia kenakan. Apakah semua orang dari militer bekerja 24 jam? Atau hanya karena keadaan darurat yan

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #79 Ada Yang Mencariku?

    “Aku bisa mengontrol kecepatan tumbuh tanaman rambat.” Dan coba jelaskan jenis kekuatan yang dia miliki.Artin menganggukkan kepalanya pada jawaban dari anak laki-laki itu. Seperti yang dia duga, Dan adalah orang yang sama yang datang untuk menyerangnya saat itu.'Jika memang orang yang sama, apakah dia hanya berpura-pura tidak ingat apa yang terjadi?'Artin berusaha menyembunyikan rasa penasarannya. Dia akan mencoba mencari cara lain untuk mengorek informasi dari bocah itu. Salah satu dari lima, seorang gadis berambut perak seusia Dan, tampaknya memiliki kemampuan telepati dan cukup tahu tentang apa yang terjadi. Mungkin Artin bisa mengetahui siapa lawannya jika berhasil menemukan gadis itu.“Kekuatan yang cukup menarik, Dan. Bisakah kamu menggunakan kekuatanmu untuk mengunci pergerakan lawan?"

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #78 Suatu Kebetulan Lainnya

    Tempat yang sedang Artin datangi adalah sebuah kubah besar dengan beberapa lantai, kamar dan ruangan besar di tengahnya. Tempat itu menjadi salah satu pusat penampungan bagi korban serangan monster. Ada beberapa Player dari militer yang juga menjaga area tersebut. Salah satu dari mereka berjalan memberi salam saat Artin dan Laila mendekati gerbang masuk. Seorang pria dengan pakaian militer mengangkat dan melambaikan tangannya. "Hai, Artin. Aku bersamamu dalam serangan terakhir beberapa hari yang lalu." Artin menundukkan kepalanya. "Aku mendapat izin dari Teddy untuk masuk ke dalam." Pria di hadapan mereka menoleh ke Laila yang berdiri di samping Artin, menggandeng tangannya.

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #77 Kembali Tersenyum

    Beberapa hari setelah pertarungan dengan Beastmaster berlalu dengan cukup damai. Tidak ada serangan apapun yang datang pada malam hari atau siang hari. Meski begitu, Artin dan Laila tetap rutin bersiaga, terutama di malam hari. Tentu saja, tugas mereka kali ini menjadi lebih mudah karena dukungan Fang, yang juga tanpa lelah berkeliling di sekitar rumah Laila. Sebuah portal berbentuk lingkaran kembali muncul mengambang di langit. Namun bedanya, kali ini tidak hanya ada satu, melainkan puluhan. Itu sebabnya militer dan beberapa Guild besar juga telah membagi kekuatan mereka secara merata untuk menangkal kemungkinan yang akan terjadi. Artin menyandarkan tubuhnya ke sofa besar di ruang utama rumah Laila. Malam itu, dia kembali bersiap untuk melakukan jadwal jaga seperti malam-malam sebelumnya. Awalnya, sulit untuk mengubah jam tidur dari malam ke siang, namun perlahan akhirn

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #76 Kehilangan Nyawa Atau Sebaliknya

    Artin membaringkan tubuhnya di atas batu besar, yang setengahnya terendam di tepian danau. Suara serangga terdengar saling bersahutan. Dan angin yang bertiup dari permukaan danau berulang kali menghembuskan aroma kesegaran, membuat ketenangan yang coba Artin cari dengan segera terwujud di dalam dirinya.Suara percikan air, terdengar. Setelah beberapa saat Laila membenamkan dirinya, di badan besar danau yang memantulkan cahaya bulan dengan sempurna malam itu.Artin masih memastikan mereka aman dengan meminta Fang untuk terus berkeliling dan menyisir area di sekitar mereka.“Kakak…”Beberapa percikan air mengenai wajah Artin. Tetesan air yang segera berlomba antara membeku atau mengering diterpa angin. Artin terbangun dari lamunannya, menyadari bahwa akhirnya, Laila mencoba berinteraksi kembali deng

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #75 Sedang Kehilangan Cahayanya

    Mereka, anggota Beastmaster, tampak bersikeras dengan niat mereka. Mereka tidak akan mundur sedikit pun sampai mencapai apa yang mereka inginkan. Membawa orang sebanyak ini padahal targetnya hanya dua orang. Laila sudah mencapai batasnya. Pertarungan lain yang dia lakukan akan benar-benar membahayakan nyawanya. Sedangkan, Artin yakin bahwa mereka tidak akan mundur sedikit pun setelah mengetahui, dua dari rekan mereka juga telah kehilangan nyawanya di tangan Laila. "Laila, bisakah kamu pergi menyelamatkan diri?” Artin mencoba berbisik pada Laila yang berlutut di belakangnya. Laila telah melakukan pertarungan dengan tiga orang sekaligus. Ia mampu bertahan hingga saat ini saja sudah merupakan prestasi yang cukup membanggakan. Artin bukan tidak memercayai Laila, tapi tentu saja, ada batas

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #74 Tidak Ada Yang Bisa Membantu

    "Sekali lagi, jangan mendekat kecuali aku meminta!"Laila berteriak, lalu meremas alat kecil di tangannya. Perhatiannya kembali pada dua orang yang berada tak jauh darinya. Laila panik dengan apa yang baru saja terjadi, tapi ada hal lain yang perlu dia khawatirkan kali ini, yaitu dua orang yang sedang dia hadapi.'Kenapa aku harus mendapatkan kekuatan ini? Meskipun, pada awalnya, aku pikir kucing itu lucu. Tapi tidak seperti ini!!!'Laila berulang kali membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika bulu-bulu di tubuhnya tetap ada bahkan setelah pertempuran usai. Selain itu, dia juga tidak akan percaya diri bertarung di depan siapa pun jika harus melakukannya dengan bentuk barunya.'Apa yang harus aku lakukan. Ini sangat memalukan. Apakah aku masih bisa kembali ke bentuk asliku?’

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #73 Akan Kubunuh Kalian

    Sepasang sayap transparan mengepak cepat. Tubuh Laila terlempar ke udara, menukik ke bawah dan jatuh kembali ke tanah dengan berlutut. Laila berhasil menghindari serangan pria dengan tangan reptil itu. Laila berdiri, memasang kuda-kuda, mengepalkan tinjunya. Matanya menatap tajam ke tiga orang yang berdiri tidak jauh darinya. “Kakak, tolong benar-benar beri aku kesempatan kali ini. Biarkan aku menyelesaikan ini sendiri.” Laila berbicara kepada Artin melalui alat komunikasi di telinganya. Sejauh ini, lawan yang dihadapi Laila tampak lebih kuat dari yang dia duga. Namun kali ini, Laila bertekad untuk membuktikan dirinya. Dia tidak bisa bergantung pada Artin selamanya. [Oke, bagaimana dengan Fang? Oke. Aku percaya kamu]

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #72 Perlu Dijinakkan

    Sayap transparan yang mengepak di sekitar kepala Laila membuat tubuhnya terbang cepat menembus angin. Bahkan cahaya bulan pun tidak bisa menangkap bayangannya. Kedua telapak tangannya mengepal dan meremas dengan kukunya yang membuat luka di telapak tangannya. Bekas luka yang biasanya ditimbulkan oleh pisau yang dia gunakan dalam pertempuran telah benar-benar membuat Laila mati rasa dengan sensasi perih yang dia rasakan."Mereka benar-benar membuatku kesal."Laila telah berusaha sekeras mungkin menahan diri, bahkan ketika mereka dengan sengaja mengeroyok Artin malam sebelumnya. Laila telah menyimpan perasaan gelisah di hatinya, yang kali ini tidak lagi sanggup dia tahan.'Aku akan memastikan mereka merasakan sakit yang tidak akan bisa terlupakan hingga jiwa mereka meninggalkan tubuhnya.’Laila masih ingat denga

DMCA.com Protection Status