Home / Romansa / Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga / Menikmati waktu sebentar.

Share

Menikmati waktu sebentar.

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2025-04-21 22:26:12

"Kenapa berhenti?" tanya Renjana saat tiba-tiba Samudra menghentikan mobilnya di depan sebuah taman.

Setelah makan siang, Samudra memaksa untuk mengantar Renjana pulang. Tapi entah kenapa tiba-tiba pria itu menghentikan mobilnya di sebuah taman yang jaraknya masih sangat jauh dari rumah yang Renjana tempati.

"Di sini ada orang jualan cilok. Enak sekali kamu pasti suka," jawab Samudra sambil melihat kaca spion, sibuk memarkirkan mobil.

Renjana melihat jam di layar ponselnya. Pukul tiga lebih sedikit. Masih belum terlalu sore. Sepertinya tidak apa-apa menikmati waktu sebentar sebelum nantinya setelah sampai di rumah kembali fokus dengan tugas kuliah dan pekerjaannya sebagai penulis online.

"Ayo turun sebentar," ajak Samudra.

Mereka berjalan dari sisi timur taman menuju sisi barat. Samudra sengaja memarkir mobilnya agak jauh dari pedagang cilok yang ia maskaud. Pria itu ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Renjana.

Renjana sendiri sangat menikmatinya. Sudah lama s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kheyra Store
modus bgt si Ammar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Wajah asli.

    "Ana," Suara lembut itu memanggil saat Renjana batu saja keluar dari kelas. Gadis berambut panjang itu menoleh, menghentikan langkahnya menunggu seorang wanita cantik yang berdiri beberapa meter dari pintu kelas. "Ana, sini!" pangil Raline. Alih-alih mendatangi Renjana kekasih Ammar itu malah meminta sahabatnya untuk menghampirinya. Renjana menghela nafas sebelum akhirnya mengurai senyum tipis. Sangat hafal dengan sifat Raline yang manja dan suka memerintah. Pelan gadis dengan kemeja putih itu berjalan mendekat. "Hai," sapanya sambil tersenyum tipis. "Duh.... yang lagi sibuk. Susah banget sih ketemu kamu sekarang? Sudah kayak artis aja," keluh Raline menggamit lengan Renjana lalu mulai melangkah bersama. "Bukannya kebalik?" sahut Renjana. "Kamu yang gak ada waktu, sibuk terus ngurusin fashion show kamu," Raline mendesah berat. "Sejak sebulan lalu, undangan untuk ikut serta dalam even fashion terus berdatangan. Aku sampek gak punya waktu untuk diriku sendiri. Saking

    Last Updated : 2025-04-22
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Ternyata sudah mengakuinya sebagai menantu.

    "Assalamu'alaikum, Ma," ucap Renjana setelah membuka pintu mobil. "Wa'alaikum salam. Ayo cepat masuk," perintah Mama pada Renjana. Tak banyak tanya Renjana pun langsung masuk dan mengambil duduk di sebelah mama mertuanya itu. Siang ini Mama Rosa menjemput Renjana dari kampusnya. Seperti isi pesannya semalam, hari ini mereka akan datang ke tempat katering untuk menentukan menu makanan yang akan di sajikan dalam pesta ulang tahun Oma Rumana. "Kita ke tempat katering dulu, baru setelahnya ke butik." "Butik?" Renjana menoleh pada mama mertuanya yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Iya, ke butik kenapa?" Mama Rosa memandang Renjana. "Maaf, untuk apa ke butik Ma?" "Ya untuk pesan baju buat pesta," jawab Mama Rosa. "Oh....." Renjana mengangguk meski belum sepenuhnya faham. Pesta yang katanya sederhana tapi kenapa harus pesan baju?, pikir Renjana. Tapi takut membuatmu mertuanya kesal, ia pun mengangguk saja. Berpura-pura mengerti. "Tunggu! Jangan bilang sebelumny

    Last Updated : 2025-04-23
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Kemarahan Mama Rosa.

    Begitu mobil berhenti Mama Rosa langsung turun. Wanita itu berjalan cepat menuju pintu aula tempat acara amal diadakan. Dengan tergopoh-gopoh Renjana menyusul ibu mertuanya itu. "Ya Tuhan...... apa yang akan terjadi?" ucap Renjana sambil mempercepat langkahnya Namun seberapa cepat kakinya melangkah tetap tidak bisa menyusul Mama Rosa yang sudah jauh di depannya. "Ma, tunggu." Beberapa kali Renjana memanggil tapi tak sekalipun dihiraukan oleh Mama Rosa. Sementara Samudra berjalan tenang di belakang Renjana. Memang inilah yang dia inginkan. Memberi pelajaran pada kakaknya yang sudah menyakiti hati Renjana. "Raline Khalisa," panggil Mama Rosa di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung. Sontak membuat semua yang hadir menatap ke arah mertua Renjana itu. Tak terkecuali dua sejoli yang sedang bergandengan di depan sana. Dua pasang mata Itu melotot saking kagetnya. "Lepaskan tanganmu kotormu itu!!! Beraninya kamu menggandeng suami orang di depan umum!!!" Umpatan te

    Last Updated : 2025-04-23
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Kemarahan Mama Rosa.

    "Dia Renjana Zuhayra, wanita yang Tante banggakan itu bersedia menikah dengan Mas Ammar karena harta. Ana juga tidak sepolos yang kalian kira, dia memiliki hubungan dengan Arfan, sepupunya sendiri." Degh.... Bak dihantam bongkahan es, tubuh Renjana membeku di tempat. Sungguh dia tidak pernah menyangka jika sahabatnya itu akan mengatakan hal yang bahkan Raline tahu jika itu tidak benar. Untu beberapa detik Renjana memejamkan matanya, menyakinkan dirinya jika yang dia lihat dan dengar itu hanya mimpi. Namun begitu dia membuka mata, dia baru menyadari jika semua ini nyata. "Lebih dari itu, Ana dan Arfan bahkan sudah melakukan hubungan layaknya suami istri. Mereka---" "Cukup!!!" Sentak Renjana. Kesabaran juga ada batasnya. Apakaha Raline tidak mengerti itu? Semua orang terkejut. Renjana gadis pendiam yang bahkan tak pernah membentak tiba-tiba berteriak penuh amarah. Sama halnya dengan Ammar juga Samudra, kedua pria itu tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. Tubuh

    Last Updated : 2025-04-24
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Bukan barang yang tak punya perasaan.

    "Mulai Sekarang Ana tidak punya kewajiban untuk mematuhimu," ujar Mama Rosa. "Hari ini juga Mama akan bicara sama Oma dan meminta izin untuk kalian bercerai." Renjana menatap Mama Rosa tanpa berkedip. Begitu juga Ammar. Jika biasanya dirinya yang selalu meminta Ana untuk mengajukan ceria, anehnya hari ini ada rasa tidak rela. "Mama tidak bisa memutuskannya. Ini masalahku dan Ana. Biarkan kami sendiri yang memutuskannya," jawab Ammar. "Kenapa tidak bisa. Bukankah ini yang selalu kamu inginkan? Lebih baik kamu ceraikan Ana dari pada kamu terus menyakitinya. Setelah itu kamu bisa bebas bersama kekasihmu itu," sahut Samudra. "Diamlah ini tidak ada urusannya denganmu!" senyak Ammar pada sang adik. "Samudra benar. Lebih baik kalian bercerai saja," sahut Mama Rosa. "Kenapa Mama seenaknya begitu? Pertama Mama memaksa aku menikah dengan Ana, lalu sekarang memaksa aku bercerai," Mama Rosa menarik nafas panjang. Ditatapnya Ammar penuh datar. "Mama akan beritahu alasannya," kat

    Last Updated : 2025-04-24
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Oma Rumana sakit.

    Setengah jam berlalu dan mobil yang dikendarai Samudra sampai di halaman rumah bergaya eropa klasik yang didominasi warna putih. Rumah peninggalan orang tua Oma Rumana. Tepat di depan tangga teras sudah terparkir sedan hitam yang juga baru saja sampai. Bersamaan, Maliq Zafier baru saja turun dari mobilnya ketika Samudera mematikan mesin mobilnya. "Pa," panggil Rosa turun dari mobil lalu berlari mendekati sang suami yang baru menapaki tangga teras. "Kalian baru datang?" tanya Maliq saat melihat istri, menantu juga putra keduanya mendekat. "Kami langsung berangkat setelah Papa telpon," jawab Rosa setelah berhasil mengikis jarak dengan suaminya. Di belakangnya Renjana menyusul bersama Samudra. "Pah," sapa Renjana sopan, lalu mencium punggung tangan papa mertuanya. Maliq pun tersenyum. Jujur dia salut pada putri Akmal Fahrezi itu. Selain cantik dan pintar, gadis itu juga sopan. "Kenapa Mama tidak dibawa ke rumah sakit saja, Pa?" tanya Mama Rosa menggandeng lengan

    Last Updated : 2025-04-25
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Antara dua pria.

    "Ada yang bisa jelaskan, hal lain yang dilakukan Ammar diluar rumah selain bekerja?" tanya Oma Rumana. "Mau bicara sendiri, apa perlu aku yang ungkapkan?" tantang Samudra menatap sinis sang kakak. Pria itu tidak bisa menahan diri lagi, mendadak ada yang terbakar di dalam sana saat melihat Ammar melingkar tangannya di pinggang Renjana. Pria itu cemburu. "Bicaralah jika berani," balas Ammar yang sudah berdiri, tak ketinggalan tatapan tajamnya menghujam pada sang adik. Ammar tahu adiknya itu ada hati dengan Renjana. Jika dulu dia tak peduli entah kenapa akhir-akhir ini kedekatan Samudra dengan Renjana mulai terasa mengganggunya. Di samping Ammar, Renjana hanya bisa mendesah berat. Apakah dua pria itu tidak bisa menahan diri barang sebentar saja. Di atas tempat tidur, saat ini sang nenek sedang terbaring lemah karena tekanan darahnya naik, tidaklah dua orang itu takut terjadi sesuatu pada wanita yang sudah berusia senja itu. Tak bisa menahan, Rosa pun menghela nafas naf

    Last Updated : 2025-04-27
  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Cintamu boleh tulus tapi jangan bodoh.

    "Apa aku tidak salah dengar?" Maliq muncul dari dalam rumah matanya menatap tajam Ammar dan Renjana yang nampak kaget. Di belakang Maliq, terlihat Rosa yang langsung melangkah maju mendahului. "Jadi benar kamu mendorong Ana sampai jatuh dari tangga?" "Iya tapi,...." "Kamu bilang Ana jatuh sendiri saat kalian bertengkar, itu bohong?" potong Rosa tak mau mendengarkan penjelasan putranya. "Maksudku, aku tidak sengaja membuatnya jatuh. Dia berlari dan saat...." Plak......Sebuah tamparan mendarat di rahang Ammar. Tangan itu terlalu kecil untuk membuat pria itu kesakitan. Namun tatapan kekecewaan itu sukses menembus dada Ammar dan membuat luka besar di hatinya. "Mama kecewa sama kamu!! Kamu terus saja membohongi Mama," "Maafkan aku Ma, aku benar-benar tidak sengaja," ucap Ammar sangat menyesal. "Ana, tolong jelaskan!" pintanya pada Renjana yang hanya terpaku. Renana tak menyangka kedua mertuanya itu tiba-tiba muncul dan mendengar semua percakapannya dengan Ammar. "J

    Last Updated : 2025-04-29

Latest chapter

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Perubahan Renjana.

    Waktu terus bergulir tak terasa seminggu sudah Renjana tinggal di rumah Oma Rumana. Jarak yang cukup jauh dari kampus membuat gadis itu harus bangun lebih pagi agar bisa sampai di kampus tepat waktu. Pukul setengah enam pagi Renjana sudah selesai bersiap. Sebuah dress berwarna putih tulang dipadukan dengan cardinal jeans membalut tubuh ramping Renjana. Tak ketinggalan make up tipis yang membuat wajah cantik itu terlihat lebih segar. Gadis yang dulu sangat sederhana itu kini berubah menjadi gadis cantik yang fashionable. Dan itu semua adalah hasil dari jerih payah Rosa, ibu mertua Renjana. Rosa tak segan mengeluarkan banyak uang untuk penampilan baru sang menantu. Baju-baju bermerek juga tas branded dan perhiasan mahal dibelinya untuk menunjang penampilan menantunya. Istri Maliq Zafier itu ingin menunjukan pada semua orang terutama Ammar jika Renjana jauh lebih cantik dari Raline, kekasih Ammar. Gadis yang kini penampilannya sudah sangat berbeda dari sebelum itu mengetuk

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Meninggalkan rumah Ammar.

    "Sudah selesai?" tanya Samudra sambil mengambil alih tas ransel dari tangan Renjana. Gadis cantik dengan tubuh ramping itu baru saja menuruni tangga setelah mengemasi beberapa barangnya di kamarnya. "Makasih," ucapnya merasa sungkan saat Samudra membawakan tasnya. Sikap Samudra sangat berbeda dengan Ammar. Sejak kesalahpahaman itu berakhir, Samudra selalu bersikap lembut dan penuh perhatian, dan itu membuat Renjana merasa sungkan. "Hanya ini?" tanya Samudra merasa heran. Untuk ukuran wanita muda barang-barang Renjana sangat sedikit. "Iya. Mama Rosa bilang tidak perlu bawa banyak baju. Katanya nanti disiapkan. Ini cuma buku-buku kuliah sama barang pribadi." Samudra tersenyum tipis, akhirnya mamanya itu bisa bersikap baik pada Renjana. "Tapi menurutku, untuk ukuran putri bungsu seorang Akmal Fahrezi kamu sangat sederhana." "Begitu ya," ujar Renjana tersenyum tipis. 'Putri bungsu yang tidak pernah diungkapkan di depan umum,' lanjutnya dalam hati. "Maaf Nyonya, kun

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Cintamu boleh tulus tapi jangan bodoh.

    "Apa aku tidak salah dengar?" Maliq muncul dari dalam rumah matanya menatap tajam Ammar dan Renjana yang nampak kaget. Di belakang Maliq, terlihat Rosa yang langsung melangkah maju mendahului. "Jadi benar kamu mendorong Ana sampai jatuh dari tangga?" "Iya tapi,...." "Kamu bilang Ana jatuh sendiri saat kalian bertengkar, itu bohong?" potong Rosa tak mau mendengarkan penjelasan putranya. "Maksudku, aku tidak sengaja membuatnya jatuh. Dia berlari dan saat...." Plak......Sebuah tamparan mendarat di rahang Ammar. Tangan itu terlalu kecil untuk membuat pria itu kesakitan. Namun tatapan kekecewaan itu sukses menembus dada Ammar dan membuat luka besar di hatinya. "Mama kecewa sama kamu!! Kamu terus saja membohongi Mama," "Maafkan aku Ma, aku benar-benar tidak sengaja," ucap Ammar sangat menyesal. "Ana, tolong jelaskan!" pintanya pada Renjana yang hanya terpaku. Renana tak menyangka kedua mertuanya itu tiba-tiba muncul dan mendengar semua percakapannya dengan Ammar. "J

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Antara dua pria.

    "Ada yang bisa jelaskan, hal lain yang dilakukan Ammar diluar rumah selain bekerja?" tanya Oma Rumana. "Mau bicara sendiri, apa perlu aku yang ungkapkan?" tantang Samudra menatap sinis sang kakak. Pria itu tidak bisa menahan diri lagi, mendadak ada yang terbakar di dalam sana saat melihat Ammar melingkar tangannya di pinggang Renjana. Pria itu cemburu. "Bicaralah jika berani," balas Ammar yang sudah berdiri, tak ketinggalan tatapan tajamnya menghujam pada sang adik. Ammar tahu adiknya itu ada hati dengan Renjana. Jika dulu dia tak peduli entah kenapa akhir-akhir ini kedekatan Samudra dengan Renjana mulai terasa mengganggunya. Di samping Ammar, Renjana hanya bisa mendesah berat. Apakah dua pria itu tidak bisa menahan diri barang sebentar saja. Di atas tempat tidur, saat ini sang nenek sedang terbaring lemah karena tekanan darahnya naik, tidaklah dua orang itu takut terjadi sesuatu pada wanita yang sudah berusia senja itu. Tak bisa menahan, Rosa pun menghela nafas naf

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Oma Rumana sakit.

    Setengah jam berlalu dan mobil yang dikendarai Samudra sampai di halaman rumah bergaya eropa klasik yang didominasi warna putih. Rumah peninggalan orang tua Oma Rumana. Tepat di depan tangga teras sudah terparkir sedan hitam yang juga baru saja sampai. Bersamaan, Maliq Zafier baru saja turun dari mobilnya ketika Samudera mematikan mesin mobilnya. "Pa," panggil Rosa turun dari mobil lalu berlari mendekati sang suami yang baru menapaki tangga teras. "Kalian baru datang?" tanya Maliq saat melihat istri, menantu juga putra keduanya mendekat. "Kami langsung berangkat setelah Papa telpon," jawab Rosa setelah berhasil mengikis jarak dengan suaminya. Di belakangnya Renjana menyusul bersama Samudra. "Pah," sapa Renjana sopan, lalu mencium punggung tangan papa mertuanya. Maliq pun tersenyum. Jujur dia salut pada putri Akmal Fahrezi itu. Selain cantik dan pintar, gadis itu juga sopan. "Kenapa Mama tidak dibawa ke rumah sakit saja, Pa?" tanya Mama Rosa menggandeng lengan

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Bukan barang yang tak punya perasaan.

    "Mulai Sekarang Ana tidak punya kewajiban untuk mematuhimu," ujar Mama Rosa. "Hari ini juga Mama akan bicara sama Oma dan meminta izin untuk kalian bercerai." Renjana menatap Mama Rosa tanpa berkedip. Begitu juga Ammar. Jika biasanya dirinya yang selalu meminta Ana untuk mengajukan ceria, anehnya hari ini ada rasa tidak rela. "Mama tidak bisa memutuskannya. Ini masalahku dan Ana. Biarkan kami sendiri yang memutuskannya," jawab Ammar. "Kenapa tidak bisa. Bukankah ini yang selalu kamu inginkan? Lebih baik kamu ceraikan Ana dari pada kamu terus menyakitinya. Setelah itu kamu bisa bebas bersama kekasihmu itu," sahut Samudra. "Diamlah ini tidak ada urusannya denganmu!" senyak Ammar pada sang adik. "Samudra benar. Lebih baik kalian bercerai saja," sahut Mama Rosa. "Kenapa Mama seenaknya begitu? Pertama Mama memaksa aku menikah dengan Ana, lalu sekarang memaksa aku bercerai," Mama Rosa menarik nafas panjang. Ditatapnya Ammar penuh datar. "Mama akan beritahu alasannya," kat

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Kemarahan Mama Rosa.

    "Dia Renjana Zuhayra, wanita yang Tante banggakan itu bersedia menikah dengan Mas Ammar karena harta. Ana juga tidak sepolos yang kalian kira, dia memiliki hubungan dengan Arfan, sepupunya sendiri." Degh.... Bak dihantam bongkahan es, tubuh Renjana membeku di tempat. Sungguh dia tidak pernah menyangka jika sahabatnya itu akan mengatakan hal yang bahkan Raline tahu jika itu tidak benar. Untu beberapa detik Renjana memejamkan matanya, menyakinkan dirinya jika yang dia lihat dan dengar itu hanya mimpi. Namun begitu dia membuka mata, dia baru menyadari jika semua ini nyata. "Lebih dari itu, Ana dan Arfan bahkan sudah melakukan hubungan layaknya suami istri. Mereka---" "Cukup!!!" Sentak Renjana. Kesabaran juga ada batasnya. Apakaha Raline tidak mengerti itu? Semua orang terkejut. Renjana gadis pendiam yang bahkan tak pernah membentak tiba-tiba berteriak penuh amarah. Sama halnya dengan Ammar juga Samudra, kedua pria itu tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. Tubuh

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Kemarahan Mama Rosa.

    Begitu mobil berhenti Mama Rosa langsung turun. Wanita itu berjalan cepat menuju pintu aula tempat acara amal diadakan. Dengan tergopoh-gopoh Renjana menyusul ibu mertuanya itu. "Ya Tuhan...... apa yang akan terjadi?" ucap Renjana sambil mempercepat langkahnya Namun seberapa cepat kakinya melangkah tetap tidak bisa menyusul Mama Rosa yang sudah jauh di depannya. "Ma, tunggu." Beberapa kali Renjana memanggil tapi tak sekalipun dihiraukan oleh Mama Rosa. Sementara Samudra berjalan tenang di belakang Renjana. Memang inilah yang dia inginkan. Memberi pelajaran pada kakaknya yang sudah menyakiti hati Renjana. "Raline Khalisa," panggil Mama Rosa di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung. Sontak membuat semua yang hadir menatap ke arah mertua Renjana itu. Tak terkecuali dua sejoli yang sedang bergandengan di depan sana. Dua pasang mata Itu melotot saking kagetnya. "Lepaskan tanganmu kotormu itu!!! Beraninya kamu menggandeng suami orang di depan umum!!!" Umpatan te

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Ternyata sudah mengakuinya sebagai menantu.

    "Assalamu'alaikum, Ma," ucap Renjana setelah membuka pintu mobil. "Wa'alaikum salam. Ayo cepat masuk," perintah Mama pada Renjana. Tak banyak tanya Renjana pun langsung masuk dan mengambil duduk di sebelah mama mertuanya itu. Siang ini Mama Rosa menjemput Renjana dari kampusnya. Seperti isi pesannya semalam, hari ini mereka akan datang ke tempat katering untuk menentukan menu makanan yang akan di sajikan dalam pesta ulang tahun Oma Rumana. "Kita ke tempat katering dulu, baru setelahnya ke butik." "Butik?" Renjana menoleh pada mama mertuanya yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Iya, ke butik kenapa?" Mama Rosa memandang Renjana. "Maaf, untuk apa ke butik Ma?" "Ya untuk pesan baju buat pesta," jawab Mama Rosa. "Oh....." Renjana mengangguk meski belum sepenuhnya faham. Pesta yang katanya sederhana tapi kenapa harus pesan baju?, pikir Renjana. Tapi takut membuatmu mertuanya kesal, ia pun mengangguk saja. Berpura-pura mengerti. "Tunggu! Jangan bilang sebelumny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status