Share

Part 3

Penulis: Arsyla Adiba
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-20 14:49:54

Kini Laura dan Gretha sudah berada di dalam kelas dan duduk di bangkunya masing-masing, padahal sudah waktunya jam pertama di mulai tapi entah kemana gurunya itu menghilang sampai sekarang tak nampak batang hidungnya.

Laura sudah bosan mendengar kegaduhan di dalam kelas akibat ulah anak-anak apalagi sang biang keroknya Rafa, di tambah sejak tadi Gretha terus merengek meminta maaf dan minta Laura untuk memeperkenalkan dia pada cowok yang telah mencium Laura padahal ciuman juga tidak.

"Gretta benar-benar goblok lah," monolog Laura kesal.

"Di bilang gue kagak ciuman," sengit Laura.

"Lagian lo tolol bodoh atau idiot Gretta mana ada cewek duluan minta di cium," greget Laura tak habis pikir pada sahabatnya satu ini.

"Tapi gue pengen di cium Laura," kekeh Gretta.

"Sini gue cium,"

"Ogah, lo bau iler," tolak Gretta sambil menjulurkan lidahnya mengejek.

"Mana ada bau iler gue udah mandi yah," sewot Laura tak suka di sebut bau iler.

"Tapi tetap aja gue gak mau di cium sama lo,"

"Gue juga,"

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Endang sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

Kelas yang tadi sangat gaduh pun tiba-tiba jadi hening seketika.

"Pagi Bu," jawab semua murid, kecuali Laura yang malah merebahkan kepalanya di atas tas dan menyembunyikan wajahnya dengan buku.

Untung saja tempat duduk Laura berada di barisan ke tiga dan paling pojok jadi tak akan ketahuan oleh guru.

"Maaf yah anak-anak Ibu agak telat," ucapnya sambil menyimpan beberapa buku di meja guru.

"Sekalian aja Bu, gak usah masuk biar gak belajar," celetuk Rafa yang langsung dapat pelototan dari bu endang.

"Mau Ibu hukum kamu," tawar Bu Endang galak.

"Yaelah Bu galak amat kaya macan yang baru datang pms aja,"

"Diem Rafa, Ibu pusing setiap ketemu kamu bawaannya darting terus," Bu Endang duduk dan memijat kepalanya yang agak pusing.

"Mau saya bantu pijitin gak bu," tawar Rafa sambil bangkit dari duduknya.

"Diem di situ kamu, gak usah sok baik sama saya," ketus Bu Endang.

"Yaelah Bu sebagai murid yang berbudi pekerti yang luhur, saya itu harus loh bu memeperlakukan guru saya tercinta ini dengan sebaik baiknya, jadi di sini saya menawarkan jasa pijat no plus plus kepada guru saya ini, asal ada bayaran," ucap Rafa dengan senyum jahilnya.

"Unfaedah banget ngadepin sikap kamu yang makin hari makin gak waras," sindirnya.

"Lah Rafa emang udah gak waras dari dulu Bu," celetuk Gretha.

"Pantes," ucap Bu Endang malas dan bangkit dari duduknya.

"Rafa kamu duduk ke kursi kamu kembali," perintah Bu Endang.

Rafa yang akan protes buru-buru duduk anteng ketika Bu Endang mengambil penggaris besi di atas meja guru dan mengarahkan kepadanya.

Melihat Rafa yang sudah duduk diem dan di pastikan tak akan bersuara kembalyu Bu Endang memyimpan kembali penggaris besi tersebut.

"Oh iya anak-anak di sini kita akan kedatangan murid baru," Bu enydang berjalan ke luar kelas, lalu memanggil seseorang.

"Ayo nak, perkenalkan diri kamu,"

"Kenalin namau gue Alex Xander Desmon, pindahan dari Sma Nusantara,"

Laura langsung mengangkat kepalanya dan benar -benar terkejut melihat Alex yang sudah berdiri di depan kelas dengan tampangnya yang sok ganteng.

"Hay mantan," sapa Alex pada Laura yang langsung mendapat perhatian seluruh murid yang ada di dalam kelas.

"Itu mantan lo Ra?" tanya Cindy tempan sekelas Laura yang agak centil.

"Iya gue mantan Laura," jawab Alex yang langsung dapat pelototan tajam dari Laura.

"Gue gak percaya, lo tampan, keren dan sepertinya lo dari orang berada sementara Laura hmm," ucap Cindy sambil melihat Laura rendah.

Laura sudah tak aneh dengan tabiat Cindy yang suka mamandang rendah orang lain bahkan anak di sekolah ini pun tau kelakuan Cindy.

"Pokonya gue gak percaya," kekeh Cindy.

"Eh belatung nangka, mau lo percaya atau kagak, gak akan ngaruh sama Alex, iyakan sob," bela Rafa.

"Yoi bro," jawab Alex akrab.

"Yaudah Alex, kamu duduk sama Rafa,"

Yang kebetulan teman sebangsku Rafa, Varel tak masuk karena demam.

Alex duduk di samping Rafa dan bertos ria ala anak cowok kebanyakan.

Laura mengerutkan keninganya melihat Alex dan Rafa yang seolah sudah berteman sejak lama, lalu menepuk keningnya sendiri saat sadar kelakuan Rafa dan Alex sama saja 11, 12.

"Makin kacau, kalau orang gak waras di satuin," ucap Laura sambil memikirkan bagaimana kedepannya.

"Lo kenapa?" tanya Gretta, yang di jawab gelengan cepat oleh Laura.

"Ayo anak-anak buka buku halaman 65," perintah Bu Endang.

******

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi Laura seolah enggan beranjak dari tempat duduknya, apalagi sekarang ia sedang membaca cerita dari salah satu aplikasi w*****d lewat hp.

sementara Gretta sejak tadi pergi ke kantin bersama Rafa dan Alex, meskipun harus di paksa dan di ancam dulu oleh Gretha agar menemaninya makan di kantin, selain itu Gretta juga ingin mengetahui tentang Alex yang mengaku jadi mantan Laura.

Sedang asik-asik membaca, Laura merasa terganggu dengan seorang yang duduk di sampingnya.

Laura menolehkan kepalanya, "eh Ezra," Laura tersenyum manis dan menyimpan hpnya di atas meja.

"Maaf yah soal tadi pagi," ucap Laura dengan nada menyesal.

"Gak papa Ra, tapi nanti pulang sekolah bareng yah? aku mau ajakin kamu ke suatu tempat,"

"Boleh, kemana?" tanya Laura.

"Ada deh," ucap Ezra yang membuat Laura semakin penasaran.

"Ih kemana?" tanyanya penasaran.

"Nanti juga kamu tau, kamu gak makan?" tanya Ezra.

"Gak aku gak lapar,"

Ezra menggakukan kepalanya, "Aku harus kumpul anak basket dulu, aku tinggal yah," pamit Ezra.

"Iya gak papa kok,"

"Jangan lupa nanti pulang sekolah yah," ucap Ezra sambil mengelus lembut rambut Laura yang membuat pipi Laura memerah.

"Ekhmmm," dehem seseorang di pintu kelas.

Sontak Ezra menghetikan aktivitasnya dan melihat sang pelaku yang kini menatap Ezra tajam.

"Katanya kalau ada orang yang berduan yang ketiganya setan," sindir Alex.

"Yah lo setannya," ketus Laura.

Alex melangkah mendekati Laura dan Ezra, "makin hari makin lucu deh mantan," Alex terkekeh sambil mencubit pipi Laura gemas sampai meninggalkan bekas kemerahan.

"Lo gila, sakit bego," kesal Laura.

"Maksud lo apa, hah, " ucap Ezra ngegas.

"Gue gak ada maksud apa-apa," jawab Alex santai.

"Terus ngapain lo nyubit Laura sampai merah kaya gitu," marah Ezra sambil menunjuk pipi Laura yang masih memerah.

"Ya suka-suka gue lah," tengil Alex yang membuat Ezra semakin emosi terlihat dari mukanya yang sudah memerah menahan amarah.

"Lo berani sama Gue," ucap Ezra emosi.

"Udah-udah," ucap Laura melerai mereka.

"Lo pergi aja deh, lo kan harus kumpul anak basket dulu," usir Laura halus sebelum situasi benar-benar tak terkendali.

Ezra menatap Alex bak musuh dan berlalu pergi dari kelas Laura, setelah Ezra tak terlihat lagi.

Alex maju mendekati Laura yang menatapnya tak suka dan mengelus lembut pipi Laura yang masih memerah karena ulah Alex sendiri.

"Maaf," ucap Alex menyesal.

"Tapi gue gak suka liat pipi lo memerah karena busling denger ucapan si bangsat, gue lebih rela pipi lo kesakitan karena cubitan gue," ucap Alex menekankan menyebut bangsat.

"Di sini sakit Ra," ucap Alex sambil menujuk dadanya.

"Ngeliat lo berduan sama cowo lain, tersipu malu di depan cowok lain, tersenyum ke cowok lain, gue benar-benar gak suka," ucap Alex pelan tapi tersirat kesakitan.

"Lo itu bukan siapa-siapa gua lagi Alex, jadi lo gak berhak atas gue," sewot Laura sambil pergi meninggalkan Alex ke luar kelas.

"Sebenarnya apa kesalahan gue sampai lo ninggalin gue Ra," teriak Alex frustasi yang masih bisa di dengar oleh Laura di luar kelas.

Bab terkait

  • Teror Mantan   Part 4

    "Gue tau Ra," pekik Gretta tiba-tiba, yang kini sedang berjalan ke arah parkiran karena jam pulang telah tiba."Tau apaan?" jawab Laura malas sambil duduk dan menyenderkan punggungnya di kursi panjang sementara Gretta malah jongkong di bawah, random banget tingakah ni bocah. "Yang nyium lo tadi pagi Alexkan," heboh Gretta. "Kata siapa?" heran Laura."Kata alex, dia yang bilang sendiri sama gue pas di kantin tadi," jelas Gretta. Laura memutar kedua matanya malas, mendengar penjelas Gretta dari Alex yang tak ada benarnya. "Setelah gue tau yang nyium lo itu Alex, lo tau Ra apa yang gue lakuin?" tanya Gretta pada Laura. "Lo pukul, tendang atau lo bunuh orangnya," tebak Laura antusias merasa Gretta sedang melindunginya. Gretta menggelengkan kepalanya cepat mendengar jawaban Laura. "Terus lo apain?" tanya laura dengan kening berkerut. "Gue minta di cium sama Alex, eh malah di toyor kepala gue sama si curut Rafa," emosi Gretta sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • Teror Mantan   Part 5

    "Ra lo punya hubungan apa sama Alex," tanya Ezra yang kini tengah mengendarai motornya membelah kerumunan yang cukup padat sore ini. "Gak ada," jawab Laura malas. "Tapi dia....""Udahlah gak usah ngomongin Alex bisa," bentak Laura masam memotong perkataan Ezra. Ezra langsung membukam mulut saat mengetahui suasana hati Laura sedang berantakan terlihat dari ucapannya. Sepanjamg perjalananpun hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Tak lama mereka telah tiba di tempat yang Ezra tuju, di tepi pantai dengan semilir angin yang menyejukan apalagi pantai dan langit yang terluhat indah di sore hari ini. Mereka berdua turun dari motor, " kenapa kita kesini," tanya Laura sambil melihat sekitar yang tak ada pengunjung satu pun."Kenapa gak suka," tanya Ezra balik."Gak bukan gitu, suka kok," ucap Laura cepat takut Ezra akan salah paham sama pertanyaannya tadi. Sebenarnya Laura sangat suka pantai tapi tubuh Laura seolah tak mendukung, kep

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • Teror Mantan   Part 6

    Laura mengerjakapan mata dan melihat sekeliling yang sudah gelap, ia bangun dan melihat jam ternyata sudah pukul 8 malam.Laura bangun dari tidurnya, menyalakan lampu dan menutup jendela kamar dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi Laura bergegas ke luar kamar dan melihat keadaan di sekitar rumah yang sama gelapnya, dia mengerutkan keningnya bingung. Laura menyalakan lampu di semua ruangan sambil menutup semua jemdela. "Bun, bunda," panggil Laura. Merasa tak ada jawaban, Laura pergi ke kamar bunda.Laura membuka pintu kamar Sinta, kosong tak ada Sinta bahkan lampu kamar pun sama belum nyala. Laura berjalan masuk dan menutup jendela menyalakan lampu."Bunda," panggil Laura. "Bunda, di mana Laura takut sendirian," teriak Laura lagi. Merasa ada yang tak beres Laura berlari menaiki tangga kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya yang tergeletak. Laura mengotak ngatik ponselnya dengan nafas yang tak beraturan karena

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • Teror Mantan   Part 7

    Sejak tadi Laura hanya memperhatikan Alex yang terus saja merokok, sudah berapa batang yang Alex hisap tapi sepertinya Alex sudah kencanduan oleh benda itu."Lo bisa gak sih berhenti ngerokok," ucap Laura."Kenapa?" ucap Alex sambil memperhatikan Laura yang kini menatapnya dengan tatapan tak suka."Lo gak sayang sama badan lo?""Gue lebih sayang lo Laura," ucap Alex lembut."Kalau lo gak suka liat gue ngerokok, ada syaratnya," ucap Alex lagi."Apa?" tanya Laura."Kita balikan," ucap Alex serius."Gak," tolak Laura cepat.Alex mematikan rokok terakhirnya dan membuang puntungnya ke asbak yang di depan Alex.Lalu menatap lekat Laura, "Ra mau sebanyak apa pun kamu nolak aku dan nyuruh aku menjauh dari kamu, aku gak pergi Ra, karena aku yakin di hati kamu masih ada aku," ucap Alex dengan pedenya.Laura memalingkan mukanya tak mau melihat Alex. "Oh iya Ucul gimana keadannya sekarang?" tanya Alex menganti topik pembicaraan."Dia baik," jawab Laura malas."Aku boleh liat, di mana di sekarang?

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Teror Mantan   Part 8

    Laura sejak tadi terus mencari Alex yang entah di mana keberadaannya, selain untuk meminta uang jajan yang bunda titipkan padanya, Laura juga ingin memarahi Alex yang tak memberitahunya tentang handuk yang masih melilit di kepala Laura.Pelajaran pertama dan kedua bebas karena rapat yang di adakan dadakan, membuat sekolah kini ramai oleh anak-anak yang berlalu lalang.Laura berjalan cepat ketika melihat Alex tengah berada di sisi lapang basket berkumpul dengan anak cowok yang lainnya.Laura melepaskan sebelah sepatunya dan hap tepat sasaran"Aww," ringis Alex."Siapa yang berani lempar gue pake sepatu?" bentak Alex marah, yang membuat suasana lapangan yang tadi riuh seketika sunyi."Gue yang lempar," teriak Laura lantang sambil berjalan maju tanpa menggunakan sepatu sebelah."Eh mantan," ucap Alex nyengir, wajahnya yang tadi marah langsung terlihat berseri-seri ketika melihat Laura yang kini sedang berkacak pinggang."Balikin sepatu gue," pinta Laura galak.Alex melemparkan sepatu Lau

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Teror Mantan   Part 9

    "Alex, Alex," teriak Farel sambil berlari terpogoh-pogoh menghampiri Alex yang sedang duduk anteng di atas motornya sedang bermain ponsel."Apa?" tanya Alex acuh tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel."Itu..," ucapnya."Itu ....Laura ...uks," ucapnya terbata-bata."Itu apa? Laura kenapa?," tanya Alex."Laura..," ucapnya panik."Iya Laura kenapa? Bicara yang bener! Mau gue tonjok lo," ucap Alex tak sabaran."Laura pingsan," ucap Farel Lantang.Tanpa basa-basi Alex berlari ke arah ruang uks, dan membuka kencang pintu uks sehingga menimbulkan suara yang kencang.Brak.Laura dan Gretta yang sedang di dalm uks terperajat karena suara bising pintu.Alex menatap lekat Laura dengan napasnya yang ngos-ngosan."Katanya lo pingsan? Kok ini kagak? Tanya Alex heran sambil menetralkan nafasnya."Gue udah siuman," ketus Laura."Cepet banget siumannya," keluh Alex."Emangnya kenapa Lex?" tanya Gretta."Gak bisa moduslah," masamnya."Modus gimana?" tanya Gretta yang masih belum paham."Grepe-

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • Teror Mantan   Part 10

    "GRETTA," teriak mereka serempak.Sementara Gretta hanya menampilkan wajah polosnya, membuat Laura dan Alex yang sudah mengetahui sikaf Gretta yang polos dan lemot menepuk jidat."Kenapa?" tanyanya seolah tak terjadi apapun."Lo kenapa bilang kalau gue mau memperkosa Laura hah," sentak Alex membuat Gretta terkejut dan menahan tangis."Kan lo sendiri yang bilang tadi, kalau lo mau buat anak sama Laura," lirih Gretta."Iya gue bilang gitu...," ucap Alex terpotong."Tuhkan pak," bentak Ezra memotong ucapan Alex."Diem lo," ucap Alex garang."Alex sudah salah ngeles lagi," marah pak Burhan."Tapi saya gak salah pak," bela Alex."Iyakan Ra," tanya Alex pada Laura untuk membantunya meluruskan kesalahan paham ini."Iya pak, saya gak mungkin ngelakuin hal kaya gitu, apa lagi sama manusia macam dia," bela Laura di iringi dengan mengejek."Coba jelasin apa yang sebenarnya terjadi?" tanya pak Burhan meminta penjelasan pada mereka berdua, bukan pak Burhan saja yang penasaran apa yang sebenarnya t

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Teror Mantan   Part 11

    "Laura," panggil seseorang ketika Laura akan masuk ke dalam rumahnya, setelah tadi pulang di antar Alex, lalu Alex pergi entah ke mana dengan buru-buru."Ezra," kagetnya, Laura pikir Ezra tak akan pernah datang ke rumahnya lagi setelah kemarin di usir oleh bundanya."Kok bisa ada di sini?" tanya Laura."Iya kebetulan lewat sini jadi mampir," sahut Ezra sambil turun dari motornya dan berjalan mendekat ke arah Laura."Nih aku bawain boba kesukaan kamu," tunjuk Ezra sambil menyerahkan boba pada Laura.Laura menerima boba dengan ragu, lalu mengulas senyum kecil."Terima kasih," "Masuk duluan yah Zra," pamit Laura, berbalik berjalan ke arah rumahnya."Aku gak di tawarin masuk," ucap Ezra.Laura menghentikan langkahnya dan membalikan badannya lagi menghadap Ezra."Aku boleh masukkan?" tanya Ezra."Oh iya boleh," sahut Laura setengah ragu.Pasalnya bundanya sekarang tak ada di rumah, ia takut berduaan dengan Ezra apalagi notabetnya Ezra memang bukan cowok baik-baik, kalau bukan karena tujua

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16

Bab terbaru

  • Teror Mantan   Bab 68

    "Tapi bunda siapa dalang dari penculikan Laura?" Tanya Laura setelah beberapa saat terdiam, ia baru saja ingat jika ia belum mengetahui siapa orang tersebut, kenapa ia sampai bisa melakukan hal keji tersebut padaku, apakah aku pernah punya salah sampai dia melakukan hal tersebut?Anita dan Sinta saling tatap dalam Diam, mereka saling mengalihkan tatapannya dari Laura dengan raut wajah yang bingung."Kenapa bun?" Tanya Laura dengan kening berkerut, "Jangan menutupi apapun dari ku, Laura juga berhak tahu siapa dalangnya!" Lirih Laura dengan mata yang mengiba dan berkaca-kaca."Jangan karena rasa sayang kalian pada Laura, bunda dan momy menutupi hal ini," lanjut Laura lagi sambil melihat ke arah Sinta dan Anita secara bergantian."Bunda dan momy cuman gak tega ngeliat kamu terluka lagi," Sinta dan Anita berjalan mendekat ke arah Laura."Laura lebih terluka jika bunda dan momy menutupi hal ini dari Laura," aku melihat ke arah bunda yang melihat ku dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran

  • Teror Mantan   Bab 67

    "Syukurlah jika dalang dari semua masalah ini sudah tertangkap, aku sangat lega," Sinta tersenyum lega setelah menerima kabar tersebut dari Dimas lewat telepon, ia tak henti-hentinya tersenyum senang sambil berjalan dengan riang, menelusuri lorong rumah sakit, yah sinta baru saja sampai ke rumah sakit untuk melihat Laura."Mereka pasti akan akan bahagia jika aku beritahu kabar ini," Sinta tersenyum membayangkan wajah bahagia Laura dan Anita nanti.Beberapa menit kemudian, Sinta sudah berdiri di depan ointu kamar inap Laura.Tok tok tokLalu membuka pintu kamar tersebut, terlihat di sana ada Anita Laura yang sedang berbaring dan juga Rio yang sedang bersiap-siap dengan tergesa-gesa seperti akan pergi."Mau kemana?" Tanya Sinta sambil melihat ke arah Rio lalu ke arah Anita."Kami dapat kabar bahwa dalang dari kejadian Laura sudah di tangkap tadi,""Jadi mas Rio akan pergi ke kantor polisi sekarang," jawab Anita dengan wajah yang terlihat lega."Aku pergi dulu yah," pamit Rio lalu pergi

  • Teror Mantan   Bab 66

    Pov Bianca"Sialan di mana Ezra?" Teriak ku sambil melihat ke sudut ruangan di mana iya menyekap Ezra, tapi tak ada siapapun di sini."Di mana dia Hans?" Tanya Ku pada Hans yang berdiri di belakang ku sambil memegang kursi roda karena dia yang mendorong ku ke ruangan di mana Ezra berada.Tak ada jawaban dari Hans, yang ada hanya teriakan dia memanggil anak buahnya yang berjaga semalam di sini."Iya bos ada apa?" Jawab dua orang anak buah Hans yang datang dengan nafas tak beraturan seperti habis berlari."Kalian dari mana saja?" Bentak Hans."Gue bayar kalian buat ngejagain satu bocah doang, lo berdua kagak becus," lanjut Hans lagi.Sementara Boby dan Pian hanya busa menundukan kepalanya yak berani melihat ke arah Hans yang terlihat seram sekali ketika marah."Jawab, lo berdua kagak budeg kan," teriak Hans murka, karena belum mendapat jawaban dari mereka berdua."Ma...af bos," jawab Boby dengan terbata-bata."Anjing lo pada," maki Hans.Bugh bugh bughHans melayangkan pukulan pada mere

  • Teror Mantan   Bab 65

    Sesampainya di depqn kantor polisi Pak tua yang bernama Udin Itu menghentikan motornya, "Berhenti di sana saja yah, motor saya bodong takut di ambil," ucap Udin tersebut sambil melihat dengan waspada ke arah pintu kantor polisi yang terasa sepi."Yasudah pak, gak papa," ucap Ezra sambil turun dari motornya."Saya pamit yah," ucap Udin sambil melajukan motornya dengan cepat meninggalkan kantor polisi dan juga Ezra yang menatap kepergian Udin tanpa ekspresi.Dengan langkah gontai karena Ezra masih merasa lemas pada tubuhnya meskipun di jalan tadi ia sempat istirahat di rumah makan sekedar menghilangkan lapar dan dahaga sejak semalam, tapi tenaganya memang belum pulih sepenuhnya.Ezra sedikit takut melangkah ke dalam kantor polisi karena ini tempat ia awal di tahan karena kasus Laura, yah Ezra sengaja menyuruh Udin agar mengantarkannya langsung ke sini ia ingin menebus semua kesalahannya termasuk membebaskan adik dan juga ibunya yang di tahan oleh mereka untuk menakut-nakutu Ezra.Ezra m

  • Teror Mantan   Bab 64

    ''Tentang Ibu Mirna dan Lala yang di bawa ke sini tanpa sepengatahuan saya, saya minta maaf sebelumnya Fatan,'' ucap Dimas yang merasa sedikit tak enak hati, pada Fatan atau membuat dia berpikiran yang bukan-bukan tentang Dimas sejak awal karena membiarkan Rafa yang mengurus hal ini, padahal Dimas memang tidak tahu sejak awal.''Aku pun sama merasa heran waktu Rafa bawa mereka ke sini apalagi dengan kondisi ibu Mirna yang kurang stabil, juga dengan Lala yang membuat saya cemas jika ia tinggal di sini dengan kondisi di panti jompo yang kaya gini membuat mental dia juga tidak sehat,''''Aku sudah bilang dari awal untuk membiarkan polisi yang menanangani masalah ini, tapi dia dan anak mu itu sangat keras kepala,'' ucap Fatan sambil menggelengkan kepala, mengingat percakapan mereka bertiga beberapa hari yang lalu.''Tapi aku bersyukur mereka berdua akan pergi dari panti jompo ini,'' ucap Fatan yang merasa lega, bukan apa-apa tapi dengan kondisi Mirna yang kurang stabil ia takut para lansi

  • Teror Mantan   Bab 63

    Pov Alex"Sorry Ra aku gak ada niat untuk buat kamu sedih lagi kayak tadi," ucap ku lirih sambil berjalan di lorong rumah sakit, perasaan bersalah kian membuncah aku tak mengira jika lelucon ku akan membuat Laura histeris kembali."Gue bener-bener bodoh, harusnya gue bisa jaga ucapan gue sama Laura, apalagi gerak-gerik Laura yang seakan memang menghindar dari gue," ucapku sendiri yang kini sudah sampai parkiran rumah sakit tempat motorku di parkirakan."Gue harus nyelesaikan masalah ini secepatnya," tekad ku kuat, aku yakin jika masalah ini akan cepat selesai termasuk cepat juga Laura sembuhnya.Aku meronggoh saku celana di mana ponsel ku letakan di sana, dengan lincah aku mengutak-ngetik ponsel ku."Lo di mana?" Tanya Ku to the point setelah panggilan tersambung."Apaan sih Lex! Gue baru bangun elah," kesal Rafa di ujung telepon."Kebo lo, matahari udah naek lo masih tidur, cepet siap-siap kita ketemuan di panti jompo sekarang juga," ucap ku."Sekarang Lex," tanya Rafa memastikan."

  • Teror Mantan   Bab 62

    Pov AlexAlex berjalan di belakang Anita yang melangkah dengan riang sambil membawa totebag yang entah berisi apa? Alex berbaik hati membawakan totebag tersebut tapi malah kena marah Anita."Sebenarnya apa isi totebag tersebut sih? Apa jangan-jangan bom," Batin Alex berucap penuh curiga sambil terus memperhatikan totebag tersebut."Ah gak mungkin," elak Alex sambil menggelengkan kepalanya kiri dan ke kanan "Ngapain juga emak gue bawain bom ke rumah sakit, mau jadi teroris dia," lanjut Alex kembali.Plak"Awwsss," ringis Alex sakit dan terkejut, ia menatap Anita penuh tanda tanya."Kamu gak dengerin mama ngomong Lex?" Tanya Anita penuh selidik.Alex terbengong seketika, "Boro-boro dengerin mama ngomong, sedari tadi gue mikirin isi dari totebag tersebut," ucap Alex yang hanya bisa terucap dalam hati, kalau sampai ia ucapkan sih bisa-bisa kena pukul plus di marahi habis-habisan."Hehehe," aku hanya tersenyum sambil memperlihatkan barisan gigi ku."Ketawa kamu?" Sentak Anita garang.Ale

  • Teror Mantan   Part 61

    "Semalam papa mengirimkan hasil video tersebut, ke sebuah nomor yang beridentitas Bianca," ucap Dimas tiba-tiba ketika kami semua sudah selesai sarapan.Alex menatap Dimas heran, "Papa punya nomor Bianca?" "Nomor ponsel hal yang mudah bagi papa, kamu tahu papa menyelidiki hal ini tidak di ketahui oleh orang banyak seperti kemarin, hanya ada papa dan beberapa orang kepercayaan papa yang sudah bekerja cukup lama," "Papa hanya merasa ada seseorang di antara rekan papa yang berkhianat mencoba menutupi apa yang mereka ketahui ke papa," ucap menerka-nerka, karena sejak beberapa hari kemarin, memang ia sudah merasa ada sesuatu yang tidak beres."Jadi ada orang dalam," tanya Alex memastikan."Mungkin," jawab Dimas agak ragu."Kamu tahu, sepertinya mereka sudah melihat rekaman tersebut, dia mencoba menghubungi nomor yang pala pakai, tapi sengaja tak papa angkat agar membuat mereka ketakutan,""Kalau papa bisa tau nomor ponsel Bianca, berarti papa juga tahu keberadaan mereka semalam di mana?"

  • Teror Mantan   Part 60

    Pov Auhtor Pagi telah tiba, Laura terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan, ia melihat ke arah kanan yang menjadi sumber keributan di sana."Ayah," ucap Laura senang, ia tersenyum lebar matanya berbinar ketika melihat pria yang sangat ia sayangi berada di sini, sejak kemarin Laura tak melihat Rio dan itu membuat Laura sangat merindukan sosok ayahnya tersebut."Kamu udah bangun sayang?" Rio berdiri dari duudknya dan melangkah mendekati Laura, sambil tersenyum senang."Ayah kapan ke sini? Laura rindu sama ayah," ucap Laura manja, lalu memeluk tubuh Rio yang sudah berdiri di sampingnya."Ayah datang malam tadi, waktu kamu udah tidur," jawab Rio, sambil mengelus kepala Laura lembut." Kenapa gak bangunin Laura?" Ucqp Laura merujuk, melepaskan pelukannya dan menatap Rio tak suka."Kamu kan udah tidur sayang, Ayah gak tega bangunin kamu," jelas Rio gemas sambil mencium pipi Laura."Bunda juga sama! gak bangunin Laura," ketus Laura sambil melihat ke arah Anita yang akan memasuki l

DMCA.com Protection Status