"Rel, tunggu—" Panggilan nyaring itu menggema di koridor ruang kuliah lantai 2 pada siang yang terik.Aurel yang sedang bergegas melangkah ke arah tangga pun menoleh ke belakang. Dia tahu pemilik suara bariton itu siapa. Sedikit engan, tetapi dia menghentikan langkahnya dan menjawab, "Apa, Bi?""Gue pengin ngomong dikit sama elo, di sini aja deh mumpung sepi udah pada bubaran kuliah!" sahut Biyan meraih pergelangan tangan gadis yang disukainya.Dengan risih Aurel mengibaskan tangannya dari genggaman Biyan. "Please deh, jangan asal pegang. Besok gue mau nikah sama Prof. Reynold!" desisnya kesal."Itu yang mau gue omongin! Lo apa sudah gila sih? Nggak tahu rumor kalo tuh dosen ganjen sebenarnya punya anak sama Prof. Laura dan mereka tuh nikah di luar negeri? Tahun lalu pas lo belum masuk ke FKH, gue sudah kuliah di sini. Ada kakak angkatan namanya Joel Kim, dia ngeblow up fakta rahasia gelap 3 dosen muda di kampus ungu. Akhirnya dia kena DO, cuma gue sempat baca kertas yang dia tempel w
"Wah ... jemari kamu itu memang sangat terampil, James!" puji Laura setelah sanggul modern buatan suaminya bertengger cantik di sisi kiri belakang kepalanya."Ohh jelaz dong. Suami merangkap hair stylist dadakan spesial untuk Profesor Laura yang cantik," balas James seraya terkekeh. Dia sangat suka mendandani si cantik bermata biru yang rambut panjangnya berwarna cokelat madu itu.Mereka saling bertukar pandang mesra dengan wajah penuh senyuman dalam bayangan cermin rias. Kemudian James bertanya, "Sekarang apa boleh minta bayarannya, Honey?" "Kirain gratis kayak biasanya, sekarang bayar ya?" tanya balik Laura sedikit terkejut. Dia tak tahu harus membayar berapa kepada suaminya yang aslinya anak sultan properti di Jakarta.James berlutut dan mendongak menatap si cantik pujaan hatinya. "Bayarnya pake kiss lah masa pake duit? Aku nggak butuh duit lagi, Laura!" Dia menarik tengkuk istrinya lalu melumat bibir tanpa lipstick itu dengan penuh perasaan. 'Ciuman James masih sememabukkan sepe
"Aurel! Jangan kasar dong sama tamu!" seru Reynold seraya melotot kepada istri barunya. Dengan wajah tertekuk kesal dan bibir manyun, gadis belia itu menyodorkan tangannya lagi ke hadapan Laura yang dengan sopan menyalaminya sembari berkata, "Selamat buat pernikahanmu dengan Prof. Reynold. Bahagia selalu hingga tua nanti, Aurel."Tanpa diduga Aurel justru tertawa tak sopan sambil membeo, "Tua ... nanti! Iya sih aku 'kan masih muda bingits. Makasih, Prof. Laura. Selamat menikmati hidangan pesta!"Baik James maupun Reynold yang mengetahui sindiran terselubung dari Aurel merasa tidak terima. Sekalipun usia Laura memang tak muda lagi, tetapi perbuatan Aurel itu kasar."Rel, tolong jaga perkataan kamu ya sama istriku!" sahut James dengan tatapan matanya yang keras ke arah Aurel.Mendapat teguran keras dari dosen idolanya, Aurel pun menyesali perkataannya dan berkata, "Maaf, Prof. Laura kalau sudah membuat Anda tersinggung.""Nggakpapa, Rel. Aku turun dulu!" jawab Laura legowo. Dia pun ber
Suhu AC di kamar pengantin telah diturunkan hingga titik terendah. Namun, pergumulan pasangan pengantin baru itu terlalu panas. "Ouuhh ... Rey, punya kamu jagoan bangethh sih!" lenguh Aurel terkapar lemas dengan tubuh tertelentang di atas ranjang. Reynold hanya terkekeh menanggapi pujian bernada pasrah istri barunya. Dia masih rajin menggenjot tubuh daun muda yang masih segar tanpa kerut ataupun stretch mark sama sekali di kulit putih mulusnya."Aarrhh!" pekik Aurel menutup kedua matanya saat orgasme kuat sekali lagi menghantam tubuhnya untuk yang kesekian kalinya. Sepasang buah dada yang bulat itu naik turun sambil terguncang-guncang karena dorongan badan kekar suaminya. 'Gilee bener si profesor Parasitologi. Apa minum jamu apa obat kuat sih?!' batin Aurel sembari menata napasnya yang kembang kempis mengimbangi genjotan sarat birahi dari Reynold."Rel, nggak pingsan 'kan?" goda Reynold seraya mendengkus geli."Emm ... nggak kok, cuma yakin deh habis ini susah jalan. Sepanjang hari
"Honey, ayo kita makan siang di kantin!" ujar James dari ambang pintu kantor Laura. Dia tahu kalau wanita yang sangat dicintainya itu sering telat bahkan lupa makan siang.Tatapan sepasang mata biru itu berpindah dari berkas skripsi mahasiswa bimbingannya ke seraut wajah oriental yang tampan. Dia pun melepas senyum manisnya. "On time banget jemputnya, Hubby!" balasnya.James mengitari meja kerja istrinya lalu merundukkan wajahnya hingga dia dapat menemukan bibir kenyal merah muda beraroma strawberry itu dengan pagutan bibirnya. Lengan Laura keduanya bergelanyut di leher berondong kesayangannya itu.Ciuman mereka begitu dahsyat efeknya bagi James sehingga membuat kepalanya pening berkunang-kunang dan celananya menjadi sesak karena hasrat yang mendadak bangkit."Hhh ... aku jadi ingin cepat pulang kerja dan menguncimu di kamar tidur, Honey!" ucap James terkekeh menatap indahnya sepasang mata bak permata safir di hadapannya."Nanti ya sore, aku akan jadi milikmu sepenuhnya. Untuk saat in
"James, apa sebaiknya kita berpamitan sambil makan malam sama Rey nanti?" tanya Laura yang baru saja selesai menutup kopernya. Dia pun bangkit berdiri dari posisi jongkoknya lalu menghampiri suaminya yang sedang duduk menatap layar ponselnya dengan serius di kepala ranjang. James pun segera menaruh ponselnya ke nakas. Tangannya meraih pinggang istrinya hingga Laura hilang keseimbangan. "Aarrhh! James kaget aku," ucap Laura bernada protes menepuki dada bidang suaminya yang tertimpa olehnya. Namun, pria muda itu hanya tertawa renyah lalu menghujani wajahnya dengan kecupan-kecupan.Tubuh Laura pun dibanting ke bawahnya dan dengan segera James melucuti kancing kemeja lomggar yang dikenakan wanita kesayangannya. "Aku lebih tertarik memikirkanmu dan gaya apa yang asik untuk kita. Doggy style mungkin?" godanya mengerling kepada Laura."Tapi ini masih siang—" James memotong kata-kata Laura, "Dan kita hanya berdua. Daddy dan Mommy libur, Keira bersama Mikha di ruang TV. Perfect bukan?"Maka
"Kalo kamu masih mau pernikahan kita lanjut, jangan datang ke undangan makan malam Prof. Laura!" ancam Aurel menunjuk wajah suaminya dengan tatapan sengit. Ada rasa posesif dalam diri Aurel bila sudah berkaitan dengan istri rahasia Reynold yang dinikahi pria itu di Las Vegas. Memang tidak diakui di Indonesia, tetapi perasaan suaminya itu sangat dalam kepada dosen Patologi Anatomi keturunan blasteran yang cantik sekalipun sudah berusia menuju setengah abad."Tapi aku sudah setuju buat dateng, Rel. Nanti mereka nunggu aku 'kan kasihan!" terang Reynold berusaha minta perempuan belia itu mengerti situasinya."Bodo amat, lagian kenapa nggak nanya ke aku dulu sebelum jawab ajakan dinner Prof. Laura?! Tahu sendiri kalo aku sensi bingits kalo udah berhubungan sama dia!" Aurel menarik tangan Reynold dari ruang tengah masuk ke kamar tidur mereka.Dia juga merampas ponsel suaminya lalu menonaktifkan dayanya. "Sekarang aku mau ML sama kamu, Rey. Jangan pikirin mantan kamu lagi, oke?!" ujarnya de
"Penumpang atas nama Gwendolyn Laura Carson, tolong angkat tangan!" Seorang pramugari memberikan panggilan dengan mikrofon di depan pintu kabin penumpang pesawat Singapore Airlines sebelum lepas landas.James dan Laura terkejut dan saling bertukar pandang. Kemudian wanita itu pun mengangkat tangannya disaksikan oleh seisi kabin. Dia pun tak mengerti, mengapa namanya dipanggil oleh pramugari?"Ma'am, ada titipan buket bunga untuk Anda dari Tuan Reynold, silakan diterima!" ujar pramugari tadi menyerahkan karangan bunga gerbera merah, anggrek ungu, daisy, mawar kuning, dan mawar merah muda yang indah kepada Laura yang berjalan melewati lorong kursi penumpang pesawat.Jujur dia merasa terharu karena Reynold masih menyempatkan diri mengirimkan buket bunga tersebut ke bandara sekalipun mereka tak sempat bertemu langsung. Ketika Laura duduk kembali ke bangku di samping James, dia terdiam menatap buket bunga di pangkuannya. Suara pilot yang menyapa penumpang dan memberi tahukan bahwa sebenta