"Timothy Jayadi ...."Albert duduk di kursi samping jendela di kamarnya.Dia baru saja mandi dan sedang memakai jubah mandi. Bagian dadanya terbuka sedikit, wajahnya yang tampan terlihat memesona tapi juga mematikan.Meski melihat wajah ini setiap hari, Vicky masih tetap tertegun.Namun tak lama kemudian, dia menenangkan dirinya lalu melihat ke laporan di tangannya untuk mengalihkan perhatiannya."Nggak kusangka Timothy ini ternyata dari Keluarga Jayadi, nyali Celly benar-benar besar." Dari nada suara Vicky, terdengar jelas rasa suka dan kekagumannya pada Celine.Dari luar, Timothy terlihat baik-baik di, dia bekerja di usaha keluarga dan terlihat seperti seorang elit. Namun sebenarnya dia itu anak orang kaya yang kurang berbakat dan hanya bisa main-main.Ditambah dia punya beberapa hobi unik ....Vicky membalik-balik halaman laporan sambil berkata, "Timothy ini selalu ada kekasih, dari luar terlihat saling mencintai seperti pasangan biasa. Tapi satu tahun lalu, dia terlihat tinggal ber
Vicky tertegun sejenak.Hubungan mereka berdua tidak hanya atasan dan asisten, dia adalah kekasih Albert yang paling pengertian.Namun, itu hanya masa lalu. Sekarang Vicky hanya asisten Albert, tidak ada identitas yang lain lagi!"Bos sepertinya sudah lupa dengan janji kita."Vicky tersenyum.Lengan Albert membeku di udara, matanya juga menyipit.Janji mereka ....Sudah selama ini dia masih saja marah."Vicky ....""Bos silakan tidur dulu, aku mau pergi melihat keadaan Celly. Tadi dia minum lumayan banyak, aku agak khawatir."Senyuman sopan Vicky memotong kata-kata Albert. Kemudian, Vicky berbalik dan berjalan keluar.Sementara ekspresi Albert berubah gusar.Vicky yang sudah keluar kamar langsung kehilangan senyuman sopannya.Dia tahu apa yang mau Albert katakan tadi.Pasti menyuruhnya jangan marah lagi. Namun, Vicky bukan sedang marah.Muncul kesedihan di mata Vicky, lalu dia menghirup napas dalam-dalam, berusaha untuk tersenyum lalu berjalan ke kamar Celine .......Saat ini, Timothy
Dia mengira Timothy membuat masalah sampai ada yang mati, tapi ternyata Timothy yang dipukul.Putranya dipukul?Dia mana mungkin diam saja.Awalnya dia ingin membangunkan Renald, jadi dia ada alasan untuk segera ke kantor polisi. Dia juga mau Renald melihat Timothy yang terluka untuk merangsang rasa kasihan Renald pada anaknya.Namun, setelah itu dia menerima satu pesan lagi yang membuatnya mengurungkan niatnya ini."Timothy diduga melakukan kegiatan seks secara kumpulan dan menyediakan serta memakai obat terlarang."Jantung Inez seakan-akan diremas.Melihat Renald yang tertidur lelap di samping, Inez menghela napas lega karena tidak membangunkan Renald.Setelah menghirup napas dalam-dalam, Inez berusaha menekan kepanikan di hatinya.Keesokan paginya, begitu Renald keluar dari pintu rumah, Inez sudah pergi ke garasi dan mengemudi melaju ke kantor polisi.Sesampainya di kantor polisi, dia melihat Baim masih ada di sana.Begitu mereka bertemu di kantor polisi, Inez berjalan masuk sambil
Panggilannya seketika membuat orang-orang sekitar yang ribut hening.Saat ini Inez mana mungkin terus marah-marah?Dia segera membungkuk, ingin mengelus wajah Timothy, tapi wajahnya bengkak dan penuh dengan luka. Sentuh mana saja akan membuat Timothy kesakitan, Inez sama sekali tidak bisa menyentuhnya."Timothy, lihat lukamu ini. Sakit, nggak?" Inez merasa hatinya sangat sakit.Mana mungkin tidak sakit?Timothy merasa seluruh bagian tubuhnya sakit setengah mati.Selama dia hidup, dia mana pernah mengalami hal seperti ini?Saat ini di depan Inez, Timothy merasa sangat sedih.Dia sama sekali tidak perlu menjawab, ekspresinya saja sudah menunjukkan segalanya. Inez kasihan padanya sambil menggertakkan giginya memikirkan orang yang melukai anaknya sampai seperti ini."Teman-temanmu itu bilang mereka nggak tahu siapa yang memukulmu sampai begini. Sekarang kamu sudah bangun, siapa pelakunya?"Inez menatap Timothy, tidak sabar ingin mendapatkan nama pelakunya.Asalkan tahu namanya, dia bisa me
Waktu Inez masuk, dia langsung duduk di sofa. "Pak Seto ... Pak Wakil!""Tadi pas masuk, aku lihat kata wakil ini sangat menonjol. Pak Wakil, aku ingat kamu naik ke posisi ini tiga tahun yang lalu, 'kan?"Tiga tahun lalu, Seto membantu Keluarga Bakri mengurus kematian seorang gadis.Seto tertegun sejenak, lalu dia menuangkan teh untuk Inez. "Ingatan Nyonya bagus sekali, memang di tiga tahun lalu, juga di bulan-bulan sekarang."Waktu di luar, Seto terlihat sedikit menjaga jarak pada Inez agar tidak ada yang curiga dengan hubungan mereka.Namun, setelah tidak ada orang luar, Seto langsung terang-terangan menyanjung Inez.Inez mengambil gelasnya lalu melihat Seto dan berkata dengan penuh makna, "Kamu juga ingat jelas, tapi kalau aku jadi kamu, tiga tahun jadi wakil aku pasti sudah bosan. Apa Pak Seto pernah berpikir mau naik pangkat?"Naik pangkat? Bukannya itu berarti jadi kepala kantor.Detak jantung Seto langsung meningkat. Melihat teh di gelas Inez sudah berkurang, dia segera menuangk
Baim juga merasa malu karena hal ini."Si Winny ini meski dari Keluarga Tantra di Binara, dari penyelidikanku, Keluarga Tantra dan Nadine nggak punya hubungan bisnis sama sekali, juga nggak punya hubungan apa pun. Kenapa Winny ini dilindungi sampai serapat ini oleh Hansen?"Keluarga Nadine ....Kening Inez semakin berkerut.Tidak hanya Keluarga Nadine, masih ada Andreas!Keluarga Nadine ... Andreas ... Winny Tantra ....Di antara mereka bertiga, ada satu orang ....Inez tiba-tiba teringat sesuatu, dia sampai tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. "Celine, dia orangnya!""Demi Celine, Keluarga Nadine melindungi Winny. Sedangkan Andreas mencari tahu kejadian malam itu juga demi Celine!""Benar, pasti dia pelakunya!""Semalam yang memukuli Timothy pasti juga Celine. Dia memukuli anakku sampai seperti itu, aku nggak bakal mengampuninya!"Muncul kebencian di mata Inez.Dia ingin mencari Celine sekarang juga dan memberinya pelajaran.Namun, dia masih harus menunggu Timothy. Sedangkan Celine ...
Kata-kata Karin masuk akal."Kalau begitu, maaf merepotkan, Kak Vicky." Kemudian, Celine teringat sesuatu, "Terus bagaimana dengan Karin?"Semua gadis dari tim tari semalam sudah dibawa pergi ke kantor polisi.Timothy dan yang lain tahu kalau semalam Karin juga ada di sana, kalau Timothy tidak menemukannya, takutnya bakal mencari Karin.Celine mengernyit, tapi Vicky malah tertawa sambil berkata, "Kamu nggak usah mengkhawatirkan dia, dia tinggal di sini, sangat aman. Cuma kamu ...."Vicky menggenggam tangan Celine dan berkata, "Aku tahu kamu ada urusan di luar, tapi kamu nggak usah terlalu khawatir soal ini, mereka nggak akan mencarimu!"Atau lebih tepatnya tidak ada kesempatan, atau ... mereka tidak berani!Celine tahu kalau Albert sudah turun tangan.Dia tidak tahu kekuasaan Keluarga Tjangnaka di luar negeri, tapi dilihat dari sikap Albert terhadap Andreas, dia tahu kalau Karin dan para gadis itu akan terlindungi dengan baik."Terima kasih, Kak Vicky," ujar Celine dengan penuh terima
Inez merasa kepalanya seakan-akan meledak. "Apa yang kamu bicarakan?""Apanya yang jelas? Apanya nggak bisa dijamin?""Apanya dalam waktu dekat nggak bisa keluar?"Inez berteriak keras ke polisi itu, seketika menarik perhatian orang-orang di sekitar.Seto baru saja keluar dari kantornya dengan ekspresi serius. Begitu mendengar suara keributan ini, dia segera bergegas kemari.Kebetulan Inez juga melihatnya. "Pak Seto, kamu kasih tahu dia kalau aku sudah boleh membawa Timothy pergi!"Inez melipat tangannya di depan dada, menunggu Seto mengurus hal ini.Namun, Seto malah berdiri diam di tempat, tatapannya ke Inez juga penuh dengan maksud meminta maaf."Pak Seto ...."Karena takut Inez membuat keributan lagi, Seto menariknya sambil berkata, "Nyonya, ayo duduk sebentar di kantorku, aku jelaskan tentang situasi Tuan Muda Timothy."Inez melihat Seto sejenak lalu mengikutinya.Begitu masuk kantor dan pintu tertutup, Inez langsung melempar tasnya ke sofa dan bertanya marah, "Apa yang terjadi?"