Gadis itu seakan-akan melihat ada harapan.Albert pun mengernyit. "Membantu kalian?"Dia tahu kalau "kami" yang dimaksud ini termasuk Celine.Sikap Albert langsung berubah serius. "Celly, naik ke mobil."Firasatnya mengatakan kalau orang yang diberi pelajaran oleh Celine itu bukan orang biasa.Dia mau mencari tahu hal ini.Jalanan bukan tempat yang bagus untuk berbicara. Albert menarik Celine sambil melirik Vicky. Vicky langsung mengerti dan menopang gadis itu ke mobil.Celine masih di luar."Celly, ayo naiklah, Bos baru membeli sebuah vila di sini, kita pergi lihat-lihat bagaimana renovasinya." Vicky turun lagi dari mobil dan merangkul lengan Celine. "Kalau kamu nggak ikut, aku nggak punya banyak pujian untuk si Bos."Celine tidak bisa menolak, lalu ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya naik ke mobil.Mobil mewah itu langsung masuk ke sebuah vila.Celine melihat ternyata vilanya Albert kebetulan ada di sebelah vila Timothy.Bilangnya melihat hasil renovasi, tapi sebenarnya tidak begitu.
Orang-orang di vila Timothy segera dibawa pergi oleh polisi, termasuk para gadis.Namun, Celine tahu, hal ini akan segera diketahui oleh orang Keluarga Jayadi dan mereka tidak akan diam saja.Melihat Celine sudah tidak melihat teleskop, Vicky bertanya, "Bagaimana? Bintangnya bagus, nggak?"Tadi dia sudah mengirim pesan ke bawahannya, sekarang sedang menunggu laporan hasil penyelidikan."Bagus, sangat bagus!" Bisa melihat Timothy dibawa pergi oleh polisi dengan mata kepalanya sendiri, Celine merasa sangat puas.Namun, karena mengkhawatirkan apa yang akan Keluarga Jayadi lakukan selanjutnya, Celine terlihat tidak fokus.Albert dan Vicky menyadari hal ini, tapi tidak bertanya."Kalau begitu, bagaimana kalau kita minum-minum sedikit?" saran Albert.Tanpa menunggu jawaban Celine, Vicky juga menambahkan, "Benar, hari ini Bos pertama kalinya menginap di sini, bisa dibilang sudah pindah ke sini. Kebetulan kita ada di sini, bisa merayakan acara pindahan rumah ini. Di tempat penyimpanan arak Bos
"Timothy Jayadi ...."Albert duduk di kursi samping jendela di kamarnya.Dia baru saja mandi dan sedang memakai jubah mandi. Bagian dadanya terbuka sedikit, wajahnya yang tampan terlihat memesona tapi juga mematikan.Meski melihat wajah ini setiap hari, Vicky masih tetap tertegun.Namun tak lama kemudian, dia menenangkan dirinya lalu melihat ke laporan di tangannya untuk mengalihkan perhatiannya."Nggak kusangka Timothy ini ternyata dari Keluarga Jayadi, nyali Celly benar-benar besar." Dari nada suara Vicky, terdengar jelas rasa suka dan kekagumannya pada Celine.Dari luar, Timothy terlihat baik-baik di, dia bekerja di usaha keluarga dan terlihat seperti seorang elit. Namun sebenarnya dia itu anak orang kaya yang kurang berbakat dan hanya bisa main-main.Ditambah dia punya beberapa hobi unik ....Vicky membalik-balik halaman laporan sambil berkata, "Timothy ini selalu ada kekasih, dari luar terlihat saling mencintai seperti pasangan biasa. Tapi satu tahun lalu, dia terlihat tinggal ber
Vicky tertegun sejenak.Hubungan mereka berdua tidak hanya atasan dan asisten, dia adalah kekasih Albert yang paling pengertian.Namun, itu hanya masa lalu. Sekarang Vicky hanya asisten Albert, tidak ada identitas yang lain lagi!"Bos sepertinya sudah lupa dengan janji kita."Vicky tersenyum.Lengan Albert membeku di udara, matanya juga menyipit.Janji mereka ....Sudah selama ini dia masih saja marah."Vicky ....""Bos silakan tidur dulu, aku mau pergi melihat keadaan Celly. Tadi dia minum lumayan banyak, aku agak khawatir."Senyuman sopan Vicky memotong kata-kata Albert. Kemudian, Vicky berbalik dan berjalan keluar.Sementara ekspresi Albert berubah gusar.Vicky yang sudah keluar kamar langsung kehilangan senyuman sopannya.Dia tahu apa yang mau Albert katakan tadi.Pasti menyuruhnya jangan marah lagi. Namun, Vicky bukan sedang marah.Muncul kesedihan di mata Vicky, lalu dia menghirup napas dalam-dalam, berusaha untuk tersenyum lalu berjalan ke kamar Celine .......Saat ini, Timothy
Dia mengira Timothy membuat masalah sampai ada yang mati, tapi ternyata Timothy yang dipukul.Putranya dipukul?Dia mana mungkin diam saja.Awalnya dia ingin membangunkan Renald, jadi dia ada alasan untuk segera ke kantor polisi. Dia juga mau Renald melihat Timothy yang terluka untuk merangsang rasa kasihan Renald pada anaknya.Namun, setelah itu dia menerima satu pesan lagi yang membuatnya mengurungkan niatnya ini."Timothy diduga melakukan kegiatan seks secara kumpulan dan menyediakan serta memakai obat terlarang."Jantung Inez seakan-akan diremas.Melihat Renald yang tertidur lelap di samping, Inez menghela napas lega karena tidak membangunkan Renald.Setelah menghirup napas dalam-dalam, Inez berusaha menekan kepanikan di hatinya.Keesokan paginya, begitu Renald keluar dari pintu rumah, Inez sudah pergi ke garasi dan mengemudi melaju ke kantor polisi.Sesampainya di kantor polisi, dia melihat Baim masih ada di sana.Begitu mereka bertemu di kantor polisi, Inez berjalan masuk sambil
Panggilannya seketika membuat orang-orang sekitar yang ribut hening.Saat ini Inez mana mungkin terus marah-marah?Dia segera membungkuk, ingin mengelus wajah Timothy, tapi wajahnya bengkak dan penuh dengan luka. Sentuh mana saja akan membuat Timothy kesakitan, Inez sama sekali tidak bisa menyentuhnya."Timothy, lihat lukamu ini. Sakit, nggak?" Inez merasa hatinya sangat sakit.Mana mungkin tidak sakit?Timothy merasa seluruh bagian tubuhnya sakit setengah mati.Selama dia hidup, dia mana pernah mengalami hal seperti ini?Saat ini di depan Inez, Timothy merasa sangat sedih.Dia sama sekali tidak perlu menjawab, ekspresinya saja sudah menunjukkan segalanya. Inez kasihan padanya sambil menggertakkan giginya memikirkan orang yang melukai anaknya sampai seperti ini."Teman-temanmu itu bilang mereka nggak tahu siapa yang memukulmu sampai begini. Sekarang kamu sudah bangun, siapa pelakunya?"Inez menatap Timothy, tidak sabar ingin mendapatkan nama pelakunya.Asalkan tahu namanya, dia bisa me
Waktu Inez masuk, dia langsung duduk di sofa. "Pak Seto ... Pak Wakil!""Tadi pas masuk, aku lihat kata wakil ini sangat menonjol. Pak Wakil, aku ingat kamu naik ke posisi ini tiga tahun yang lalu, 'kan?"Tiga tahun lalu, Seto membantu Keluarga Bakri mengurus kematian seorang gadis.Seto tertegun sejenak, lalu dia menuangkan teh untuk Inez. "Ingatan Nyonya bagus sekali, memang di tiga tahun lalu, juga di bulan-bulan sekarang."Waktu di luar, Seto terlihat sedikit menjaga jarak pada Inez agar tidak ada yang curiga dengan hubungan mereka.Namun, setelah tidak ada orang luar, Seto langsung terang-terangan menyanjung Inez.Inez mengambil gelasnya lalu melihat Seto dan berkata dengan penuh makna, "Kamu juga ingat jelas, tapi kalau aku jadi kamu, tiga tahun jadi wakil aku pasti sudah bosan. Apa Pak Seto pernah berpikir mau naik pangkat?"Naik pangkat? Bukannya itu berarti jadi kepala kantor.Detak jantung Seto langsung meningkat. Melihat teh di gelas Inez sudah berkurang, dia segera menuangk
Baim juga merasa malu karena hal ini."Si Winny ini meski dari Keluarga Tantra di Binara, dari penyelidikanku, Keluarga Tantra dan Nadine nggak punya hubungan bisnis sama sekali, juga nggak punya hubungan apa pun. Kenapa Winny ini dilindungi sampai serapat ini oleh Hansen?"Keluarga Nadine ....Kening Inez semakin berkerut.Tidak hanya Keluarga Nadine, masih ada Andreas!Keluarga Nadine ... Andreas ... Winny Tantra ....Di antara mereka bertiga, ada satu orang ....Inez tiba-tiba teringat sesuatu, dia sampai tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. "Celine, dia orangnya!""Demi Celine, Keluarga Nadine melindungi Winny. Sedangkan Andreas mencari tahu kejadian malam itu juga demi Celine!""Benar, pasti dia pelakunya!""Semalam yang memukuli Timothy pasti juga Celine. Dia memukuli anakku sampai seperti itu, aku nggak bakal mengampuninya!"Muncul kebencian di mata Inez.Dia ingin mencari Celine sekarang juga dan memberinya pelajaran.Namun, dia masih harus menunggu Timothy. Sedangkan Celine ...
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s