Bagi orang luar, kata "maaf" ini terdengar seperti meminta maaf karena tidak berhasil menahan Andreas.Namun, Omar tahu apa maksud permintaan maaf ini."Bukan salahmu," ujar Omar sambil menepuk tangan Fera.Sepasang suami istri ini selalu terlihat penuh cinta.Namun, Fera masih tetap mengernyit, di otaknya terus muncul adegan Andreas dan Celine pergi sambil bergandengan tangan. "Sayang sekali, kamu bahkan nggak sempat berbicara dengan Nona Celine itu ...."Karena kata-kata Celine, orang-orang kembali mengingat Celine.Inez mulai merasa posisi Bella terancam. "Kelakuan Andreas kepada nona itu sangat spesial, entah dari keluarga mana dia. Bagus kalau keluarganya setara dengan Keluarga Jayadi."Celine Maira ....Keluarga, identitas dan informasi lainnya sudah ada di tangan semua anggota Keluarga Jayadi.Seorang putri pengusaha kaya di Binara, walaupun dia akhirnya diangkat jadi cucu Keluarga Nadine, dia hanya punya posisi palsu di Grup Jayadi.Dia tidak berada di pusat kuasa Keluarga Nadi
Fera mulai menangis karena merasa bersalah."Salahku nggak memesan asistenku untuk menutup pintunya dengan baik, kalau nggak Dylan juga nggak akan masuk ke sana. Foto-foto itu adalah satu-satunya kenangan Shella, tapi sekarang ...."Sudah hancur!Justru bagus kalau sudah hancur!Tanpa foto-foto itu, Omar hanya bisa memikirkan kenangan Shella yang ada di ingatannya.Namun, memangnya bisa bertahan berapa lama?Ingatan akan semakin samar, sampai akhirnya Omar tidak akan ingat dengan wajah Shella lagi."Nggak ada hubungannya denganmu." Omar sadar dari lamunannya.Fera yang pengertian dan besar hati membuatnya merasa bersalah. Selama ini, Fera selalu berada di sampingnya dan membantunya. Dia seharusnya tidak memikirkan orang di masa lalu lagi.Omar melihat Fera lalu menanyakan pertanyaan yang tidak pernah dia tanyakan, "Apa kamu menyesal menikah denganku dulu?"Menyesal?Dia mana mungkin menyesal?Waktu itu semua yang dia lakukan, baik yang terang-terangan maupun yang diam-diam, dia lakukan
Dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan menyentuh kain kasa di wajahnya, lalu tangannya bergetar.Kata-kata nyonya tadi terngiang-ngiang di benaknya."Setelah kamu sudah siap, kamu tentu saja sudah bisa keluar.""Setelah aku siap ... " gumam wanita itu.Dia tentu saja tahu maksud Fera.Tiba-tiba sepasang mata itu tersenyum mengerikan. "Celine, persiapanku akan segera selesai. Tunggu aku!"Tunggu dia merusak semua yang akan dimiliki Celine!...Ketika Celine dan Andreas kembali ke rumah sakit, langit sudah terang.Sinar matahari lembut menembus jendela menyinari wajah Dylan. Karena takut sinar itu membuat Dylan tidak nyaman, Andreas segera menarik gorden."Jangan khawatir, dia pasti bakal bangun." Celine dengan lembut menenangkan Andreas yang mengernyit.Andreas tahu dengan keahlian medis Eric, Dylan pasti bakal bangun.Namun, bagaimana kondisi Dylan setelah bangun?Andreas merasa sedikit gelisah.Dylan tidur selama berhari-hari.Luka di kening Celine perlahan-lahan pulih. Dia terus
Tuan Muda Timothy ....Celine yang hendak keluar tiba-tiba menghentikan langkahnya."Tuan Muda Timothy suka bunga seperti apa?""Mana kutahu? Tapi orang seperti dia harusnya bakal suka bunga yang menonjol, jadi aku pilih mawar merah ....""Belum tentu, mungkin saja dia suka yang segar dan anggun."Wanita yang berbicara itu berdiri di depan kumpulan bunga lalu memilih bunga melati putih.Gadis lainnya juga sedang memilih dengan saksama, bahkan ada yang sudah pilih terus tidak jadi dan berpikir keras lagi, seakan-akan bunga yang dia pilih punya efek yang luar biasa.Celine juga diam-diam bergabung di antara mereka.Para gadis ini masih sibuk mengobrol."Dengar-dengar Tuan Muda Timothy mengundang beberapa temannya ke pesta malam ini, kira-kira siapa saja yang bakal datang?""Teman-teman Tuan Muda Timothy sudah pasti orang-orang unggul, sangat bagus kalau kita bisa kenal."Pesta malam ini?Teringat Winny yang berbaring di rumah sakit, Celine refleks menggenggam erat bunga di tangannya.Ren
CCTV-nya ... mati?Penemuan ini membuat mata Celine berbinar. Tanpa CCTV, di depannya hanya ada sebuah tembok yang tidak bisa menghentikannya.Namun, saat ini di sebuah kamar di dalam vila,sekelompok pria dengan Timothy sebagai ketuanya sedang minum-minum.Ketika seorang pengawal masuk, Timothy langsung melihatnya dan bertanya, "CCTV sudah dimatikan?""Tuan Muda, semua CCTV di vila sudah dimatikan," jawab pengawal itu.Orang-orang lain di sini pun mengangkat gelas mereka."Bagus sekali! Kalau CCTV menyala, mainnya nggak bebas. Sekarang baru seru!""Tuan Muda Timothy memang paling mengerti.""Memang Tuan Muda Timothy paling pintar, wanita yang dia mainkan cantik dan bertubuh seksi. Nanti aku mau coba merasakan kesenangan Tuan Muda Timothy."Orang-orang yang berkumpul hari ini adalah orang-orang yang sering bergaul dengan Timothy. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dari keluarga kaya yang kerjanya main-main saja.Timothy sangat menikmati rasa disanjung seperti ini.Dia bersandar sa
"Informasi dari pamanmu cuma tahu Winny dirawat di rumah sakit milik Keluarga Nadine. Semua informasi lainnya ditutupi oleh Hansen."Inez merasa stres dia pun mulai menyalahkan Timothy. "Kamu kenapa malah menyentuh orang seperti ini? Jelas-jelas sudah kusuruh kamu urus baik-baik, kamu malah ...."Teringat hal ini, Inez merasa sangat kesal."Andreas kenapa bisa memperhatikan Winny? Dari yang aku tahu, mereka sama sekali tidak pernah berinteraksi." Inez tetap tidak mengerti.Timothy terdiam sejenak lalu akhirnya memutuskan untuk terus terang. "Winny itu sahabat Celine. Malam itu Celine juga hadir.""Celine?"Inez merasa nama ini sangat familier.Pantas saja!"Pantas saja Andreas menyelidiki hal ini, pasti karena Celine!"Muncul kegelisahan di hati Inez, dia kembali memperingatkan Timothy."Timothy, beberapa hari ini kamu jangan macam-macam. Nggak, nggak bisa, aku suruh kamu ke luar negeri sembunyi sebentar, tapi kamu nggak mau. Sekarang apa pun yang terjadi kamu harus turuti aku. Aku sur
Seorang pembantu di vila mendorong selemari baju. Para gadis mengira Timothy menyiapkan gaun untuk mereka. Mereka pun berseru memuji Timothy sangat perhatian. Namun, ketika mereka membuka kain penutup, mereka semua tertegun."Ini ...." Para gadis terkejut.Pembantu tadi menyampaikan pesan Timothy. "Baju-baju ini adalah baju pesta yang disiapkan Tuan Muda Timothy untuk Anda semua. Silakan kalian pakai lalu boleh langsung keluar."Para gadis menunjukkan ekspresi ragu. "Apa ... nggak salah ambil?"Baju-baju ini sama sekali bukan gaun.Lihat sekilas saja, semua baju ini sangat kekurangan bahan, hanya bisa menutup bagian penting di tubuh. Baju-baju ini bahkan lebih minim dari baju renang."Mana mungkin salah? Ini semua baju pesta." Pembantu itu melihat jam lalu tersenyum sopan sambil berkata, "Nona-Nona, waktunya sudah sisa sedikit, Tuan Muda Timothy sedang menunggu kalian!"Tuan Muda Timothy sedang menunggu ....Salah seorang gadis lebih dulu menyingkirkan keraguan dan kemaluannya. Dia men
Di kegelapan karena membelakangi cahaya, dia samar-samar melihat sosok Timothy.Sementara orang yang ada di kegelapan tidak hanya dia.Belasan kursi dipenuhi orang, tapi Celine tidak bisa melihat jelas siapa orang-orang itu.Sementara saat ini, mendengar suara Timothy, para gadis di atas panggung seakan-akan takut akan membuat Timothy marah kalau tidak menurutinya dan akan kehilangan kesempatan menarik perhatiannya.Teringat tujuan mereka datang hari ini, ada salah seorang gadis langsung berkata, "Mau, Tuan Muda Timothy, aku bersedia.""Benar, aku bersedia.""Aku juga.""Kita semua bersedia."Setelah ada satu orang yang memimpin, semua orang langsung menyingkirkan rasa malu mereka.Para gadis melihat ke bawah panggung, tapi mereka sama sekali tidak bisa melihat apa-apa, mereka mengira di bawah hanya ada Timothy seorang. Oleh karena itu, mereka juga mengira mereka menari di panggung hanya untuk Timothy seorang."Bagus, kalau begitu, mulailah," ujar Timothy puas.Para gadis cuma diskusi
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu
Melihat nomor telepon itu, Celine merasa sangat tegang.Dia tahu jelas apa yang dia nantikan.Namun, semakin dia menginginkannya, hatinya semakin gelisah.Pertanyaan di hatinya juga semakin banyak, dia ingin mendapatkan jawaban.Setelah menghirup napas dalam, Celine akhirnya menelepon "Tuvin Sarwen".Ketika sedang menunggu panggilan terhubung, jantung Celine berdetak sangat kencang, seolah-olah akan segera melompat keluar.Setelah panggilan terhubung, apa yang harus dia katakan?Kalau "Tuvin" bukan dia ....Berbagai macam pikiran melintas di benak Celine.Akhirnya, suara dering telepon berhenti, lalu terdengar suara napas."Halo?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita.Celine tertegun sejenak, semua pikiran dan juga ketegangan tadi seakan-akan membeku."Halo, siapa ini?"Suara wanita itu membuat Celine seketika tersadar.Dia memastikan sekali lagi kalau ini nomor yang diberi Noni. Setelah itu, dia mencoba bertanya, "Apakah ini nomornya Tuvin Sarwen?"Orang di seberang telepon terdia
Owen mendongak melihat ke salah satu rumah.Ketika dia melihat Celine, dia menyadari Celine juga sedang melihat ke rumah itu.Hanya orang rumah ini yang belum mereka temui orangnya.Yang lainnya juga melihat tatapan Celine.Saat ini, fokus mereka semua tertuju pada satu-satunya rumah yang terkunci dan tidak ada orang ini.Mereka masih ingat jelas kata-kata tetangga tadi.Tetangga itu bilang orang yang tinggal di rumah ini adalah keluarga bermarga Sarwen. Cucu orang tua di rumah ini meski bentuk tubuhnya agak mirip dengan Andreas, wajahnya tidak mirip.Yang namanya tetangga tidak mungkin tidak kenal.Tetangga itu bilang bukan, harusnya benar bukan Andreas.Melihat mereka semua tidak berhasil menemukan orang yang ingin dicari, tetangga itu pun berkata, "Kalian lagi mencari orang yang sangat penting untuk kalian, ya? Pasti bakal ketemu, harus tetap berharap, pasti bisa ketemu. Seperti cucunya Gion ....""Tiga tahun lalu, kecelakaan itu parah sekali. Kami mengira Tuvin sudah pasti mati, ta
Di area yang ditentukan Owen ada banyak rumah kecil.Di sekitar tidak ada CCTV, jadi mereka hanya bisa bertanya ke satu-satu rumah.Begitu turun mobil, Celine langsung mengikuti nalurinya berjalan ke sebuah rumah lalu tidak bisa bergerak lagi."Celly, ada apa?" Albert mengikuti dia dari belakang.Dylan yang sedang menanyakan proses pencarian ke Owen juga segera menghampiri mereka waktu menyadari keadaan Celine."Kak Celine, ada apa?"Mereka berdua jelas terlihat khawatir.Celine melihat rumah di depannya dan berkata, "Dia ... ada di sini."Celine terdengar sangat yakin.Albert dan Dylan saling menatap lalu mengikuti arah pandang Celine.Mereka percaya dengan naluri Celine.Dylan langsung memanggil Owen dan berkata, "Kalian sudah cek rumah ini?""Waktu pagi-pagi tadi sudah ke sini, tapi pintunya tertutup. Jadi kita cuma coba panggil, seorang wanita bilang nggak bisa buka pintu. Kita juga nggak punya alasan untuk masuk.""Tadi waktu ke sini lagi, di dalam kayaknya nggak ada orang."Owen
...Di Kompleks Tiara.Sejak semalam datang, Albert dan Dylan tetap di sini.Mereka terus melihat rekaman CCTV berulang kali.Celine sudah tidak tidur semalaman, mereka berdua juga sama.Setiap setengah jam, Owen menyampaikan informasi terbaru.Mereka menemukan sopir taksi yang dinaiki Andreas dari plat mobil yang tertangkap di CCTV.Menurut informasi yang diberikan sopir taksi, penumpangnya turun di depan jalan area perumahan di pinggiran kota.Waktu menyusuri jalan itu, mereka tiba di sebuah perumahan pribadi dengan halaman.Bawahan Owen hanya memeriksa setiap rumah secara kasar, tapi mereka tidak menemukan Andreas.Waktu Celine mendapat informasi ini, detak jantung Celine bertambah cepat."Di sana, dia pasti di sana." Celine tidak percaya orang sebesar itu bisa tiba-tiba hilang.Hanya ada satu kemungkinan, yaitu pencariannya tidak cukup teliti."Aku mau ke sana, aku mau mencarinya."Waktu Celine menyampaikan keputusannya ini pada Dylan dan Albert, tatapannya sangat penuh tekad.Seja