Seiring dengan bunyi alarm, seluruh kediaman Keluarga Jayadi seketika "bangun".Sepasang suami istri yang terus memperhatikan situasi di luar melihat Andreas keluar dari ruang baca. Awalnya mereka mengira masalah hari ini akan selesai begitu saja, tapi begitu mendengar suara alarm, mereka langsung terkejut."Ada apa? Ada apa? Apa yang terjadi?"Renald berpura-pura baru bangun dari tidurnya karena terkejut lalu berjalan keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.Inez juga mengikutinya.Para pembantu di kediaman dan juga pengurus rumah juga perlahan-lahan bangun semua.Alarm hanya berbunyi sebentar sebelum tim medis datang.Keheningan di kediaman langsung rusak, hampir semua orang memperhatikan semua gerak-gerik di ruang baca Omar.Di dalam kamar,Celine sudah meletakkan album foto tadi. Saat alarm berbunyi, Andreas juga sudah kembali ke kamar."Apa yang terjadi?" Celine tidak tahu situasi di luar, tapi dia menebak kalau keributan ini pasti ditujukan pada Andreas.Hati Andreas
"Tapi Andreas sepertinya ada urusan mendadak, jadi mau pergi. Tapi Kak Omar sakit begitu, sepenting apa pun urusannya juga nggak mungkin lebih penting dari Kak Omar."Yuni menghentikan langkahnya lalu melihat Andreas yang ada di lantai satu.Dia mana mungkin tidak menyadari maksud di balik kata-kata Renald?Hanya saja ...."Kalau ada urusan penting, cepat pergi." Terdengar suara Yuni.Semua orang terkejut."Ibu?" Renald langsung menyuarakan ketidaksetujuannya.Dia ingin memanfaatkan Yuni untuk melarang Andreas pergi.Kalau Andreas tetap di sini, dia baru berkesempatan melihat pertunjukan seru, memperburuk hubungan Omar dan Andreas. Dia juga mau menginjak-injak Andreas di depan Yuni.Namun, Yuni malah membiarkan Andreas pergi?"Ibu, kondisi Kak Omar masih belum diketahui, kalau Andreas pergi ....""Kenapa?"Sebelum Renald selesai berbicara, Yuni meliriknya sambil berkata, "Memangnya Andreas dokter? Dia di sini memangnya bisa apa? Ada dokter di sini sudah cukup.""Tapi ...."Renald masih
"Andreas, di antara ayah dan anak mana ada dendam berkelanjutan? Ayahmu .... Kamu salah paham padanya!" Fera tidak menjawab pertanyaan Andreas secara langsung.Dia bicara tidak jelas begitu karena ingin semua orang mengira kondisi Omar yang tidak diketahui saat ini disebabkan oleh Andreas.Andreas tahu jelas trik Fera ini.Dia malas melihat Fera lagi, apalagi menghabiskan waktu dengannya di sini.Andreas mengulurkan tangan menggandeng tangan Celine."Ayo kita pergi." Sikap dingin Andreas saat menghadapi Fera berubah, suaranya saat berbicara dengan Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Di Keluarga Jayadi, Andreas adalah orang yang paling dingin, bahkan sangat jarang bisa melihatnya tersenyum, apalagi merasakan kehangatan darinya.Namun, di suaranya tadi, mereka bahkan mendengar "kelembutan".Andreas ... tidak pernah ada hubungan sedikit pun dengan "lembut".Semua orang yang ada di sana kembali melihat wanita di depan Andreas itu.Awalnya mereka hanya terkejut wanita ini
Bagi orang luar, kata "maaf" ini terdengar seperti meminta maaf karena tidak berhasil menahan Andreas.Namun, Omar tahu apa maksud permintaan maaf ini."Bukan salahmu," ujar Omar sambil menepuk tangan Fera.Sepasang suami istri ini selalu terlihat penuh cinta.Namun, Fera masih tetap mengernyit, di otaknya terus muncul adegan Andreas dan Celine pergi sambil bergandengan tangan. "Sayang sekali, kamu bahkan nggak sempat berbicara dengan Nona Celine itu ...."Karena kata-kata Celine, orang-orang kembali mengingat Celine.Inez mulai merasa posisi Bella terancam. "Kelakuan Andreas kepada nona itu sangat spesial, entah dari keluarga mana dia. Bagus kalau keluarganya setara dengan Keluarga Jayadi."Celine Maira ....Keluarga, identitas dan informasi lainnya sudah ada di tangan semua anggota Keluarga Jayadi.Seorang putri pengusaha kaya di Binara, walaupun dia akhirnya diangkat jadi cucu Keluarga Nadine, dia hanya punya posisi palsu di Grup Jayadi.Dia tidak berada di pusat kuasa Keluarga Nadi
Fera mulai menangis karena merasa bersalah."Salahku nggak memesan asistenku untuk menutup pintunya dengan baik, kalau nggak Dylan juga nggak akan masuk ke sana. Foto-foto itu adalah satu-satunya kenangan Shella, tapi sekarang ...."Sudah hancur!Justru bagus kalau sudah hancur!Tanpa foto-foto itu, Omar hanya bisa memikirkan kenangan Shella yang ada di ingatannya.Namun, memangnya bisa bertahan berapa lama?Ingatan akan semakin samar, sampai akhirnya Omar tidak akan ingat dengan wajah Shella lagi."Nggak ada hubungannya denganmu." Omar sadar dari lamunannya.Fera yang pengertian dan besar hati membuatnya merasa bersalah. Selama ini, Fera selalu berada di sampingnya dan membantunya. Dia seharusnya tidak memikirkan orang di masa lalu lagi.Omar melihat Fera lalu menanyakan pertanyaan yang tidak pernah dia tanyakan, "Apa kamu menyesal menikah denganku dulu?"Menyesal?Dia mana mungkin menyesal?Waktu itu semua yang dia lakukan, baik yang terang-terangan maupun yang diam-diam, dia lakukan
Dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan menyentuh kain kasa di wajahnya, lalu tangannya bergetar.Kata-kata nyonya tadi terngiang-ngiang di benaknya."Setelah kamu sudah siap, kamu tentu saja sudah bisa keluar.""Setelah aku siap ... " gumam wanita itu.Dia tentu saja tahu maksud Fera.Tiba-tiba sepasang mata itu tersenyum mengerikan. "Celine, persiapanku akan segera selesai. Tunggu aku!"Tunggu dia merusak semua yang akan dimiliki Celine!...Ketika Celine dan Andreas kembali ke rumah sakit, langit sudah terang.Sinar matahari lembut menembus jendela menyinari wajah Dylan. Karena takut sinar itu membuat Dylan tidak nyaman, Andreas segera menarik gorden."Jangan khawatir, dia pasti bakal bangun." Celine dengan lembut menenangkan Andreas yang mengernyit.Andreas tahu dengan keahlian medis Eric, Dylan pasti bakal bangun.Namun, bagaimana kondisi Dylan setelah bangun?Andreas merasa sedikit gelisah.Dylan tidur selama berhari-hari.Luka di kening Celine perlahan-lahan pulih. Dia terus
Tuan Muda Timothy ....Celine yang hendak keluar tiba-tiba menghentikan langkahnya."Tuan Muda Timothy suka bunga seperti apa?""Mana kutahu? Tapi orang seperti dia harusnya bakal suka bunga yang menonjol, jadi aku pilih mawar merah ....""Belum tentu, mungkin saja dia suka yang segar dan anggun."Wanita yang berbicara itu berdiri di depan kumpulan bunga lalu memilih bunga melati putih.Gadis lainnya juga sedang memilih dengan saksama, bahkan ada yang sudah pilih terus tidak jadi dan berpikir keras lagi, seakan-akan bunga yang dia pilih punya efek yang luar biasa.Celine juga diam-diam bergabung di antara mereka.Para gadis ini masih sibuk mengobrol."Dengar-dengar Tuan Muda Timothy mengundang beberapa temannya ke pesta malam ini, kira-kira siapa saja yang bakal datang?""Teman-teman Tuan Muda Timothy sudah pasti orang-orang unggul, sangat bagus kalau kita bisa kenal."Pesta malam ini?Teringat Winny yang berbaring di rumah sakit, Celine refleks menggenggam erat bunga di tangannya.Ren
CCTV-nya ... mati?Penemuan ini membuat mata Celine berbinar. Tanpa CCTV, di depannya hanya ada sebuah tembok yang tidak bisa menghentikannya.Namun, saat ini di sebuah kamar di dalam vila,sekelompok pria dengan Timothy sebagai ketuanya sedang minum-minum.Ketika seorang pengawal masuk, Timothy langsung melihatnya dan bertanya, "CCTV sudah dimatikan?""Tuan Muda, semua CCTV di vila sudah dimatikan," jawab pengawal itu.Orang-orang lain di sini pun mengangkat gelas mereka."Bagus sekali! Kalau CCTV menyala, mainnya nggak bebas. Sekarang baru seru!""Tuan Muda Timothy memang paling mengerti.""Memang Tuan Muda Timothy paling pintar, wanita yang dia mainkan cantik dan bertubuh seksi. Nanti aku mau coba merasakan kesenangan Tuan Muda Timothy."Orang-orang yang berkumpul hari ini adalah orang-orang yang sering bergaul dengan Timothy. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dari keluarga kaya yang kerjanya main-main saja.Timothy sangat menikmati rasa disanjung seperti ini.Dia bersandar sa
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala