Dylan bersandar di dinding dengan kedua lengannya dilipat di depan dada sambil tersenyum nakal, seperti sedang menikmati pertunjukan.Meski tidak pernah bertemu, karena sama-sama bekerja di dunia hiburan, mereka saling mengenal satu sama lain.Dylan, pria tertampan di dunia hiburan, penggemar wanitanya tak terhitung. Kalau dulu, begitu bertemu dengannya, Bella pasti ingin sok dekat dengannya untuk meningkatkan ketenaran.Namun, saat ini dia sudah ada orang dengan kedudukan tertinggi di Keluarga Jayadi, dia sudah tidak tertarik dengan yang lain.Tatapan Dylan yang seperti mengejek memberi tahu Bella kalau ucapannya tadi terdengar oleh Dylan.Namun, memangnya kenapa?Bella mengalihkan tatapannya lalu memutar bola matanya, tidak peduli dengan Dylan.Andreas ada di perusahaan, dia tidak suka warna merah, jadi Bella memakai warna putih untuknya, dia pasti akan suka.Bella tidak sabar ingin menunjukkan pesonanya di depan Andreas, dia sama sekali tidak menghabiskan waktu dan langsung berjalan
Orang yang di seberang tidak mengatakan apa-apa, Bella pun marah-marah dan hendak mengakhiri panggilan. Saat ini, terdengar suara seorang wanita dari seberang telepon."Tuan Andreas menyukai seorang wanita."Saat ini, Bella refleks bertanya, "Siapa?"Wanita di seberang telepon menjawab, "Celine Maira!"Bella pun bertanya lagi, "Celine Maira itu siapa?"Di seluruh Mastika, Bella tidak pernah mendengar nama ini."Aku nggak bisa memberitahumu. Tapi aku bisa dengan yakin bilang kalau Andreas sangat mencintainya, jadi kalau kamu mau jadi Nyonya Keluarga Jayadi, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, 'kan?"Apa yang harus dia lakukan?Kalimat ini terus terngiang-ngiang di benak Bella.Kalau yang dikatakan orang ini benar, bahwa ada orang bernama Celine Maira, dia tentu saja mau memisahkan mereka dengan cara apa pun.Namun, dia mau tahu satu hal.Siapa orang yang memberinya informasi ini?Ketika Bella mau bertanya, wanita di seberang sudah mengakhiri panggilan.Bella menatap layar ponselnya,
Melihat tatapan Lily yang menggila, orang yang datang itu bisa memastikan tebakan bosnya, yaitu orang bernama Lily ini sangat membenci Celine!Oleh karena itu ...."Sekarang dia ada di Mastika, apa kamu ingin pergi mencarinya?" tanya pendatang itu.Lily tertegun melihat orang itu.Orang ini memakai jas hitam, tidak ada bedanya dengan pengawal Andreas.Apa maksudnya?"Kalau kamu ingin ke Mastika, aku bisa membantumu." Suara orang itu terdengar lagi.Lily menatapnya, awalnya dengan penuh waspada, lalu akhirnya bingung dan perlahan-lahan jadi penuh harap. "Kamu ... benar-benar bisa membantuku?""Tentu saja.""Kalau begitu ... apa permintaanmu?" Lily yakin orang ini tidak akan membantunya tanpa alasan.Oleh karena itu, dia pasti punya sesuatu yang diinginkan orang ini."Permintaan? Tentu saja ada, aku mau memintamu melakukan sesuatu. Tenang saja, kamu pasti akan senang melakukannya." Orang itu terkekeh, lalu kembali memastikan keputusan Lily. "Bagaimana?""Baik." Lily sama sekali tidak rag
Carla melihat tatapan Jeremy terhadap Celine, dia pun akhirnya tahu kalau bertambah lagi satu pria yang melindungi Celine!Lagi-lagi Celine!Seketika, Carla merasa sangat kesal.Kalau terus seperti ini, ketika Celine menginginkan harta warisan Keluarga Nadine, takutnya dua orang ini juga akan membantunya.Semakin dia pikirkan, Carla semakin merasa kalau dia tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.Dia harus melakukan sesuatu untuk mengusir Celine dari Keluarga Nadine dan Kota Mastika!Celine sama sekali tidak pergi ke "perkumpulan" dari para keluarga besar.Dia datang ke Mastika hanya demi Kakek. Sekarang urusan Kakek sudah selesai, dia akan pergi secepatnya.Oleh karena itu, dia pun mencari kesempatan untuk menyampaikan salam perpisahan dengan Hansen."Kak Hansen, sudah saatnya aku pulang."Saat ini, semua orang sedang sarapan di ruang makan. Celine orang pertama yang meletakkan alat makannya.Sejak Richard meninggal, mata Celine selalu terlihat sedih, membuat orang kasihan padanya, te
Di dalam ruang tamu, Hansen dan Jeremy sengaja menunggunya.Melihat Celine berjalan kemari, Hansen kembali berkata, "Aku antar saja.""Nggak usah, lebih gampang naik taksi," tolak Celine.Dia tidak ingin merepotkan Hansen."Kalau begitu aku saja, aku pergi ambil mobil sekarang." Jeremy langsung berlari keluar sebelum Celine menolaknya.Ketika Celine berjalan keluar dari kediaman Keluarga Nadine, mobil Ferrari merah Jeremy sudah berhenti di samping Celine.Jeremy sengaja turun lalu membukakan pintu penumpang untuk Celine.Wajahnya penuh dengan senyuman tulus, membuat Celine tidak bisa menolaknya."Makasih." Celine akhirnya menerima niat baiknya.Setelah menyebutkan alamat tujuannya, Jeremy langsung melaju ke tujuan.Begitu mobil Ferrari merah itu pergi, mobil Hansen juga melaju keluar dari garasi. Sopir bertanya pada Hansen, "Tuan Muda, apa kita langsung ke perusahaan?"Hansen ragu-ragu sejenak lalu akhirnya berkata, "Ikuti Jeremy dulu."Setelah itu, Hansen kembali sibuk melihat dokumen
Bella berdiri di samping kursinya dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Matanya melihat ke bawah lalu nada menantang di suaranya bahkan lebih jelas dari sebelumnya. "Di sini saja, tempat ini bagus."Kalau masih tetap tidak menyadari kalau nona satu ini sengaja, berarti Celine benar-benar bodoh.Sebenarnya, ketika Bella pertama kali berbicara, Celine sudah merasakan kalau dia berniat jahat.Namun, Celine tidak ingin mencari masalah.Dia mundur dan mengalah, tapi tidak berarti dia benar-benar mudah ditindas.Kali ini, Celine tidak ingin mengalah lagi.Dia mendongak lalu bertatapan dengan Bella. "Mungkin yang Nona Bella suka bukan tempat dudukku, tapi yang lain!"Niat jahatnya ini tidak mungkin tanpa alasan.Sementara alasan itu ....Celine tentu saja masih ingat kalau wanita yang waktu itu bersandar di tubuh Andreas di depan kediaman Keluarga Nadine adalah Nona Bella ini!Seperti dugaannya ... memang pembawa masalah!Hanya wajahnya saja sudah cukup untuk menarik perhatian wanita.Ap
"Kamu kurusan," ujar Winny sedih.Baru berapa lama tidak bertemu, Celine kurus banyak, seakan-akan bakal terbang kalau ditiup angin."Kamu jadi makin cantik." Celine tahu impian jadi penari Winny. Kali ini, pertunjukan keliling dunianya seharusnya sangat lancar karena Winny bersinar dengan kepercayaan diri.Jelas terlihat, mental dan kesehatannya sangat bagus.Mereka berdua kembali berpelukan dengan senang."Ada kejadian sebesar ini, aku nggak bisa menemanimu. Celly, aku ...." Winny merasa sangat bersalah.Meski tidak tahu apa yang terjadi, hanya dari foto di berita yang tidak jelas, dia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Celine. Tuan Richard itu pasti sangat penting bagi Celine."Winny ...."Di depan Winny, Celine tidak perlu memaksakan diri untuk kuat.Bagaikan bendungan yang sudah penuh tapi tetap berusaha ditekan, sekarang akhirnya pecah.Dia bersandar di bahu Winny seperti waktu ibunya meninggal, air matanya mengalir tidak berhenti. "Kakek sudah pergi, dia sudah pergi ...."W
Orang itu baru sadar kalau dia salah bicara dan langsung menutup mulutnya.Dia melihat ke arah Bella, saat ini Bella sedang melihat ke luar kafe dengan ekspresi marah, tidak menyadari apa yang dia katakan. Orang itu pun langsung menghela napas lega.Setelah mendengar kata-kata orang itu, yang lain juga langsung mengenali kalau wanita berbaju hitam tadi itu adalah wanita misterius dari Keluarga Nadine yang sedang ramai didiskusikan orang-orang."Dia itu sebenarnya siapanya Keluarga Nadine?""Dia keluar bertemu teman saja Tuan Muda Hansen sampai datang lihat sendiri baru tenang. Terus Tuan Muda Jeremy dari Keluarga Nadine juga berjaga di luar!""Tuan Muda Jeremy seperti pengawalnya, identitasnya pasti sangat luar biasa."Para staf sangat penasaran dengan identitas Celine.Sementara Bella merasa sangat kesal."Apanya yang luar biasa? Dia hanya cucu yang diangkat Tuan Richard di Binara. Nggak ada hubungan darah, nggak melakukan pencapaian apa pun untuk Keluarga Nadine. Dia hanya pintar men