Setelah menerima panggilan, Celine mendengar Jeremy berkata, "Sudah waktunya makan siang, aku meminta orang memasak makanan yang kamu suka, juga menyiapkan yang lain, mungkin ada yang temanmu suka."Celine terdiam.Apa maksudnya?Tiba-tiba, Celine sepertinya terpikirkan sesuatu dan langsung melompat turun dari sofa lalu berjalan ke jendela, melihat ke bawah bersama Winny.Seperti dugaannya, dia melihat Jeremy sedang mengangkat banyak kantongan ...."Ck ...." Winny langsung melihatnya dengan tatapan penuh makna.Celine tahu kalau Winny salah paham.Namun, sebelum Celine sempat mengatakan sesuatu, Winny langsung mencondongkan telinganya ke ponsel Celine sambil tersenyum nakal, dia mau menguping secara terang-terangan."Celly, aku antar ke atas?"Jeremy mencoba bertanya, takut Celine menolak.Celine tentu saja menolak.Namun, Winny sudah duluan menjawab, "Sini, sini, naik ke atas. Kebetulan aku lapar, terima kasih, Kakak Ganteng ...."Setelah itu, Winny memberi tahu nomor rumahnya.Di baw
"Celly, kalau begitu aku pergi dulu."Jeremy permisi pada Celine lalu akhirnya berjalan keluar setelah kesabaran Winny hampir habis.Suara pintu ditutup sangat keras, Jeremy yang ada di luar kembali merasakan "ketidakramahan" teman Celine ini.Winny tidak tahan lagi.Begitu dia menutup pintu, dia langsung kembali dan bertanya, "Bentar, kakak sepupu? Kenapa dia jadi kakak sepupumu?"Celine sudah duduk di depan meja. Jeremy benar-benar baik, semuanya makanan yang dia suka.Selama beberapa hari ini, dia sama sekali tidak tertarik makan. Namun, mungkin karena ketemu Winny, sekarang tiba-tiba jadi nafsu makan.Celine minum sesuap sop lalu melihat Winny dengan tatapan bingung. "Memangnya siapa kalau bukan kakak sepupu?"Tatapannya polos, seakan-akan tidak tahu apa maksud Winny.Sudut mulut Winny berkedut. Celine pun memperkenalkan kakak sepupunya ini. "Jeremy Rasmi, putra tunggal anak angkat Keluarga Nadine. Karena hubungannya dengan Kakek, aku seharusnya memanggilnya kakak sepupu. Kenapa? K
Winny mulai menanti-nantikan kedatangan Celine.Sepuluh hari lagi ....Celine awalnya berencana segera pulang ke Binara, menjauh dari masalah-masalah Keluarga Nadine dan Andreas.Namun sekarang sepertinya ...."Tentu saja, aku sudah pasti mau melihat kehebatan Winny-ku ini!"Celine tiba-tiba mengubah rencananya.Dia tinggal pulang setelah melihat pertunjukan Winny....Jeremy terus menunggu di bawah apartemen.Langit sudah mulai gelap, dia sedang berencana mengantar makanan untuk dua orang yang ada di atas ketika dia tiba-tiba menerima panggilan dari Hansen."Di mana?" tanya Hansen langsung.Jeremy menjawab jujur, "Di bawah apartemen temannya Celly."Hansen agak terkejut.Jeremy selalu sibuk bermain, tapi sekarang dia bisa-bisanya sabar menunggu Celine seharian?Namun, bagus juga, Celly tidak familier dengan Mastika, Hansen lebih tenang kalau ada Jeremy yang menemaninya. Namun ...."Jangan macam-macam." Hansen memberi peringatan.Dia tentu saja bisa melihat perasaan suka Jeremy pada Ce
Celine tidak menolak.Jeremy mengikutinya begini mungkin adalah perintah dari Hansen.Oleh karena itu, dia pun menurut dan naik ke mobil Jeremy.Di mobil, Celine dan Winny membicarakan model pria di diskotek dan otot-otot mereka seakan-akan di samping tidak ada orang. Jeremy yang mendengar percakapan mereka pun mendecakkan lidah beberapa kali.Sesampainya di depan diskotek,Jeremy mencoba menghentikan Celine lagi. "Celly, bagaimana kalau kita ganti yang lain?"Diskotek ini sangat terkenal dengan pelayannya yang sangat tampan, dengar-dengar bahkan ada pertunjukan utama.Jeremy sudah sering ke diskotek selama setengah hidupnya, dia tahu jelas ada apa saja di diskotek yang ada di Mastika.Celly ... tidak cocok dengan tempat ini!Jeremy ingin langsung menarik Celine pergi, tapi dia tidak berhak.Melihat diskotek di depannya, Celine kembali teringat dengan tempat dia pertama kali bertemu Andreas di Binara.Celine seperti ingin membuktikan sesuatu, jadi ketika Winny mengajaknya ke diskotek,
"Sudah mati?""Dia menyayat tangannya untuk bunuh diri, pas diantar ke rumah sakit, mobilnya kecelakaan di jembatan penyeberangan. Untuk menghindar, sopir menabrak pembatas lalu mobilnya masuk ke sungai.""Bagaimana dengan sopirnya?""Sudah mati.""Siapkan kompensasi untuk keluarganya, sedangkan Lily ...."Lily sudah melakukan banyak kejahatan, berkali-kali mau membunuh Celine, juga merupakan pelaku utama pembunuhan Tuan Richard.Andreas mengurung Lily supaya Celine bisa mengurusnya sendiri. Namun, karena sudah mati ....Andreas merenung sesaat lalu aura dingin memenuhi matanya. "Harus pastikan kalau Lily benar-benar sudah mati!"Setelah itu, Andreas berjalan terburu-buru.Gian dan Owen bertatapan lalu segera mengejar Andreas.Owen melirik rekannya dengan tatapan mengejek lalu dia berkata, "Kamu itu bagaimana, sih? Bisa-bisanya menyuruh Tuan memeriksa tempat ini ...."Gian pun melawan, "Tetap lebih baik darimu, jaga satu orang saja nggak bisa!"Mereka berdua sudah sering beradu mulut.
Gian langsung serius, menunggu amarah Andreas dilampiaskan ke dirinya.AC di sini dibuka sangat kencang, tapi dia malah berkeringat dingin.Setelah berpikir sejenak, Andreas akhirnya berkata, "Siapkan satu topeng untukku, yang lain juga pakai topeng!"Perintahnya yang tegas itu seperti pisau beracun, dari awal sampai akhir, Andreas terus melihat ke arah meja itu.Gian terdiam.Untuk sesaat dia tidak mengerti, topeng?Apa maksud ... Tuan?Sementara Owen yang ada di samping tahu kalau tuannya ini cemburu.Dia juga bisa menebak kira-kira apa yang mau Andreas lakukan. Muncul kekagetan di wajah Owen, lalu dia mengingatkan rekannya yang masih kebingungan. "Topeng! Cepat!"Gian langsung tersentak.Benar, topeng!Dia sama sekali tidak berani mengulur waktu lagi....Suasana di dalam diskotek sangat ramai.Saat ini, Celine sedang dikelilingi pria-pria muda, dia juga tidak tahu sudah minum berapa gelas. Dia tidak bisa melihat wajah pria-pria di sekelilingnya, di benaknya malah muncul wajah Andre
Kalau terus "tidak sopan" seperti ini, takutnya akan ada masalah besar.Untungnya, setelah kaku sejenak, Andreas berbaik hati melepaskan genggamannya.Begitu mendapatkan kebebasan, Celine langsung bergeser ke samping membuat jarak.Owen juga melepaskan Winny.Namun, Winny masih marah, dia langsung duduk di tengah-tengah Celine dan Andreas. Dia melindungi Celine di belakangnya sambil memelototi pria di depannya.Kemudian, dia berkata dengan suara tajam, "Kalau Celly yang berinisiatif menyentuhmu, boleh. Tapi kalau dia nggak mau, kamu nggak boleh memaksanya menyentuhmu!""Awas saja kalau kamu berani pegang-pegang lagi!"Winny takut orang ini berbuat mesum kepada Celine lagi. "Celly, kita jangan mau sama dia lagi."Setelah itu, Winny berdiri dengan tidak stabil hendak mengembalikan orang ini.Ekspresi Andreas di balik topeng sangat gusar.Tepat pada saat ini, Gian langsung maju dan menenangkan suasana. "Kakak satu ini, jangan kembalikan dia, dia ... juga kondisinya susah."Seorang pemimpi
Namun, semakin dia mendekat, detak jantung Celine semakin cepat.Tatapan di balik topeng itu tadinya terlihat sedikit tersenyum, tapi tiba-tiba tekanan itu kembali terasa. Celine berjalan ke depannya secara perlahan.Tubuhnya kaku, dia lupa berbalik."Ternyata kamu!" ujar Celine.Tekanan menakutkan ini datang dari dia?Namun kenapa?Kebingungan di mata Celine membuat wajah tampan Andreas yang tadinya membeku kembali normal.Ternyata Celine hanya mengenal "identitas barunya".Mereka tidur bersama, semua hal sudah mereka lakukan. Dia setiap hari merindukan Celine sampai tidak bisa tidur, hanya namanya saja sudah bisa membuat Andreas menghentikan langkahnya.Namun Celine yang sudah menyentuh tubuhnya saja masih tidak bisa mengenalinya!Rasa cemburu memenuhi hati Andreas, dia jelas lupa sebelum dia datang ke sini, dia sengaja memakai parfum yang tidak biasa dia pakai, juga terus menyembunyikan identitasnya."Kamu masih belum menjawabku, suka nggak?" Suara Andreas yang rendah terdengar sama
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s