Celine tersenyum datar.Senyumannya itu membuat Owen menghela napas lega.Sekarang dia sudah aman, selanjutnya, Nyonya menyerahkan jasnya sendiri. Tuan akhirnya merasa puas.Namun, dia melihat Celine berbalik tapi tidak berjalan ke arah Andreas.Owen tertegun.Senyuman kemenangan di wajah Andreas langsung mengeras.Dia melihat Celine berjalan ke arah Bella.Celine mau ... menitipkan jas itu ke wanita itu?Seketika, wajah Andreas langsung berubah sangat jelek.Kalau itu jas yang lain, disentuh orang lain, dia tinggal buang.Namun, jas ini pernah dipakai oleh Celine, jadi Andreas merasa sedikit tidak rela membuangnya. Akhirnya, Andreas tidak tahan lagi.Celine baru saja berjalan sampai setengah ketika pergelangan tangannya digenggam dari belakang.Genggaman Andreas tidak kuat, kebetulan Celine bisa melepaskan diri."Celine!"Andreas tidak senang dengan Celine yang menghindarinya. Dia langsung berjalan maju selangkah, tapi Celine malah mundur selangkah. Jelas terlihat, Celine tidak ingin
"Baik, Tuan." Owen membatalkan niatnya untuk menyuruh Andreas mempertimbangkan perintahnya lagi.Ketika Bella datang, mobil Andreas sudah melaju pergi.Melihat mobil itu menghilang dari penglihatannya, Bella ingin menyuruh asistennya mengemudi mobilnya ke sini, tapi sudah telat.Bella mengentakkan kakinya dengan kesal lalu kembali melampiaskan emosinya ke asisten di sampingnya. "Kamu kenapa sebodoh ini? Kamu nggak lihat tadi aku jatuh? Kalau kamu tadi membantuku berdiri, aku pasti sudah berhasil mengejarnya!""Gara-gara itu, aku jadi kehilangan kesempatan ini begitu saja.""Tadi Tuan Andreas sudah tersenyum padaku!"Ekspresi Bella sangat gusar.Asisten yang barusan datang mendengar dengan kepala menunduk, tapi dalam hatinya dia mendecakkan lidah.Dia melihat semua yang terjadi tadi.Sebagai orang ketiga, dia tidak melihat Tuan Andreas menunjukkan ketertarikan sedikit pun ke Bella.Orang yang diperhatikan Tuan Andreas jelas-jelas adalah nona yang tadi.Mata Tuan Andreas selalu tertuju p
Dua mobil mewah masuk ke properti Keluarga Nadine secara berurutan.Bella sengaja menyuruh sopirnya menambah kecepatan. Di perjalanan, dia sengaja menyuruh orang untuk mengekspos jadwalnya ke beberapa wartawan.Sebelum dia sampai, di halaman sudah ada wartawan yang menunggu.Begitu mobil pertama berhenti, wartawan sudah bisa merasakan kalau orang yang ada di dalam bukan orang biasa. Baru saja mereka mengangkat kamera mereka untuk memotret, mereka langsung membeku begitu melihat orang yang keluar lalu saling bertatapan.Tatapan mereka seakan-akan sedang bertanya, itu Tuan Andreas, apa yang harus kita lakukan?Mau pergi memotretnya?Berani, tidak?Tiga pertanyaan penting.Hampir semua orang langsung mundur.Kejadian Tuan Andreas yang melindungi Nona Celine itu masih jelas di benak mereka. Dalam satu malam, Starlet dimarahi dan diumpat orang-orang, bahkan bos Starlet juga diundang ke kantor polisi.Beberapa tahun ini, Starlet sangat terkenal.Semua perusahaan di industri ini tahu kalau di
Owen mendekat ke telinga Andreas lalu berbisik, "Tuan, dia itu tadi yang di luar kediaman Keluarga Nadine ....""Anda bukannya mau buat Nyonya cemburu? Nona Bella ini adalah pilihan yang terbaik, baik dari bentuk tubuh maupun wajahnya."Owen mengungkapkan idenya dengan berani.Meski dia merasa cara tuannya ingin membuat Celine cemburu ini tidak bagus,siapa suruh Andreas itu tuannya?"Tuan Andreas, hari ini aku datang khusus untuk berterima kasih padamu. Aku nggak terlalu paham keadaan di dunia hiburan dalam negeri, untungnya ada Estelle yang membantuku. Kalau nggak, aku sekarang pasti masih belum punya agensi, kasihan sekali."Wanita cantik ini bersikap manja dengan memajukan bibirnya, dengan mudah merangsang sikap protektif pria.Namun, kening Andreas malah semakin berkerut."Bakri? Kamu ... margamu Bakri?"Tidak jarang orang bermarga Bakri, dia tahu ada satu keluarga besar di Mastika yang bermarga Bakri."Benar, sebenarnya Keluarga Bakri dan Keluarga Jayadi sudah berteman lama. Sela
Generasi muda di Keluarga Jayadi selain Tuan, masih ada ....Muncul beberapa orang di benak Owen.Tepat pada saat ini, terdengar suara lift sampai dan pintu lift pun terbuka.Owen mendongak dan melihat artis yang sangat terkenal saat ini. Hanya dengan memakai kemeja putih polos saja, wajahnya menunjukkan apa namanya "wajah tertampan" di dunia hiburan."Tu ... Tuan Dylan?"Sangat jarang ada yang tahu kalau artis paling terkenal saat ini, Dylan Retno, adalah anggota Keluarga Jayadi.Alasan utama Estelle didirikan dulu adalah demi Dylan.Terus kata-kata Tuan tadi ....Maksud Tuan, jangan-jangan mau menyuruh Tuan Dylan menikah dengan Nona Bella tadi?Owen tidak berani mengutarakan hal ini, tapi dari tatapan Owen yang terkejut tapi seakan berkata dia mengerti, Andreas sudah tahu apa yang dia pikirkan."Untuk apa kamu ke sini?"Melihat Andreas, Dylan bertanya dengan ketus.Mereka berdua adalah saudara kandung dari ibu dan ayah yang sama, tapi setiap kali bertemu, mereka selalu bermusuhan sea
Dylan bersandar di dinding dengan kedua lengannya dilipat di depan dada sambil tersenyum nakal, seperti sedang menikmati pertunjukan.Meski tidak pernah bertemu, karena sama-sama bekerja di dunia hiburan, mereka saling mengenal satu sama lain.Dylan, pria tertampan di dunia hiburan, penggemar wanitanya tak terhitung. Kalau dulu, begitu bertemu dengannya, Bella pasti ingin sok dekat dengannya untuk meningkatkan ketenaran.Namun, saat ini dia sudah ada orang dengan kedudukan tertinggi di Keluarga Jayadi, dia sudah tidak tertarik dengan yang lain.Tatapan Dylan yang seperti mengejek memberi tahu Bella kalau ucapannya tadi terdengar oleh Dylan.Namun, memangnya kenapa?Bella mengalihkan tatapannya lalu memutar bola matanya, tidak peduli dengan Dylan.Andreas ada di perusahaan, dia tidak suka warna merah, jadi Bella memakai warna putih untuknya, dia pasti akan suka.Bella tidak sabar ingin menunjukkan pesonanya di depan Andreas, dia sama sekali tidak menghabiskan waktu dan langsung berjalan
Orang yang di seberang tidak mengatakan apa-apa, Bella pun marah-marah dan hendak mengakhiri panggilan. Saat ini, terdengar suara seorang wanita dari seberang telepon."Tuan Andreas menyukai seorang wanita."Saat ini, Bella refleks bertanya, "Siapa?"Wanita di seberang telepon menjawab, "Celine Maira!"Bella pun bertanya lagi, "Celine Maira itu siapa?"Di seluruh Mastika, Bella tidak pernah mendengar nama ini."Aku nggak bisa memberitahumu. Tapi aku bisa dengan yakin bilang kalau Andreas sangat mencintainya, jadi kalau kamu mau jadi Nyonya Keluarga Jayadi, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, 'kan?"Apa yang harus dia lakukan?Kalimat ini terus terngiang-ngiang di benak Bella.Kalau yang dikatakan orang ini benar, bahwa ada orang bernama Celine Maira, dia tentu saja mau memisahkan mereka dengan cara apa pun.Namun, dia mau tahu satu hal.Siapa orang yang memberinya informasi ini?Ketika Bella mau bertanya, wanita di seberang sudah mengakhiri panggilan.Bella menatap layar ponselnya,
Melihat tatapan Lily yang menggila, orang yang datang itu bisa memastikan tebakan bosnya, yaitu orang bernama Lily ini sangat membenci Celine!Oleh karena itu ...."Sekarang dia ada di Mastika, apa kamu ingin pergi mencarinya?" tanya pendatang itu.Lily tertegun melihat orang itu.Orang ini memakai jas hitam, tidak ada bedanya dengan pengawal Andreas.Apa maksudnya?"Kalau kamu ingin ke Mastika, aku bisa membantumu." Suara orang itu terdengar lagi.Lily menatapnya, awalnya dengan penuh waspada, lalu akhirnya bingung dan perlahan-lahan jadi penuh harap. "Kamu ... benar-benar bisa membantuku?""Tentu saja.""Kalau begitu ... apa permintaanmu?" Lily yakin orang ini tidak akan membantunya tanpa alasan.Oleh karena itu, dia pasti punya sesuatu yang diinginkan orang ini."Permintaan? Tentu saja ada, aku mau memintamu melakukan sesuatu. Tenang saja, kamu pasti akan senang melakukannya." Orang itu terkekeh, lalu kembali memastikan keputusan Lily. "Bagaimana?""Baik." Lily sama sekali tidak rag
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s