Semua orang langsung tertegun.Suara wanita itu sudah diubah sedikit.Meski tidak yakin itu suara siapa, tapi bisa terdengar kalau situasinya sangat panas.Di antara suara desahan, bisa terdengar kata-kata yang kurang sopan dari wanita itu. Hanya dengar suara saja, ekspresi orang-orang yang ada di sana sudah berubah.Lily agak kaget dan diam-diam memarahi Irina karena sudah mengubah suara Celine. Namun, dia juga tidak peduli. Kalaupun tidak terdengar kalau itu suara Celine, orang yang ada di video adalah Celine, jadi sama saja!Lily melirik Hansen sekilas.Dia paling penasaran dengan reaksi Hansen saat tahu kalau wanita yang ada di video itu adalah Celine. Namun, Hansen hanya mengernyit dan memasang ekspresi kesal, tapi tidak mengeluarkan ponselnya.Jessy seakan-akan juga tertegun melihat video itu dan hanya bisa diam saja.Suara wanita itu tetap terdengar di seluruh ruangan.Di situasi yang aneh ini, ada orang kedua yang mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan yang dia terima tadi.A
Dia tidak sebut nama, tapi tatapannya tertuju pada Lily.Lily mengernyit dan baru menyadari ada yang aneh. "Apa ... apa maksudmu?""Kau sangat berbeda pas di video."Jessy tertawa di dalam hati. Kalau video ini tersebar, nama baik nona Keluarga Nadine ini pasti hancur. Mulai sekarang, jangankan di antara para konglomerat, bahkan di dalam Keluarga Nadine saja dia tidak mungkin bisa mengangkat kepalanya lagi.Video ini adalah aib yang sangat bagus.Jessy sama sekali tidak menutupi niatnya, dia langsung melihat Hansen."Aset Keluarga Nadine adalah hasil kerja keras Tuan Richard. Hansen, kamu itu orang yang realistis, juga orang yang dipercaya oleh Tuan Richard. Aku yakin kamu harusnya ingin menjaga nama baik Keluarga Nadine dan Tuan Richard, 'kan? Kalau sampai video ini tersebar keluar .... Heh!"Jessy tersenyum sinis, dia tidak memedulikan Lily, melainkan sibuk ingin bekerja sama dengan Hansen.Lily pun mengernyit.Rasa aneh yang dia rasakan tadi semakin jelas.Celine hanyalah seorang cu
Andreas menunduk dan bertatapan dengan Celine.Dia terlihat sangat tegas, cengkeramannya juga semakin erat. Andreas masih tetap khawatir, tapi setelah bimbang sejenak, dia akhirnya kalah.Andreas menurunkan Celine, tapi lengannya tetap merangkul pinggang Celine. Sikapnya yang penuh perlindungan itu dilihat oleh semua orang di sana.Orang yang paling kaget adalah Jessy.Andreas Jayadi .... Jessy pernah melihat pemimpin baru Keluarga Jayadi ini.Cara-caranya yang kejam saat menghadapi anggota Keluarga Jayadi tersebar luas di Mastika. Hanya dengar saja sudah membuat Jessy merinding.Semua orang bilang Andreas dingin dan tidak berperasaan. Namun, pria di depan matanya ini memasang ekspresi yang lembut saat melihat wanita di sampingnya. Akan tetapi, saat melihat ke orang lain, tatapannya seketika jadi tajam.Sikap Andreas sangat berbeda terhadap wanita ini.Jessy pun mengamati wanita di samping Andreas dengan tatapan menyelidik sambil mengingat panggilan mereka ke wanita itu.Celly .... Cel
Kata-kata Lily bergema di udara.Orang yang melihatnya merasa dia sangat lucu."Memangnya kamu rasa Celine kenapa?" tanya Hansen dingin.Begitu selesai bicara, dia melihat ke arah Jeremy.Jeremy tahu, mulai sekarang dia sudah tidak perlu pura-pura di depan Lily lagi.Tatapan Jeremy pada Lily berubah jadi merendahkan, lalu dia melangkah maju di bawah tatapan bingung Lily.Ketika dia mau menyerahkan ponselnya ke Lily, dia ragu-ragu sejenak.Kemudian, dia mengambil ponsel seorang pembantu dan melemparnya ke Lily. Lalu berkata tanpa melihat Lily, "Kamu lihat saja sendiri!"Sikap Jeremy membuat Lily mengernyit.Video tadi masih berputar di ponsel itu.Lily tertegun sejenak lalu tanpa sengaja melihat sekilas layar ponsel itu dan melihat jelas orang di dalam video itu.Wanita di dalam video itu tenggelam dalam nafsu, menikmati kenikmatan yang dirasakannya. Namun, wanita itu bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri!Ma ... mana mungkin?Kenapa jadi dia?Lily refleks menutup video itu dan wa
Ekspresi polos di wajah Lily langsung mengeras.Seakan-akan ada yang menghancurkan topengnya, ekspresi Lily langsung terlihat aneh. "Kak Jeremy, apa maksudmu?""Heh, apa maksudku? Lily, jangan-jangan kamu merasa semua orang itu bodoh? Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah tahu kamu itu orang seperti apa. Di luar terlihat polos dan suci, tapi sebenarnya licik dan suka menjebak orang. Kamu suka membohongi orang, jadi aku juga ikutan pura-pura percaya dengan kebaikanmu."Suara Jeremy bergema di udara.Terdengar sangat menusuk telinga, terutama bagi Lily.Saat ini, muncul ekspresi marah di wajahnya yang sudah terbiasa berpura-pura polos.Maksud Jeremy, selama ini Jeremy selalu berpura-pura waktu menghadapinya?Kalau begitu, kenapa Jeremy setuju membantunya memanggil Pak Hasan kemari?Karena ada banyak orang lain di sini, Lily tidak bisa bertanya terlalu banyak.Namun, dari tatapannya, Jeremy langsung tahu apa yang Lily pikirkan dan apa yang ingin Lily tanyakan.Jeremy melihat ke arah pet
Dari semua orang di sini, Lily paling membenci Celine!Karena dia sudah mengungkap sikap aslinya, dia tidak perlu menahan diri lagi.Lily malas mengurus Jeremy dan Wahyu, dia melihat Celine dan mencibir,"Nona Celine, meski kakekku sudah mengangkatmu jadi cucunya, waktu itu di rumah sakit kamu sudah putus hubungan dengan Keluarga Nadine. Kamu datang hari ini jangan-jangan karena mengira bisa dapat sedikit harta Keluarga Nadine?"Setiap kata-katanya penuh dengan penghinaan terhadap Celine.Begitu dia selesai bicara, Hansen langsung menegurnya, "Lily!"Di saat yang bersamaan, tatapan tajam Andreas juga tertuju padanya.Kedua pria itu melindungi Celine.Kalau dulu, Lily pasti akan hati-hati.Namun, sekarang Keluarga Nadine sudah jadi miliknya. Hansen nantinya masih bisa tinggal di Keluarga Nadine atau tidak tergantung padanya.Sedangkan Andreas ....Meski Keluarga Nadine tidak lebih kuat dari Keluarga Jayadi, dengan asetnya sekarang, Andreas harus pikir panjang sebelum melakukan apa-apa p
Suara itu rendah, tapi penuh dengan amarah.Lily masih bingung apa yang terjadi, tapi orang-orang lain sudah mulai menunjukkan reaksi yang berbeda-beda.Suara apa tadi?Jessy minum seteguk air lalu melipat lengannya, seperti ingin mengusir rasa dingin yang tiba-tiba menyerang tubuhnya tadi.Apa dia salah dengar?Namun, tadi itu jelas adalah suara Richard!Akan tetapi, Richard jelas-jelas sudah mati dan sekarang sedang berbaring di peti mati. Mana mungkin bisa bersuara?Begitu memikirkan tentang "hantu", Jessy kembali meminum seteguk air dengan tangan gemetar.Sementara suara yang tiba-tiba terdengar itu membenarkan tebakan Carla tadi, juga membuatnya yakin kalau pertunjukan hari ini memang disiapkan untuk Lily!Carla pun diam-diam bersorak dalam hati. Dia melihat Hansen dan Jeremy tidak terlalu bereaksi terhadap suara Richard.Dia pun tahu kalau mereka berdua juga berpartisipasi dalam rencana kali ini.Sementara Lily ....Saat ini, benak Lily kosong.Dia juga mengenali suara itu adalah
"Celly, nggak apa-apa, biarkan dia mendekat." Celine mendengar suara Richard yang lembut dari belakang.Dia ragu-ragu sejenak lalu akhirnya melangkah selangkah ke samping.Namun, meski begitu, saat ini Celine tetap sangat waspada.Dia segera memikirkan apa yang terjadi tadi dan akhirnya mengerti situasi sekarang secara garis besar. Lily sudah mengungkap sikap aslinya, kemungkinan besar dia akan melakukan hal-hal gila.Dia tidak boleh membiarkan Lily mencelakai Kakek lagi.Setelah Celine menyingkir, Lily segera mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Richard.Richard juga tidak menghindar.Ketika Lily menyentuh kehangatan di wajah Richard, dia jelas-jelas tersentak. Kemudian, dia menyentuh wajah Richard dengan ekspresi berharap.Daripada "menyentuh", lebih tepatnya memeriksa.Dia sedang memeriksa apakah ada yang aneh dengan wajah orang di depannya ini.Dia tetap tidak percaya kalau orang ini adalah Richard.Namun, setelah menyentuh beberapa kali, dia tetap tidak menemukan ada yang sala
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s