Hansen oyong sejenak lalu ekspresinya kembali normal.Setelah beberapa saat, dia akhirnya tersenyum lalu melihat Celine dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Aku nggak apa-apa. Nggak apa kalau kamu sudah lupa, aku kasih tahu pelan-pelan di pertemuan kita selanjutnya. Di luar anginnya kencang, cepat pulang dulu."Hansen menyuruh Celine pulang.Bahkan Andreas juga tanpa sadar sedikit kaget."Oh." Celine melihat Hansen sejenak dan berkata, "Kamu yakin nggak apa-apa?"Kenapa tadi seperti sangat lemah dan hampir pingsan?Senyuman Hansen semakin cerah. "Tentu saja, aku baik-baik saja."Memangnya bisa kenapa?Dia hanya merasa bersalah dan sakit hati. Namun semua ini tidak ada apa-apanya dengan yang dialami Celine.Kecelakaan itu ... bisa-bisanya membuat Celine lupa ingatan.Celine tetap sedikit khawatir dengan Hansen. Untuk sesaat, situasinya jadi canggung.Melihat situasi ini, Hansen berkata pada Andreas, "Jaga dia baik-baik."Setelah itu, Hansen berbalik dan berjalan ke mobil mewahnya yang
Mungkin karena suasana di dalam foto terlalu jelas, pria ini benar-benar tampan, tubuh dan wajahnya sangat cocok dengan selera Celine.Sering kali, dia sudah melewati satu foto, tapi tidak tahan kembali lagi untuk menikmati detail-detail kecil seperti tatapan suaminya.Semakin dia melihat foto-foto itu, semakin cepat jantungnya berdetak.Entah sudah lewat berapa lama, Celine akhirnya memilih satu foto setelah bimbang sana-sini. Ketika dia berbalik mau memastikannya dengan Andreas, dia melihat Andreas berdiri tidak jauh darinya.Tubuh yang tinggi dan besar itu bersandar di dinding dengan tatapan tertuju padanya, melamun melihatnya.Ketika mereka bertatapan, napas Celine langsung terhenti.Dalam sekejap, dia mengalihkan pandangannya dan berkata, "Apa lihat-lihat?"Nada suaranya sangat galak.Orang ini jelas-jelas tadi tidak ada di sini, kenapa sekarang tiba-tiba ada?Kapan dia datang? Sudah berdiri berapa lama di sana?Apa dia terus melihat dirinya?Teringat proses saat dia sedang memili
Nada suaranya sangat tenang, seakan-akan sama sekali tidak ada nafsu apa pun. Dia mengernyit seakan-akan sedikit jijik.Celine terdiam.Sudah bau?Celine yang tadinya mau menyalahkan Andreas melecehkan dia malah mengangkat tangannya lalu mencium dirinya sendiri.Memang sudah sedikit bau!Dia sendiri saja sudah merasa bau, apa lagi orang lain?Namun ....Celine melihat orang di depannya, entah sejak kapan Andreas sudah melepaskan semua kancingnya lalu dalam sekejap bajunya sudah dilempar ke samping.Celine hanya bisa terdiam.Dia ingin mengatakan sesuatu.Namun Andreas berkata dengan nada dan ekspresi tenang, "Tanganmu luka, nggak bisa mandi sendiri."Artinya, dia membantu Celine karena tangan Celine terluka."Kalau basah terus infeksi, lagi-lagi harus menginap di rumah sakit ...."Kemudian, Andreas menghela napas.Dalam hati Celine tentu saja tidak ingin kembali menginap di rumah sakit, tapi meski begitu, Andreas "membantunya" begini juga aneh!Namun, di tatapan Andreas terhadapnya sam
Andreas dari dulu tidak pernah berinisiatif mengungkit Lala.Dulu waktu Lala menghilang, semua orang bilang Lala membahayakan dirinya demi dia makanya bisa menghilang.Namun kenyataannya dia malas menjelaskan.Dia pernah berjanji beberapa hal pada Lala, kalau dia menjelaskan, maka dia harus menyebutkan hal-hal yang tersembunyi dalam kegelapan itu.Oleh karena itu, salah paham terus berlanjut.Hansen dan Lala dari kecil tumbuh bersama, mereka sangat dekat, bahkan Carla yang juga tumbuh besar bersama mereka jadi terlihat seperti orang luar.Perasaan Hansen terhadap Lala terlalu dalam.Bahkan dia sendiri takutnya juga tidak mengerti kalau perasaan itu sudah melebihi perasaan kakak dan adik.Sebagai orang luar, Andreas melihat dengan sangat jelas.Hanya saja dia tidak pernah mengungkapkannya."Aku cuma menyayangi Lala seperti seorang kakak!"Bahkan sampai sekarang, Hansen tetap tidak mau menghadapi perasaan ini.Andreas menyadari hal ini, dia tahu Hansen sendiri tidak mau menghadapinya. Ka
Setelah itu?Celine hanya ingat dia berendam lalu ada sepasang tangan yang memijat tubuhnya.Sangat nyaman sampai-sampai dia menurunkan kewaspadaannya dan tanpa sadar tertidur.Setelah itu apa yang terjadi?Celine berusaha mengingat kembali, tapi tidak berhasil.Semakin kosong ingatan itu, Celine semakin berusaha untuk memikirkannya. Begitu berpikir kalau di ingatan yang kosong itu mungkin ada adegan dewasa, jantung Celine seakan-akan mau melompat keluar.Celine merasa kalau terus seperti ini, jantung ini pasti bakal cepat rusak.Akhirnya Celine menghirup napas dalam dan membujuk diri sendiri agar tidak usah malu.Lagi pula mereka suami istri, kalaupun terjadi apa-apa, hubungan mereka juga sah.Setelah berpikir seperti itu, Celine menepuk wajahnya lalu turun dari kasur.Begitu dia membuka pintu, langsung melihat wajah yang tampan."Pagi ...."Andreas hanya menyapa lalu pintu di depannya langsung ditutup lagi.Andreas tertegun sesaat lalu teringat wajah Celine yang memerah tadi, dia lan
Ketika Lily menerima telepon pemberitahuan dari Perusahaan Jayadi, sampai setelah menutup telepon, dia masih saja tertegun."Kamu lagi memikirkan apa? Kayak kehilangan roh saja?"Ketika Carla berjalan keluar dari kantornya, dia melihat Lily yang melamun sambil memegang ponselnya.Beberapa hari ini, meski Lily belum resmi bergabung dengan mereka, dia setiap hari datang melapor.Bukan karena dia sangat rajin, sebenarnya karena dengan identitasnya sebagai nona Keluarga Nadine, semua orang melihatnya dengan penuh hormat.Perasaan seperti ini membuatnya sangat senang.Suara Carla yang tiba-tiba membuat Lily sadar kembali. "Nggak, nggak apa-apa. Kak Carla, aku keluar sebentar."Dia tidak mungkin memberi tahu Carla kalau dia akan segera bertemu dengan Tuan Andreas.Setelah membuat janji selama beberapa hari, dia bahkan sudah hampir menyerah dan mulai memikirkan cara lain untuk mendekati Andreas. Namun tidak disangka, Andreas berinisiatif mengajaknya bertemu.Lily tidak bisa menahan kegembiraa
Begitu Hansen mendongak melihat Celine, dia juga tertegun.Mereka berdua bertatapan dan akhirnya Celine yang duluan berlari menghampiri Hansen."Kak Hansen," panggil Celine dengan sangat lancar.Dia memakai sweter rajut dan celana jin. Rambut panjang yang sedikit ikal digerai di belakang.Celine pada dasarnya sudah cantik, begitu tersenyum, matanya bersinar seperti bintang yang berkelip.Melihat senyuman Celine, Hansen juga tersenyum. Ragu-ragu yang ada di hatinya tadi seketika menghilang."Sudah makan?" tanya Hansen sambil maju selangkah.Dia berdiri di depan Celine jelas terlihat lebih tinggi satu kepala dari Celine.Celine mendongak melihatnya dan menjawab, "Belum.""Mau makan bersama?"Celine langsung setuju tanpa ragu-ragu dengan ajakan Hansen.Meski dia tidak ingat banyak, dia bisa merasa sangat akrab dengan Hansen.Begitu naik mobil, Celine langsung berubah jadi si cerewet."Kak Hansen, kita sebenarnya kenapa bisa kenal?""Kak Hansen, aku kenapa memanggilmu Kak Hansen?""Kak Han
Suara piano mengalun di dalam restoran.Suasananya sangat bagus, Celine juga semakin santai dan lanjut bertanya ini-itu kepada Hansen.Hansen menunjukkan kelembutannya.Di saat yang sama, di sebuah sudut yang sepi, steik yang Andreas pesan sudah ada di depannya, tapi menghadapi orang di depannya, nafsu makannya langsung hilang.Sama seperti yang dikatakan Celine tadi, membuat orang mual.Teringat Celine, Andreas tersenyum tipis dan matanya juga berubah lembut.Kelembutan itu langsung membuat jantung Lily berdebar.Dia pun bertanya dengan suara yang paling lembut, "Tu ... Tuan Andreas, aku boleh memanggilmu seperti ini, nggak?"Ini adalah pertama kalinya Lily duduk berhadapan dengan Andreas.Meski dia bertanya apakah boleh memanggilnya "Tuan Andreas", tapi dalam hatinya dia sudah memutuskan akan ada satu hari dia memanggilnya "Andreas".Namun Andreas bahkan tidak mendongak mendengar pertanyaannya ini.Dia bahkan tidak melihatnya.Lily teringat tadi asistennya Andreas yang membawanya ke
Tadi dia sudah antar kopi, Bu Celine tidak minum?"Mana Bu Lina? Kenapa nggak di kantor? Ada dokumen yang perlu tanda tangan dia, mana orangnya?""Tadi kulihat dia pergi ke ruang istirahat, di tangannya ada dua gelas, aneh ...."Begitu mendengar kata-kata ini, Noni langsung sadar.Lina pergi ke ruang istirahat, Bu Celine juga ke sana.Muncul perasaan aneh di hati Noni, tanpa dia sadari, dia juga berjalan ke ruang istirahat.Di ruang istirahat,Lina sedang membuat jus untuk Celine.Kemarin dia menerima panggilan dari Hansen. Hansen berpesan padanya, setelah Celine ke bagian desain, dia harus menjaga Celine baik-baik, jangan sampai dia kelelahan. Intinya, dia harus sangat memperhatikan kesehatan Celine.Teringat dengan kemarin dia tidak sengaja melihat Celine mual, Lina punya sebuah tebakan di hatinya.Lina melihat jus jeruk yang dia buat dengan sangat lembut.Jeruk mengandung banyak vitamin C, banyak-banyak minum jus jeruk pasti nanti anak Kak Celly akan seputih Kak Celly.Saat dia seda
Di dalam kantor, Celine duduk di balik meja.Waktu dia mendongak dan melihat orang yang datang, dia juga tidak terkejut.Hanya saja, kopi ....Sekarang dia tidak bisa minum kopi.Karena tidak ingin bikin orang malu, kalaupun sekarang tidak bisa minum kopi, Celine juga tidak menolak. "Terima kasih, taruh saja di sini."Celine menyuruh pegawai itu menaruh kopinya di meja.Setelah pegawai itu menaruh kopi, dia tidak bermaksud mau pergi.Celine pun tersenyum sopan sambil berkata, "Namamu ....""Namaku Noni, Noni Candra. Aku sudah bekerja sangat lama di bagian desain, aku sangat suka kerja di Perusahaan Perhiasan Nadine."Noni sangat bersemangat.Bu Celine menanyakan namanya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."Bagus, ada kalian juga kebanggaan bagi Perusahaan Perhiasan Nadine." Celine tidak tahu banyak tentang bagian internal Perusahaan Perhiasan Nadine.Namun, nalurinya sangat kuat.Kemarin waktu dia pertama kali datang, dia merasakan Noni tidak mengakui Lina.Maksud No
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse
Tawanya sangat menakutkan.Bahkan Carla saja tanpa sadar mengernyit, hatinya merinding.Suara tawanya bergema di ruangan yang kosong itu. Setelah entah berapa lama, Lily menggumamkan satu nama."Celine!""Aku Celine!""Benar, aku ini Celine.""Aku keturunan asli Keluarga Nadine, aku anak Donny dari Keluarga Tjangnaka. Aku punya kakak yang menyayangiku, suami yang mencintaiku dan aku ... lagi hamil ...."Lily menunduk lalu mengelus perutnya. "Aku hamil, aku senang sekali. Hehe, aku Celine, aku Celine. Kamu mau menyelamatiku?"Lily menatap Carla.Tatapannya itu sangat menakutkan.Carla melihat Lily beberapa saat.Apakah Lily sudah gila?Apakah benar-benar gila? Atau hanya pura-pura?Dia menganggap dirinya Celine?Namun, orang seperti Lily mana pantas menganggap dirinya jadi Celine?"Kamu bukan Celine!" ujar Carla secara perlahan.Kalaupun Lily benar-benar sudah gila, Carla juga tidak akan mengizinkan Lily bersembunyi di dunia indah yang ada di khayalannya. "Kamu bukan! Kamu Lily, aku aka
"Belakangan ini terjadi sebuah hal besar."Suara Carla membuat Lily refleks merasa hal besar yang dia maksud sudah pasti sesuatu yang tidak dia inginkan.Muncul ketakutan di mata Lily, dia ingin menolak mengetahui hal besar ini.Namun sekarang, dia di bawah kendali orang.Carla tidak hanya mau menyiksanya secara fisik, dia juga mau menyiksanya secara mental."Nggak ...."Baru saja Lily menyebutkan satu kata, Carla sudah merebut kesempatannya untuk menolak. "Celine hamil."Lily jelas terlihat terkejut.Dia tidak mau dengar, tapi setiap kata bagaikan jarum masuk ke telinganya, seperti cairan asam yang mengenai kulitnya dan terus terngiang-ngiang di benaknya.Celine ... hamil ....Dia hamil anak Andreas!Di benaknya, kata-kata ini bagaikan tanaman yang mengakar di otaknya.Dia membayangkan Celine menggandeng anaknya lalu bersandar di pelukan Andreas dengan sangat bahagia. Dia seketika merasa hatinya seperti disayat-sayat."Mana boleh ...." Kenapa jadi begini?Lily berkata dengan suara pen