Begitu Hansen mendongak melihat Celine, dia juga tertegun.Mereka berdua bertatapan dan akhirnya Celine yang duluan berlari menghampiri Hansen."Kak Hansen," panggil Celine dengan sangat lancar.Dia memakai sweter rajut dan celana jin. Rambut panjang yang sedikit ikal digerai di belakang.Celine pada dasarnya sudah cantik, begitu tersenyum, matanya bersinar seperti bintang yang berkelip.Melihat senyuman Celine, Hansen juga tersenyum. Ragu-ragu yang ada di hatinya tadi seketika menghilang."Sudah makan?" tanya Hansen sambil maju selangkah.Dia berdiri di depan Celine jelas terlihat lebih tinggi satu kepala dari Celine.Celine mendongak melihatnya dan menjawab, "Belum.""Mau makan bersama?"Celine langsung setuju tanpa ragu-ragu dengan ajakan Hansen.Meski dia tidak ingat banyak, dia bisa merasa sangat akrab dengan Hansen.Begitu naik mobil, Celine langsung berubah jadi si cerewet."Kak Hansen, kita sebenarnya kenapa bisa kenal?""Kak Hansen, aku kenapa memanggilmu Kak Hansen?""Kak Han
Suara piano mengalun di dalam restoran.Suasananya sangat bagus, Celine juga semakin santai dan lanjut bertanya ini-itu kepada Hansen.Hansen menunjukkan kelembutannya.Di saat yang sama, di sebuah sudut yang sepi, steik yang Andreas pesan sudah ada di depannya, tapi menghadapi orang di depannya, nafsu makannya langsung hilang.Sama seperti yang dikatakan Celine tadi, membuat orang mual.Teringat Celine, Andreas tersenyum tipis dan matanya juga berubah lembut.Kelembutan itu langsung membuat jantung Lily berdebar.Dia pun bertanya dengan suara yang paling lembut, "Tu ... Tuan Andreas, aku boleh memanggilmu seperti ini, nggak?"Ini adalah pertama kalinya Lily duduk berhadapan dengan Andreas.Meski dia bertanya apakah boleh memanggilnya "Tuan Andreas", tapi dalam hatinya dia sudah memutuskan akan ada satu hari dia memanggilnya "Andreas".Namun Andreas bahkan tidak mendongak mendengar pertanyaannya ini.Dia bahkan tidak melihatnya.Lily teringat tadi asistennya Andreas yang membawanya ke
Benar-benar menjijikkan.Andreas pun langsung memotong kata-katanya.Lily tertegun sejenak, tadi dia sepertinya tidak dengar jelas, jadi dia bertanya memastikan, "Tuan Andreas, apa katamu?""Ibumu? Siapa namanya? Sarah Renata, 'kan?"Andreas menatap Lily.Tatapan yang dingin membuat hati Lily bergetar. "Iya, lebih tepatnya seharusnya adalah ibu angkatku."Ibu angkat? Heh ....Andreas mencibir dan berkata, "Benar-benar orang yang mementingkan perasaan. Tapi kamu bisa memikirkan kakakmu, kamu nggak memikirkan ibu angkatmu?"Lily tidak mengerti apa maksud cibiran Andreas tadi.Tiba-tiba, dia bersikap seolah-olah teringat sesuatu yang menyedihkan."Ayah angkatku kecelakaan. Ibu angkatku sudah bertahun-tahun hidup dengannya, perasaan mereka sangat dalam. Begitu ayah angkatku meninggal, ibu angkatku terus teringat padanya. Jadi, aku menyuruhnya pergi jalan-jalan agar pikirannya lebih tenang. Nanti setelah dia pulang, aku tentu saja bakal berbakti padanya."Saat berbicara, Lily bahkan menetes
Celine juga sudah sedikit mabuk.Suaranya agak keras dan orang-orang yang berada di sekitar juga sudah mendengarnya, termasuk Lily yang sedang memainkan piano tersebut.Akan tetapi, karena lantunan musik pianonya, Lily tidak bisa mendengar siapa yang sudah mengatakannya. Wanita itu lantas menoleh ke arah suara tersebut berasal. Kebetulan sekali pemandangannya juga dihalangi oleh pilar bunga.Padahal Lily merasa permainannya sudah sangat bagus. Buktinya tadi ada tamu yang memperlihatkan ekspresi memuji kepadanya.Orang yang bersuara tadi berani merendahkan dirinya.Hati Lily tidak senang. Sebelum Bastian menjemput Lily dan ibunya, Lily selalu bermain piano. Setiap ada kegiatan di sekolah, Lily juga selalu mendapatkan pujian karena permainan pianonya.Ketika teringat pada suara yang merendahkan dirinya tadi, Tuan Jayadi mungkin akan mengira bahwa kemampuan bermain pianonya benar-benar buruk.Semakin memikirkannya, Lily jadi semakin ingin menunjukkan kebolehannya.Lily juga semakin serius
Kakek yang bisa mendatangkan seorang pianis internasional untuk menjadi mentor tentu adalah kakek yang sangat luar biasa.Semua orang akhirnya merasa penasaran dengan kakek yang dimaksud oleh wanita ini."Nona, nama kakekmu adalah ...."Akhirnya ada yang menanyakan pertanyaan itu.Memang pertanyaan ini yang sudah ditunggu-tunggu oleh Lily ketika membalas, "Kakekku bernama Richard Nadine."Richard Nadine ....Mendengar nama itu, semua orang yang ada di sana pun tertegun sejenak. Tidak lama kemudian, ada yang matanya langsung bersinar dan terlihat kaget."Apakah maksudmu Richard Nadine dari Perusahaan Perhiasan Nadine?""Benar!"Ketika wanita itu mengangguk dengan malu-malu, orang-orang yang tidak mengenal siapa Richard Nadine akhirnya sudah menyadari status wanita yang ada di hadapan mereka ketika mendengar Perusahaan Perhiasan Nadine.Mereka sama-sama jadi teringat pada acara perkenalan yang diadakan oleh Perusahaan Perhiasan Nadine.Ada orang yang sampai berjalan mendekati Lily dan be
Pria yang bernama Hilton tadi sudah memahami maksud pernyataan Lily. Pria itu sangat cerdas dan segera berjalan ke arah wanita yang bersuara tadi untuk membantu Nona besar Keluarga Nadine unjuk gigi.Pertama, dia melihat punggung seorang pria. Selanjutnya, dia pun melihat wanita yang duduk di seberang pria tersebut.Ketika wanita itu menatapnya, Hilton langsung tertegun dan matanya seperti terkesima.Celine lantas menggerakkan cangkir tehnya dan tersenyum sumringah sambil berkata, "Apa kamu ... mencariku?"Suara ini jelas adalah suara wanita yang terus menyerang Nona besar Keluarga Nadine.Pria itu berusaha menekan rasa kagumnya. Selanjutnya, Hilton pun berkata, "Nona, silakan!"Mungkin karena tadi Celine minum banyak sekali. Sekarang, dia jadi lebih pemberani. Wanita itu pun segera bangkit. Sebelum Celine sempat melakukan apa pun, Hansen segera menarik lengan Celine."Celine, kamu sudah mabuk. Aku akan mengantarkanmu pulang."Suara pria ini sangat lembut dan enak didengar.Akan tetapi
Tiba-tiba ada sebuah pemandangan yang muncul di dalam benaknya.Seorang wanita berambut panjang sedang duduk di depan piano dan nada-nada yang merdu telah melesat keluar dari jari jemarinya.Gadis kecil yang berada di sisinya terus memperhatikan wanita itu dengan tatapan terpesona.Setelah wanita itu menyelesaikan lagu tersebut, gadis kecil itu pun segera memeluk wanita itu dan berkata, "Ibu, kamu hebat sekali! Aku juga mau sehebat Ibu."Wanita itu pun menggendong gadis kecil tersebut dan mendudukkannya di paha sambil berkata, "Celine mau belajar main piano? Ibu akan mengajarimu."Kenangannya telah muncul.Sorot mata Celine seperti tersadar dan wanita itu pun bergumam, "Ibu?"Apakah wanita yang sangat cantik itu adalah ibunya?Sesuatu seperti meluap di dalam hati wanita itu. Dia tiba-tiba mendengar orang-orang mulai mendesaknya. Celine juga tidak berpikir lagi. Jari jemarinya langsung bergerak lincah di atas tuts-tuts piano tersebut.Alunan musik yang terdengar adalah alunan musik yang
Celine sudah tahu apa yang dipikirkan oleh orang-orang itu dan dia bisa memahami mereka.Jadi, dia pun melihat Lily.Lily yang dikelilingi oleh orang-orang itu pun tersenyum. Di dalam senyumannya terlihat sedikit kepasrahan, sedikit kepatuhan dan sedikit rasa malu. Wanita itu menunjukkan ekspresi polos. "Aku juga nggak tahu harus bagaimana. Aku ingin memenuhi semua permintaan kalian".Kesombongan dan kemunafikannya telah berhasil disembunyikan dengan baik. Kalau kamu tidak mengenalnya, kamu tidak akan bisa menyadarinya."Hehe!" Celine tidak tahan dan tersenyum dingin.Wanita ini hampir kembali mengatakan "Jelek sekali!"Pada saat itu, Celine jadi agak menyesal sudah capek-capek memainkan lagu tersebut.Lebih baik dia segera pulang supaya tidak menghabiskan waktu bersama dengan Lily di tempat ini dan harus menahan rasa mual.Senyuman sinis Celine telah membuat Lily marah.Melihat Celine hendak pergi, Lily pun merasa dipermalukan. Wanita itu menggigit bibirnya dan memasang ekspresi sedih
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad