Setelah mereka berdua masuk, tidak ada yang berbicara.Lily tersenyum tipis. Wajahnya tidak secantik Celine, dia juga tidak berwibawa seperti Carla, tapi mungkin karena percaya dirinya dengan kedudukan yang lebih tinggi, wajahnya jadi terlihat lebih bersinar.Begitu masuk, Carla terus menatap wajah Lily.Lily sama sekali tidak takut, dia hanya tersenyum tipis.Akhirnya, Carla mengernyit dan bertanya bingung, "Kata orang Tante adalah wanita yang sangat cantik, tapi kenapa aku merasa kamu ...."Carla seakan-akan sedang mencari kata yang lebih lembut.Namun, dia yang menggeleng dan kesusahan mencari kata malah jauh lebih jelas menunjukkan pikirannya.Lily tidak menyangka Carla akan langsung menyerang tampangnya.Dari awal dia memang sudah merasa tidak senang karena Celine lebih cantik darinya.Jadi, kata-kata Carla ini langsung membuatnya marah.Senyuman di wajah Lily langsung hilang dan dia memelototi Carla. "Apa maksudmu? Kamu curiga aku bukan cucu kandung Kakek? Kalau kamu curiga, kita
Menyadarkan Celine!Lily mendapatkan posisi ini dengan susah payah, dia mana mungkin tidak menunjukkan keberadaannya di depan Celine?Lily tidak mengatakan apa-apa.Carla tiba-tiba menepuk dadanya dan berkata, "Kamu tenang saja, Celine pasti bakal suka sama kamu, percaya padaku!"Setelah itu, Carla tersenyum penuh makna pada Lily lalu keluar.Setelah pintu tertutup, senyuman di wajah Carla langsung menghilang.Kemudian, dia melirik ke pintu dengan tatapan merendahkan.Sementara di dalam kamar, Lily juga langsung mengganti ekspresinya yang polos jadi licik.Carla mengetes dia lalu menyanjungnya. Dia tahu Carla pasti bakal menyelidiki dia, tapi memangnya kenapa?Bahkan hasil penyelidikan Tuan Richard saja menunjukkan kalau dia adalah cucunya. Kalaupun Carla menyelidikinya, tidak mungkin ada hasil yang berbeda.Terlebih lagi ....Lily memikirkan sesuatu yang membuat matanya penuh dengan kelicikan....Celine tidur dengan sangat baik.Dia bermimpi sangat panjang, dia memimpikan adegan dia
Celine mana mungkin menelepon Hansen dan membuatnya yang ada di tengah-tengah kesusahan?"Nggak bisa," ujar Celine refleks.Melvin terlihat kesusahan. "Tapi ... Bu Celine, kejadian ini jelas-jelas disengaja, apa Bu Celine ... menyinggung orang Perusahaan Perhiasan Nadine?"Melvin adalah orang yang pintar.Kalau pegawai-pegawai itu bukan dipanggil kembali oleh Tuan Muda Hansen, berarti dipanggil oleh anggota lain Keluarga Nadine.Identitas orang itu juga setidaknya bisa melawan Tuan Muda Hansen, makanya berani melakukan hal sebesar ini.Celine sudah beberapa hari ke Perusahaan Perhiasan Nadine, takutnya di sana menyinggung seseorang. Tidak hanya itu, sejak Celine ke Perusahaan Perhiasan Nadine, tidak pernah ke Aurora lagi.Namun, hari ini Celine malah pulang ke sini.Melvin yakin pasti terjadi sesuatu di sana.Melihat Celine yang tenang, Melvin menenangkannya, "Bu Celine, apa pun yang terjadi, aku tetap di pihakmu. Terus ... Cindy dan yang lainnya belum datang karena sekarang masih belu
Celine awalnya tidak ingin memedulikannya, tapi Carla sudah menghampirinya, dia tidak bisa menghindar lagi.Seperti dugaannya, Carla langsung berjalan ke hadapannya dan bahkan merangkul tangannya, seakan-akan mereka berdua adalah teman yang sangat akrab.Carla berkata dengan nada mengambek, "Celly, kenapa kamu nggak angkat teleponku? Kamu tahu nggak aku khawatir banget sama kamu?"Khawatir?Celine tertawa.Khawatir masalahnya tidak cukup banyak?"Maaf membuat Nona Carla khawatir," ujar Celine datar.Carla pikir hari ini Celine bakal kesusahan dan kebingungan, dia pikir Celine setidaknya bisa menebak kalau yang dia yang membuat masalah untuk Celine.Dia sengaja datang supaya dimarahi Celine, tapi reaksi Celine benar-benar datar."Celly, aku dengar hari ini kamu nggak ke perusahaan? Apa karena Lily?" ujar Carla sambil melihat Celine.Melihat Celine sangat tenang, Carla pun mencoba mengungkit Lily.Pasti bisa membuat Celine marah.Namun, Celine hanya tersenyum. "Kenapa Nona Carla bisa mer
"Di sana ... " ujar Celine secara perlahan.Carla pun melihat ke arah jari Celine menunjuk dan melihat sebuah supermarket.Ketika dia masih bingung, terdengar Celine kembali berkata, "Nona Carla kalau haus, boleh beli air di sana, aku pergi duluan."Setelah itu, Celine tersenyum pada Carla lalu berbalik pergi.Dia berjalan ke samping mobil suaminya, suaminya kebetulan menurunkan jendela mobilnya.Celine membuka pintu dan naik dengan cepat, lalu berkata sambil memakai sabuk pengaman, "Cepat jalan."Mendengar perintah istrinya, Andreas tentu saja tidak berani berlama-lama.Mobil melaju kencang. Celine melihat ke belakang lewat kaca spion dan melihat Carla berdiri melipat tangannya sambil melihat ke arahnya dengan tatapan marah.Andreas juga melihat Carla.Meski masalah Richard menemukan cucu kandung masih belum diumumkan, Andreas sudah mendapatkan kabarnya tadi pagi.Hari ini Celine tidak ke Perusahaan Perhiasan Nadine, Andreas pun bisa menebak kira-kira apa yang terjadi setelah Tuan Ric
Carla segera naik mobil dan pergi ke lokakarya....Di vila Keluarga Nadine beberapa hari ini, Lily hidup dengan sangat nyaman.Hari ini, Richard tiba-tiba mengungkit ingin bertemu dengan "orang tua asuhnya", Sarah dan Bastian.Lily sebenarnya tidak ingin Tuan Richard bertemu dengan mereka, tapi dia juga tahu ada hal-hal yang tidak bisa dihindari."Kakek, Ibuku ... dia tidak tahu aku itu cucu Kakek. Dia orangnya pengecut, sejak menikah dengan Ayah, dia terus diam di rumah, jarang keluar. Dia selalu menganggapku sebagai anak kandungnya, aku takut dia terkejut dan tidak bisa menerima aku sudah menemukan keluargaku."Lily terlihat sangat penuh perhatian. Kelakuannya yang baik hati dan penuh perhatian sangat menyenangkan hati Richard."Kakek yang kurang perhitungan," ujar Richard lembut.Melihat Richard mengernyit, Lily segera berkata, "Kakek, boleh nggak aku pulang menjelaskan hal ini dulu ke mereka biar Ibu bisa mempersiapkan dirinya. Harusnya dengan begitu, dia bisa lebih menerima hal i
Jadi, dia harus membuat rencana dulu.Dia tidak boleh membiarkan identitas satu-satunya keturunan Keluarga Nadine yang sudah dia dapatkan ini terancam hilang.Lily menatap Sarah.Mereka berdua selalu sepemikiran.Meski Lily tidak menyelesaikan kata-katanya, Sarah sudah tahu apa maksud Lily.Sarah juga sudah memikirkan masalah ini sebelumnya.Dulu dia dan Bastian bersama demi uang dan juga kehidupan yang lebih baik.Sebelum Aurora mati, Bastian memberikannya kehidupan yang berkecukupan. Setelah Aurora mati, dia pindah ke vila Keluarga Maira dan menikmati kehidupan sebagai nyonya kaya.Meski dia sudah puas, Lily masih bisa pergi ke tempat yang lebih tinggi.Jadi, Sarah tidak mungkin membiarkan dirinya dan Bastian menjadi batu penghalang Lily.Sarah menggandeng tangan Lily lalu berkata sambil tersenyum, "Lily, kamu tenang saja, aku sudah tahu harus bagaimana. Kamu cuma perlu memikirkan apa yang harus kamu lakukan di Keluarga Nadine. Serahkan ayahmu padaku!"Setelah itu, muncul kilatan kej
"Lily punya keberuntungannya sendiri. Bastian, beberapa hari ini aku selalu mimpi buruk. Mimpi soal kecelakaan Aurora terus dengar suara Celine bilang mau balas dendam ...."Selama ini, Aurora adalah topik terlarang di antara mereka berdua.Sarah tidak pernah berinisiatif mengungkit Aurora. Begitu dia ungkit, Bastian langsung memasang wajah serius dan memotong kata-kata Sarah. "Balas dendam apa? Kematian Aurora itu kecelakaan, Celine mau balas dendam ke siapa?"Suaranya sangat keras sampai mengagetkan Sarah.Bastian sadar dan langsung mengecilkan suaranya dan menenangkan Sarah dengan suara lembut, "Jangan pikirin yang aneh-aneh terus, itu hanya kecelakaan. Apalagi kejadiannya juga sudah lewat bertahun-tahun.""Tapi ...." Sarah masih tetap tidak tenang.Dia mengernyit, seakan-akan hatinya ikut sakit karena khawatir dan takut.Sarah menekan dadanya dan berkata, "Tapi dulu .... Kamu lupa waktu itu Celine berteriak tanya kecelakaan ibunya itu sebenarnya kecelakaan atau nggak?""Celine sela
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad