Celine yang mendengar nada bicara Hansen pun menyadari ada sesuatu yang janggal. Dia segera bertanya, "Apakah telah terjadi sesuatu? Apakah kakek ....""Kamu pulang dulu."Hansen tidak banyak bicara.Hanya saja setelah Hansen mengatakannya, dia pun merasa tidak tenang dan melanjutkan, "Aku akan menjemputmu."Selesai mengatakannya, Hansen langsung mematikan ponselnya.Celine menatap ponselnya dan tatapannya terlihat seperti kebingungan.Apa sebenarnya yang telah terjadi sampai Hansen begitu gugup?Angel juga menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Wanita itu pun bertanya, "Nona Celine, ada apa?"Celine menggerakkan sudut bibirnya dan membalas, "Nggak apa-apa. Hanya saja Nona Angel, aku nggak bisa menemanimu lagi. Aku akan segera menyuruh orang untuk membuatkan bros ini untukmu. Nanti aku akan menghubungimu lagi."Celine mengatakannya sambil membereskan barang-barang yang ada di meja."Oh! Baiklah! Silakan!" Angel tidak enak banyak bertanya.Sebelum pergi, dia melihat Celine dengan tatap
Dia sama sekali tidak menyangka bahwa seumur hidupnya dia masih bisa menemukan putri Linda.Langit benar-benar baik padanya.Celine terlihat berbeda dengan Linda yang ada di dalam ingatannya. Akan tetapi, Hansen sudah mengambil hasil laporan tes DNA dan memastikan bahwa gadis itu memang berhubungan darah dengannya.Di dunia ini selain Linda yang sudah hilang, seharusnya hanya ada keturunan Linda yang bisa memiliki hubungan darah dengannya.Meskipun Lily adalah cucu kandungnya, dia tetap sangat menyayangi Celine."Bagaimana kerjamu akhir-akhir ini di Perusahaan Perhiasan Nadine? Apakah ada yang nggak menuruti perkataanmu? Beritahu Kakek! Siapa yang berani nggak mendengar perintahmu? Kakek akan langsung memberhentikan orang itu."Ekspresi wajah Tuan Richard terlihat galak.Celine langsung tertawa dan berkata, "Siapa yang berani nggak mendengar perintahku? Aku adalah direktur yang ditunjuk oleh Kakek. Meskipun mereka nggak senang padaku, mereka harus takut pada Kakek."Celine berkacak pin
"Kakak."Suara Lily tidak keras, tapi sudah terdengar oleh Celine. Celine sempat mengira dia sudah salah dengar.Tempat ini adalah manson Keluarga Nadine. Kenapa Lily bisa berada di manson ini?Dia sama sekali tidak menggubrisnya. Akan tetapi, Lily kembali menyapanya."Kakak ...."Celine langsung mengerutkan dahinya dan perlahan-lahan menoleh. Ketika melihat Lily yang berada di belakang sofa, wanita itu lantas mengerutkan dahinya.Celine langsung merasa benci ketika dihadapkan dengan Bastian dan keluarganya.Begitu melihat Lily berada di manson Keluarga Nadine, Celine langsung bersikap waspada dan bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Suaranya terdengar keras dan seperti mengagetkan Lily.Lily kelihatan kaget dan wanita itu terlihat seperti kelinci yang ketakutan. Matanya memperlihatkan ketakutan ketika berhadapan dengan Celine. Meskipun dia ketakutan, matanya juga seperti ingin mendekati Celine."Kakak, aku ... aku sangat merindukanmu. Makanya waktu itu aku diam-diam datang ke pesta pe
Lalu Lily ....Carla sepertinya menyadari ada sesuatu yang aneh. Dia juga mau pergi ke rumah sakit untuk mencari tahu kejelasannya.Sebelum berangkat, dia pun memanggil Celine.Celine yang mendengar panggilan Carla langsung tersadar dan melihat ke arah Carla."Apa ... kamu nggak mau pergi ke rumah sakit untuk melihatnya?" tanya Carla.Melihatnya di rumah sakit?Celine terus mengerutkan dahinya. Wanita itu berpikir dan tahu bahwa tadi Lily sedang bersandiwara.Dia sama sekali tidak peduli.Hanya saja sebelum Celine sempat menolak, Carla langsung maju dan menariknya, "Ayo! Kita lihat sama-sama! Andaikan terjadi sesuatu, kita bisa memikirkan cara untuk menghadapinya."Meskipun Carla berkata seperti itu, dia dan Celine tidak pernah berada di kubu yang sama.Celine ditarik oleh Carla naik ke atas mobil.Mobil itu pun melesat pergi. Mobil Hansen dan Tuan Richard sudah tiba duluan di Rumah Sakit Gladius.Begitu mobil mereka berhenti, Hansen segera menggendong turun Lily dari mobil.Ketika mas
Ketika Celine berjalan maju, mata Lily sempat mengecil sejenak.Reaksinya terhadap Celine benar-benar aneh.Lily seperti menyukai Celine dan ingin mendekatinya. Akan tetapi, dia juga seperti takut pada Celine. Bahkan Carla yang masuk bersama dengan Celine juga diam-diam memuji bahwa Lily benar-benar pintar bersandiwara.Kalau bukan karena Carla mengetahui bahwa Lily sangat membenci Celine, Carla pasti akan percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Carla pun jadi bersemangat dan melihat sang kakek.Sekarang, ekspresi wajah sang kakek sudah sangat masam. Tuan Richard berdiri di sebelah Celine dan sama sekali tidak membalas."Kakek, ayo kita pergi." Celine kembali mengulangi perkataannya.Dia khawatir sang kakek dilanda perasaan bersalah. Bagaimanapun juga, usia sang kakek sudah uzur. Lalu sang kakek juga sakit-sakitan. Tidak boleh ada kesalahan apa pun.Akan tetapi ketika Celine menjulurkan tangannya untuk mendorong kursi roda itu, Tuan Richard pun tiba-tiba berkata, "Celine!"Suara s
Tuan Richard menatap Celine.Meski sudah tua dan wibawanya sudah tidak seperti dulu, tekanan yang terpancar dari tatapannya membuat orang tidak berani melawannya.Celine merasa hatinya seakan-akan bergetar.Ini pertama kalinya Kakek melihatnya dengan tatapan seperti itu, seakan-akan dia adalah musuhnya.Sebenarnya apa yang terjadi?Celine melihat Hansen dengan tatapan bertanya.Hansen tahu apa yang dipikirkan Kakek, juga tahu jelas karakter Celine. Dia pun berkata, "Kakek, Celly dan Carla sudah pulang, Kakek bukannya mau mengumumkan sesuatu ...."Genggaman Hansen di pergelangan tangan Celine perlahan-lahan menguat.Dia mulai menyesal, dia tidak tahu akan ada kejadian seperti ini. Kalau tahu, dia pasti bakal memberi tahu Celine identitas Lily sebelum Celine bertemu dengan Lily.Celine merasakan ketegangan Hansen.Kemudian, dia mendengar Tuan Richard kembali berbicara, "Hari ini aku memanggil kalian pulang memang karena ada yang mau aku umumkan. Aku punya seorang anak perempuan yang suda
Melihat Lily menangis terisak-isak dan memasang ekspresi tidak tahu apa-apa, Tuan Richard semakin kasihan padanya.Dia menggenggam tangan Lily lalu memberi tahu hal yang dilaporkan Hansen."Kamu dulu bernama Lily Marni?"Lily mengernyit dan berkata, "Kakek kok tahu? Dulu namaku memang Lily Marni. Pas Ibu menikah dengan Ayah, aku ganti namaku mengikuti marga Ayah, tapi ...."Lily menggigit bibirnya lalu berkata sambil melihat Tuan Richard, "Kakek kok bisa tahu?"Tentu saja Hansen yang menemukan informasi ini.Tatapan Tuan Richard terhadap Lily penuh kasih sayang. "Kamu tahu kenapa kamu bermarga Marni?""Kata Ibu, waktu dia membawaku pulang dari panti asuhan, aku sudah bermarga Marni. Ibu awalnya mau aku tetap memakai marga ini, tapi dia takut orang lain akan merendahkanku karena margaku beda sama Ayah, jadi akhirnya aku ganti jadi Maira."Tuan Richard menghela napas panjang. "Ibumu juga sebenarnya baik, tapi dulu margamu Marni karena ibumu yang juga adalah anakku bermarga Marni!"Lily t
Tiba-tiba muncul seorang cucu kandung Kakek, apalagi orang itu adalah Lily.Namun, Richard berkata dengan penuh kepastian,"Apanya ada yang salah? Kenapa bisa salah? Maafkan Kakek, sebelumnya Kakek mengambil rambutmu tanpa minta izin padamu untuk melakukan pemeriksaan DNA. Kita berdua berhubungan darah. Aku cuma punya satu anak, yaitu ibumu. Sekarang kita berdua punya hubungan darah, kalau kamu bukan cucuku, siapa lagi? Lagian, Hansen juga sudah pergi cari tahu ke panti asuhan dan hasilnya adalah kamu itu keturunan Keluarga Nadine!"Richard seakan-akan berhasil menyelesaikan impian hidupnya selama ini.Melihat Lily, dia memutuskan akan memberikan semua yang terbaik di dunia ini kepadanya.Lily berpura-pura terkejut dengan informasi ini.Dia membelalak dan berpura-pura tidak tahu harus bagaimana."Kakek Richard ... " panggil Lily.Baru saja memanggil, Richard langsung memperbaiki panggilannya. "Kenapa panggilnya Kakek Richard? Lily, kamu seharusnya memanggilku Kakek!""Tapi ...." Lily m
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala