Lalu Lily ....Carla sepertinya menyadari ada sesuatu yang aneh. Dia juga mau pergi ke rumah sakit untuk mencari tahu kejelasannya.Sebelum berangkat, dia pun memanggil Celine.Celine yang mendengar panggilan Carla langsung tersadar dan melihat ke arah Carla."Apa ... kamu nggak mau pergi ke rumah sakit untuk melihatnya?" tanya Carla.Melihatnya di rumah sakit?Celine terus mengerutkan dahinya. Wanita itu berpikir dan tahu bahwa tadi Lily sedang bersandiwara.Dia sama sekali tidak peduli.Hanya saja sebelum Celine sempat menolak, Carla langsung maju dan menariknya, "Ayo! Kita lihat sama-sama! Andaikan terjadi sesuatu, kita bisa memikirkan cara untuk menghadapinya."Meskipun Carla berkata seperti itu, dia dan Celine tidak pernah berada di kubu yang sama.Celine ditarik oleh Carla naik ke atas mobil.Mobil itu pun melesat pergi. Mobil Hansen dan Tuan Richard sudah tiba duluan di Rumah Sakit Gladius.Begitu mobil mereka berhenti, Hansen segera menggendong turun Lily dari mobil.Ketika mas
Ketika Celine berjalan maju, mata Lily sempat mengecil sejenak.Reaksinya terhadap Celine benar-benar aneh.Lily seperti menyukai Celine dan ingin mendekatinya. Akan tetapi, dia juga seperti takut pada Celine. Bahkan Carla yang masuk bersama dengan Celine juga diam-diam memuji bahwa Lily benar-benar pintar bersandiwara.Kalau bukan karena Carla mengetahui bahwa Lily sangat membenci Celine, Carla pasti akan percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Carla pun jadi bersemangat dan melihat sang kakek.Sekarang, ekspresi wajah sang kakek sudah sangat masam. Tuan Richard berdiri di sebelah Celine dan sama sekali tidak membalas."Kakek, ayo kita pergi." Celine kembali mengulangi perkataannya.Dia khawatir sang kakek dilanda perasaan bersalah. Bagaimanapun juga, usia sang kakek sudah uzur. Lalu sang kakek juga sakit-sakitan. Tidak boleh ada kesalahan apa pun.Akan tetapi ketika Celine menjulurkan tangannya untuk mendorong kursi roda itu, Tuan Richard pun tiba-tiba berkata, "Celine!"Suara s
Tuan Richard menatap Celine.Meski sudah tua dan wibawanya sudah tidak seperti dulu, tekanan yang terpancar dari tatapannya membuat orang tidak berani melawannya.Celine merasa hatinya seakan-akan bergetar.Ini pertama kalinya Kakek melihatnya dengan tatapan seperti itu, seakan-akan dia adalah musuhnya.Sebenarnya apa yang terjadi?Celine melihat Hansen dengan tatapan bertanya.Hansen tahu apa yang dipikirkan Kakek, juga tahu jelas karakter Celine. Dia pun berkata, "Kakek, Celly dan Carla sudah pulang, Kakek bukannya mau mengumumkan sesuatu ...."Genggaman Hansen di pergelangan tangan Celine perlahan-lahan menguat.Dia mulai menyesal, dia tidak tahu akan ada kejadian seperti ini. Kalau tahu, dia pasti bakal memberi tahu Celine identitas Lily sebelum Celine bertemu dengan Lily.Celine merasakan ketegangan Hansen.Kemudian, dia mendengar Tuan Richard kembali berbicara, "Hari ini aku memanggil kalian pulang memang karena ada yang mau aku umumkan. Aku punya seorang anak perempuan yang suda
Melihat Lily menangis terisak-isak dan memasang ekspresi tidak tahu apa-apa, Tuan Richard semakin kasihan padanya.Dia menggenggam tangan Lily lalu memberi tahu hal yang dilaporkan Hansen."Kamu dulu bernama Lily Marni?"Lily mengernyit dan berkata, "Kakek kok tahu? Dulu namaku memang Lily Marni. Pas Ibu menikah dengan Ayah, aku ganti namaku mengikuti marga Ayah, tapi ...."Lily menggigit bibirnya lalu berkata sambil melihat Tuan Richard, "Kakek kok bisa tahu?"Tentu saja Hansen yang menemukan informasi ini.Tatapan Tuan Richard terhadap Lily penuh kasih sayang. "Kamu tahu kenapa kamu bermarga Marni?""Kata Ibu, waktu dia membawaku pulang dari panti asuhan, aku sudah bermarga Marni. Ibu awalnya mau aku tetap memakai marga ini, tapi dia takut orang lain akan merendahkanku karena margaku beda sama Ayah, jadi akhirnya aku ganti jadi Maira."Tuan Richard menghela napas panjang. "Ibumu juga sebenarnya baik, tapi dulu margamu Marni karena ibumu yang juga adalah anakku bermarga Marni!"Lily t
Tiba-tiba muncul seorang cucu kandung Kakek, apalagi orang itu adalah Lily.Namun, Richard berkata dengan penuh kepastian,"Apanya ada yang salah? Kenapa bisa salah? Maafkan Kakek, sebelumnya Kakek mengambil rambutmu tanpa minta izin padamu untuk melakukan pemeriksaan DNA. Kita berdua berhubungan darah. Aku cuma punya satu anak, yaitu ibumu. Sekarang kita berdua punya hubungan darah, kalau kamu bukan cucuku, siapa lagi? Lagian, Hansen juga sudah pergi cari tahu ke panti asuhan dan hasilnya adalah kamu itu keturunan Keluarga Nadine!"Richard seakan-akan berhasil menyelesaikan impian hidupnya selama ini.Melihat Lily, dia memutuskan akan memberikan semua yang terbaik di dunia ini kepadanya.Lily berpura-pura terkejut dengan informasi ini.Dia membelalak dan berpura-pura tidak tahu harus bagaimana."Kakek Richard ... " panggil Lily.Baru saja memanggil, Richard langsung memperbaiki panggilannya. "Kenapa panggilnya Kakek Richard? Lily, kamu seharusnya memanggilku Kakek!""Tapi ...." Lily m
Bahkan Lily dan Carla juga terkejut.Celine ....Dia bisa-bisanya memilih putus hubungan dengan Keluarga Nadine daripada meminta maaf!Ekspresi Richard semakin suram, keningnya juga semakin berkerut.Dia sama sekali tidak bermaksud mengusir Celine dari Keluarga Nadine, dia hanya ingin membela Lily, sekaligus menunjukkan posisi Lily sebagai cucu kandungnya di keluarga ini agar Lily bisa dihormati mereka.Namun, dia tidak menyangka Celine akan mengatakan hal seperti itu.Muncul ekspresi marah di wajah Richard.Melihat ekspresi Richard, Hansen ingin membantu Celine menjelaskan. Namun, baru saja dia membuka mulut, Celine sudah berlutut lalu mengelus kening Richard yang berkerut.Richard langsung tertegun.Entah kenapa, dia yang tadinya marah sekarang kerutan di keningnya sudah hilang."Kakek nggak boleh marah, lho." Celine menyandarkan kepalanya di lutut Richard seperti tadi di ruang tamu.Celine sudah memutuskan untuk putus hubungan dengan Keluarga Nadine, tapi sekarang, dia merasa tidak
Richard melihat Lily dengan tatapan penuh harap.Lily tertegun sejenak lalu berpura-pura polos dan sedikit takut, bahkan melirik Hansen dan Carla dengan tatapan gelisah, seakan-akan masih belum bisa menerima kenyataan kalau dia adalah cucu kandung Richard.Begitu dia melirik Carla, Carla langsung tersenyum sinis.Dia tidak menyangka Lily ternyata cucu kandungnya Kakek.Kalaupun benar, aktingnya ini benar-benar bisa membohongi orang.Carla yakin kalau Lily sengaja mau mengusir Celine!"Lily, kenapa kamu diam saja? Kakek sudah bilang kamu itu cucu kandungnya, kenapa kamu nggak mau panggil Kakek?" ujar Carla sambil maju dengan wajah penuh senyum, terlihat sangat ramah.Kakek ingin mereka para cucu adopsinya memperlakukan Lily dengan baik, jadi dia tentu saja tidak akan melawan."Ka ... Kakek ... " ujar Lily dengan hati-hati.Richard tidak menemukan putrinya, tapi sangat puas mendengar anaknya Linda memanggilnya "Kakek"."Bagus, bagus."Saat ini, Richard seakan-akan sudah melupakan Celine.
"Baik," ujar Hansen dengan ekspresi yang kompleks.Namun, di wajahnya sama sekali tidak ada tanda-tanda senang.Richard yang tadinya tersenyum senang tiba-tiba mengernyit. "Hansen, kamu kayaknya nggak senang aku berhasil menemukan putri tantemu?"Senang? Dia mana mungkin senang?Dia tahu tantenya adalah satu-satunya penyesalan Kakek. Selama ini, dia juga melihat rasa bersalah Kakek terhadap tantenya dengan mata kepalanya sendiri.Dia juga sangat berharap Kakek bisa menemukan anaknya atau orang yang berhubungan dengan Tante.Namun, dia tidak menyangka orang itu adalah Lily.Karena Celine, dia refleks tidak suka dengan Lily bahkan sedikit benci.Namun dia juga tahu apa yang harus dia lakukan."Kakek, aku sangat ...."?Tepat ketika Hansen mau berbicara, tiba-tiba Lily menyela, "Kakek, Kak Hansen mana mungkin nggak senang? Tadi waktu datang ke rumah sakit, aku sangat takut, Kak Hansen yang menenangkanku. Makasih, Kak Hansen."Lily tersenyum manis dan polos.Dia berinisiatif membantu Hanse
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad