Richard melihat Lily dengan tatapan penuh harap.Lily tertegun sejenak lalu berpura-pura polos dan sedikit takut, bahkan melirik Hansen dan Carla dengan tatapan gelisah, seakan-akan masih belum bisa menerima kenyataan kalau dia adalah cucu kandung Richard.Begitu dia melirik Carla, Carla langsung tersenyum sinis.Dia tidak menyangka Lily ternyata cucu kandungnya Kakek.Kalaupun benar, aktingnya ini benar-benar bisa membohongi orang.Carla yakin kalau Lily sengaja mau mengusir Celine!"Lily, kenapa kamu diam saja? Kakek sudah bilang kamu itu cucu kandungnya, kenapa kamu nggak mau panggil Kakek?" ujar Carla sambil maju dengan wajah penuh senyum, terlihat sangat ramah.Kakek ingin mereka para cucu adopsinya memperlakukan Lily dengan baik, jadi dia tentu saja tidak akan melawan."Ka ... Kakek ... " ujar Lily dengan hati-hati.Richard tidak menemukan putrinya, tapi sangat puas mendengar anaknya Linda memanggilnya "Kakek"."Bagus, bagus."Saat ini, Richard seakan-akan sudah melupakan Celine.
"Baik," ujar Hansen dengan ekspresi yang kompleks.Namun, di wajahnya sama sekali tidak ada tanda-tanda senang.Richard yang tadinya tersenyum senang tiba-tiba mengernyit. "Hansen, kamu kayaknya nggak senang aku berhasil menemukan putri tantemu?"Senang? Dia mana mungkin senang?Dia tahu tantenya adalah satu-satunya penyesalan Kakek. Selama ini, dia juga melihat rasa bersalah Kakek terhadap tantenya dengan mata kepalanya sendiri.Dia juga sangat berharap Kakek bisa menemukan anaknya atau orang yang berhubungan dengan Tante.Namun, dia tidak menyangka orang itu adalah Lily.Karena Celine, dia refleks tidak suka dengan Lily bahkan sedikit benci.Namun dia juga tahu apa yang harus dia lakukan."Kakek, aku sangat ...."?Tepat ketika Hansen mau berbicara, tiba-tiba Lily menyela, "Kakek, Kak Hansen mana mungkin nggak senang? Tadi waktu datang ke rumah sakit, aku sangat takut, Kak Hansen yang menenangkanku. Makasih, Kak Hansen."Lily tersenyum manis dan polos.Dia berinisiatif membantu Hanse
Nama Celine seketika membuat Andreas tegang."Apa yang terjadi?" Andreas yang tadinya bersandar di kursi langsung duduk tegak.Bahkan koin yang dia mainkan jatuh ke meja dan berguling sedikit.Hansen tidak memberi tahu Andreas masalah Keluarga Nadine, melainkan hanya berkata, "Memang ada sedikit masalah ...."Merasakan kepedulian Andreas terhadap Celine, Hansen tiba-tiba menyesal menelepon Andreas. Dia pun coba bertanya, "Kamu tahu nggak siapa suami Celine?"Andreas terdiam.Dia mana mungkin tidak tahu?Tanpa menunggu jawaban Andreas, Hansen kembali berkata, "Kalau bisa, aku berharap kamu menghubungi suaminya, suruh dia temani Celine."Maksud di balik kata-katanya adalah dia tidak mau Andreas pergi mengganggu Celine.Hansen hanya menganggap Andreas sebagai pembawa pesan.Tatapan Andreas berubah suram lalu dia menutup telepon sambil tersenyum sinis.Apa bedanya dia yang menemani Celine dengan suaminya menemani Celine?"Aku pulang bentar." Andreas berdiri dan mengambil koin yang ada di m
Setelah mereka berdua masuk, tidak ada yang berbicara.Lily tersenyum tipis. Wajahnya tidak secantik Celine, dia juga tidak berwibawa seperti Carla, tapi mungkin karena percaya dirinya dengan kedudukan yang lebih tinggi, wajahnya jadi terlihat lebih bersinar.Begitu masuk, Carla terus menatap wajah Lily.Lily sama sekali tidak takut, dia hanya tersenyum tipis.Akhirnya, Carla mengernyit dan bertanya bingung, "Kata orang Tante adalah wanita yang sangat cantik, tapi kenapa aku merasa kamu ...."Carla seakan-akan sedang mencari kata yang lebih lembut.Namun, dia yang menggeleng dan kesusahan mencari kata malah jauh lebih jelas menunjukkan pikirannya.Lily tidak menyangka Carla akan langsung menyerang tampangnya.Dari awal dia memang sudah merasa tidak senang karena Celine lebih cantik darinya.Jadi, kata-kata Carla ini langsung membuatnya marah.Senyuman di wajah Lily langsung hilang dan dia memelototi Carla. "Apa maksudmu? Kamu curiga aku bukan cucu kandung Kakek? Kalau kamu curiga, kita
Menyadarkan Celine!Lily mendapatkan posisi ini dengan susah payah, dia mana mungkin tidak menunjukkan keberadaannya di depan Celine?Lily tidak mengatakan apa-apa.Carla tiba-tiba menepuk dadanya dan berkata, "Kamu tenang saja, Celine pasti bakal suka sama kamu, percaya padaku!"Setelah itu, Carla tersenyum penuh makna pada Lily lalu keluar.Setelah pintu tertutup, senyuman di wajah Carla langsung menghilang.Kemudian, dia melirik ke pintu dengan tatapan merendahkan.Sementara di dalam kamar, Lily juga langsung mengganti ekspresinya yang polos jadi licik.Carla mengetes dia lalu menyanjungnya. Dia tahu Carla pasti bakal menyelidiki dia, tapi memangnya kenapa?Bahkan hasil penyelidikan Tuan Richard saja menunjukkan kalau dia adalah cucunya. Kalaupun Carla menyelidikinya, tidak mungkin ada hasil yang berbeda.Terlebih lagi ....Lily memikirkan sesuatu yang membuat matanya penuh dengan kelicikan....Celine tidur dengan sangat baik.Dia bermimpi sangat panjang, dia memimpikan adegan dia
Celine mana mungkin menelepon Hansen dan membuatnya yang ada di tengah-tengah kesusahan?"Nggak bisa," ujar Celine refleks.Melvin terlihat kesusahan. "Tapi ... Bu Celine, kejadian ini jelas-jelas disengaja, apa Bu Celine ... menyinggung orang Perusahaan Perhiasan Nadine?"Melvin adalah orang yang pintar.Kalau pegawai-pegawai itu bukan dipanggil kembali oleh Tuan Muda Hansen, berarti dipanggil oleh anggota lain Keluarga Nadine.Identitas orang itu juga setidaknya bisa melawan Tuan Muda Hansen, makanya berani melakukan hal sebesar ini.Celine sudah beberapa hari ke Perusahaan Perhiasan Nadine, takutnya di sana menyinggung seseorang. Tidak hanya itu, sejak Celine ke Perusahaan Perhiasan Nadine, tidak pernah ke Aurora lagi.Namun, hari ini Celine malah pulang ke sini.Melvin yakin pasti terjadi sesuatu di sana.Melihat Celine yang tenang, Melvin menenangkannya, "Bu Celine, apa pun yang terjadi, aku tetap di pihakmu. Terus ... Cindy dan yang lainnya belum datang karena sekarang masih belu
Celine awalnya tidak ingin memedulikannya, tapi Carla sudah menghampirinya, dia tidak bisa menghindar lagi.Seperti dugaannya, Carla langsung berjalan ke hadapannya dan bahkan merangkul tangannya, seakan-akan mereka berdua adalah teman yang sangat akrab.Carla berkata dengan nada mengambek, "Celly, kenapa kamu nggak angkat teleponku? Kamu tahu nggak aku khawatir banget sama kamu?"Khawatir?Celine tertawa.Khawatir masalahnya tidak cukup banyak?"Maaf membuat Nona Carla khawatir," ujar Celine datar.Carla pikir hari ini Celine bakal kesusahan dan kebingungan, dia pikir Celine setidaknya bisa menebak kalau yang dia yang membuat masalah untuk Celine.Dia sengaja datang supaya dimarahi Celine, tapi reaksi Celine benar-benar datar."Celly, aku dengar hari ini kamu nggak ke perusahaan? Apa karena Lily?" ujar Carla sambil melihat Celine.Melihat Celine sangat tenang, Carla pun mencoba mengungkit Lily.Pasti bisa membuat Celine marah.Namun, Celine hanya tersenyum. "Kenapa Nona Carla bisa mer
"Di sana ... " ujar Celine secara perlahan.Carla pun melihat ke arah jari Celine menunjuk dan melihat sebuah supermarket.Ketika dia masih bingung, terdengar Celine kembali berkata, "Nona Carla kalau haus, boleh beli air di sana, aku pergi duluan."Setelah itu, Celine tersenyum pada Carla lalu berbalik pergi.Dia berjalan ke samping mobil suaminya, suaminya kebetulan menurunkan jendela mobilnya.Celine membuka pintu dan naik dengan cepat, lalu berkata sambil memakai sabuk pengaman, "Cepat jalan."Mendengar perintah istrinya, Andreas tentu saja tidak berani berlama-lama.Mobil melaju kencang. Celine melihat ke belakang lewat kaca spion dan melihat Carla berdiri melipat tangannya sambil melihat ke arahnya dengan tatapan marah.Andreas juga melihat Carla.Meski masalah Richard menemukan cucu kandung masih belum diumumkan, Andreas sudah mendapatkan kabarnya tadi pagi.Hari ini Celine tidak ke Perusahaan Perhiasan Nadine, Andreas pun bisa menebak kira-kira apa yang terjadi setelah Tuan Ric
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala