Kata Hansen, Andreas begitu mencintainya, baru saja mengumumkan pernikahan, Andreas tidak mungkin rela tidak pulang.Kata Donny, dia sebenarnya sangat puas dengan Andreas. Nanti waktu Andreas pulang, dia akan menyerahkan Celine padanya.Celine berpikir, Andreas pasti akan pulang.Mungkin dia benar-benar tidak bisa pulang karena ada sesuatu.Di kediaman Jayadi.Suasana di setiap sudut rumah terasa sangat aneh.Yuni sudah berhari-hari tidak keluar, setiap hari dia hanya memperhatikan kabar dari Owen, tapi mulai ada orang yang tidak tahan lagi.Lokasi Andreas tidak diketahui, hidup atau mati juga tidak jelas. Niat Renald yang awalnya sudah ditekan lagi-lagi kembali tumbuh."Bu, Grup Jayadi sebesar itu nggak mungkin terus-terusan nggak ada pemimpin.""Bu, Stanley Cuma menggantikan sementara. Nanti waktu Andreas kembali, pemimpin Grup Jayadi masih tetap Andreas. Aku ini juga demi Keluarga Jayadi.""Bu, kalau nggak, aku saja yang .... Ah!"Dari dalam ruang baca, tiba-tiba terdengar suara ter
Omar bersalah pada terlalu banyak orang.Tak lama kemudian, Omar dan Yuni bertemu di rumah sakit.Sebelum Yuni datang, Omar tidak masuk ke dalam. Sampai sekarang, dia masih tidak ingin menghadapinya.Yuni meliriknya sekilas dengan tatapan tajam bagai pisau.Dia jijik dengan Fera, juga menyalahkan Omar.Kalau bukan karena Omar dulu menikahi sumber bencana ini, Fera mana mungkin punya kesempatan tinggal di Keluarga Jayadi dengan niat seperti itu.Sekarang, cucunya jadi begini, menghilang tidak tahu di mana!Yuni orangnya sangat keras, terhadap anak-anak dan cucunya, dia selalu mementingkan kemampuan. Selama ini, dia puas dengan Andreas, tapi waktu Andreas masih kecil, dia jarang memberinya kasih sayang.Namun perhatian yang terkadang diberikan sangat dihargai oleh Andreas.Bukan karena perhatian yang diberi sangat banyak dan baik, tapi karena Andreas adalah orang yang sangat baik.Dari luar dingin, tapi hatinya hangat, tahu berterima kasih."Bu, Fera .... Waktu ditemukan, dia terluka par
Yang Fera inginkan ....Selama ini hanya Andreas!Namun ...."Sudah mati? Kenapa bisa mati?" gumam Fera.Oh ya, dia ingat.Setelah mobil jatuh, dia menarik Andreas keluar dari mobil. Namun setelah itu, dia sepertinya menabrak sesuatu lalu ingatannya hilang.Ini kecelakaan ... kecelakaan!"Celly?"Tiba-tiba, di dalam kamar terdengar suara kaget Yuni.Omar dan Fera segera melihat ke arah pandang Yuni dan melihat Celine yang berdiri di pintu.Celine ....Saat ini, Fera tidak bisa menyembunyikan rasa irinya lagi.Dia melihat Celine dengan tatapan tajam, sementara Celine juga menatap lurus kepadanya dengan wajah datar dan mata tajam."Celly, kenapa kamu di sini? Ayo kita pergi, jangan di sini." Yuni tidak ingin Celine bertemu dengan Fera.Dia punya pertimbangannya sendiri.Sambil berbicara, dia maju menarik Celine dan langsung berjalan keluar.Namun, Celine tidak bergerak."Nenek ... " panggil Celine.Yuni pun berhenti.Sebelumnya, Celine selalu memanggilnya "Nyonya Yuni", tidak pernah mema
"Aku jelas-jelas ... jelas-jelas begitu mencintainya."Fera mengatakan kalimat ini sambil tertawa terbahak-bahak. Meski tadi Celine sudah menebak hal ini, tapi saat mendengarnya secara langsung, dia tetap terkejut.Mencintai dia?Fera ... adalah ibu tiri Andreas!"Fera, tutup mulutmu."Kali ini, orang yang menyuruh Fera tutup mulut bukan Yuni, melainkan Omar.Omar melihat Fera yang berbaring di kasur dengan tatapan marah, jijik dan berbagai emosi lainnya. "Gila, kamu sudah gila!"Dia sudah pernah mendengar kata-kata ini di tepi jurang.Beberapa hari ini, dia terus menghindar.Namun sekarang dia baru mengerti, dia tidak bisa kabur dari kenyataan.Dia mengira Fera mengkhianatinya, selingkuh dengan Lucen hanya karena di hatinya ada Shella. Jadi, Fera balas dendam atau hanya mencari pelampiasan sesaat.Namun kenyataannya, selama ini target Fera adalah anaknya.Heh ...."He ... hehe .... Gila?" Fera tertawa semakin keras. "Aku memang sudah gila."Fera tidak peduli dengan Omar dan juga Yuni.
Mendengar kata-kata Fera, hati Celine perlahan-lahan terasa dingin.Lala ....Malam itu, Lucen mengakui kalau dia yang melakukan semuanya, termasuk hilangnya Lala.Selama ini, Celine selalu merasa hal ini aneh.Namun, begitu mendengar kata-kata Fera, semuanya jadi masuk akal.Pelakunya bukan Lucen, tapi Fera.Fera membunuh Lala. Tidak, waktu itu mayat Lala tidak ditemukan, inilah kenapa Lily bisa memakai wajah Lala dan membohongi semua orang.Lala menghilang.Namun, di mana Lala yang asli?Pikiran ini muncul sesaat di benak Celine sebelum perhatiannya ditarik kembali oleh suara tawa Fera."Terus Shella ...."Begitu mengungkit Shella, mata Fera berubah dingin."Aku sebaik itu padanya, mau membuatnya suka padamu, tapi .... Dia benar-benar peka, dia juga menyadari kalau aku suka Andreas. Tapi aku nggak bilang apa-apa padanya. Heh! Shella mencintai putranya ini, jadi dia sangat peduli padanya.""Aku sebaik itu padanya, tapi dia malah menegurku, bilang anak perempuan jangan terlalu licik ..
Celine melihat Fera yang berbaring di kasur, mata Fera seperti orang gila, dia tertawa sedikit saja akan menarik lukanya dan merasa sakit yang luar biasa.Namun, Fera tetap tertawa seperti orang gila.Dia merasa puas juga sedang mengejek.Dia puas dengan kekuatannya sendiri dia berhasil menghancurkan begitu banyak orang, lalu mengejek orang-orang yang berhasil dia bohongi ini.Amarah di hati Celine semakin besar.Dia menatap Fera lalu berkata secara perlahan di tengah-tengah suara tawa Fera, "Kamu nggak mencintainya!"Fera terdiam.Suara tawanya seketika terhenti.Senyumannya membeku di wajahnya, tapi dalam sekejap, dia kembali tersenyum angkuh. "Aku mencintainya, jauh lebih mencintainya dibandingkan siapa pun!"Celine mencibir, "Oh ya? Kamu mencintainya, jadi mau membunuhnya, menarik dia ke dalam situasi berbahaya? Apa cinta seperti ini termasuk cinta?""Ini cuma mentalmu yang abnormal. Kamu marah karena dia nggak menyukaimu, marah dia nggak membalas perasaanmu. Kamu melakukan semua i
Celine menghirup napas dalam-dalam lalu berbalik hendak pergi.Namun, tepat pada saat ini, Fera tiba-tiba memanggilnya. "Celine!"Celine berhenti sejenak, tapi tidak berbalik melihat Fera."Sini, aku ada rahasia tentang Andreas, kamu mau tahu?" Fera tergeletak di lantai sambil melihat Celine, seluruh kepalanya berkeringat karena kelakuannya tadi.Celine mengernyit.Melihat Celine ragu-ragu, Fera berkata lagi, "Kenapa? Kamu takut? Atau kamu nggak mau tahu?"Celine tidak takut.Hari ini bisa datang ke sini, menunjukkan dia tidak takut.Dia pun maju lalu melihat Fera. "Bilang.""Kamu ke sini dikit, aku cuma kasih tahu kamu seorang." Fera mengait jarinya ke arah Celine.Celine jongkok lalu mencondongkan telinganya ke Fera.Seketika, suara Fera yang kecil masuk ke telinganya. "Andreas ... kalaupun nggak mati, tetap nggak akan ketemu lagi. Karena aku ...."Setelah selesai bicara, Fera tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.Sementara ekspresi Celine seketika berubah suram."Kamu ... kenap
Yuni melihat Celine dengan tatapan berharap.Sementara Celine masih terkejut dengan informasi yang baru dia dapatkan.Hamil .... Dia hamil?Celine melihat ke perutnya, lalu sebuah perasaan yang berbeda muncul di hatinya.Waktu dia mengelus perutnya, tangannya gemetar, di benaknya terus terngiang-ngiang kata "hamil".Dia hamil! Anaknya dan Andreas ...."Celly?" Karena belum menerima jawaban dari Celine, Yuni kembali memanggil Celine dengan hati gelisah.Andreas masih belum diketahui lokasinya, sampai sekarang belum ditemukan, atau bahkan mungkin benar-benar sudah mati.Celine masih muda, dia ...."Tentu saja." Celine baru ingat dengan pertanyaan Yuni, dia menjawab dengan sangat yakin. "Aku akan melahirkan anak ini."Dia tentu saja akan melahirkan anaknya dan Andreas.Yuni langsung menangis bahagia. "Baguslah, baguslah. Andreas ....""Andreas pasti akan ketemu," ujar Celine sambil menghirup napas dalam-dalam.Dia dan anaknya akan menunggu Andreas pulang.Setelah meninggalkan rumah sakit,
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s