Dia yang Lala maksud adalah Lucen.Hansen langsung mengernyit, seakan-akan khawatir Lala kembali terluka.Lala segera menenangkannya. "Kak, tenang saja, ada Kakak, dia nggak punya kesempatan mencelakaiku."Hansen berpikir sejenak lalu kerutan di keningnya pun menghilang."Oke." Hansen menyetujui permintaan Lala menemui Lucen."Kamu kerja dulu, aku pergi lihat Celly. Semalam dia juga kaget, untungnya nggak kenapa-kenapa. Kalau nggak nasibnya, Andreas dan Dylan sudah pasti berubah."Di depan Lala, Hansen sama sekali tidak menutupi perhatiannya pada Celine."Pergilah, Kak, nanti aku juga pergi kunjungi dia," ujar Lala penuh perhatian.Begitu Hansen keluar, senyuman di wajahnya seketika menghilang."Sayang sekali ...." Lala kembali menyayangkan keberuntungan Celine. Betapa bagusnya kalau terjadi sesuatu antara Dylan dan Celine di rumah kaca.Seumur hidup ini, Celine tidak mungkin bisa bersama Andreas lagi!Juga tidak akan ada kehebohan di kantor hari ini lagi.Begitu teringat dengan hadiah
Hansen berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Kamu harus ingat, apa pun yang terjadi, aku ada di sisimu."Celine menganggap maksud Hansen adalah di mana pun Hansen berada, Hansen akan selalu mendukungnya. Dia tidak menyadari makna lain yang tersiar di kata-kata ini."Kak, nikmati liburanmu. Setelah puas, cepat pulang."Celine merangkul lengan Hansen dengan akrab dan berkata, "Kak, besok aku antar.""Oke."Malam ini, Celine pulang ke kediaman Nadine.Mereka sekeluarga makan bersama. Keesokan paginya, semua anggota Keluarga Nadine pergi ke bandara untuk mengantar Hansen."Kak, bagaimana kalau aku merindukanmu?" Lala bersikap manja pada Hansen.Namun, di dalam hati dia sangat senang.Bagus sekali!Dia tidak menyangka Hansen akan pergi berlibur secepat ini. Kebetulan dia bingung bagaimana caranya menghindar dari Hansen. Kebetulan sekali! Apakah bahkan Tuhan juga sedang membantunya?Melihat Lala yang tidak rela berpisah, Hansen hanya tertawa. Di balik tatapannya yang lembut, ada kedinginan yan
Lala sedang memperingatkan Carla, kalau sampai Carla ikut campur, dia bakal "menjaganya" baik-baik.Kelopak mata Carla bergetar, lalu dia segera mengalihkan pandangannya.Setelah itu, dia mengikuti Lala dan Celine keluar bandara tanpa mengatakan apa-apa.Di perjalanan kembali ke perusahaan, Lala sengaja menyuruh Carla duduk di mobil yang berbeda. Carla di satu mobil sendiri, Lala dan Celine di mobil yang sama.Di mobil, Celine sibuk memikirkan tatapan Carla tadi.Dia merasa sepertinya ada yang mau Carla katakan padanya.Celine bisa merasakan, sejak Lala kembali, Carla sangat berubah, sudah tidak agresif seperti dulu.Namun meski Carla sudah berubah, mereka tetap sangat jarang berinteraksi.Apa yang ingin Carla katakan padanya?"Celly? Celly?"Setelah dipanggil dua kali, Celine baru sadar dan melihat Lala yang mengomel manja. "Celly, apa yang kamu pikirkan sampai melamun begitu? Kamu pasti nggak dengar apa yang kubilang tadi, 'kan?"Celine terdiam.Dia mencoba mengingat, tapi tidak ada
Seperti yang diduga, Celine tertipu!Lala diam-diam tersenyum licik.Celine sudah setuju, Hansen juga sudah pergi. Selanjutnya, dia cuma perlu memperhatikan Andreas dan Albert, lalu tinggal cari kesempatan yang pas untuk membawa Celine menemui Lucen.Beberapa hari ini, Lala terus memperhatikan lokasi Andreas dan Albert.Namun, hampir setiap hari, kalau tidak Andreas, pasti ada Albert, kalau tidak gantian Donny.Orang-orang ini jelas-jelas semuanya sangat sibuk, tapi sepertinya punya banyak waktu untuk menemui Celine.Benar-benar mengganggu!Lala merasa sangat gelisah, tapi untungnya penantiannya berbuah.Siang ini, Celine jarang-jarang makan di kantin pegawai sendirian. Begitu dia muncul, semua orang langsung heboh.Hampir semua orang di Grup Nadine mendapat keuntungan berkat Andreas yang dermawan."Bu Celine, hari ini makan di sini?""Bu Celine, yang ini enak, aku ambilkan ....""Bu Celine ...."Semua orang sangat ramah, Celine yang dulunya canggung sekarang sudah terbiasa."Celly, ma
Celine berhenti lalu menoleh melihat orang di belakangnya lalu terkejut.Carla?"Jangan ...." Ekspresi Carla terlihat panik.Namun dia tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena ada yang menabraknya dari belakang, membuat genggamannya di tangan Celine terlepas.Orang itu segera meminta maaf. "Maaf, maaf, aku ... buru-buru."Orang itu panik, tapi tetap naik ke lift.Ketika pintu lift segera tertutup, Celine masih sedang tertegun. Orang di dalam lift melihat Celine dan berkata, "Bu Celine, kamu nggak jadi masuk?"Tanpa disadari, Celine sudah setengah masuk ke lift."Celine ...." Carla ingin menghentikannya, tapi ketika dia kembali mengulurkan tangannya, pintu lift sudah tertutup, meninggalkan Carla sendirian di luar.Dia sudah mencoba menghentikannya!Namun tidak berhasil, apa boleh buat?Celine ....Setelah Hansen meninggalkan Mastika, tidak ada yang aneh dengan Lala, tapi hari ini dia sangat-sangat berbeda.Dia lagi-lagi mau beraksi!Carla sangat yakin.Hanya saja, dia tidak tahu apa
Gawat kalau sampai Celine kehilangan kita.Setelah naik ke mobil, Celine meminta sopir taksi untuk mengikuti taksi yang dinaiki Lala.Untungnya, jalanan macet karena hujan, mobil-mobil melaju dengan lambat.Sopir taksi Celine terus mengikuti taksi Lala. Setelah setengah jam, dua taksi itu berhenti secara berurutan.Hujan masih turun sangat deras. Waktu Celine mengikuti Lala masuk ke sebuah bangunan, Lala sudah basah kuyup.Lala melihat Celine.Dia sendiri basah sampai meneteskan air, sedangkan Celine ....Payung ini besar sekali, hujan sederas itu Celine sama sekali tidak basah.Benar-benar ... tidak adil!"Huhu, Celly ...." Suara tangisan Lala yang serak ditambah dengan kondisinya saat ini membuatnya semakin terlihat kasihan.Karena sekarang dia terlihat menyedihkan, dia akan memanfaatkannya untuk membuat Celine kasihan padanya.Seperti yang diduga, Celine langsung memikirkan cara untuk mendapatkan pakaian ganti untuknya."Celly, kamu baik sekali padaku," ujar Lala sambil melihat Celi
Setelah itu, Lala berbalik dan pergi.Namun, Celine mana mungkin membiarkan dia menemui Lucen yang sangat berbahaya itu sendirian!Malam itu, Celine sudah menyaksikan kegilaan dan bahayanya Lucen.Sekarang semua yang dia lakukan sudah terungkap, tidak ada lagi yang dia takuti. Kalau sampai dia melukai Lala lagi ....Teringat Hansen, Celine segera mengejarnya.Ketika Celine sudah menyusul, dia melihat Lala sembarangan mencari di dalam gedung. Dia menghampiri setiap kamar lalu melihat ke dalam lewat jendela kecil di pintu.Kalau sudah memastikan orang di dalam bukan Lucen, dia langsung pergi ke kamar selanjutnya.Lala berencana mencari dengan cara seperti ini?Kalaupun mau menemui Lucen, mereka tetap harus minta izin ke rumah sakit agar lebih aman."Lala ....""Lucen!"Celine ingin menghentikan Lala, menyuruhnya minta informasi dari rumah sakit. Namun, tepat ketika dia memanggil Lala, dia mendengar suara serak Lala berteriak.Setelah itu, Celine melihat Lala berlari sangat cepat ke satu
Baik apa hubungan Fera dan pria ini, bagi Lala Lucen hanya seorang pengawal, seekor anjing, mana pantas menyentuh dia?Namun, hari ini Lucen punya tugas yang penting.Lala terpaksa menahan diri dan menarik topik pembicaraan ke asalnya. "Tentu saja yakin bisa membunuh Celine."Lucen tidak menjawab.Lala mengernyit. "Nyonya juga mau dia mati, bahkan lebih dariku. Hari ini aku melakukan semua ini atas perintah Nyonya, kamu harusnya nggak bakal melawan permintaannya, 'kan?"Hanya dari Lucen mengakui kalau dia membunuh Lala yang sebenarnya, Lala tahu kalau perasaan Lucen terhadap Nyonya tidak sesederhana yang dipikirkan.Dia tidak akan melawan Nyonya, bahkan akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu Nyonya mendapatkan yang dia inginkan.Tebakan Lala benar.Namun, Lucen tetap tidak memberinya jawaban yang pasti.Mendengar ada suara dari luar yang semakin dekat, Lucen tersenyum penuh makna lalu berkata, "Saatnya melihat kehebatan aktingmu."Setelah itu, dia mendorong Lala keluar dari tempat
Seperti dugaannya, Celine perlahan-lahan menceritakan ide dan juga rencananya."Setelah desain ini menang, gambar desainnya juga dibeli oleh Andreas. Jadi, sepasang cincin ini nggak ada di pasaran."Namun sekarang, dia mau memproduksi sepasang cincin ini.Dia mau cincin ini jadi produk yang bisa dijangkau semua orang, jadi tidak peduli Andreas di mana, kalau ada kesempatan melihatnya, pasti bakal tahu kalau Celine sedang memikirkannya.Namun ...."Berlian merah sangat langka, harganya juga sangat tinggi ...."Lina mengernyit, kalau mereka mau memproduksi cincin ini, orang yang sanggup membelinya tidak akan banyak.Namun, Celine sudah membuat keputusan, sebesar apa pun harga yang harus dia bayar, semuanya tidak sepenting kepulangan Andreas. Selain itu, sekarang yang dia punya paling banyak adalah uang dan sumber daya."Perusahaan Perhiasan Nadine masih punya beberapa berlian merah simpanan. Di Afaka, Keluarga Tjangnaka juga punya beberapa tambang berlian. Kalau kita perlu berlian merah,
Lina baru saja bekerja tidak lama di Perusahaan Perhiasan Nadine, masa sudah sesetia itu pada Perusahaan Perhiasan Nadine?"Kalau sudah nggak ada urusan, kalian pergilah." Lina menarik kembali tatapannya lalu kembali bekerja.Noni dan rekan kerja itu keluar dari kantor Lina, rekan kerja itu masih tetap tidak mengerti. "Bu Lina ... selapang dada ini?"Demi perusahaan, dia bisa menyingkirkan emosinya. Apa namanya kalau bukan lapang dada?Namun, Noni mengerti. "Dia bukan demi perusahaan, tapi demi ... Bu Celine."Lina bisa seperti ini bukan demi perusahaan, tapi demi Bu Celine.Pantas saja Bu Celine menganggap Lina sebagai adik, pasti karena Bu Celine merasa Lina pantas dianggap adik olehnya.Noni melirik kantor Lina sekilas, tatapannya kali ini sudah tidak ada iri hati, juga tidak ada kekesalan, hanya ada kekaguman dan hormat.Celine datang bekerja ke Perusahaan Perhiasan Nadine ada tujuannya sendiri.Hari ketiga dia bekerja, dia sudah mulai turun tangan.Di kantor manajer desain,Celine
Noni juga melihatnya berdiri.Mereka tertegun sejenak lalu bertatapan, langsung mengerti apa yang mau dilakukan satu sama lain.Pikiran di benak Noni juga sangat menarik.Hatinya bergetar.Dia sama sekali tidak menyangka kalau pujiannya terhadap kantor Celine tadi semuanya sedang memuji Lina.Tidak hanya itu, Bu Celine menganggap Lina sebagai adiknya!Heh .... Dia tadinya mau menarik perhatian Bu Celine, mau menyanjung Bu Celine dan mengalahkan Lina. Namun sekarang, bagaimana mungkin?Dia sudah pasti kalah!Dia tidak mungkin menang.Dia tidak boleh menganggap Lina sebagai musuhnya, dia sama sekali tidak pantas. Hal yang harus dia lakukan sekarang adalah menghapus kesan buruknya dari benak Lina.Oleh karena itu, dia mau pergi minta maaf!Noni dan rekan yang tadi pergi ke kantor Lina.Lina tidak terlalu peduli dengan kedatangan mereka, tetap sibuk dengan pekerjaannya. Sampai ketika melihat mereka masuk tapi tidak membicarakan pekerjaan, Lina baru bertanya, "Kalian ... ada urusan apa?"Li
Apa Bu Celine bakal mengusir Lina dari perusahaan karena hal ini?Memikirkan hal ini, pegawai itu semakin senang dan langsung menarik Noni ke luar ruang istirahat untuk menguping percakapan seru di dalam.Di dalam ruang istirahat,Lina sama sekali tidak tahu kalau Celine masuk.Setelah menyerahkan jus jeruk itu ke rekan kerjanya dan menyuruhnya mengantarkan jus itu ke Celine, Lina sibuk memikirkan bagaimana menjaga Celine yang sedang hamil.Apa lagi yang bisa dia lakukan?Lina berpikir lama lalu memutuskan untuk segera membeli buku tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat hamil.Tepat pada saat ini, dia mendengar suara seseorang dari belakang."Jus seenak ini kenapa nggak kamu antarkan secara langsung?"Lina pun terdiam.Suara Kak Celly!Dia berbalik dan melihat wanita cantik yang sedang memegang segelas jus sambil tersenyum cerah, siapa lagi kalau bukan Celine?"Kak Celly ...."Lina merasa sedikit malu.Dia ingin membantu Celine tapi secara diam-diam."Kantorku dihias dengan sanga
Tadi dia sudah antar kopi, Bu Celine tidak minum?"Mana Bu Lina? Kenapa nggak di kantor? Ada dokumen yang perlu tanda tangan dia, mana orangnya?""Tadi kulihat dia pergi ke ruang istirahat, di tangannya ada dua gelas, aneh ...."Begitu mendengar kata-kata ini, Noni langsung sadar.Lina pergi ke ruang istirahat, Bu Celine juga ke sana.Muncul perasaan aneh di hati Noni, tanpa dia sadari, dia juga berjalan ke ruang istirahat.Di ruang istirahat,Lina sedang membuat jus untuk Celine.Kemarin dia menerima panggilan dari Hansen. Hansen berpesan padanya, setelah Celine ke bagian desain, dia harus menjaga Celine baik-baik, jangan sampai dia kelelahan. Intinya, dia harus sangat memperhatikan kesehatan Celine.Teringat dengan kemarin dia tidak sengaja melihat Celine mual, Lina punya sebuah tebakan di hatinya.Lina melihat jus jeruk yang dia buat dengan sangat lembut.Jeruk mengandung banyak vitamin C, banyak-banyak minum jus jeruk pasti nanti anak Kak Celly akan seputih Kak Celly.Saat dia seda
Di dalam kantor, Celine duduk di balik meja.Waktu dia mendongak dan melihat orang yang datang, dia juga tidak terkejut.Hanya saja, kopi ....Sekarang dia tidak bisa minum kopi.Karena tidak ingin bikin orang malu, kalaupun sekarang tidak bisa minum kopi, Celine juga tidak menolak. "Terima kasih, taruh saja di sini."Celine menyuruh pegawai itu menaruh kopinya di meja.Setelah pegawai itu menaruh kopi, dia tidak bermaksud mau pergi.Celine pun tersenyum sopan sambil berkata, "Namamu ....""Namaku Noni, Noni Candra. Aku sudah bekerja sangat lama di bagian desain, aku sangat suka kerja di Perusahaan Perhiasan Nadine."Noni sangat bersemangat.Bu Celine menanyakan namanya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."Bagus, ada kalian juga kebanggaan bagi Perusahaan Perhiasan Nadine." Celine tidak tahu banyak tentang bagian internal Perusahaan Perhiasan Nadine.Namun, nalurinya sangat kuat.Kemarin waktu dia pertama kali datang, dia merasakan Noni tidak mengakui Lina.Maksud No
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send