Celine berhenti lalu menoleh melihat orang di belakangnya lalu terkejut.Carla?"Jangan ...." Ekspresi Carla terlihat panik.Namun dia tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena ada yang menabraknya dari belakang, membuat genggamannya di tangan Celine terlepas.Orang itu segera meminta maaf. "Maaf, maaf, aku ... buru-buru."Orang itu panik, tapi tetap naik ke lift.Ketika pintu lift segera tertutup, Celine masih sedang tertegun. Orang di dalam lift melihat Celine dan berkata, "Bu Celine, kamu nggak jadi masuk?"Tanpa disadari, Celine sudah setengah masuk ke lift."Celine ...." Carla ingin menghentikannya, tapi ketika dia kembali mengulurkan tangannya, pintu lift sudah tertutup, meninggalkan Carla sendirian di luar.Dia sudah mencoba menghentikannya!Namun tidak berhasil, apa boleh buat?Celine ....Setelah Hansen meninggalkan Mastika, tidak ada yang aneh dengan Lala, tapi hari ini dia sangat-sangat berbeda.Dia lagi-lagi mau beraksi!Carla sangat yakin.Hanya saja, dia tidak tahu apa
Gawat kalau sampai Celine kehilangan kita.Setelah naik ke mobil, Celine meminta sopir taksi untuk mengikuti taksi yang dinaiki Lala.Untungnya, jalanan macet karena hujan, mobil-mobil melaju dengan lambat.Sopir taksi Celine terus mengikuti taksi Lala. Setelah setengah jam, dua taksi itu berhenti secara berurutan.Hujan masih turun sangat deras. Waktu Celine mengikuti Lala masuk ke sebuah bangunan, Lala sudah basah kuyup.Lala melihat Celine.Dia sendiri basah sampai meneteskan air, sedangkan Celine ....Payung ini besar sekali, hujan sederas itu Celine sama sekali tidak basah.Benar-benar ... tidak adil!"Huhu, Celly ...." Suara tangisan Lala yang serak ditambah dengan kondisinya saat ini membuatnya semakin terlihat kasihan.Karena sekarang dia terlihat menyedihkan, dia akan memanfaatkannya untuk membuat Celine kasihan padanya.Seperti yang diduga, Celine langsung memikirkan cara untuk mendapatkan pakaian ganti untuknya."Celly, kamu baik sekali padaku," ujar Lala sambil melihat Celi
Setelah itu, Lala berbalik dan pergi.Namun, Celine mana mungkin membiarkan dia menemui Lucen yang sangat berbahaya itu sendirian!Malam itu, Celine sudah menyaksikan kegilaan dan bahayanya Lucen.Sekarang semua yang dia lakukan sudah terungkap, tidak ada lagi yang dia takuti. Kalau sampai dia melukai Lala lagi ....Teringat Hansen, Celine segera mengejarnya.Ketika Celine sudah menyusul, dia melihat Lala sembarangan mencari di dalam gedung. Dia menghampiri setiap kamar lalu melihat ke dalam lewat jendela kecil di pintu.Kalau sudah memastikan orang di dalam bukan Lucen, dia langsung pergi ke kamar selanjutnya.Lala berencana mencari dengan cara seperti ini?Kalaupun mau menemui Lucen, mereka tetap harus minta izin ke rumah sakit agar lebih aman."Lala ....""Lucen!"Celine ingin menghentikan Lala, menyuruhnya minta informasi dari rumah sakit. Namun, tepat ketika dia memanggil Lala, dia mendengar suara serak Lala berteriak.Setelah itu, Celine melihat Lala berlari sangat cepat ke satu
Baik apa hubungan Fera dan pria ini, bagi Lala Lucen hanya seorang pengawal, seekor anjing, mana pantas menyentuh dia?Namun, hari ini Lucen punya tugas yang penting.Lala terpaksa menahan diri dan menarik topik pembicaraan ke asalnya. "Tentu saja yakin bisa membunuh Celine."Lucen tidak menjawab.Lala mengernyit. "Nyonya juga mau dia mati, bahkan lebih dariku. Hari ini aku melakukan semua ini atas perintah Nyonya, kamu harusnya nggak bakal melawan permintaannya, 'kan?"Hanya dari Lucen mengakui kalau dia membunuh Lala yang sebenarnya, Lala tahu kalau perasaan Lucen terhadap Nyonya tidak sesederhana yang dipikirkan.Dia tidak akan melawan Nyonya, bahkan akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu Nyonya mendapatkan yang dia inginkan.Tebakan Lala benar.Namun, Lucen tetap tidak memberinya jawaban yang pasti.Mendengar ada suara dari luar yang semakin dekat, Lucen tersenyum penuh makna lalu berkata, "Saatnya melihat kehebatan aktingmu."Setelah itu, dia mendorong Lala keluar dari tempat
Rasa aneh atas situasi hari ini masih tetap ada di hati Celine.Entah kenapa dia merasa mau mencari tahu dari mana rasa aneh itu berasal, terus apa hasilnya.Dia tidak memedulikan teriakan Lala, tatapannya melewati Lala dan berhenti pada Lucen yang ada di belakang Lala, lalu kembali bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan?""Apa yang mau aku lakukan?" Lucen tertawa sinis. "Keluarga Jayadi mengantarku ke sini, ke rumah sakit jiwa. He ... hehe .... Kamu lihat memangnya aku kayak orang gila?"Celine terdiam.Mirip, sangat mirip!Lucen memang benar-benar marah, Dylan yang mengirimnya ke rumah sakit jiwa.Dylan hanya ingin dia merasakan apa yang dirasakan ibunya, Shella Retno, dulu waktu dikurung seperti orang berkelainan mental.Selama dikurung di rumah sakit jiwa, mereka memberi Lucen obat dan suntikan.Dia tahu apa akibatnya kalau obat-obat itu masuk ke tubuhnya. Justru karena tahu, dia semakin takut.Inilah efek yang diinginkan Dylan.Bahkan dia sendiri juga merasa kalau dia itu pasien sak
Celine mengernyit, si Lucen ini takutnya memang menargetkan dia.Setelah hening sesaat, Celine tidak ragu-ragu. "Oke.""Celly!" teriak Lala.Kalau bukan Celine sedang melihatnya, dia pasti sudah tertawa senang.Oke? Bagus! Bagus sekali!Celine setuju menggantikan dia, berarti situasinya sedang berjalan sesuai dengan yang dia inginkan."Hahahaha! Kalau begitu, kamu ke sini dulu!" Lucen tertawa terbahak-bahak.Celine melangkah maju selangkah, lalu dua langkah, tiga langkah ....Di gudang yang kosong ini, suara langkah kaki itu terdengar sangat jelas, seakan-akan mengguncang telinga orang, bahkan detak jantung juga ikut berdetak sesuai dengan langkah kaki itu.Akhirnya, Celine berjalan ke tempat yang hanya berjarak beberapa langkah dari Lucen."Sudah, kamu sudah boleh melepaskan dia." Celine menatap mata Lucen.Tatapan itu membuat Lucen merasa sedikit takut.Celine hanya seorang wanita, untuk apa dia takut?Namun Celine pernah belajar ilmu bela diri ....Teringat dengan hal ini, Lucen pun
Melihat ekspresi Celine, Lala semakin senang.Dia terkejut? Kaget? Bingung?Dia melihat semua itu, tapi tidak melihat ketakutan.Hal ini membuat Lala kesal.Kenapa dia tidak takut?Lala ingin Celine ketakutan, bahkan ingin melihat Celine memohon ampun padanya dengan tubuh gemetaran ....Mana boleh Celine tidak terlihat takut sama sekali?Situasi saat ini, Lucen menahan Celine. Hari ini Celine jangan harap bisa keluar dari gudang rumah sakit jiwa ini lagi.Oleh karena itu, Lala tidak mau berpura-pura lagi.Dia menatap mata Celine yang penuh dengan emosi yang bercampur aduk lalu tersenyum lembut. "Terima kasih, Celly."Lala menyampaikan kata-kata Lucen tadi ke Celine.Maksudnya menyindir sangat jelas."Lala, kamu ...." Kalau sampai sekarang Celine masih tidak mengerti, berarti dia benar-benar bodoh.Dia menyambungkan semuanya dan semakin yakin kalau hari ini, termasuk yang sebelumnya, semuanya adalah rencana Lala untuk menuntunnya selangkah demi selangkah ke situasi saat ini.Namun, kena
"Kita bicarakan dulu, kamu masih ada kesempatan ...."Celine menenangkan diri, sekarang dia hanya bisa menyelamatkan diri sendiri.Namun, Lucen malah tertawa terbahak-bahak. "Bicara? Kesempatan? Nyonya, kalau kamu berharap aku melepaskanmu, jangan sia-siakan energimu lagi. Kalaupun aku melepaskanmu, Tuan Andreas juga nggak mungkin mengampuniku. Semua yang kulakukan itu satu saja sudah bisa membuat Tuan Andreas mau membunuhku.""Aku tahu kenapa dia membiarkanku hidup."Mata Lucen terlihat suram, setelah berhenti sejenak, dia berkata, "Bukan untuk melampiaskan amarah Tuan Muda Dylan. Dia mau aku jadi umpan, tapi aku mana mungkin mau?"Celine mengernyit dan langsung mengerti maksud Lucen.Meski malam itu Lucen mengakui semuanya, Celine tetap bisa melihat bagian-bagian yang janggal.Dia menebak kalau Lucen mengakui semua itu demi melindungi Fera.Kalau benar begitu, berarti maksud Lucen saat ini adalah dia bahkan bisa mengorbankan nyawanya demi Fera?Dia benar-benar mencintai Fera.Namun .
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse
Tawanya sangat menakutkan.Bahkan Carla saja tanpa sadar mengernyit, hatinya merinding.Suara tawanya bergema di ruangan yang kosong itu. Setelah entah berapa lama, Lily menggumamkan satu nama."Celine!""Aku Celine!""Benar, aku ini Celine.""Aku keturunan asli Keluarga Nadine, aku anak Donny dari Keluarga Tjangnaka. Aku punya kakak yang menyayangiku, suami yang mencintaiku dan aku ... lagi hamil ...."Lily menunduk lalu mengelus perutnya. "Aku hamil, aku senang sekali. Hehe, aku Celine, aku Celine. Kamu mau menyelamatiku?"Lily menatap Carla.Tatapannya itu sangat menakutkan.Carla melihat Lily beberapa saat.Apakah Lily sudah gila?Apakah benar-benar gila? Atau hanya pura-pura?Dia menganggap dirinya Celine?Namun, orang seperti Lily mana pantas menganggap dirinya jadi Celine?"Kamu bukan Celine!" ujar Carla secara perlahan.Kalaupun Lily benar-benar sudah gila, Carla juga tidak akan mengizinkan Lily bersembunyi di dunia indah yang ada di khayalannya. "Kamu bukan! Kamu Lily, aku aka
"Belakangan ini terjadi sebuah hal besar."Suara Carla membuat Lily refleks merasa hal besar yang dia maksud sudah pasti sesuatu yang tidak dia inginkan.Muncul ketakutan di mata Lily, dia ingin menolak mengetahui hal besar ini.Namun sekarang, dia di bawah kendali orang.Carla tidak hanya mau menyiksanya secara fisik, dia juga mau menyiksanya secara mental."Nggak ...."Baru saja Lily menyebutkan satu kata, Carla sudah merebut kesempatannya untuk menolak. "Celine hamil."Lily jelas terlihat terkejut.Dia tidak mau dengar, tapi setiap kata bagaikan jarum masuk ke telinganya, seperti cairan asam yang mengenai kulitnya dan terus terngiang-ngiang di benaknya.Celine ... hamil ....Dia hamil anak Andreas!Di benaknya, kata-kata ini bagaikan tanaman yang mengakar di otaknya.Dia membayangkan Celine menggandeng anaknya lalu bersandar di pelukan Andreas dengan sangat bahagia. Dia seketika merasa hatinya seperti disayat-sayat."Mana boleh ...." Kenapa jadi begini?Lily berkata dengan suara pen
"He ... hehe ...." Carla tersenyum sinis.Dia benci Lily, apalagi wajah ini. Oleh karena itu, melihat gabungan dari dua orang ini begitu menderita di depannya, tidak bisa melakukan apa-apa, dia merasa sangat puas.Senyuman Carla semakin cerah, membuat Lily yang memberontak semakin kesal."Carla ... Carla ... Carla ...." Setiap kali Lily berusaha untuk maju, dia memanggil Carla sekali. Matanya yang memelototi Carla penuh dengan kebencian.Carla hanya berdiri diam di tempatnya.Namun, penghinaannya terhadap Lily masih terus berlanjut."Lily, waktu kamu masih jadi Lily, aku sudah nggak suka denganmu. Pura-pura lemah, pura-pura baik hati, seakan-akan sangat suci tanpa noda. Tapi kamu yang paling kotor dan kejam.""Setelah kamu jadi Lala .... Heh, muka ini ....""Harus diakui, hasil operasinya bagus juga, sangat mirip. Nggak hanya muka, bahkan hatinya juga sama.""Orang luar tahunya Lala ceria dan ramah, tapi sebenarnya dia itu ular yang paling berbisa. Dibandingkan dengannya, kamu kalah ja
"Dia bakal pulang!"Celine sangat yakin.Terkadang, tidak ada kabar adalah kabar baik. Andreas mungkin sedang di situasi yang membuatnya tidak bisa memberi kabar.Namun, asalkan tidak menemukan mayatnya, berarti dia pasti masih hidup.Celine tahu, mereka akan terus mencari. Sedangkan yang bisa dia lakukan adalah menjaga kandungannya baik-baik sambil menunggu Andreas pulang.Andreas ... pasti akan pulang!Dylan kembali tertular dengan keyakinan Celine. "Benar, dia pasti bakal pulang, dia pasti pulang."Sementara saat ini, di sebuah rumah sakit.Terlihat seseorang yang terbaring tidak sadarkan diri di kasur, jarinya tiba-tiba bergerak.Namun, hanya sekali lalu kembali seperti tidak terjadi apa-apa.Di Mastika.Di sebuah gunung yang tidak mencolok, sebuah mobil melaju menaiki gunung lalu akhirnya berhenti di sebuah rumah yang tidak mencolok.Carla turun dari mobil dan langsung berjalan ke pintu.Sepertinya ada orang yang tahu dia akan datang, pintu dibuka dari dalam lalu menyambutnya masu