Waktu itu, dia mengira target pelakunya adalah dia.Ada orang yang mau menghancurkannya dengan cara seperti ini!Dia bisa membayangkan kalau nanti akan ada sekelompok orang yang melihat aibnya, atau bahkan bakal ada wartawan yang akan menyebarkan hal ini.Dia sudah pasti akan dipermalukan habis-habisan.Dylan bahkan bisa menduga siapa pelakunya.Namun waktu itu dia tidak takut dan hanya pasrah menunggu semuanya.Namun, begitu melihat Celine, dia langsung takut. Di saat yang sama, dia juga menyadari tujuan asli dari jebakan ini.Pelakunya tidak hanya ingin menghancurkan dia, tapi juga Celine!Hidupnya boleh hancur, tapi Celine ... tidak boleh!Dylan melihat Celine, Celine juga mengerti maksudnya. Dylan kembali berkata, "Cepat pergi, cari kakakku!"Celine sudah pernah mengonsumsi obat seperti ini.Saat ini, setelah tenang, dia jadi lebih mengerti apa maksud Dylan.Dylan terkena efek obat itu, sedangkan obat itu dicampur di aroma bunga-bunga di sini."Pergi cari kakakku," tekan Dylan lagi
"Baik."Owen mengiakan lalu berjalan ke sudut di ujung rumah kaca, dia pun melihat Dylan.Dylan masih di bawah efek obat, kesadarannya sudah tipis, tapi dia tetap bisa samar-samar mendengar suara Andreas. "Kakakku ... sudah datang?""Benar, Tuan Muda, Tuan sudah datang.""Kasih tahu kakakku, Celine .... Kita dijebak, nggak ada apa-apa antara aku dan Celine, suruh dia ... " ujar Dylan terburu-buru.Owen jelas ingat dulu di Binara, Dylan justru selalu mencari cara untuk "mendekati" Celine agar Andreas salah paham.Namun kata-kata Dylan sekarang ...."Tuan Muda tenang saja, Tuan akan menjaga Nyonya dengan baik, tapi aku harus membawamu pergi dari sini."Di kediaman ada gedung medis, di ruang kaca ada pintu samping.Owen membantu Dylan berdiri lalu membawanya keluar diam-diam dari pintu samping itu dan menghilang di kegelapan tanpa diketahui siapa pun.Di dalam rumah kaca,Andreas sudah menemukan asal aroma yang bermasalah.Setelah membuang semua bunga yang bermasalah dan kembali ke rumah
Andreas ... jelas-jelas tadi masih di sini, tapi sekarang .... Setelah mencari sekali lagi, dia tetap tidak melihat sosok Andreas."Fera, ada apa denganmu?" Omar merasakan tatapan Fera yang aneh, dia pun bertanya khawatir.Fera sadar kembali.Dia hampir saja bertanya di mana Andreas.Namun, akal sehatnya kembali. Dia langsung sadar kembali dan membuat alasan. "Aku cuma ... terlalu senang."Senang karena dia mengutarakan perasaannya?Omar sangat senang, dia langsung menyerahkan pisau untuk potong kuenya kepada Fera. "Ayo potong kuenya, setelah itu, masih ada satu kejutan untukmu."Fera sama sekali tidak tertarik dengan kejutan itu.Di benaknya masih tetap memikirkan di mana Andreas dan juga Celine ...."Mana Celly? Tadi Celly pergi ganti baju, kenapa sampai sekarang masih belum pulang?"Tiba-tiba terdengar suara seseorang, yaitu Lala yang berdiri di samping Hansen.Di pesta ulang tahun hari ini, dia seperti transparan, semua orang sibuk dengan Celine, dia sudah menduga hal ini. Namun, C
Kediaman Jayadi sangat besar.Semua tamu yang hadir ikut dalam proses pencarian.Begitu Omar berjalan keluar dari hall, sudah ada pembantu yang datang memberi tahu dia, "Tuan, Tuan Muda Dylan ... nggak ada!"Sebelum Omar sempat bereaksi, Fera yang di sebelahnya langsung menunjukkan ekspresi khawatir. "Kak Omar, apa Dylan ... lagi-lagi ...."Maksudnya adalah apakah penyakit Dylan kambuh lagi.Penyakit Dylan adalah rahasia Keluarga Jayadi. Kalau hari ini kambuh lalu di prosesnya dia melakukan sesuatu pada Celine, kondisinya akan semakin serius.Fera sengaja membuat Omar berpikir ke arah sana.Namun, dia tahu kalau "pertunjukan" yang sebenarnya jauh lebih seru dari kambuhnya penyakit Dylan yang membuatnya kembali melukai Celine.Ada orang yang mendengar nama "Dylan" dari mulut Fera.Dylan? Apa Dylan Retno yang merupakan artis top dengan penggemar tak terhitung itu?Dia juga datang menghadiri pesta ini?Sementara Tuan Muda ...."Sudah ketemu? Di sana ada, nggak?""Di sini nggak ada, sudah
Pria menoleh sedikit karena mendengar suara langkah kaki. Namun meski begitu, semua orang tidak mengenalinya.Di wajahnya ada sebuah topeng.Topeng itu menutupi sebagian besar wajah pria itu, ditambah lagi pencahayaan di rumah kaca sangat kurang. Tidak mudah menebuk siapa pria itu!Namun, ada yang mengenali topeng itu."Dylan Retno! Kamu ... " ujar Omar refleks.Begitu menyadari dia tidak seharusnya memanggil nama Dylan dan ingin memperbaiknya, tapi sudah tidak sempat.Semua orang yang hadir mendengarnya.Tadi di luar, mereka sepertinya juga mendengar nama "Dylan Retno".Dylan Retno adalah artis ternama di dunia hiburan. Meski semua tamu di sini adalah pengusaha, mereka tahu Dylan, mungkin pernah melihatnya secara langsung atau di berita.Sosok punggung itu sangat mirip Dylan!Pria ini adalah Dylan Retno, wanita itu ...."Celly." Suara serak itu terdengar sangat yakin.Wanita itu ditutupi secara sempurna, tapi tetap ada yang yakin. Orang itu tidak lain adalah Lala!Hansen pun mengernyi
Pertanyaan Yuni ini adalah pertanyaan semua orang yang ada di sini.Semua orang melihat ke sudut ruangan itu, menunggu ada yang menjawab.Suasana di ruangan sangat hening.Celine merasa sangat lemas, kalau bukan karena pria di depannya menopangnya, saat ini kalaupun tidak ada efek obat, dia juga akan lemas karena ketakutan.Sebelumnya di benaknya hanya ada keinginan untuk mencoba rasa bibir itu, begitu orang-orang itu masuk, akal sehatnya akhirnya kembali sedikit.Suara-suara itu masuk ke telinganya satu per satu.Dia mendengar Lala memanggilnya dengan cemas, mendengar ada orang yang berkata, "Dylan Retno, kamu ...."Dylan?Oh ya, Dylan juga terkena efek obat.Namun, saat ini di depannya, orang yang merangkul pinggangnya, menopang tubuhnya yang lemas dan menutupi sosok menyedihkannya saat ini dengan tubuhnya bukan Dylan, tapi Andreas!Sementara orang yang dia "lecehkan" tadi juga Andreas.Teringat dengan kelakuannya tadi, wajah Celine langsung memanas.Dia tidak menjawab pertanyaan Yun
Maksud dari kata-katanya juga sangat jelas.Dia ingin memastikan hubungan Celine dan Dylan, atau bahkan pernikahan mereka!Namun, Dylan ....Apa hubungan Dylan dan Keluarga Jayadi? Sampai-sampai Yuni yang maju, hal ini bukannya kebanyakan ditentukan oleh orang tua di keluarga?Tak lama kemudian, para tamu mendapat jawabannya.Melihat Donny mengernyit, Yuni baru sadar kalau mungkin Donny tidak tahu siapa itu Dylan. Oleh karena itu, dia segera menjelaskan,"Tuan Donny, mungkin kamu tidak tahu, Dylan itu anggota Keluarga Jayadi, dia itu adik kandung satu ibu dengan Andreas.""Karena ada alasan khusus, Dylan mengikuti marga ibunya, setelah itu juga nggak diubah.""Dylan ini anaknya polos, juga sangat pengertian. Setelah dewasa, dia ingin berkecimpung di dunia hiburan, jadi dia berinisiatif menyatakan nggak mau bergantung pada kekuasaan Keluarga Jayadi, jadi dunia luar nggak tahu hubungannya dengan Keluarga Jayadi. Sebenarnya, dia itu tuan muda keempat Keluarga Jayadi."Tuan muda keempat ..
Seiring dengan dia yang berjalan semakin mendekat, semua orang pun melihatnya.Begitu melihatnya, hampir semua orang tertegun di tempat. Sampai ketika dia berjalan sampai di depan mereka, mereka baru sadar kalau mereka menghalangi jalan Dylan dan segera mundur selangkah untuk membukakan jalan untuknya.Dia ... dia ....Dylan Retno!Tatapan semua orang berhenti di wajahnya sekian lama dan akhirnya yakin kalau dia itu Dylan!Namun, kalau dia Dylan, siapa yang sedang bersama dengan Nona Celine di pojokan?Seketika, semua orang bingung.Terutama Fera.Waktu dia melihat Dylan, tatapan menantikan pertunjukan di matanya langsung menghilang. Di benaknya hanya ada satu pertanyaan yang terus bergema.Dylan ... kenapa bisa ada di sini?Benar! Dia tidak seharusnya di sini!Dia harusnya sedang bersama Celine, 'kan?Kalau dia di sini, orang yang bersama Celine ....Dia tidak berkesempatan berpikir terlalu banyak. Suara Dylan sudah kembali bergema memukul gendang telinganya seperti hantu."Nenek, aku
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s