#Tiga Hehehe... Kita lanjut ya ReeFellows (bagi yang berkenan). Jadwal update seperti biasa, Senin sampai Sabtu, jam 19:00 WIB. Sampai ketemu besok!
Elara melangkah keluar dari Mercedes keluaran terbaru yang diparkir rapi di depan gedung VeraCore.Sang supir, yang adalah supir pribadi James Wayne, ayahnya, membuka pintu dengan hormat, "Selamat bekerja, Nona Elara."Elara tersenyum kecil dan mengangguk. "Terima kasih, John."Mobil itu memang "sederhana" jika dibandingkan dengan koleksi mobil mewah milik ayahnya, namun tetap mencolok di antara mobil-mobil lain di tempat parkir basement VeraCore.Sebuah ironi, karena Elara justru ingin menyembunyikan siapa dirinya di kantor ini.Dia tidak ingin hubungan dirinya dengan James Wayne diketahui oleh pegawai VeraCore. Untung saja, basement saat ini sepi.Ini adalah hari pertama Elara kembali ke kantor di VeraCore setelah ia mengambil izin beberapa hari.Saat memasuki lobi kantor, Elara langsung disambut dengan suasana penuh gosip dan bisik-bisik.Beberapa pegawai yang sedang berbincang di dekat pintu lift bahkan tidak menyadari kehadirannya, terlalu asyik membahas topik yang sedang hangat.
“Kau tahu apa yang harus dilakukan,” kata Arion dengan suara rendah namun tegas. “Jadwalnya ada di sana.” Arion menunjuk ponsel yang ia serahkan pada tiruan dirinya.Sosok itu mengangguk tanpa berkata apa-apa.Ia sudah dilatih sejak lama untuk memainkan peran ini dengan sempurna, menjaga semua orang percaya bahwa Arion Ellworth, pewaris tunggal AE Group, CEO Triton Land Inc, dan VeraCore, tetap menjalani kehidupan normal.Sementara doppelganger-nya bergerak keluar penthouse dan menuju mobil dengan pengawalan ketat dari tim pengaman Ellworth, Arion mengganti pakaiannya dan menunggu.Ia kemudian keluar setelah memastikan ‘Arion’ tiruan menjauh dari hotel tempat ia berada.Tidak ada yang menyadari pertukaran itu. Selama ini, itulah yang dilakukan Arion hingga dirinya tidak pernah terdeteksi dan dikaitkan sebagai The Draven, penguasa dunia gelap di California.Meskipun ia kini berada di Wisconsin, ia tetap melakukan prosedur standar-nya seperti biasa, setiap ia akan berurusan sebagai ‘The
Mount Horeb, Wisconsin.Siang itu, sinar matahari yang cerah menyinari kota kecil Mount Horeb, menciptakan bayang-bayang panjang dari pepohonan dan bangunan tua yang menghiasi jalanan sepi.Namun, di balik ketenangan ini, ada sesuatu yang lebih gelap dan senyap terjadi di salah satu bangunan tak mencolok di sudut kota.Bangunan tersebut tampak seperti sebuah rumah biasa, dengan cat yang mulai pudar dan jendela yang tertutup rapat, tetapi di dalamnya, sebuah pertemuan rahasia berlangsung.Arion, yang dikenal di dunia hitam sebagai The Draven, duduk di ujung meja besar yang terbuat dari kayu mahoni tua.Ruangan itu diterangi oleh lampu redup, menambah kesan suram yang menggantung di udara.Di sekelilingnya, lima orang lainnya duduk, masing-masing adalah orang-orang kepercayaan Arion yang telah bersumpah setia padanya sejak bertahun-tahun lalu, termasuk Isaac, pemimpin di wilayah San Jose.Duduk di kanan Arion, Max, yang telah terbang dari California sejak kemarin untuk menghadiri pertemu
Itu adalah hari Minggu.Suasana pagi menjelang siang di mansion megah milik James Wayne terasa hening dan sejuk.Ethan berjalan perlahan menyusuri koridor panjang yang dipenuhi lukisan-lukisan berbingkai emas.Sejak masuk ke mansion, ia langsung mencari sosok yang ingin ia temui.Biasanya, ia selalu menemukan Elara di ruang tamu atau di perpustakaan kecil di sisi barat rumah, tetapi kali ini, tak ada tanda-tanda kehadirannya.Ethan menyusuri setiap ruangan, berharap menemukan Elara di salah satunya. Saat ia membuka pintu ruang tamu yang luas, hanya kesunyian yang menyambutnya."Di mana Elara?" gumamnya, kebingungan. Ia mencoba menghubungi ponsel Elara, namun tidak ada jawaban.Pria bermata biru itu melangkah menuju ruang keluarga, berharap menemukan kehadiran seseorang.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang lembut membuatnya menoleh.Liliana muncul dari arah dapur, tersenyum ramah melihat keponakannya."Ethan! Kau berkunjung ke sini?" sapa Liliana dengan senyum anggun-nya.Ethan tersenyu
Arion mengangguk lagi. “Ya. Aku ingin memastikan sendiri semuanya dengan tanganku.”Mereka mulai makan, menikmati setiap gigitan sambil sesekali berbicara tentang hal-hal ringan.Elara merasa sangat nyaman, tak ada tekanan, tak ada urusan pekerjaan atau beban kehidupan yang harus dipikirkan. Hanya ada mereka berdua dan suasana musim gugur yang hangat ini.Setelah mereka selesai makan, Arion merapikan sisa-sisa makanan ke dalam keranjang, lalu tanpa berkata apa-apa, ia merebahkan dirinya di atas tikar, meletakkan kepalanya di pangkuan Elara.Mata Arion terpejam, merasakan angin sepoi-sepoi yang mengelus wajahnya, membawa aroma dedaunan dan tanah yang lembap.Elara terdiam, menatap wajah Arion yang tampak begitu tenang dan damai.Tangannya terulur mengelus rambut hitam Arion dengan lembut, merasakan ketebalan dan kehalusannya di antara jemarinya.Ada rasa syukur yang dalam muncul di hatinya.Siapa sangka, pria yang dahulu selalu tampak kejam, serta jauh dan tak terjangkau, kini bisa sed
Di sebuah ruangan beraroma tembakau, seorang pria dengan wajah samar duduk di balik meja kerjanya yang besar.Dengan santai, ia menyulut cerutu mahal, mengembuskan asap tebal yang menggantung di udara seolah mengisi keheningan.Suara berat dan tegasnya memecah keheningan, "Masih di mana dia?"Seorang pria bertubuh tegap dengan bekas luka mencolok di wajahnya berdiri dengan sikap hormat di hadapan sosok misterius itu.Dia adalah tangan kanan yang setia, selalu siap menerima perintah. "Setelah beberapa hari lalu mendarat di Madison, dia melakukan rutinitasnya di perusahaan yang baru ia akuisisi itu, Bos," jawabnya dengan nada penuh keyakinan.Mata tajam sosok misterius itu menyipit, bibirnya melengkung dalam senyum dingin."Apakah kita akan mulai melaksanakan rencana itu, Bos?" tanya sang tangan kanan dengan hati-hati. “Lalu bagaimana dengan nona Goldwin?”Pria misterius itu terdiam sejenak, mengisap cerutunya dalam-dalam, lalu perlahan menghembuskan asapnya.Setelah beberapa saat, ia me
Malam ini adalah malam yang telah dinanti oleh seluruh pegawai VeraCore.Suasana di hotel paling mewah di Madison terasa megah dan elegan, dengan karpet merah terbentang dari pintu masuk hingga ke aula utama. Lampu-lampu kristal berkilauan di langit-langit, menambah kesan mewah yang menghiasi malam gala perusahaan.Salah satu pegawai, Julia, datang dengan mengenakan gaun panjang berwarna merah marun yang elegan.Dia berjalan bersama Faye dan Clara, dua rekannya yang tak henti-hentinya berbisik penuh kekaguman.Sesampainya di pintu masuk, mata mereka langsung terpaku pada pemandangan yang luar biasa.“Lihat itu! Bukankah itu Mark Winston, aktor terkenal dari film laga Hollywood?” Clara berbisik dengan penuh semangat, matanya berbinar melihat sosok tampan tersebut yang baru saja keluar dari limousine.Faye menatap kagum. "Dan itu, di sebelahnya... Oh, astaga! Itu Eva Moore, penyanyi yang lagu-lagunya sedang hits di mana-mana!"
Faye dan Clara, yang berdiri tak jauh dari Elara, segera saling berbisik dengan antusias.“Aku sangat ingin melihat siapa putri kandung James Wayne!” kata Faye dengan mata berbinar. “Bayangkan jika kita bisa mendekati dia, kita pasti bisa masuk ke dalam lingkaran kalangan atas.”Clara mengangguk setuju, “Benar sekali! Ini kesempatan yang tidak boleh kita lewatkan.”James Wayne melanjutkan, “Beberapa dari kalian mungkin tahu bahwa baru-baru ini saya menemukan putri kandung saya yang telah lama hilang. Malam ini, saya ingin memperkenalkannya kepada kalian semua.” Ia berhenti sejenak, menatap para tamu dengan mata yang penuh emosi, sebelum beralih pada Ethan yang berdiri tidak jauh darinya.Memahami kode yang diberikan, Ethan mengangguk, lalu memutar tubuh untuk berjalan ke arah Elara berdiri.Faye dan Clara terkesiap dan mulai berseru tertahan.“Astaga! Itu Ethan Wayne! Ya Tuhan! Dia sangat tampan!”“Dia berjalan kemari!!” pekik tertahan Faye. Tangannya meraih tangan Clara dan saling mer