Home / Romansa / Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa / BAB 75 : Diberikan Pada Penawar Tertinggi

Share

BAB 75 : Diberikan Pada Penawar Tertinggi

Author: reefisme
last update Last Updated: 2024-06-07 20:00:15
“Aku ingin setengah jutaku sekarang,” Ted mengucapkan kalimat itu dengan santai sambil menyilangkan kaki saat duduk di satu kursi terbuat dari tumpukan ban bekas.

‘Tidak bisa. Gadis itu harus tiba di LA, sesuai perjanjian!’ Nada gusar langsung terdengar dari lawan bicara Ted saat ini di telepon.

“Perjanjian apa? Kau menawariku keuntungan yang lebih banyak dari utang mu padaku, Bocah Sialan!” Ted mendengkus. “Jangan lupa, kau masih berutang tiga ratus ribu dolar padaku.”

‘Bagaimana itu bisa tiga ratus?!’ Suara di seberang sana berteriak marah. ‘Aku memberimu seratus ribu sebagai uang muka membawa gadis itu! Sisa utangku seharusnya dua ratus lagi!’

Ted terkekeh. “Seratus ribu yang kau berikan itu, tidak bisa disebut cicilan. Itu operasional kami melakukan ini. Kirimkan dulu lima ratus, aku akan antarkan gadis ini ke titik lokasi itu.”

‘Tidak bisa begitu!’

“Mengapa tidak?” Wajah Ted kini terlihat buruk. “Kamu main-main denganku, Bocah Busuk?!”

‘Ti-tidak. Bukan begitu. Mak-maksudku… aku… a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mini
WEYYYY GILAAAAA PLOT NYA SANGAT2 KEREN oiiii hats off author!!! .........️...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 76 : Menawar Lagi

    Dianne menunggu dengan sedikit gelisah.Berulang kali ia mengetuk-ketuk meja dengan kukunya yang panjang. Sebelah kakinya juga tak berhenti mengetuk lantai.Pagi-pagi ini Dianne telah datang ke sebuah coffee shop yang berada di pinggiran kota Hillsborough.“Ah, itu dia…” Dianne mengembus napas, antara lega dan gugup.“Nona Gold--”“Tidak perlu menyapaku,” penggal perempuan cantik yang baru saja datang itu.Ia tinggi semampai dengan mengenakan blus sutra berwarna kuning. Rambutnya tertata cantik dengan beberapa ikal buatan. Kacamata hitam dengan logo brand internasional bertengger di hidungnya yang mancung.“Baik,” Dianne dengan patuh mengangguk. Ia lalu diam dan menunggu perempuan cantik itu duduk dan meletakkan tas tangan berbahan kulit miliknya, di atas meja.Dianne melirik tas tersebut dan berdecak kagum dalam hati. Sungguh, ia ingin memiliki tas cantik edisi terbatas seperti itu.Jika mereka memiliki uang Elara dari bibi Annie, ia bisa mendapatkan satu tas seperti itu untuknya.“K

    Last Updated : 2024-06-07
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 77 : Mobil Asing

    Ted berhenti tertawa. Ia menatap Elara, lalu beralih pada si Lelaki Beranting. “Kau percaya?”Lelaki Beranting itu menggeleng dan menyeringai penuh cemoohan. “Jika gadis ini sekaya itu, dia tidak akan tinggal di sekitar Crescent Ave. Itu hanya lingkungan standar. Tidak kumuh memang --tapi sama sekali bukan blok mewah.”“Kau dengar, Baby? Kami tidak mempercayai itu,” ledek Ted. “Lagi pula, kau tidak punya keluarga. Bukankah begitu? Dari mana uang sebanyak itu? Untuk seorang pelajar sepertimu, jika punya uang sebanyak itu, minimal kau seorang anak pengusaha kaya. Apa aku salah?”Elara menggigit bibirnya kuat. “Aku memang memiliki uang itu. Warisan dari ibuku. Aku--”“Sudahlah! Kau terlalu bising!” Ted lalu memberi isyarat pada si Lelaki Beranting untuk membungkam mulut Elara lagi dengan kain pengikat.“Aku punya uang itu! Sungguh! Aku--” “Kau pikir aku akan percaya pada ucapanmu?” Ted tersenyum sinis.“Tidak perlu repot-repot membujukku, Baby. Kau sudah terjual seharga tujuh ratus rib

    Last Updated : 2024-06-07
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 78 : Ia Yang Datang

    Ted mulai merasakan peluh di pelipisnya.Ia mengeluarkan senjata api dari balik punggungnya. Tangannya menggenggam erat senjata itu, begitu pula kedua lainnya.Tiga orang dalam bangunan kumuh itu kini terlihat mulai tegang. Elara cukup jelas melihat peluang dari situasi ini.Entah siapa yang menyerang mereka, Elara tidak harus menunggu di sini. Ia tidak yakin jika siapapun yang datang menyerang, tidak berniat buruk padanya.Di saat Ted dan kedua anak buahnya terlihat sibuk memperhatikan situasi, Elara beringsut ke sisi sofa satunya dan menurunkan kakinya yang semula ia tekuk.Meskipun ia masih dalam kondisi terikat, Elara menggerakkan tubuhnya dengan baik. Ia berdiri, lalu merayap dan menggeser kakinya yang terikat dengan hati-hati, agar ketiga lelaki dalam ruangan itu tidak berpaling padanya.Gadis ini sudah cukup hati-hati, namun si Lelaki Beranting melihat pantulan bayangan Elara dari kaca jendela.“Fuck you, B*tch!” Dia berbalik dan menarik kerah belakang kemeja Elara dengan kasar.

    Last Updated : 2024-06-08
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 79 : Kesenangannya

    Arion memindai sekeliling dan tatapannya jatuh pada tubuh Elara yang tergeletak di lantai.Gestur tenang dan wajah tanpa ekspresi itu seketika berubah. Dengan tergesa ia nyaris berlari menghampiri Elara dan menjatuhkan lutut di sisi tubuh gadis itu.Gadis itu masih dalam posisi yang sama dan keadaan yang sama --Max tidak berani menyentuhnya, meski menjadi orang pertama yang masuk dan melihat Elara di dalam bangunan kumuh ini.Surai cokelat madunya mengayun lembut, tatkala tangan Arion meraih tubuh Elara dengan sangat hati-hati, setelah membuka ikatan pada kaki dan tangan gadis itu.Ia memeriksa keadaan Elara lalu mendekap gadis itu sangat erat.“Elara…” bisiknya. Suara itu terdengar serak, tertahan gejolak emosi yang begitu kompleks sejak ia mengetahui Elara dibawa pergi.Iris kelabu milik pria itu lalu terkunci pada wajah Elara yang terlihat pucat dengan lebam di pipi dan juga sisi kepala.Sebelah tangan Arion bergerak cepat namun hati-hati membuka kain yang membebat mulut dan sorot k

    Last Updated : 2024-06-08
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 80 : Dibuntuti

    Jika pun ada hal lain, itu karena keanehan yang selama ini ada dalam diri Arion tidak muncul saat bersama gadis ini.Hasrat yang mati itu, selalu timbul --bahkan menyala, saat bersamanya.Keinginan menyentuh dan menguasai tubuh gadis itu seolah menjadi obsesi dalam pikiran Arion. Anehnya lagi, Arion tidak sanggup memaksakan kehendak pada gadis itu dan hanya akan menunggu gadis itu yang memberikan dirinya secara sukarela.Kening Arion mengernyit.Desakan dalam dadanya mendorong dirinya untuk membiarkan hal itu. Tanpa perlu melawan atau pun menyingkirkan rasa-rasa asing serta keanehan ini.Pria tampan itu sedikit terhenyak, saat melihat tangan Elara yang bergerak.“Elara…”Kelopak mata Elara bergetar, lalu membuka perlahan.Ia hendak bergeser, lalu mengernyit saat merasakan nyeri di kepalanya.“Jangan dulu bergerak,” ujar Arion pelan.Elara tersentak mendengar suara dalam yang familiar itu lalu berusaha menoleh ke kiri.“...Rion…” Mendengar panggilan lirih Elara tersebut, Arion membeku.

    Last Updated : 2024-06-08
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 81 : Ia Tewas

    Pria muda itu menyadari dibuntuti. Karena saat kini ia berada di Bayshore Freeway, mobil itu tetap berada di belakangnya.Alex kian memacu kendaraan roda empat itu di sepanjang jalan bebas hambatan yang berada di pesisir pantai hingga berbelok dan masuk ke Harney Way. Tepat di suatu belokan, mobil di belakang Alex tiba-tiba melesat cepat lalu menubruk dari belakang.Alex tersentak ke depan dan semakin panik menginjak pedal gas-nya.Namun tidak peduli seberapa dalam ia menginjak gas dan seberapa cepat mobil Alex melaju, mobil di belakang itu kembali menubruk --bahkan lebih keras, sebelum kemudian menyusul di samping dan memepetkan bodi mobilnya ke mobil Alex.Alex kehilangan kendali atas mobil dan membanting setir.Mobil Alex berdecit akibat rem dadakan yang refleks ia lakukan tanpa memperhitungkan akibatnya.Mobil Alex menabrak pembatas jalan dengan sangat kencang dan terguling.Mobil memang berhenti, namun dalam kondisi terbalik. Kaca pecah dan penyok di sana-sini.Alex yang masih set

    Last Updated : 2024-06-08
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 82 : Memberi Penghormatan Terakhir

    Keluarga White tengah diliputi duka mendalam.Tina terus menangis dan meraung di sisi peti mati yang tertutup. Ian Palmer terus mencoba menenangkan istrinya --memeluk bahu sang istri dengan erat.Terlihat Nyonya Besar White yang juga duduk lemas dengan ditemani Dianne.Tidak banyak tamu yang hadir, hanya kerabat jauh itupun hanya sebentar memberikan penghormatan terakhir, lalu bergegas keluar ruangan.“Keluarga White sedang tertimpa kesialan beruntun. Entah apa yang mereka lakukan, sehingga Tuhan murka dan menghukum mereka seperti ini.”“Ya, kau benar. Karena itu, kita tidak perlu berlama-lama di sini. Aku tidak ingin tertular kesialan mereka.”Elara melirik kedua tamu yang berpapasan dengannya saat masuk ke rumah duka.Jeanne di sisi Elara mendengkus kesal. “Apakah orang-orang itu tidak memiliki sopan santun? Ya Tuhan! Ada apa dengan dunia ini!”Elara tidak menanggapi omelan Jeanne dan melan

    Last Updated : 2024-06-09
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 83 : Sesuatu Yang Hilang

    Elara mengikuti arah yang ditunjuk Jeanne dan mendapati sosok tinggi dan proporsional yang sedang berdiri bersandar di badan mobil dengan kaki bersilang.Pria itu mengenakan kacamata hitam --sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanan dirinya, justru mempertegas figur gagah pria itu.“Ouch… Dia sungguh perhatian sampai menjemputmu ke sini,” ledek Jeanne menggoda Elara.“Perhatian apa.”“Ah ayolah, tidak perlu merendah seperti itu. Tidakkah kau bisa melihat dia khawatir terhadapmu?”“Khawatir?”“Kurasa ia khawatir kau menangis tersedu-sedu setelah keluar dari rumah keluarga yang banyak membuatmu sengsara ini!” Jeanne meledek lebih gencar lagi.“Kau terlalu banyak berkhayal.” Elara menggelengkan kepala.“Sudah sana!” Jeanne mendorong bahu Elara. “Aku tidak akan mengganggu kalian.”“Biar aku mengantarmu, J.”

    Last Updated : 2024-06-09

Latest chapter

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status