Share

BAB 43 : Diteror

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-24 15:01:39

“Sudah semua?”

“Ya. Aku tidak membawa barang apapun. Bahkan tidak sadar saat dibawa ke sini,” Elara menjawab pertanyaan Jeanne.

Jeanne merapikan pakaian kotor Elara dan memasukkannya ke dalam tas kecil milik Jeanne. Elara memang telah diizinkan untuk keluar rumah sakit, karena tidak ada luka serius.

“Apa kau yakin tidak menginap dulu di tempatku?” Jeanne menawarkan lagi bantuan pada Elara. “Atau aku menginap di tempatmu?”

“Itu tidak perlu, J. Aku akan baik-baik saja. Selain terlalu banyak menelan air lewat hidung, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali,” tolak Elara.

Mana bisa ia membiarkan Jeanne menginap di tempatnya tinggal sekarang? Untuk memberi tahu tempatnya pun Elara sungguh tak mau. Ia belum siap Jeanne mengetahui dirinya telah menikah.

“Tetap saja aku khawatir, El. Kalau kau enggan tidur di tempatku, biar aku menemanimu. Ok?”

“Tidak per--”

“Tidak perlu. Aku yang akan mengawasinya.” Ucapan Elara terpotong oleh suara berat dan rendah Arion.

Pria itu masuk ke dalam ruan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Latifa Edi
sy suka baca cerita ini seru lanjutin dong
goodnovel comment avatar
Jie Roe
ah dasar dianne,,,,, abaikan el
goodnovel comment avatar
widia windari
lu yg diteror knp nyariin El? kan lu yg cari gara2 nyemplungin elara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 44 : Pesan Peringatan

    “Apa maksudmu?” Elara mengernyit kesal.Ia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Dianne. Ia belum membuat perhitungan dengan mantan sepupunya itu, tapi Dianne sudah menghampirinya lagi.Tidak akan ada hal baik jika berurusan dengan gadis satu ini.Begitulah pikiran Elara.Dan mungkin ini hanya akal-akalan Dianne lagi untuk melakukan membuatnya mengalami kondisi sial.“Sudah dua hari ini aku diikuti dan semalam aku dihadang oleh mereka! Lihat!” Dianne menunjukkan lebam di sekitar tangan lalu lehernya.“Mereka menarikku dan mencekik leherku!” Elara memang bisa melihat rona kebiruan di sekitar pergelangan tangan kiri Dianne juga di leher gadis mantan sepupu tirinya itu.“Sebentar,” Elara menyipitkan matanya. “Bagaimana kau tahu orang itu berhubungan denganku?”“Mereka menyebutkan soal pemukulan Henry sebelumnya! Yang membuat putra keluarga Wycl

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 45 : Mencari Kebenarannya

    Elara mematikan ponsel dan menyimpannya kembali ke saku celana.Ia bergegas menghentikan taksi yang terlihat di depan dan memasukinya dengan tergesa.“Chiltern Road Pak,” tukas Elara begitu duduk di jok belakang supir.Taksi pun berlalu dengan kecepatan standar.Elara menghela napas dan melirik jam tangan. Ia lalu menyandarkan kepalanya. Semalam ia sengaja pulang larut, menghabiskan waktu di tempat Jeanne.Namun saat ia pulang, Arion ternyata belum kembali. Ia memang ingin menghindar dari Arion, sebelum ia bertemu Dianne dan mencari tahu soal kecelakaan neneknya tempo hari.Entah jam berapa, Elara mendengar Arion kembali ke apartemen dan itu sudah sangat larut. Ia memang mendengar suara ketukan di pintu kamarnya, namun Elara sengaja tidak menjawab.Arion pun kembali ke kamar, menyangka Elara telah terlelap.Pagi tadi, sebelum Elara keluar kamar, ia mendengar ketukan lainnya di pintu. Namun lagi-lagi Elara berpura ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 46 : Sesuatu Yang Diketahui

    “Kenapa diam?” Rahang Elara terlihat mengeras.“Aku tidak ada kaitannya dengan itu.” Arion menjawab Elara. Nadanya masih terdengar santai --meski tubuhnya juga masih menegang.“Katakan dengan terus terang. Apa kau menipuku?”Arion tidak langsung menjawab. Ia berjalan melalui Elara dan duduk di sofa.“Jawab aku! Apa kau menipuku?!”Arion mengabaikan Elara. Tubuhnya yang bergerak karena beberapa langkah yang ia ambil, menjadikan pria tampan itu sedikit melepas ketegangan.“Kita bicara sambil duduk,” ujar Arion lalu menepuk bantalan sofa di sampingnya.Dengan enggan Elara mendekat, namun ia tidak duduk di samping Arion, melainkan mengambil tempat di sofa tunggal di sebelah sofa yang ditempati pria tampan tersebut.“Jarakmu terlalu jauh,” Arion sempat menggoda.Namun Elara tidak mengendurkan tatapan tajamnya pada sang pria. “Jawab saja pertanyaanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Bab 47 : Dijemput Paksa

    Wajah Jeanne terlihat terkejut saat membuka pintu dan melihat sosok Elara di sana –dengan ransel di punggungnya lagi.“Apa yang terjadi?” Ia sungguh bingung melihat wajah kusut Elara. Tepatnya, terlihat memerah karena marah.“Apa koperku masih di sini?”“Ya tentu, aku simpan di kamar. Ada apa?” Jeanne membuntuti Elara menuju kamar dirinya. “Itu, di bawah ranjangku,” tunjuk Jeanne saat mereka tiba di dalam kamar.“Aku hanya butuh beberapa barang milikku di sana.” Elara meletakkan ransel di punggungnya ke atas karpet lantai, lalu membungkuk dan menarik koper miliknya yang ia titipkan di rumah Jeanne tempo hari.Ia memang belum mengambil koper itu, karena tidak berpikir akan tinggal lama bersama Arion.Terbukti saat ini, ia memang harus keluar dari apartemen itu.“Penipu!” desis Elara geram. Tangannya dengan kasar membolak balik lipatan pakaian di dalam koper.“Hah? Apa? Siapa yang penipu?” Tentu saja Jeanne kebingungan.Ia terus menatap sahabatnya dengan sorot mata meminta penjelasan. “A

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 48 : Menanamkan Ketidakpercayaan

    “Sepertinya keadaan terlalu tenang. Apakah tidak terjadi apa-apa pada Elara?” Dianne mengetuk-ketukkan jari di atas meja rias di kamarnya.“Bukankah seharusnya sesuatu terjadi padanya?”“Apa yang terjadi dan pada siapa?” Sebuah suara di bibir pintu kamar, mengagetkan Dianne.“Kau mengagetkanku!” gerutu Dianne saat melihat Alex di sana.Kakak Dianne itu hanya menyeringai melihat kekesalan adiknya.“Ada apa kau ke kamarku?” Kening Dianne berkerut ketika menanyakan itu.Bagaimana tidak, Alex Palmer selalu sibuk dengan dunianya sendiri. Ia tidak pernah ingin terlibat dengan urusan ibu mereka --Tina dan juga dirinya.Alex juga tidak terlalu peduli, saat Dianne beberapa kali mendapat masalah di kampusnya dan hanya membiarkan Tina menyelesaikan itu untuk sang adik. Sementara sang ayah? Terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang seorang pegawai pemerintahan.Dan lagi Tina dan Dianne lebih sering berada di kediaman Tony White dari pada di rumahnya sendiri.“Ah mengganggu saja! Jika tidak ada keperl

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 49 : Membencimu

    “Lepaskan aku, Kurang Ajar!!” Elara memekik tertahan --meski kaget, ia tidak ingin menarik perhatian banyak orang.Namun apa yang dilakukan Arion --memanggul Elara di pundaknya, itu benar-benar akan menarik perhatian.Wajah Elara telah berubah bak kepiting rebus, bukan karena kepalanya yang terbalik berada di bawah, tapi karena benar-benar malu.“Kita pulang,” desis Arion.“Aku tidak mau pulang bersamamu, Penipu!” Elara membalas dengan bentakan tertahan.“Kupikir membiarkanmu seharian tanpa diganggu, sudah cukup untuk mendinginkan kepalamu, huh?”Pria itu mulai berjalan menjauh dengan Elara dalam panggulannya.“Lepaskan aku!” pekik Elara lagi. Tangannya mulai memukul-pukul punggung Arion, dengan kaki yang mengayun --memberontak.Namun itu sama sekali tidak mengganggu pria bertubuh atletis tersebut.Dari kejauhan, Jeanne dan teman-temannya menatap tanpa berkedip

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 50 : Memulai Perdebatan

    Elara terbangun oleh suara dering nyaring di ponsel miliknya.Tubuhnya tersentak kaget hingga berposisi duduk. Secara refleks ia mencari-cari ponsel dan mendapatkannya ada di dalam saku celana. Ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel tersebut.Dering di ponsel telah berhenti, kedua manik mata Elara bergerak melihat angka yang tertera pada ponselnya. Angka itu menunjukkan jam enam sore. Ia melakukan telepon balik.“J,” sapa Elara cepat.‘El, kau baik-baik saja kan?’ Suara di ujung sana tidak terdengar panik, meskipun pertanyaan yang terlontar seharusnya bernada khawatir.“Aku--”‘Kau tidak mengabariku. Apa yang terjadi? Kalian menghabiskan waktu yang panas di sana? Tempatmu atau tempat pria itu? Bagaimana rasanya? Ah aku penasaran! Katakan El!’“Sialan kau, J! Tidak terjadi hal seperti itu,” Elara memaki pelan.‘Ah aku lupa. Kau seorang gadis yang taat. Kau hanya melakukan seks setelah menikah, kan? Tidak perlu ceramahi aku. Kalau begitu, kau nikah saja dengannya. Selesai perkara.’Ela

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 51 : Siapa Penipunya?

    “Bisakah kau lebih serius, Mister Arion?” Sudah, Elara merasa habis sisa kesabaran yang ia miliki.“Aku serius. Jika pun aku bukan Rh-Null, lalu kenapa?”“Kau--”“Ingat, yang kau butuhkan adalah darah Rh-Null, bukan siapa pendonor-nya, right?”“Itu--”“Lihat, kau tidak bisa berkata-kata.” Arion mengatakannya dengan tepat.Ia melanjutkan, “Karena aku memang benar. Saat kau bilang membutuhkan darah, aku mengatakan akan mendonorkan darah Rh-Null untukmu, dengan tubuhmu sebagai ganti.”Arion mengatakannya dengan benar. Elara hanya tidak tahu, bahwa mudah saja bagi Arion untuk mendapatkan jenis darah itu dengan jangkauan kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya.“Kau tidak mengatakan itu harus aku, kan? Jadi, tidak ada yang tidak sesuai kesepakatan, Nona Elara-- maksudku, Mrs. Ellworth,” tambahnya lagi.“Siapa yang kau panggil dengan Mrs. Ellworth! Aku tidak sudi menyandang nama itu!”Arion menaikkan alisnya. Ia ingin menyembur tawa cemooh.Entah berapa banyak gadis dan wanita terpandang yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status