Beranda / Romansa / Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa / BAB 154 : Batalkan Acara Itu

Share

BAB 154 : Batalkan Acara Itu

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-08 20:49:17
Entah ke berapa kali, Arion menatap layar ponsel miliknya.

Namun apa yang dinanti, tidak kunjung muncul.

Ya, Arion menantikan pesan balasan dari Elara.

Itu sudah centang biru, namun rupanya gadis itu tidak berniat untuk sekadar berbasa basi untuk membalas pesan yang ia kirimkan.

“Dasar tidak sopan!” gerutu Arion dengan mulut yang hanya membuka sedikit.

“Ma-maaf Tuan? Apakah mobilnya berjalan terlalu cepat?” Garvin yang berada di samping supir bertanya dengan sangat hati-hati.

“Tidak.” Arion menjawab dingin dan membuang pandangan ke arah jendela.

Ia berada di dalam mobil yang membawanya ke Sacramento, untuk memenuhi permintaan Lenora.

Garvin ia perintahkan untuk menjemputnya, karena ada beberapa urusan pekerjaan yang ingin ia bahas selama dalam perjalanan.

Pria tampan itu memang tidak suka membuang waktu dan memanfaatkan segala waktu yang ada secara efektif dan efisien.

Namun bila menyangkut Elara, pria itu seperti mendadak terlupa bagaimana caranya bertindak efisien dan efektif tersebu
reefisme

Helo helooo ReeFellows! Hari ini dua bab yaa... Maapken ^,^ Kita ketemu lagi besok di jam yang sama.... Thanks banget sudah selalu setia bersama Elara dan Arion di sini. Luv y'all!!

| 26
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Mini
nah gitu dong Arion, kudu tegas ygy. lagian si ibu tiri begitu menggebu2 amat ngurusin urusan pribadi anak tirinya hilih
goodnovel comment avatar
reefisme
Siapp ka Eka... Tenang aja, ada doong adegannya. Mamcii sudah setia sama Elara dan Arion. Mmuahh ^,^
goodnovel comment avatar
reefisme
Mantap ya kak sat set ala bang Arion... #Terima kasih pujiannya, kata babang Arion ^,^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 155 : Benda Itu Milikku

    “Apakah… ini milikmu?” Dianne menatap takut-takut pada orang bersetelan mewah yang terkena lemparan kotak olehnya tadi.Kini ia bisa melihat dengan cukup jelas orang tersebut.‘Oh, astaga…’ Dianne menganga.Yang berdiri di depannya adalah seorang pria bertubuh tinggi dan tampan. Wajah persegi yang ia miliki begitu unik namun menampilkan keeleganan yang tidak biasa.Setelan mahalnya melekat begitu pas di tubuhnya yang tegap. Sorot matanya terpancar ramah --hal inilah yang paling utama membuat rasa takut dan cemas Dianne luruh seketika.Pria itu --untuk kesekian kalinya, terlihat mengamati anting yang ia pegang.“I-iya.. maaf. Itu milikku,” Dianne mengulurkan tangan untuk mengambil anting berbentuk titik air tersebut.Namun saat tangan Dianne terulur hendak mengambilnya, pria itu justru mengangkat tangannya lebih tinggi, sehingga usaha Dianne untuk mengambil anting tersebut, menggapai angin.“Ke-kenapa--” Dianne langsung terdiam saat mendapati pria tampan bersetelan mewah itu menatap d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 156 : Dia Tidak Menginginkannya

    “Bagaimana perasaanmu hari ini?” Lucas menggoda Isabelle.Mereka hari ini bertemu di salon perawatan tubuh, karena Lucas bersikeras menggiring Isabelle untuk melakukan perawatan sebelum acara jamuan makan malam esok.“Kau pasti bahagia!” Senyum lebar di wajah Lucas tidak kunjung surut, ia memang sangat senang ketika melihat wajah bersemu Isabelle dan mata perempuan itu yang berbinar.“Aku tidak menyangka… Arion akan benar-benar pulang hari ini ke Grand Haven,” ucap Isabelle pelan.Wajahnya yang bersemu, sedikit menghilangkan kesan pucat perempuan itu.“Ya, aku mendapat kabar tadi pagi dari bibi Lenora bahwa Arion dalam perjalanan pulang,” Lucas mengangkat tangan dan melihat arloji yang melingkari tangan kanannya. “Seharusnya dia sudah tiba di mansion dan sedang bicara dengan bibi Lenora sekarang.”Isabelle diam, namun senyum manis dan juga bahagia terukir di wajahnya.“Sudah ku bilang, Ella,” tukas Lucas lalu tersenyum menggoda pada Isabelle. “Sekalipun dia dekat atau sedang bersama ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 157 : Tidak Mau Menunggu

    “Apa yang akan kau lakukan sore hari ini? Apakah Dianne telah menghubungimu?” Jeanne bertanya penasaran dan menunggu jawaban Elara yang tengah asyik menonton TV.“Apa kau lapar?” Bukannya menjawab Jeanne, Elara justru melempar pertanyaan lain pada sahabatnya tersebut.“Apa kau akan memasak?”Elara menggeleng. “Kita pesan layanan antar saja.”“Itu bagus.”Kedua gadis itu kemudian memesan makanan melalui aplikasi dan makanan pesanan mereka tiba hampir satu jam kemudian.Jeanne yang membukakan pintu ketika layanan antar itu datang dan melihat anak buah Arion lah yang berdiri di depan pintu.“Oh, kemana pengantar makanan nya?” tanya Jeanne santai --ia sudah mulai familiar dengan keberadaan lelaki bertubuh kekar dan bertampang sangar tersebut.“Sudah saya suruh pulang, Nona,” jawab Guez hormat.Jeanne mengambil makanan tersebut dan hendak menutup pintu. Namun ia terhenti dan berbalik lagi pada Guez. “Mengapa kau tidak ikut makan bersama kami?”Guez buru-buru menggeleng. “Tidak, Nona. Kami t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 158 : Mencium Ketidakberesan

    Klek!Pintu kamar Arion terbuka dan Lucas menerobos masuk.Arion memang tidak menguncinya --bagaimana pun juga, tidak ada satu pun yang ada di dalam Grand Haven ini yang berani masuk ke dalam kamar Arion Ellworth.Tidak ada --kecuali Lucas saat ini.“Tu-tuan Muda, maafkan kami! Tuan Muda Enzo bersikeras menemui Tuan Muda…” Pelayan yang mungkin tadi berusaha menghalangi Lucas untuk masuk dan menerobos ke dalam kamar Arion, meminta maaf dengan gugup.Dua pelayan lainnya di belakang, menundukkan kepala dalam-dalam dengan tubuh gemetar.Mereka sungguh tidak akan sanggup menghadapi kemarahan Arion.“Keluarlah,” Tanpa membuka mata, Arion berkata malas dan mengusir tiga pelayan yang berdiri ketakutan di ambang pintu.Ketiga pelayan tersebut menghela napas lega dan buru-buru membungkuk, sebelum mereka serempak bergegas keluar, meninggalkan Arion dan Lucas yang berdiri dengan tangan mengepal.“Brother,” Lucas menekan suaranya.“Apa maumu?” Masih tanpa membuka kedua mata, Arion menanggapi malas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 159 : Waspada

    “Arrrgghh!!”PRANG!BRUAAKK!!Entah sudah berapa benda atau vas bunga ke berapa yang dihancurkan Isabelle.Beberapa pelayan hanya berdiri ketakutan dan hanya memandang dengan jarak aman di kamar Isabelle.Meskipun itu adalah nona majikan mereka, namun tidak ada satu pun dari mereka yang cukup bodoh untuk mendekat pada Isabelle yang masih saja melemparkan benda-benda yang ada dalam jangkauannya.Isabelle tidak akan segan-segan melempar benda itu ke arah mereka dan bahkan tidak peduli jika membuat kepala seseorang bocor.Keluarga Goldwin hanya perlu memberikan uang kompensasi dan ancaman agar kejadian itu tidak sampai keluar dan terdengar umum.“Ya Tuhan! Ella!” Nyonya Goldwin --ibu Isabelle datang tergopoh-gopoh dan menghampiri putrinya yang telah mengangkat tangan untuk melempar satu hiasan dari keramik.“Hentikan, Ella!” pekik Nyonya Goldwin langsung menarik hiasan itu dari tangan Isabelle. “Jangan bertindak serampangan seperti ini!”“Aku malu Bu!!” jerit Isabelle. “Aku malu!!”Nyonya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 160 : Periksa Dompetmu

    “Apakah ini milikmu?”Elara menoleh lalu mendongak dan sesaat terpaku pada mata biru indah di sana.“Ini,” Pria itu menyodorkan satu dompet kulit berwarna marun.“Ah.. iya. Ini milikku,” gegas Elara mengambil dompet itu dari tangan pria itu. “Bagaimana--”“Sepertinya terjatuh saat kau turun dari taksi, Nona.”“Oh..” Elara lalu mengangguk kecil dan berterima kasih.“Apa kau menunggu pesanan?” Pria bermata biru itu bertanya lagi dan Elara menjawab dengan anggukan canggung.“Aku juga,” kata pria tersebut lalu duduk di kursi meja yang bersebelahan dengan meja Elara.Elara hanya tersenyum canggung lalu kembali memandang ke arah jendela, menghindari percakapan yang tidak perlu dengan pria asing tersebut.Kekhawatiran Elara tidak terjadi, karena pria bermata biru itu langsung terlihat asyik dengan ponselnya. Mungkin pria itu paham, Elara tidak ingin diganggu.Namun di meja yang berada di pojok coffee shop, Guez dan rekan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 161 : Itu Tidak Aneh

    “Tampan sekali…” desah Jeanne dengan kedua mata tak kunjung berkedip saat memandangi pria bermanik biru yang kini duduk berhadapan dengan dirinya dan juga Elara.Pria itu memutar kursi yang diduduki, hingga mereka kini mampu berbicara dengan saling melihat raut wajah masing-masing tanpa harus memiringkan kepala.Dengan posisi itu pula, Jeanne bisa melihat jelas beberapa kali sang pria bermanik biru terus menerus mencuri pandang pada Elara.“Apa kau tinggal di sini?”“Tidak,” jawab si pria pada Jeanne. “Aku ada urusan bisnis di sini.”“Kau pengusaha rupanya.” Jeanne mengangguk puas. Tebakannya bahwa pria itu adalah seorang pengusaha ternyata benar.“Oh iya, aku Jeanne. Dan temanku yang pemalu ini Elara,” Jeanne memperkenalkan diri dan juga Elara.“Ethan,” tanggap pria itu yang menyambut uluran tangan Jeanne, lalu ia juga menyodorkan tangan pada E

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 162 : Lembaran Yang Menempel

    “Elara sialan,” maki Dianne.Ia melihat layar ponsel dan mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari nomor Elara.“Mengapa dia gak sabar banget sih!” Dianne lalu melihat pesan masuk dari Nyonya Besar White yang menyuruhnya agar segera menghubungi Elara dan menyerahkan peninggalan mendiang Annie pada Elara.Ia pun mendengkus kesal dan mengabaikan pesan dari neneknya itu, begitu pula beberapa pesan masuk yang berasal dari Elara sendiri --Dianne bahkan tidak repot-repot membuka pesan itu.Ia merebahkan diri dengan bersandar pada kepala ranjang di suatu motel di San Francisco. Dianne memang tidak pulang setelah bertemu pria tampan dan terlihat kaya di jalan Sansome dan mencari motel yang tidak terlalu mahal untuk memikirkan rencana selanjutnya terhadap pria itu.“Dia sangat tampan,” desah Dianne. “Dan yang lebih penting, dia benar-benar terlihat kaya.”Tangannya kemudian meraih tas dan mengeluarkan kartu nama yang ia dapatkan dari pria bermata biru itu.“Ethan Wayne…” gumam Dianne deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status