“So do you like it, Sir?” (Jadi apakah kau menyukainya, Tuan?) Jeanne mengulang lagi pertanyaannya.Tangannya yang memegang ponsel milik Elara, terarah pada gadis bersurai cokelat madu dan lingkar zamrud yang tengah duduk canggung.Elara beberapa kali hendak merebut kembali ponselnya, namun Jeanne dengan gesit menjauhkan ponsel dan memberi tatapan peringatan.‘I love it.’ (Aku sangat menyukainya) Terdengar jawaban dari Arion di layar.‘Tunggu aku di rumah,’ lanjut pria itu. ‘I’ve got something to give you.’ (Aku memiliki sesuatu untuk diberikan padamu.)Jeanne membulatkan mata lalu mengerling pada Elara.“Emm ya. Aku sebentar lagi pulang.” Elara telah berhasil merebut ponselnya dari Jeanne dan langsung membalikkan tubuh dan berjalan menjauh dari Jeanne.‘Katakan jika kau membutuhkan uang untuk membeli sesuatu lainnya.’ Arion berkata tepat setelah Elara memasang handsfree di salah satu telinganya.“Apa kau baru gajian?”‘Hm. Ya.’Elara tertawa kecil.Di toko perhiasan, Arion menyandarka
“Kau terlihat sangat lelah,” Lenora menghampiri pria yang masih terlihat gagah di usianya di pertengahan lima puluh.Tangan lentik dan terawat milik Lenora terulur ke pangkal leher pria itu dan membantunya melepas simpul dasi.“Hm.”“Bagaimana pertemuan dengan Presiden?”“Masih ada beberapa hal yang belum diputuskan,” jawab pria itu.Lenora berjalan menuju walk in closet yang berukuran sangat luas --hampir menghabiskan lahan sekitar dua ratus meter untuk memberi tempat pada adibusana dan segala pelengkapnya, untuk mengambil pakaian suaminya.Jarak tempuh darat yang menembus dua ribu tujuh ratus mil lebih ditempuh oleh Arthur Ellworth, suami Lenora dan juga ayah dari Arion, hanya dengan lima jam penerbangan.Suami Lenora itu biasanya tidak langsung pulang ke kediaman mereka dan ini cukup mengejutkan Lenora.Mendengar Arthur akan langsung menuju mansion mereka, Lenora membatalkan semua janji makan siang dengan para istri kolega Arthur.“Arthur,” Lenora berbalik dan membantu suaminya itu
“Astaga Ella! Kau apa?” Lucas mengacak sisi kepalanya. Dengan tangan lain memegang ponsel yang menempel di telinga.‘Ya Lucas, aku menyusul ke San Francisco. Sekarang aku dalam perjalanan.’“Tapi kondisi tubuhmu tidak--”‘Aku bosan, Luc!’ keluh Isabelle di ujung sana. ‘Aku mungkin akan lebih baik saat menghirup udara laut dan menikmati pemandangan teluk di sana.’“Tapi--”‘Lagi pula aku sudah di jalan. Just… jemput saja aku, ok?’“Ok ok! Baiklah! Kau dimana? Aku akan meluncur di pertengahan. Biar kau ikut saja denganku.”Setelah Lucas mendapatkan petunjuk dari Isabelle, pria itu langsung menyalakan mesin dan memutar setir mobil untuk menuju Skyline Boulevard dan mencegat Isabelle di sana.Lucas belum sempat menemui Arion di kantor Triton Land Inc, pria itu baru saja tiba di pelataran parkir.Namun telepon dari Isabelle membuatnya kembali menyalakan mesin dan melajukan kendaraannya keluar dari pelataran parkir gedung Triton Land Inc.Sementara itu, masih di hari yang sama, di San Franci
“Itu benar Nona Goldwin,” gumam Elara lagi. Manik zamrud-nya mengarah lurus pada perempuan berambut lurus dan panjang dengan kilau keemasan yang menawan.Nona kaya itu terlihat sangat cantik dan terawat sempurna, meski ada kesan rapuh dan sedih dalam raut wajahnya.Gerakannya anggun dan elegan, seiring terlihat lemah sehingga membuat siapapun yang melihatnya, ingin langsung melindungi dengan sepenuh hati.Elara hendak memutus pandangan, namun siapa sangka, Isabelle Goldwin justru menoleh ke arah Elara dan terlihat tertegun beberapa saat.“Ada apa?” Lucas yang baru kembali ke meja, bertanya saat melihat ekspresi wajah Isabelle.“Gadis itu..”“Gadis apa?” Lucas menoleh, mengikuti arah pandang Isabelle dan mendapati wajah cantik Elara di meja seberang mereka.“Dia memang sangat cantik,” Lucas menatap dengan kalimat dan juga pandangan memuji. “Kau kenal?”“Gadis itu yang bersama Arion.”Kepala Lucas memutar cepat --kembali ke Isabelle. “Maksudmu-- Gadis itu yang makan malam dengan Arion? Y
“Tuan sudah akan pulang?” Garvin mengambil map berisi dokumen yang baru saja diserahkan Arion padanya.Itu selesai diperiksa. Garvin sungguh merasa lega.Namun rasa lega itu harus lenyap secepatnya, begitu melihat sang Bos berdiri dari kursi kebesarannya sambil mengancingkan jas.Masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan, namun Arion sudah mau pergi lagi.“Ya.” Arion menadahkan tangan ke arah Garvin, seperti biasa --meminta kunci mobil asisten pribadinya itu.Dengan menarik napas diam-diam, Garvin menyerahkan kunci mobil miliknya.Dengan langkah lebar --tidak terlihat tergesa, namun dalam phase cepat, Arion keluar dari ruang CEO Triton Land Inc tersebut.Satu senyuman samar terlihat di wajah pria tampan itu, saat dia melirik angka di arloji yang melingkari tangan kanannya.Itu hanya sampai sore. Ya, karena sebelum petang Arion harus sudah berada di rumah. Sebagai ‘seorang supir’ atau ‘buruh’, atau kadang ‘pengangguran’, ia tidak bisa berada lama-lama di luar.Ia tidaklah ‘sesibuk’
Keterkejutan Isabelle bahwa Elara tidak tahu apa-apa soal siapa sesungguhnya Arion, membuat perempuan itu tertegun.Namun itu hanya sekejap, karena sepersekian detik selanjutnya, ia tersenyum puas dalam hati.‘Jika dia tidak tahu, maka dia tidak perlu tahu. Ia tidak akan mau menjauhi Arion jika tahu Arion adalah pewaris paling kaya dan berkuasa di negara bagian ini!’Isabelle berdeham kecil. “Ya, kau benar Nona Willow. Itu sama sekali bukan hal hina. Dan aku tidak pernah merendahkan siapapun atau bermaksud demikian.”Isabelle mengulurkan tangan dan memegangi tangan Elara dengan tatapan memohon. “Jadi, tolong maafkan temanku, hm? Ia terlalu emosional dan memang sembrono. Ia terlalu… tidak terbiasa dengan kesenjangan sosial..”Elara mengembus napas. “Tidak apa-apa, Nona Goldwin. Aku tidak memikirkan itu.”Gadis bermanik zamrud itu ikut berdeham dan berkata lagi, “Jika tidak ada hal lain, aku permisi dulu. Aku memiliki urusan lain.”“Oh, baik. Maafkan aku,” Isabelle melepas pegangan tanga
Di luar gedung apartemen di Crescent Ave.“Apa Bos akan menyukainya?”“Bukan Bos yang harus di khawatirkan. Tapi Nona. Kalau Nona tidak menyukainya, Bos tidak akan menyukainya.” Seorang lelaki bertubuh tegap dan tattoo di punggung tangan kirinya membuang rokok yang baru saja diisap.“Dan jika Bos tidak suka…” Ia menggantung kalimat.Rekan di sebelahnya langsung bergidik ngeri. “Kenapa tugas kita menjadi aneh seperti ini.”Mereka cukup resah mendapatkan tugas aneh dari Bos mereka. Urusan melukai, menculik, menghajar sampai membunuh, mereka sudah biasa dan tidak memiliki rasa takut sama sekali.Namun tugas kali ini, membuat mereka diliputi kekhawatiran.“Kita masih beruntung bisa mendapat petunjuk dari sini,” Ia menunjukkan ponselnya dengan layar pencarian yang menunjukkan beberapa judul artikel ‘Kejutan Romantis’ atau judul semacam ‘Bagaimana Membuat Pasangan Anda Terharu’ dan sejenisnya.“Yeah,” tanggap si lelaki ber-tattoo.Beberapa saat lalu, mereka memang mendapat tugas dari Arion
“Tu-tunggu-- Ah!” Lagi, Elara mendesah spontan saat Arion bergerak dengan lebih agresif dan membuat Elara nyaris kehilangan keseimbangan.Lututnya sudah terasa seperti jeli. Kedua tungkai kakinya pun mendadak kehilangan kekuatan.Tubuh Elara merosot, namun kedua lengan kokoh Arion menahan tubuh gadis itu.Arion melepas cumbuannya di leher Elara dan membungkuk.Dengan sekali entakan, tubuh gadis itu berada dalam gendongannya.“A--rion…” Napas Elara tersendat.Ia bisa merasakan gerah menyerbu setiap lipatan tubuhnya dan rasa hangat yang asing menjalari setiap persendiannya.Ia ingin memberontak, melawan, menahan, memprotes --apapun itu, untuk menghentikan Arion dari membuatnya mabuk.Ia harus tetap dalam keadaan sadar.Mereka belum bicara. Dia belum menginterogasi pria ini.Bagaimana…Bagaimana bisa Elara justru pasrah dan membiarkannya begitu saja?Ia harus melawan ‘arus hangat cenderung panas’ yang menyesatkan ini!“He-hentikan Mi-mister Arion…”Itu dimaksudkan menjadi kalimat peringat