“Apes! Apes!” gurutu Nick, sambil mengelus bagian tubuhnya yang terkena bogem mentah dari Glendale.Nick mendudukan dirinya di kursi.”Aku harus beritahu tuan Felix, soal ini!” Nick merogoh ponsel yang ada di saku celana, lalu menghubungi Felix.Tidak berapa lama, panggilan terhubung.“Tuan! Gawat tuan!” seru Nick.“Apanya yang gawat Nick! Bicara yang jelas!” sahut Felix.Nick lalu menceritakan kejadian barusan pada Felix, tanpa menambah atau mengurangi.Felix terkejut mendengar cerita Nick.“Lalu dimana kakek sekarang?” tanya Felix penuh kekhawatiran.Felix takut kakeknya berbuat nekat! “Tuan besar langsung pergi tadi.”“Bodoh! Kenapa kau tidak menyusulnya!” seru Felix menyalahkan Nick.“Ah! Ya tuan. Saya lupa maafkan saya.” Nick merutuki kebodohannya, bagaimana dia bisa melupakan hal sepenting itu.Sambungan terputus begitu saja, Nick menghela nafas kasar. Menyesali kebodohannya.____“Ada apa?” tanya Naya heran, ketika suaminya terlihat gelisah setelah menerima telepon.“Tidak ada
“Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu Naya. Sungguh! Ayah minta maaf, untuk kesalahan fatal yang telah ayah lakukan ini. Tinggalah disini, tidak usah kembali kesana. Ayah…ayah rela presdir Albert mengambil perusahaan ayah, yang penting kamu pulang. ” ucap Edoardo dengan serius.Naya mengerutkan kening, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.Bagaimana mungkin, Ayahnya meminta dia untuk tidak kembali ke rumah Felix! Atau jangan-jangan..Naya menggeleng samar.‘Tidak! Mana mungkin ayah tahu siapa Albert sebenarnya!’Naya cepat mengusir pikiran buruknya. Tapi jika bukan itu? Lalu apa yang membuat ayahnya seperti ini!“Kenapa Ayah bicara seperti itu? Bukankah Ayah yang memberikanku pada mereka?”“Bukankah Ayah senang, perusahaan Ayah sudah kembali berjaya? Lalu apa yang Ayah katakan sekarang?”“Ayah memintaku untuk tidak kembali? Mana mungkin! Dia sudah menikahiku, aku miliknya sekarang! Itukan mau kalian!” Naya menoleh, Edoardo dan Melani secara bergantian.“Ayah tahu! Ayah salah, Ayah mi
Setelah berhasil membajak ponsel Naya, Eduardo menyembunyikan ponsel itu agar tidak kembali ditemukan oleh Naya. Edoardo sengaja mematikan ponsel Naya agar Felix tidak bisa menghubunginya Naya.Entah apa yang ada pikiran Edoardo saat itu, kenapa dia sangat nekat melakukan ini! Edoardo sepertinya lupa siapa yang sedang dihadapinya saat ini!Atau memang dia sudah siap jika harus kehilangan hartanya kembali?Tidak! Itu tidak mungkin!Entah kenapa setelah pertemuannya dengan tuan Glendale siang tadi membuat Edoardo tidak tenang. Edoardo tidak tahu jika Naya berada di rumah yang berbeda dengan tuan Glendale. Yang Edoardo takutkan tuan Glendale akan memperlakukan Naya dengan tidak baik..Di kantor,Felix dan Nick baru saja selesai melakukan meeting di sebuah Cafe. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang, tadinya Felix sengaja ingin menyusul ke rumah Eduardo untuk menjemput Naya. Entah kenapa perasaan Felix dari tadi tidak enak, walau tadi pagi sudah menyuruh sopir untu
Hari sudah menjelang malam yang niat awalnya ingin istirahat sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur, bersiap-siap untuk tidur. Namun entah kenapa, Felix merasa ada sesuatu yang tidak baik terjadi pada Naya Felix merasa sangat gelisah.Felix mengambil ponsel yang berada di atas nakas lalu mencoba menghubungi Naya.Berkali-kali Felix mencoba, namun hasilnya sama nomor ponsel Naya berada di luar jangkauan.“Astaga Nay! Kenapa ponselmu tidak aktif? ucap Felix dengan cemas.Tidak mungkin, jika Naya sudah tidur karena ini masih cukup sore. Jam masih menunjukan pukul sepuluh malam.“Aku harus menyusulnya kesana! Perasaanku benar-benar tidak enak!” Setelah itu Felix langsung bangun lalu turun dari tempat tidur, mengambil jaket yang tergantung, lalu menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja setelah itu Felix langsung turun.“Loh Tuan! Anda mau ke mana? tanya Nick yang saat itu sedang berada di teras.“Ah!Kau ini mengagetkanku saja!” sahut Felix kesal.Nick terkekeh. “ Lagian Anda b
Mobil yang dikendarai Nick tiba di rumah, Nick turun lebih dulu, untuk membuka pintu mobil.“Silahkan tuan.” Nick mempersilahkan.Felix mengangguk, kemudian turun. Felix membantu Naya untuk turun dari mobil.“Felix aku bisa jalan sendiri!” pekik Naya ketika Felix menggendongnya dengan tiba-tiba.Felix menatap wajah cantik Naya, lalu tersenyum.” Biar aku menggendongmu, kamu terlihat sangat kelelahan.” sahut Felix. Setelah itu langsung melangkah masuk kedalam rumah. Tidak menghiraukan protes Naya.Pada akhirnya, Naya diam. Toh yang menggendongnya adalah suaminya.Nick,Dia langsung pergi, ada yang harus Nick lakukan diluar sana.Sampai di kamar Felix dengan sangat hati-hati menurunkan Naya di atas tempat tidur.“Tunggu disini sebentar, aku akan mengambil air hangat untuk membersihkan kakimu.” ucap Felix.Naya mengangguk kecil sebagai jawaban, setelah itu barulah Felix melangkah menuju kamar mandi.Tidak lama Felix sudah kembali dengan membawa air hangat, dalam wadah. Felix meletakkanny
Akibat salah bicara tadi membuat Felix harus sedikit membujuk Naya agar mau makan, bagaimanapun juga kesehatannya jauh lebih penting.‘’Maafkan aku! Maaf! Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya tidak ingin kau sakit nanti.’’ jelas Felix.Naya mengerucutkan bibirnya,’’ Sama saja! Kau ingin aku gendut!’’ pekik Naya.‘ Astaga! Kenapa wanita sangat baperan.’ batin Felix.‘’Yaudah! Yaudah! Aku minta maaf.’’‘’Sini biar aku suapin ya.’’ bujuk Felix.Naya yang sebenarnya memang sudah kelaparan mengangguk setuju. Dalam hitungan detik makanan itu sudah ludes dilalap Naya, berikut dengan segelas susu.Setelah semua selesai, Felix membantu Naya berganti pakaian, setelah itu membantu Naya berbaring, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh Naya.‘’Kamu istirahat ya, aku harus menghubungi Nick dulu.’’ ucap Felix, Naya mengangguk setuju. Karena memang tubuhnya terasa sangat lelah.Felix mencium kening Naya lama, sebelum dia keluar dari kamar. Setelah itu barulah Felix keluar lalu menuju rua
Felix menghela nafas panjang, ternyata perjuangan cintanya tidak cukup sampai disini. Setelah badai berhasil di lalui, nyatanya ada badai yang lebih besar yang menghantam.Felix tidak pernah menyangka jika perjalanan cintanya akan serumit ini. Baru saja masalah satu selesai kini datang masalah yang lebih besar.“Hubungi ayah mertuaku. Katakan aku ingin bertemu.” titah Felix serius.Nick menoleh.”Sekarang tuan?” “Tidak! Tahun depan juga tidak masalah.” sahut Felix ketus.“Haha..sampai di kantor nanti, aku akan menghubunginya.” jawab Nick.Karena tidak mungkin Nick menghubungi Edoardo sekarang, posisinya yang sedang mengemudi bisa saja membahayakan jika sambil bermain ponsel.Tidak lama, mobil yang dikendarai oleh Nick tiba di parkiran perusahaan. Nick turun terlebih dahulu . kemudian membukakan pintu untuk Felix.“Permisi tuan. Ada tamu yang menunggu anda ucap seorang karyawan wanita yang bertugas di resepsionis.“Siapa?” tanya Nick.“Tuan Alex, Dia menunggu disana
“Benarkah tuan?”“Tapi anda ko seperti sangat terkejut melihat presdir Albert. Bukankah dia menantu anda sekarang? Jadi sudah seharusnya tuan Albert menunjukan wajahnya pada anda tuan Edoardo.” ucap Nick, dengan tersenyum smirk.Edoardo menggeleng lemah, dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Edoardo menelan ludahnya kasar, lalu menatap Nick.” Anda benar tuan Nick. Tapi sepertinya anda salah, dia!” tunjuk Edoardo pada Felix.“Dia tidak mungkin presdir Albert! Saya tahu benar dia adalah pria miskin yang tidak berguna!” seru Edoardo.Nick menatap Edoardo dengan tajam.” Bukankah tadi anda bilang. Anda tidak mengenalnya?” tanya Nick memojokan Edoardo.“Lalu kenapa sekarang anda bicara seakan anda paling mengenal tuan Albert? Saya sungguh jadi bingung.” imbuh Nick lagi.Edoardo gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu dari Nick. Tidak mungkin juga Edoardo mengatakan jika pria di hadapannya ini adalah menatu miskinya yang di berusaha lenyapkan. Itu sama saja Edoardo menggali