Felix menenggak habis jus yang diberikan bartender, tanpa berpikir buruk. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah ingin cepat keluar dari tempat ini.Berbeda dengan Felix, Vanya tersenyum kecil kala melihat Gio menenggak habis minumannya.‘Dalam hitungan menit, kau akan jadi milikku Felix!’Dan benar saja, tiba-tiba Felix merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tubuhnya terasa panas padahal di dalam ruangan yang cukup dingin.“Kamu kenapa?” Vanya bertanya seolah tidak tahu apa yang sedang terjadi Felix. Tangan Vanya berusaha memegang tangan Felix.“Tidak apa-apa! Maaf aku harus pergi!” ucap Felix menyingkirkan tangan Vanya.“Kau mau kemana bahkan pesta ini belum mulai.” cegah Vanya. Entah kenapa suara Vanya terdengar mendayu-dayu di telinga Felix sehingga menghadirkan hasrat yang sangat besar apalagi saat melihat bibi Vanya ketika berbicara. Ah! Sungguh ingin menerkamnya saat ini juga. Jakun Felix sampai naik turun menelan ludahnya sendiri.Melihat mangsanya sudah mulai masuk dalam p
Naya! Sayang tolong aku.’’ Ucap Felix dengan suara parau, ketika melihat Naya masuk kedalam kamar hotel.Naya langsung berlari menghampiri suaminya yang sedang gelisah di atas tempat tidur.‘’Lakukan apa yang harus kamu lakukan sayang. Nick sudah menjelaskan padaku tadi.’’ Sahut Naya.Ya, di lift tadi Nick sudah menjelaskan apa yang terjadi dengan Felix, dan hanya Naya lah yang bisa menolongnya.Felix sudah mulai hilang kesadaran, Dia langsung menyerang Naya dengan membabi buta, Naya hanya bisa pasrah dan berusaha mengimbangi permainan suaminya.Tidak ada lagi permainan lembut seperti biasanya. Dengan rakus Felix melahap bibir Naya tangannya pun sudah bergerak kesana kemari menyusuri setiap lekuk tubuh Naya.Entah sejak kapan mereka melepas pakaian, hingga saat ini keduanya sudah polos. Felix merangkak tubuh di atas tubuh Naya, melebarkan paha Naya dan memposisikan dirinya disana. Dengan sekali hentakan seua milik Felix sudah masuk kedalam milik Naya, denagan kekuatan penuh felix me
Pukul sepuluh pagi Felix chek out dari hotel, Felix menyuruh Nick untuk pulang terlebih dahulu. Mereka harus membersihkan diri dan berganti pakaian.Kurang dari tiga puluh menit mobil yang di kendarai Nick sudah terparkir di halaman rumah. Namun mereka terkejut saat melihat mobil yang begitu mereka kenal sudah terparkir cantik di garasi bersama satu mobil lainnya yang Nick maupun Felix tidak mengenalnya.‘’ Tuan.’’ Ucap Nick menoleh pada Felix yang langsung menganggukan kepala seakan mengerti kerisauan Nick.Naya pun menatap kedua pria yang berada di sampingnya.’’ Sepertinya ada tamu. Apa kalian tahu siapa yang datang?’’ Tanya Naya.Felix diam sebentar lalu mengangguk pelan.’’ Sepertinya kakek yang datang.’’ Sahut Felix.Mata Naya membulat sempurna saking terkejutnya.’’Ya ampun, lalu aku harus bagaimana? Aku..aku sangat gugup. Aku takut.’’ Ucap Naya, terlihat jelas kekhawatiran di wajahnya.‘’ Tidak perlu takut, aku ada bersama mu.’’‘’Ayo lebih baik kita masuk sekarang.’’ Ajak Felix
Nick mengerti arti panggilan tuannya, dia maju satu langkah mendekat pada Felix. ‘’Iya tuan.’’ sahut Nick, Felix menoleh ke samping dimana Nick berada.‘’ Tunjukan video yang kita dapat tadi.’’ titah Felix, membuat Vanya dan Alex memucat seketika.‘Vidio? Video apa maksudnya? Apa mungkin rekaman cctv? Tapi sepertinya tidak mungkin, karena rekaman malam itu sudah aku musnahkan.’ batin Vanya dengan penuh keyakinan.‘’Baik tuan.’’ Nick merogoh ponselnya dari saku celana, mengutak atik sebentar lalu menyerahkannya pada Felix.Felix tersenyum penuh kemenangan, untung saja pertemuan dengan anak buah Nick dipercepat. Mereka bertemu tadi ketika Felix pulang dari hotel, dan ternyata ini ada gunanya juga.Felix menekan tombol play, seketika rekaman cctv diputar dengan ponsel diarahkan pada ketiga orang di hadapannya.Mata Vanya membulat tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat.Bagaimana mungkin bukti itu sampai pada tangan Felix? Bukankah semalam pelayan itu sudah memusnahkannya?Ah
Setelah mendengar cerita dan penjelasan Felix kenapa dia diam tidak menceritakan masalah tersebut padanya, membuat Naya sedikit melunak. Kini hanya isak tangis darinya yang terdengar.Felix bangun lalu duduk di samping Naya, merengkuh wanita itu ke dalam pelukannya. “Kau harus percaya pada ku Naya. Dulu maupun sekarang ataupun nanti, aku selalu mencintaimu.” ucap Felix.Tidak ada sahutan apapun dari Naya, namun Felix yakin jika istrinya itu percaya dengannya. Hingga beberapa saat lamanya keduanya dalam posisi itu, sampai Naya benar-benar tenang.Setelah dirasa cukup tenang Naya mengurai pelukannya. Lalu bergerak bangun, hal itu membuat Felix siaga dan langsung memegang tangan Naya.“Mau kemana Nay?” tanyanya penuh kewaspadaan.“Ke kamar mandi.” sahut Naya datar. Masih ada rasa kecewa dalam diri Naya, walau sebenarnya dia percaya percaya dengan ucapan suaminya itu.Felix mengangguk, lalu melepaskan tangannya. Membiarkan wanitanya itu berlalu masuk kedalam kamar mandi.Setelah memas
Semakin hari permasalahan yang ada semakin pelik, Glendale semakin menunjukan rasa tidak sukanya pada Naya. Bahkan saking bencinya Glendale pada wanita itu, dia melakukan berbagai cara untuk menjauhkan Naya dari Felix. Pernah suatu hari Glendale hampir mencelakai cucu menantunya itu.“Permisi non, ini ada paket.” panggil bibi di depan pintu kamar majikannya itu. Sebelumnya bibi sudah mengetuk pintu terlebih dulu.Ceklek!Tidak lama pintu terbuka, munculah Naya dari dalam dengan hanya menggunakan jubah mandi.“Paket dari siapa bi?” Naya bertanya dengan heran, karena dia tidak merasa memesan makanan secara online.“Kata nya paket dari tuan nona.” sahut bibi, sesuai apa yang dikatakan kurir tadi.Naya mengernyit heran tidak biasanya Felix pesan makanan tanpa konfirmasi dulu dengannya. Tapi ya sudahlah, biar Naya tanya saja nanti.“Oh, baiklah bi. Terimakasih.” timpal Naya, meraih paperbag yang di sodorkan bibi.“Kalau begitu saya pamit ke bawah non.” pamitnya, yang langsung di angguki
“Bagaimana keadaan Naya sekarang?” tanya Felix yang baru saja tiba. “Nona sedang ditangani dokter tuan.” sahut bibi.“Bagaimana bisa ini terjadi?!” bentaknya marah.Felix lalu menoleh menatap tajam penjaga.“Bodoh! Apa saja yang kau lakukan. Hah! Bagaimana bisa kau ceroboh!” teriaknya marah.“Sabar tuan, ini di rumah sakit. Jangan sampai kita ditegur karena membuat keributan.” tegur Nick.“Bagaimana aku bisa sabar. Hah!” “Nyawa istriku sedang dalam bahaya!”“Menjaga satu orang saja tidak becus!” Bibi dan penjaga hanya menundukan wajah takut.“Maafkan atas kecerobohan saya tuan.” icap si penjaga dengan terus menunduk takut, tidak berani menatap Felix sama sekali.“Apa katamu! Maaf!” Felix menarik kerah penjaga.“Apa kau bisa menjamin nyawa istriku dengan maafmu!” seru Felix.“Keluarga pasien atas nama Naya.” suara suster yang baru saja muncul dari dalam.Bruk! Felix melepaskan cengkraman tangan dengan kuat, sehingga membuat penjaga terhuyung ke belakang menabrak kursi.“Saya suam
Felix yang terkejut membuat tubuhnya limbung seketika, hampir saja dia ambruk jika tidak ditahan oleh Nick.Felix tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Naya, jika telat mendapatkan penangan dokter.Nick membawa Felix untuk duduk di sofa, kemudian mengambil botol air mineral yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.“Minum dulu tuan.” titah Nick menyodorkan botol yang telah dia buka tutupnya terlebih dahulu.Dengan tangan yang masih bergetar, Felix menerima botol air tersebut kemudian menenggaknya hingga tandas.“Apa hasil lab ini tidak tertukar dok?” tanya Nick memastikan.Dokter menggeleng yakin.”Tidak tuan, itu benar hasil lab dari sampel makanan yang anda bawa.” “Untung saja nona dibawa tepat waktu, telat sedikit saja. Kami tidak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkannya.” jelasnya.“Apa ada efek samping yang akan terjadi dengan nona Naya?”“Saat ini kondisi nona Naya masih dalam pemantauan kami tim dokter. Namun saya tidak bisa memastikan sekarang. Kita bisa tahu ji