Mobil yang dikendarai Nick tiba di rumah, Nick turun lebih dulu, untuk membuka pintu mobil.“Silahkan tuan.” Nick mempersilahkan.Felix mengangguk, kemudian turun. Felix membantu Naya untuk turun dari mobil.“Felix aku bisa jalan sendiri!” pekik Naya ketika Felix menggendongnya dengan tiba-tiba.Felix menatap wajah cantik Naya, lalu tersenyum.” Biar aku menggendongmu, kamu terlihat sangat kelelahan.” sahut Felix. Setelah itu langsung melangkah masuk kedalam rumah. Tidak menghiraukan protes Naya.Pada akhirnya, Naya diam. Toh yang menggendongnya adalah suaminya.Nick,Dia langsung pergi, ada yang harus Nick lakukan diluar sana.Sampai di kamar Felix dengan sangat hati-hati menurunkan Naya di atas tempat tidur.“Tunggu disini sebentar, aku akan mengambil air hangat untuk membersihkan kakimu.” ucap Felix.Naya mengangguk kecil sebagai jawaban, setelah itu barulah Felix melangkah menuju kamar mandi.Tidak lama Felix sudah kembali dengan membawa air hangat, dalam wadah. Felix meletakkanny
Akibat salah bicara tadi membuat Felix harus sedikit membujuk Naya agar mau makan, bagaimanapun juga kesehatannya jauh lebih penting.‘’Maafkan aku! Maaf! Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya tidak ingin kau sakit nanti.’’ jelas Felix.Naya mengerucutkan bibirnya,’’ Sama saja! Kau ingin aku gendut!’’ pekik Naya.‘ Astaga! Kenapa wanita sangat baperan.’ batin Felix.‘’Yaudah! Yaudah! Aku minta maaf.’’‘’Sini biar aku suapin ya.’’ bujuk Felix.Naya yang sebenarnya memang sudah kelaparan mengangguk setuju. Dalam hitungan detik makanan itu sudah ludes dilalap Naya, berikut dengan segelas susu.Setelah semua selesai, Felix membantu Naya berganti pakaian, setelah itu membantu Naya berbaring, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh Naya.‘’Kamu istirahat ya, aku harus menghubungi Nick dulu.’’ ucap Felix, Naya mengangguk setuju. Karena memang tubuhnya terasa sangat lelah.Felix mencium kening Naya lama, sebelum dia keluar dari kamar. Setelah itu barulah Felix keluar lalu menuju rua
Felix menghela nafas panjang, ternyata perjuangan cintanya tidak cukup sampai disini. Setelah badai berhasil di lalui, nyatanya ada badai yang lebih besar yang menghantam.Felix tidak pernah menyangka jika perjalanan cintanya akan serumit ini. Baru saja masalah satu selesai kini datang masalah yang lebih besar.“Hubungi ayah mertuaku. Katakan aku ingin bertemu.” titah Felix serius.Nick menoleh.”Sekarang tuan?” “Tidak! Tahun depan juga tidak masalah.” sahut Felix ketus.“Haha..sampai di kantor nanti, aku akan menghubunginya.” jawab Nick.Karena tidak mungkin Nick menghubungi Edoardo sekarang, posisinya yang sedang mengemudi bisa saja membahayakan jika sambil bermain ponsel.Tidak lama, mobil yang dikendarai oleh Nick tiba di parkiran perusahaan. Nick turun terlebih dahulu . kemudian membukakan pintu untuk Felix.“Permisi tuan. Ada tamu yang menunggu anda ucap seorang karyawan wanita yang bertugas di resepsionis.“Siapa?” tanya Nick.“Tuan Alex, Dia menunggu disana
“Benarkah tuan?”“Tapi anda ko seperti sangat terkejut melihat presdir Albert. Bukankah dia menantu anda sekarang? Jadi sudah seharusnya tuan Albert menunjukan wajahnya pada anda tuan Edoardo.” ucap Nick, dengan tersenyum smirk.Edoardo menggeleng lemah, dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Edoardo menelan ludahnya kasar, lalu menatap Nick.” Anda benar tuan Nick. Tapi sepertinya anda salah, dia!” tunjuk Edoardo pada Felix.“Dia tidak mungkin presdir Albert! Saya tahu benar dia adalah pria miskin yang tidak berguna!” seru Edoardo.Nick menatap Edoardo dengan tajam.” Bukankah tadi anda bilang. Anda tidak mengenalnya?” tanya Nick memojokan Edoardo.“Lalu kenapa sekarang anda bicara seakan anda paling mengenal tuan Albert? Saya sungguh jadi bingung.” imbuh Nick lagi.Edoardo gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu dari Nick. Tidak mungkin juga Edoardo mengatakan jika pria di hadapannya ini adalah menatu miskinya yang di berusaha lenyapkan. Itu sama saja Edoardo menggali
Felix menenggak habis jus yang diberikan bartender, tanpa berpikir buruk. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah ingin cepat keluar dari tempat ini.Berbeda dengan Felix, Vanya tersenyum kecil kala melihat Gio menenggak habis minumannya.‘Dalam hitungan menit, kau akan jadi milikku Felix!’Dan benar saja, tiba-tiba Felix merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tubuhnya terasa panas padahal di dalam ruangan yang cukup dingin.“Kamu kenapa?” Vanya bertanya seolah tidak tahu apa yang sedang terjadi Felix. Tangan Vanya berusaha memegang tangan Felix.“Tidak apa-apa! Maaf aku harus pergi!” ucap Felix menyingkirkan tangan Vanya.“Kau mau kemana bahkan pesta ini belum mulai.” cegah Vanya. Entah kenapa suara Vanya terdengar mendayu-dayu di telinga Felix sehingga menghadirkan hasrat yang sangat besar apalagi saat melihat bibi Vanya ketika berbicara. Ah! Sungguh ingin menerkamnya saat ini juga. Jakun Felix sampai naik turun menelan ludahnya sendiri.Melihat mangsanya sudah mulai masuk dalam p
Naya! Sayang tolong aku.’’ Ucap Felix dengan suara parau, ketika melihat Naya masuk kedalam kamar hotel.Naya langsung berlari menghampiri suaminya yang sedang gelisah di atas tempat tidur.‘’Lakukan apa yang harus kamu lakukan sayang. Nick sudah menjelaskan padaku tadi.’’ Sahut Naya.Ya, di lift tadi Nick sudah menjelaskan apa yang terjadi dengan Felix, dan hanya Naya lah yang bisa menolongnya.Felix sudah mulai hilang kesadaran, Dia langsung menyerang Naya dengan membabi buta, Naya hanya bisa pasrah dan berusaha mengimbangi permainan suaminya.Tidak ada lagi permainan lembut seperti biasanya. Dengan rakus Felix melahap bibir Naya tangannya pun sudah bergerak kesana kemari menyusuri setiap lekuk tubuh Naya.Entah sejak kapan mereka melepas pakaian, hingga saat ini keduanya sudah polos. Felix merangkak tubuh di atas tubuh Naya, melebarkan paha Naya dan memposisikan dirinya disana. Dengan sekali hentakan seua milik Felix sudah masuk kedalam milik Naya, denagan kekuatan penuh felix me
Pukul sepuluh pagi Felix chek out dari hotel, Felix menyuruh Nick untuk pulang terlebih dahulu. Mereka harus membersihkan diri dan berganti pakaian.Kurang dari tiga puluh menit mobil yang di kendarai Nick sudah terparkir di halaman rumah. Namun mereka terkejut saat melihat mobil yang begitu mereka kenal sudah terparkir cantik di garasi bersama satu mobil lainnya yang Nick maupun Felix tidak mengenalnya.‘’ Tuan.’’ Ucap Nick menoleh pada Felix yang langsung menganggukan kepala seakan mengerti kerisauan Nick.Naya pun menatap kedua pria yang berada di sampingnya.’’ Sepertinya ada tamu. Apa kalian tahu siapa yang datang?’’ Tanya Naya.Felix diam sebentar lalu mengangguk pelan.’’ Sepertinya kakek yang datang.’’ Sahut Felix.Mata Naya membulat sempurna saking terkejutnya.’’Ya ampun, lalu aku harus bagaimana? Aku..aku sangat gugup. Aku takut.’’ Ucap Naya, terlihat jelas kekhawatiran di wajahnya.‘’ Tidak perlu takut, aku ada bersama mu.’’‘’Ayo lebih baik kita masuk sekarang.’’ Ajak Felix
Nick mengerti arti panggilan tuannya, dia maju satu langkah mendekat pada Felix. ‘’Iya tuan.’’ sahut Nick, Felix menoleh ke samping dimana Nick berada.‘’ Tunjukan video yang kita dapat tadi.’’ titah Felix, membuat Vanya dan Alex memucat seketika.‘Vidio? Video apa maksudnya? Apa mungkin rekaman cctv? Tapi sepertinya tidak mungkin, karena rekaman malam itu sudah aku musnahkan.’ batin Vanya dengan penuh keyakinan.‘’Baik tuan.’’ Nick merogoh ponselnya dari saku celana, mengutak atik sebentar lalu menyerahkannya pada Felix.Felix tersenyum penuh kemenangan, untung saja pertemuan dengan anak buah Nick dipercepat. Mereka bertemu tadi ketika Felix pulang dari hotel, dan ternyata ini ada gunanya juga.Felix menekan tombol play, seketika rekaman cctv diputar dengan ponsel diarahkan pada ketiga orang di hadapannya.Mata Vanya membulat tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat.Bagaimana mungkin bukti itu sampai pada tangan Felix? Bukankah semalam pelayan itu sudah memusnahkannya?Ah
“Katakan padanya siapa wanita yang si bodoh itu penjarakan!” bentak Alex pada wanita yang baru saja dia hempaskan dengan telah membuka kain yang disumpalkan pada mulut si wanita. Hiks!“Tolong lepaskan aku Alex.” Wanita itu menangis memohon. Namun bukannya terketuk hati Alex, yang ada Alex malah semakin menatap wanita itu dengan tajam.“Cepat katakan! Rahasia besar yang akan menghancurkan keluarga ini! Haha…” teriaknya.Sonya menatap Felix dan Glendale secara bersamaan.“Tuan Glendale, presdir Albert saya… ingin mengatakan sebuah rahasia yang selama ini saya simpan.” ucap Sonya.Ya. Wanita yang di sekap oleh Alex yaitu Sonya istrinya sendiri.“Katakan padaku. Apa yang anda ketahui nyonya?” tanya Felix mewakili Glendale yang duduk tidak berdaya.“Vanya adalah anak Adrian hasil dari hubungan gelap kami.” Duar!Glendale menggeleng kuat. Dunianya seakan hancur saat itu juga. Putra kebanggaannya tidak akan pernah melakukan hal semengijikan itu.“Anda jangan bohong! Apa maksud anda meng
“Kalian ini, bercandanya tidak lucu.” jawab Edoardo sambil terkekeh.Felix melirik Nick yang sama sedang meliriknya.“Tapi aku serius ayah mertua.” ucap Felix.“Benar tuan. Apa yang dikatakan tuan Albert, aku ingin melamar Embun untuk jadi istriku.” Nick ikut menimpali setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya langsung pada Edoardo.“Tunggu-tunggu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Memang sejak kapan anda pacaran dengan putri saya tuan Nick?” tanya Edoardo dengan wajah bingung. Di tidak pernah tahu atau mendengar rumor tentang Nick dan Embun, sekarang tiba-tiba pria itu datang melamar.“Tadi sore.” celetuk Nick yang membuat Edoardo dan Felix menatapnya dengan melongo.Sedangkan Embun yang bersembunyi di belakang tembok sana, menepuk jidatnya mendengar celetukan Nick.‘Astaga! Kulkas nih ya benar-benar dah ah!’ batin Felix mengerutuki Nick.“Sebentar. Apa aku tidak salah dengar? Kau baru sore tadi pacaran dan sekarang….” Edoardo melihat arloji di pergelangan
“Hah! Maksudnya?” Nick tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Felix.Dia datang kemari untuk curhat malah dia yang dibuat terkejut dengan kelakuan random tuannya itu.Felix menuntun membawa Nick duduk di sofa, lalu dia pun ikut duduk di samping asistennya itu.“Aku paham. Kau patah hati bukan, karena ditolak oleh Embun atau? Tidak direstui?”Nick tergelak.”Haha…anda salah tuan. Aku datang kemari membawa membawa kabar bahagia.”“Sebentar lagi aku akan menikah tuan. Menikah.” Nick mempertegas ucapannya.“Benarkah? Wanita mana yang apes mendapatkan kulkas macam ini.” ledek Felix, jauh di lubuk hatinya Felix ikut bahagia atas kabar yang disampaikan Nick.“Kau ini. Tentu saja Embun. Siapa lagi.” sahut Nick dengan rada kesal.Walaupun suka menggoda Nick, Felix mengucapkan selamat disertai doa untuk pasangan baru ini.Wah. Jika istrinya tahu bisa heboh! Dan dia harus tahu.Felix meminta Nick untuk menunggu di ruang tamu, pria itu beralasan untuk pergi mandi sebentar setelah itu melanjut
Embun mengarahkan pandangannya sisi lain, dia tidak ingin Nick melihatnya yang tersipu. Jujur Embun merasa pertemuanku kali ini terasa sedang berkencan dan ini yang pertama kalinya untuk gadis itu. Ketika masih bekerja sebagai asisten Nick mereka memang sering makan berdua di cafe, tapi kali ini Embun merasakan sesuatu yang berbeda. Awalnya mereka ngobrol-ngobrol biasa bercerita tentang masa awal keduanya bertemu. Gelak tawa pun tidak lepas dari bibir keduanya. Namun lama kelamaan obrolan mereka mengarah pada hal yang lebih serius.Nick menghadap Embun, menatap wanita itu dalam. Perlahan tangan Nick menyentuh tangan Embun lalu menggenggamnya. Mendapat perlakuan seperti itu, jantung Embun kembali berdisko, gadis itu menundukan kepala tidak berani menatap Nick yang sedang menatapnya tanpa berkedip.“Embun. Ayo menikah.” ucap Nick dengan mantap. Butuh mental yang cukup untuk Nick mengatakan satu kalimat itu.Embun mendongak, menatap Nick dalam, gadis itu sedang mencari kebohongan di
Satu persatu masalah selesai, kini kehidupan mereka sudah berjalan dengan seperti biasa. Felix kini sudah aktif kembali di perusahaan dan Nick selalu setia menemani sang presdir.Nick merasa kehilangan Embun setelah gadis tidak lagi bekerja atas permintaan Edoardo. “Woy! Melamun aja. Galau.” Ledek Felix ketika pria itu masuk kedalam ruangan Nick.Nick melirik sekilas.”Ck! Anda mengagetkan ku saja tuan.” ucap Nick berdecak sebal.Felix terkekeh, kemudian pria itu duduk di kursi yang berhadapan di hadapan Nick.“Kenapa tuh muka, ditekuk mulu?” Felix kembali bertanya, semenjak tidak ada Embun Nick sering murung.“Tidak apa tuan.” “Sudahlah. Kau tidak perlu bohong dengan ku. Kau menyukai Embunkan?”“Ck! Anda sok tahu.” “Tentu saja aku tau, terlihat tuh dari wajah. Dilipat mulu kaya kaya kanebo. Bilang kalau memang suka kenapa harus dipendam. Kau takut dengan mertuaku?” tanya Felix dengan penuh selidik. Padahal jika memang Nick menyukai Embun, Felix malah mendukung. Tidak perlu ada yan
Semua orang terperangah menatap gadis yang diperkenalkan Edoardo. Semua perkiraan mereka salah, seketika suasana hening kembali semua orang hanyut dalam pemikirannya masing-masing.Sejak kapan Edoardo memiliki dua putri? Namun semua terjawab ketika Edoardo menjelaskan secara detail kejadian demi kejadian di masa lalu, seketika suasana pesta menjadi mengharu biru, semua orang begitu terharu terutama kaum ibu-ibu.“Jadi begitu, saya begitu bersyukur hari ini bisa dipertemukan kembali dengan putri kami yang telah lama hilang. Mungkin hanya itu saja, terima kasih sudah mau mendengarkan berita bahagia ini.” Edoardo mengakhiri ceritanya.Setelah acara baby Zayyan, Zayyen usai, banyak yang memberikan ucapan selamat pada mereka. Hari sudah gelap ketika pesta benar-benar usai, para tamu undangan sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Kini di rumah itu hanya ada anak buah Nick dan pelayan yang sedang membereskan sisa pesta tadi. Nick pun tidak kalah sibuk saat ini.“Tuan. Minumlah dulu.”
“Maksud ibu apa?!” seru Naya dari balik pintu, wanita itu begitu terkejut dengan penuturan sang ibu. Felix yang berada di samping Naya juga tidak kalah terkejutnya. Nick, pria itu juga terkejut, saking kagetnya Nick hanya diam menatap kedepan tanpa mampu berkata-kata.Mendengar seruan Naya, Melani mendongak menatap putrinya itu, lalu bangun melangkah menghampiri Naya.“Embun. Sayang. Embun adalah adikmu yang hilang dua puluh tahun yang lalu.” jelas Melani, membuat mata Naya melotot tidak percaya.Naya menggeleng kuat. Bagaimana bisa?Sedangkan dari kecil dia tidak memiliki adik, lalu sekarang? Melihat reaksi Naya hanya diam, Melani menuntun wanita itu lalu mengajaknya duduk di samping Embun.Naya yang masih syok hanya menurut, Melani tampak mencari sesuatu dalam tasnya.“Lihat ini sayang.” Melani menunjukan sebuah foto pada mereka terutama Naya.“Ini adalah kamu saat umur satu tahun dan ini” Melani menunjuk satu bayi lagi.“Ini adalah Mila adik kamu yang hilang. Lalu ini.” Melani
Hari ini akan diadakan pesta menyambut kelahiran baby Zayyan dan baby Zayyen. Nick dan Embun menjadi orang tersibuk dalam menyiapkan pesta ini. Mulai dari mencari WO mencari pernak pernik untuk dekorasi sampai hidangan semua di serahkan pada Nick dan Embun. Namun tidak ada wajah lelah di kedua orang tersebut, semua menyiapkannya dengan hati yang bahagia. Rumah megah berlantai dua ini, bagian lantai dasar yang menjadi tempat acara sudah di dekor dengan begitu indah dengan konsep serba biru. Para tamu undangan pun sudah mulai berdatangan.Di kamar baby Zayyan dan Zayyen Melani, Naya di bantu Embun sedang mempersiapkan baby Zayyan dan Zayyen.“Ah. Tuan muda kenapa anda sangat lucu.” ucap Embun dengan gemas. Bayi yang baru berusia tujuh hari, diberi kostum pangeran dengan warna biru. Ah. Itu terlihat sangat lucu!“Iya dong tante. Aku kan memang menggemaskan. Sejak lahir.” sahut Naya, dengan menirukan suara anak kecil. Ketiga wanita itu tergelak tertawa bersama. Sedari tadi Melani t
“Eh. Nyonya ada apa? Kenapa malah bengong di situ?” Suara Embun membuyarkan lamunan Melani dari keterkejutannya.Melani terkesikap, lalu melangkah pelan menghampiri Embun.“Bagaimana apa kamu sudah lebih baik?” Melani balik bertanya.Embun tersenyum lalu mengangguk pelan.” Ini sudah jauh lebih baik nyonya.” ‘Apa benar yang aku lihat barusan? Kenapa tanda itu?’ batin Melani masih bertanya-tanya. Ingin bertanya langsung pada Embun pun rasanya sungkan.“Nyonya.” panggil Embun lagi.“Eh. Iya, ah. Syukurlah kalau kau sudah lebih baik.”“Oh. Iya, aku kemari hanya ingin memberi tahu, jika Naya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.” jelas Melani, kemudian wanita itu duduk di kursi yang menghadap ranjang di mana Embun terbaring. Melani menatap Embun dalam, tangannya menggenggam gadis itu. Entah Melani merasakan sesuatu, tapi entah apa. Melani hanya pernah bertemu dengan Embun dua kali yaitu pada saat acara resepsi pernikahan Naya dan sekarang. Tapi merasa dekat seperti sudah lama kenal.T