Tanpa Felix sadari, setiap pergerakannya tidak luput dari pantauan sang kakek yaitu tuan besar Glendale. Apapun yang Felix lakukan akan ada laporan.Seperti pagi ini, anak buah Glendale yang di tugaskannya untuk menguntit Felix menelepon.“Ya. Bagaimana?” tanya Glendale, saat panggilan terhubung.“Sesuai dengan perintah anda tuan. Saya sudah mengikuti tuan muda dan ternyata benar, di rumah ini ada seorang wanita yang bernama Naya. Saya mendengarnya semalam.” lapornya.“Lanjutkan! Lakukan sesuai perintah saya! Dan satu lagi! Jangan sampai Felix atau Nick tahu keberadaanmu.” ucap Glendale, memberikan ultimatum.Setelah itu, Glendale mematikan sambungan telepon. Glendale sudah memperkirakan hal ini. Sifat Felix sama dengan papa nya yaitu Adrian. Mereka memiliki kesamaan yaitu keras kepala dan pantang menyerah.“Permisi tuan. Ada tamu.” ucap pelayan gang menghampiri Glendale di taman belakang. Ya. Glendale suka menghabiskan waktunya disana, apalagi saat pagi dan sore hari. “Siapa?” tany
Nick mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menjatuhkan bobot tubuhnya pada kursi di ruang tunggu.Nick merogoh ponsel yang ada di saku celana, pertama Nick menghubungi sekretarisnya di kantor, untuk mengundur waktu meeting. Setelah itu baru Nick menghubungi Felix.“Iya. Nick! Ada apa?” tanya Felix di seberang sana.“Maaf mengganggu tuan. Hari ini saya tidak bisa pergi ke kantor, saya sedang berada di rumah sakit sekarang.” Jelas Nick.“Hah! Kau sakit?” terdengar suara kepanikan dari Felix.“Bukan aku yang sakit.”“Terus?”“Tadi tidak sengaja, aku menabrak pemotor tuan.” jelas Nick lagi.“Astaga! Nick! Serlok sekarang, aku akan segera menyusulmu.” Felix bergegas bangun dari tidurnya.“Tidak tuan. Tidak perlu, lebih baik anda di rumah menikmati waktu bersama nona. Aku bisa menghandle ini.” tolak Nick.“Keluarga pasien.” panggil suster.Nick menoleh,” Saya sus.” sahut Nick. Sedikit menjauhkan ponselnya.Kemudian Nick kembali pada ponselnya.“Tuan. Sudah dulu, suster memanggilku.” pamit
Nick langsung putar balik, setelah mengantar Embun pulang. Sungguh Nick tidak menyangka jika gadis secantik dan semanis Embun bekerja sebagai Ojol dan tinggal di kosan kumuh. Membayangkannya saja Nick sudah merasa pengap, apalagi jika tinggal di dalamnya.Kali ini Nick melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak ingin hal yang sama terulang kembali.____“Ada apa dengan Nick?” tanya Naya.“Nick, nabrak orang di jalan.” sahut Felix singkat.Naya terkejut.” Terus bagaimana keadaannya? Kamu tidak menyusul Nick? Barangkali dia tubuh teman.” celoteh Naya.Felix menoleh, lalu menepuk kasur kosong di sebelahnya.“Aku sudah mengatakan itu padanya, tapi dia bilang. Aku suruh di kamar saja menemanimu.” sahut Felix, dengan menaik turunkan alisnya.“Mana ada seperti itu! Kenapa sekarang kamu menjadi mesum?” tanya Naya dengan menatap Felix.“Tidak apalah! Mesum dengan istri sendiri.” Felix sudah beringsung ke sebelah, lalu memeluk Naya dari belakang.Bukan hanya itu, namun tangannya juga sud
“Apes! Apes!” gurutu Nick, sambil mengelus bagian tubuhnya yang terkena bogem mentah dari Glendale.Nick mendudukan dirinya di kursi.”Aku harus beritahu tuan Felix, soal ini!” Nick merogoh ponsel yang ada di saku celana, lalu menghubungi Felix.Tidak berapa lama, panggilan terhubung.“Tuan! Gawat tuan!” seru Nick.“Apanya yang gawat Nick! Bicara yang jelas!” sahut Felix.Nick lalu menceritakan kejadian barusan pada Felix, tanpa menambah atau mengurangi.Felix terkejut mendengar cerita Nick.“Lalu dimana kakek sekarang?” tanya Felix penuh kekhawatiran.Felix takut kakeknya berbuat nekat! “Tuan besar langsung pergi tadi.”“Bodoh! Kenapa kau tidak menyusulnya!” seru Felix menyalahkan Nick.“Ah! Ya tuan. Saya lupa maafkan saya.” Nick merutuki kebodohannya, bagaimana dia bisa melupakan hal sepenting itu.Sambungan terputus begitu saja, Nick menghela nafas kasar. Menyesali kebodohannya.____“Ada apa?” tanya Naya heran, ketika suaminya terlihat gelisah setelah menerima telepon.“Tidak ada
“Ayah benar-benar mengkhawatirkanmu Naya. Sungguh! Ayah minta maaf, untuk kesalahan fatal yang telah ayah lakukan ini. Tinggalah disini, tidak usah kembali kesana. Ayah…ayah rela presdir Albert mengambil perusahaan ayah, yang penting kamu pulang. ” ucap Edoardo dengan serius.Naya mengerutkan kening, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.Bagaimana mungkin, Ayahnya meminta dia untuk tidak kembali ke rumah Felix! Atau jangan-jangan..Naya menggeleng samar.‘Tidak! Mana mungkin ayah tahu siapa Albert sebenarnya!’Naya cepat mengusir pikiran buruknya. Tapi jika bukan itu? Lalu apa yang membuat ayahnya seperti ini!“Kenapa Ayah bicara seperti itu? Bukankah Ayah yang memberikanku pada mereka?”“Bukankah Ayah senang, perusahaan Ayah sudah kembali berjaya? Lalu apa yang Ayah katakan sekarang?”“Ayah memintaku untuk tidak kembali? Mana mungkin! Dia sudah menikahiku, aku miliknya sekarang! Itukan mau kalian!” Naya menoleh, Edoardo dan Melani secara bergantian.“Ayah tahu! Ayah salah, Ayah mi
Setelah berhasil membajak ponsel Naya, Eduardo menyembunyikan ponsel itu agar tidak kembali ditemukan oleh Naya. Edoardo sengaja mematikan ponsel Naya agar Felix tidak bisa menghubunginya Naya.Entah apa yang ada pikiran Edoardo saat itu, kenapa dia sangat nekat melakukan ini! Edoardo sepertinya lupa siapa yang sedang dihadapinya saat ini!Atau memang dia sudah siap jika harus kehilangan hartanya kembali?Tidak! Itu tidak mungkin!Entah kenapa setelah pertemuannya dengan tuan Glendale siang tadi membuat Edoardo tidak tenang. Edoardo tidak tahu jika Naya berada di rumah yang berbeda dengan tuan Glendale. Yang Edoardo takutkan tuan Glendale akan memperlakukan Naya dengan tidak baik..Di kantor,Felix dan Nick baru saja selesai melakukan meeting di sebuah Cafe. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang, tadinya Felix sengaja ingin menyusul ke rumah Eduardo untuk menjemput Naya. Entah kenapa perasaan Felix dari tadi tidak enak, walau tadi pagi sudah menyuruh sopir untu
Hari sudah menjelang malam yang niat awalnya ingin istirahat sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur, bersiap-siap untuk tidur. Namun entah kenapa, Felix merasa ada sesuatu yang tidak baik terjadi pada Naya Felix merasa sangat gelisah.Felix mengambil ponsel yang berada di atas nakas lalu mencoba menghubungi Naya.Berkali-kali Felix mencoba, namun hasilnya sama nomor ponsel Naya berada di luar jangkauan.“Astaga Nay! Kenapa ponselmu tidak aktif? ucap Felix dengan cemas.Tidak mungkin, jika Naya sudah tidur karena ini masih cukup sore. Jam masih menunjukan pukul sepuluh malam.“Aku harus menyusulnya kesana! Perasaanku benar-benar tidak enak!” Setelah itu Felix langsung bangun lalu turun dari tempat tidur, mengambil jaket yang tergantung, lalu menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja setelah itu Felix langsung turun.“Loh Tuan! Anda mau ke mana? tanya Nick yang saat itu sedang berada di teras.“Ah!Kau ini mengagetkanku saja!” sahut Felix kesal.Nick terkekeh. “ Lagian Anda b
Mobil yang dikendarai Nick tiba di rumah, Nick turun lebih dulu, untuk membuka pintu mobil.“Silahkan tuan.” Nick mempersilahkan.Felix mengangguk, kemudian turun. Felix membantu Naya untuk turun dari mobil.“Felix aku bisa jalan sendiri!” pekik Naya ketika Felix menggendongnya dengan tiba-tiba.Felix menatap wajah cantik Naya, lalu tersenyum.” Biar aku menggendongmu, kamu terlihat sangat kelelahan.” sahut Felix. Setelah itu langsung melangkah masuk kedalam rumah. Tidak menghiraukan protes Naya.Pada akhirnya, Naya diam. Toh yang menggendongnya adalah suaminya.Nick,Dia langsung pergi, ada yang harus Nick lakukan diluar sana.Sampai di kamar Felix dengan sangat hati-hati menurunkan Naya di atas tempat tidur.“Tunggu disini sebentar, aku akan mengambil air hangat untuk membersihkan kakimu.” ucap Felix.Naya mengangguk kecil sebagai jawaban, setelah itu barulah Felix melangkah menuju kamar mandi.Tidak lama Felix sudah kembali dengan membawa air hangat, dalam wadah. Felix meletakkanny