Beranda / Pernikahan / Ternyata Sang Pewaris / 1. Menantu yang dipandang hina.

Share

Ternyata Sang Pewaris
Ternyata Sang Pewaris
Penulis: Kina nak kuningan

1. Menantu yang dipandang hina.

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-08 21:07:51

Felix adalah menantu Keluarga Edoardo. Dia menikahi Naya, Putri semata wayang Tuan Edoardo, Pemilik Perusahaan tempat Felix bekerja.

Kehadirannya dalam rumah ini tidak diinginkan, terlebih oleh ayah Naya. Karena Felix hanyalah seorang karyawan biasanya.

Edoardo begitu membenci Felix yang tanpa restu telah membuat sertifikat Pernikahan dengan Naya.

Jika di pikir, itu semua itu bukan keinginan Felix, karena ada siang itu, Naya yang memaksa Felix untuk menikah di biro urusan Sipil dan pulang ke rumah dengan sudah membawa sertifikat pernikahan mereka yang Naya tunjukan pada kedua orang tuanya.

Satu bulan berlalu begitu terasa dingin bagi Felix, saat dia harus tinggal satu atap dengan orang-orang yang terus menghinanya. Tetapi dia bertahan demi Naya, istri tercintanya.

Setiap hari dia harus bangun pagi-pagi buta untuk menyapu dan mengepel lantai, lalu setelah semua pekerjaan yang dijadwalkan oleh Nyonya Edoardo untuknya selesai, dia akan bergegas kembali ke kamar dan bersiap pergi ke tempat pekerjaannya.

Tapi pagi ini, 

Selesai menyapu, Felix mulai mengambil kain pel. Langkahnya di hadang oleh Tuan Edoardo.

"Menantu Sampah, kesini kamu!"

Panggilan itu sudah menjadi hal biasa bagi Felix, jadi dia tidak tersinggung. Dia mengangguk patuh dan segera menghampiri sang mertua.

"Ayah. Ada apa?"

Cih!

Tuan Edoardo meludah,"Siapa suruh memanggilku Ayah?"

"Maaf. Kalau begitu, ada apa Tuan?" Felix menunduk.

"Mulai hari ini  jangan pergi ke perusahaan. Kamu hanya membuatku malu! Semua orang sudah mendengar tentang kamu yang telah menikahi Putriku diam-diam. Jika ingin hidup lebih lama, lebih baik jangan tampakkan wajah pecundang kamu itu di perusahaan lagi!"

Saat ini Felix memberanikan diri untuk mendongak, "Jadi aku dipecat Tuan?"

Tuan Edoardo kembali meludah, "Ya!"

Hanya satu kata itu saja dari Tuan Edoardo lalu pergi tanpa sedikit pun melihat Felix yang sebenarnya masih ingin bersuara.

Felix paham, sudah pasti sang mertua malu karena berita tentang pernikahannya telah tersebar.

Felix kembali ke kamar, dia melihat Naya masih menggeliat di atas tempat tidur.

Kulitnya seputih salju dan ada bekas merah sisa tadi malam begitu jelas di bagian dadanya yang terlihat terbuka karena gaun tidurnya tidak melekat dengan sempurna.

Felix tersenyum, menikmati indahnya sosok wanita yang begitu mencintainya itu. Sebab itulah, Felix bisa menahan sakit seperti apapun demi sosok itu.

Naya membuka mata perlahan, pertama dilihatnya adalah suaminya yang masih berdiri menatapnya.

Lalu dia melirik jam. Sudah pukul Tujuh.

"Felix. Kamu belum mandi?" Naya segera bangun dan menghampiri Felix lalu memeluknya.

"Sudah. Apa kamu ingin mandi? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu."

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Bersiaplah dan pergi. Jangan membuat Ayah marah karena kamu terlambat."

Mendengar istrinya berkata demikian, Felix memutar tubuhnya. Dia melepaskan pelukan Naya dan menatap wajah istrinya.

"Naya. Aku ingin mencari pekerjaan yang lain."

Naya mendongak, dia bisa melihat kegelisahan dalam mata suaminya, dia tidak bisa dibohongi.

"Felix. Ada apa?"

"Tidak ada. Aku hanya, merasa perlu mencari pekerjaan lain dan hidup mandiri."

Naya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak percaya."

Naya tidak semudah itu percaya. Selama ini, dia tahu jika Felix sangat menyukai pekerjaannya dan Felix pernah berkata jika bekerja di Perusahaan ayahnya adalah melalui perjuangan berat.

Tidak mungkin Felix akan melepaskannya begitu saja jika tanpa alasan.

"Felix. Apa ayah memecatmu?"

Felix terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan Naya.

"Felix, aku bertanya! Jika benar aku bisa membantumu bicara pada ayah."

"Naya. Itu tidak perlu. Aku sebenarnya sudah mengatur ingin berhenti dari dulu, dan mencari pekerjaan yang lain. Jadi biarkan aku berusaha. Dan berjanjilah, jika aku berhasil menemukan tempat baru yang bisa menerima kita, kamu bersedia ikut denganku. Jangan pergi dariku, apapun alasannya."

Mendengar ucapan Felix, Naya langsung memeluknya. Naya menangis sesenggukan.

"Aku berjanji. Aku berjanji akan mengikutiku, kemanapun kamu pergi. Maafkan aku, karena aku. Kamu harus melalui banyak kesulitan."

******

Felix menggelengkan kepalanya, lalu menangkupkan kedua telapak tangannya pada pipi sang Istri.

"Tidak. Aku mencintaimu Naya. Kamu adalah kekuatanku. Jadi aku tidak pernah merasa kesulitan. Sudah jangan menangis."

Felix mengusap lembut air mata Naya.

Bagaimana Felix bisa merasa kesulitan? Sedangkan Naya yang menjadi kekuatannya sampai detik ini. Itu semua sangat benar. Selama ini, Felix bertahan disini hanya untuk Naya. Wanita yang benar-benar tulus mencintai dan menerimanya.

"Baiklah kalau begitu. Pergilah mandi, aku juga harus bersiap."

Naya mengangguk patuh, dia tidak ingin membuat suaminya bersedih jika membantah. Sungguh Naya sangat ingin menjaga perasaan Felix. Karena dia sangat tahu, jika hanya dirinya yang bisa mengerti Felix di rumah ini.

Ketika Naya masuk kamar mandi, Felix bersiap, menyiapkan berkas dan pergi tanpa menunggu Naya selesai. Dia tahu, Naya akan sulit melepasnya, jika melihat dia pergi.

Saat Naya keluar dari kamar mandi, dia tidak lagi melihat Felix. Lalu melirik tas kerja Felix sudah tidak ada. Naya hanya bisa menekan kesedihan dalam hatinya, Felix menderita karena keegoisan.

Ya. Naya harus tahu apa alasanya Ayahnya memecat Felix. Padahal Felix sendiri selalu bekerja dengan baik tidak pernah membuat kesalahan. Memikirkan itu, Naya mengambil keputusan untuk berbicara pada ayahnya. Setidaknya dia harus tahu, apa alasan ayahnya memecat Felix dari pekerjaan.

Waktu sarapan telah tiba. Naya turun setelah berpakaian rapih.

"Ayah. Ibu." dia menyapa kedua orang tuanya. Meskipun mereka tidak menjawab, karena akhir akhir ini setelah Naya membawa Felix masuk rumah ini, mereka menyalahkan Naya.

Sapa Naya setelah itu Naya duduk di kursi yang berhadapan dengan Bundanya. Naya tidak peduli, dia menarik kursi dan duduk berhadap

Sarapan pagi bertiga ini berjalan dengan tenang, meski biasanya akan dilewati berempat.

Tidak ada satu pun yang menanyakan keberadaan Felix. Sebegitu tidak dianggap kah Felix dimata mereka?

 Sepertinya, Ayah dan Ibu Naya tidak perduli. Meskipun tanpa Felix disini.

Hati Naya merasa sedih melihat kenyataan ini, jika kedua orang tuanya, tetap tak menyukai suaminya.

"Ayah, Naya ingin bicara." 

Dengan hati hati Naya bersuara.

Edoardo melirik sekilas lalu kembali menyantap sarapanya.

"Apa?" jawabnya dingin.

"Kenapa Ayah pecat Felix?"

Trang!

Edoardo menyimpan sendoknya dengan kasar, setelah mendengar pertanyaan Naya.

Matanya menatap Naya tajam.

"Oh. Jadi si miskin laki laki sampah itu sudah mengadu padamu!?"

Naya menggeleng." Tidak bukan seperti itu."

"Baguslah. Jika kamu sudah mengetahuinya. Laki laki sampah seperti dia tidak pantas ada di perusahanku. Hanya membuatku malu saja!"

"Tapi tidak seharusnya Ayah memecat Felix! Dia masuk ke perusahan berkat kerja kerasnya. Lagipula dia bekerja dengan baik selama ini. Pekerjaannya  tidak ada Hubungannya dengan Naya!"  Naya, mengumpulkan keberanian untuk protes dengan keputusan ayahnya. Naya tidak terima Ayahnya memperlakukan suaminya seperti itu.

"Apa peduliku!" 

Edoardo langsung pergi dari meja makan tanpa mempedulikan Naya yang masih ingin berbicara.

Di sisi lain,

Seharian, Felix sudah berkeliling mencari pekerjaan, namun sampai hari sudah mulai beranjak gelap tidak ada satupun yang menerimanya. 

Saat hari menjelang malam Felix masih menyusuri jalan. Langkahnya terhenti saat dering ponsel menyadarkannya dari lamunan.

Felix tersenyum saat melihat nama di layar ponselnya.

Naya. Istri tercintanya yang menelpon.

Felix menepi duduk di halte yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Felix. Kamu dimana? Kenapa sudah malam begini belum juga pulang?" terdengar suara Naya begitu khawatir.

"Maaf. Sepertinya malam ini aku tidak akan pulang. Aku belum mendapat pekerjaan. Tidak apa kan, Kalau sementara waktu kita komunikasi lewat telepon dulu sampai aku mendapatkan pekerjaan baru."

Felix berkata dengan lembut, dia tidak ingin membuat Naya semakin khawatir memikirkannya.

Hening, tidak ada jawaban dari sebrang.

"Hallo sayang Naya kamu masih disana?"

"Aku disini Felix. Baiklah kamu hati-hati. Jangan terjadi apa-apa pada dirimu, jika sampai itu terjadi, aku akan marah." 

Nada bicara Naya kali ini terdengar bergetar, menandakan dia sedang menahan air mata.

Sejak memutuskan menikah dengan Naya memang baru kali ini Felix pergi meninggalkan Naya.

Setelah sambungan telepon terputus Felix kembali melanjutkan perjalanan.

Felix terus berjalan meskipun tanpa tujuan pasti, kemana kakinya akan membawanya melangkah.

Ketika Felix melangkah dengan merenung, tiba-tiba dari arah berlawanan.

Tiiiiinnnnn!

Brak!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nasir Muhammad
romantis banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Sang Pewaris   2. Perginya Felix dari Istana Edoardo.

    "Maaf tuan. Tadi saya buru buru." Ucap seorang pemuda yang baru saja turun dari motor. Terlihat dari wajahnya dia merasa bersalah. Lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Felix berdiri.Sebenarnya bukan sepenuhnya salah pemuda tersebut, karena Felix berjalan sambil melamun, jadi tidak memperhatikan jalan."Tidak apa. Lagipula saya baik-baik saja."Felix menerima uluran tangan pemuda itu."Terima kasih." Felix mencoba berdiri namun kakinya sedikit terasa nyeri. Sehingga membuatnya sedikit menekuk kakinya."Sepertinya anda terluka tuan. Kalau boleh tahu anda mau kemana? Biar saya antar. Sekalian saya obati dulu lukanya." Felix diam dia bingung mau kemana sekarang. Tidak mungkin dia pulang kerumah orang tua Naya. Felix sudah bertekad tidak akan kembali lagi ke rumah itu sebelum mendapat pekerjaan baru.Felix mempertimbangkan tawaran pemuda itu. Kemudian Felix mengatakan tujuannya."Sebenarnya saya sedang mencari kontrakan. Tapi belum dapat."Pemuda tersebut mengangguk tanda meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Ternyata Sang Pewaris   3. Menjemput Naya

    Benar apa yang Naya katakan. Felix mengangguk patuh dan kembali duduk mengabaikan tatapan sinis dari mertuanya.Suasana meja makan terasa panas. Kemudian Naya memutuskan untuk bicara sekarang pada Ayahnya.Tangannya terus menggenggam kuat tangan Felik, seolah sedang mentrasper kekuatan satu sama lain."Yah. Naya ingin bicara sebentar."Naya berbicara pelan dan hati hati, tidak ingin membuat Ayahnya marah.Anderson menatap Naya sebentar kemudian fokus kembali pada makanan di hadapanya.Begitu juga dengan Ibunya yang acuh, seperti tidak menganggap Naya dan Felix ada disana.Genggaman tangannya menguat, Naya menoleh pada Felix.Seolah mengerti Felix mengangguk pelan."Ayah. Ibu. Hari ini Naya akan ikut tinggal bersama Felix. Felix baru saja mendapat pekerjaan dan juga tempat tinggal untuk kami. Naya harap Ayah memberikan izin."Naya bicara dengan sangat hati hati.Anderson menghentikan makanya begitu juga dengan istrinya. Anderson menatap tajam Felix dam Naya bergantian."Baiklah. Silahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Ternyata Sang Pewaris   4. Felix menghilang.

    Dengan langkah gontai Naya mengikuti penjaga, yang ternyata membawa Naya ke pos penjagaan.Penjaga yang baru Naya ketahui bernama Angga itu, masuk kedalam pos tidak lama sudah keluar lagi membawa kantong plastik."Silahkan. Nona bisa lihat ini untuk memastikan apakah orang yang Nona cari adalah orang yang sama dengan orang ini atau bukan."Angga mengulurkan tangan yang memegang plastik, dengan tangan gemetar Naya menerima plastik itu. Kemudian Naya membukanya, mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam."Tidak! Ini tidak mungkin!"Tangis Naya pecah begitu melihat barang barang yang dikeluarkannya tadi.Baju itu! Naya masih sangat mengingat dengan jelas warna baju yang dikenakan Felix malam tadi.Baju kemeja berwarna navy, diperkuat dengan ponsel dan sepatu milik Felix yang Naya sangat kenali.Naya meraung sambil memeluk barang barang milik Felik."Felix! Kamu dimana?" "Pak. Apa yang terjadi dengan suami saya? Lalu dimana suami saya sekarang?"Naya bertanya pada Angga di sela

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Ternyata Sang Pewaris   5. Tato Elang.

    Nick masih ingat dengan jelas bahwa bayi mungil itu diberi tato elang sebagai tanda bahwa dia putra mahkota keluarga Glendale."A_apa pemuda ini tuan muda? Kenapa tato ini sangat mirip dengan tato milik tuan muda?"Nick masih melihat dengan teliti tato itu."Tu_tuan muda!"Nick membuka mulutnya lebar setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Dengan sekuat tenaga Nick menggendong tubuh tak berdaya itu di punggungnya.Nick menuruni bukit dengan hati hati, setelah susah payah akhirnya Nick sampai di mobil. Dengan napas yang masih ngos ngosan Nick membuka pintu belakang mobil nya, memasukan pemuda itu dan membaringkannya dengan pelan disana.Tanpa memikirkan kondisinya Nick, langsung masuk kedalam mobil kemudian melanjutkan perjalanannya.Beberapa bagian tubuhnya terluka.Entahlah mungkin tergores ranting atau apa Nick tidak begitu peduli. Rasa sakit di tubuhnya tidak sepadan dengan gemuruh hatinya setelah melihat tato elang di tubuh pemuda yang sekarang terkapar tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Ternyata Sang Pewaris   6. Selamat datang kembali di keluarga Glendale.

    Perlahan Felix membuka mata." Dimana ini? "Felix memperhatikan sekelilingnya, ruangan yang didominasi warna putih serta banyak alat medis yang menempel pada tubuhnya membuat Felix yakin jika saat ini sedang berada di rumah sakit. 'Siapakah yang membawanya kemari? Apakah Edoardo yang menemukannya?Felix sempat khawatir saat berpikir demikian.Entah berapa lama Felix tidak sadarkan diri sehingga membuatnya sangat merasa haus, tenggorokan nya sampai terasa sangat kering. Felix melirik meja kecil di samping tempat tidur. Ada air mineral disana. "Ahk!" Felix meringis memegangi perutnya yang terasa sakit saat bergerak. Felix mengurungkan niatnya untuk minum. Felix berharap semoga ada perawat agar Felix bisa meminta tolong. Hari berganti pagi saat seorang dokter datang bersama seorang perawat untuk memeriksanya. "Haus." Felix bersuara sangat pelan, namun perawat yang berada di sebelah Felix masih bisa mendengarnya. "Dok, pasien sudah siuman."Perawat itu memberitahu dokter, kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Ternyata Sang Pewaris   7. Terungkapnya jati diri Felix.

    Glendale menyambut kedatangan Felix dengan hangat. Glendale memeluk Felix erat, dengan ragu Felix membalas pelukan Glendale. "Selamat datang kembali di rumahmu cucuku." Glendale menepuk nepuk pundak Felix. "Selamat datang tuan muda."Nick mengulurkan tangan pada Felix, Felix menyambut dengan bingung. "Te..terimakasih."Glendale mengajak Felix untuk duduk santai di ruang tamu."Maaf tuan, apakah saya boleh bertanya?"Felix yang sedari tadi diam, memberanikan diri untuk bertanya, Felix sungguh bingung dengan semua ini. Glendale mengangguk, "Silahkan.""Sebelumnya saya mau berterima kasih pada anda dan tuan Nick yang sudah sudi menolong saya, saya sangat berhutang budi pada anda tuan. Seharusnya anda tidak perlu repot-repot menyambut kedatangan saya, dan satu lagi, apa anda mengenal nenek saya tuan?"Glendale sudah bisa menebak jika Felix akan menanyakan hal ini. "Nick, ambilkan album foto yang ada di meja kerjaku."Nick mengangguk patuh, Lalu pergi menuju ruang kerja Glendale yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Ternyata Sang Pewaris   8. Felix Albert Glendale.

    Nick terlihat kebingungan, kemudian mengingat hal penting apa yang kiranya dia lupakan.Setelah mengingat ingat Nick sangat yakin Nick tidak melupakan satu hal penting yang telah di susunnya terlewat. "Em. Maaf tuan, sepertinya saya tidak melupakan apapun?"" Kau yakin? "Glendale sengaja memasang wajah serius dihadapan Nick. Nick mengangguk pasti. "Nick, apa kau sudah tahu siapa nama tuan mudamu ini? Kenapa kau tidak memberitahuku. "Mendengar itu Nick menepuk dahinya pelan, lalu tersenyum. " Haha.. Maafkan saya tuan, saya pun lupa bertanya pada tuan muda."Nick menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana Nick bisa melupakan hal sepenting itu! Dasar bodoh! Nick mengumpat dirinya sendiri. Felix yang tadi tegang kini ikut tersenyum lega. Kemudian bersuara memperkenalkan diri. "Namaku Felix, Kek""Hahaha ternyata Nera tidak mengganti namamu." Glendale tertawa bahagia begitu juga dengan Nick. "Benarkah?"Felix seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Glendale."Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Ternyata Sang Pewaris   9. Presdir baru perusahaan Glendale.

    Nick mengangguk patuh," Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi." Felix hanya menjawab dengan anggukan, matanya masih fokus ke luar jendela dimana dia bisa melihat hiruk pikuk kota saat malam hari. Hal itu mengingatkannya pada sosok Naya, yang begitu ia rindukan.Setelah mendapatkan izin, Nick keluar dari kamar Felix sang tuan muda.Nick bersiap untuk pergi menghadiri pesta yang diadakan Edoardo.Nick menjadi tamu undangan mewakili perusahan Glendale, sebagaimana yang mereka tahu jika pemilik perusahaan Glendale yaitu tuan besar Glendale jarang menghadiri acara seperti ini, dan asisten kepercayaannya lah yang akan diutus.Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, para tamu undangan sudah berkumpul di aula hotel berbintang lima yang disewa oleh Edoardo.Edoardo beserta keluarganya juga sudah berada di sana.Terlihat Edoardo sedang berbincang bincang dengan rekan-rekan bisnisnya, begitu juga dengan nyonya Edoardo, ia bergabung bersama para istri dari rekan bisnis suaminya yang juga tem

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03

Bab terbaru

  • Ternyata Sang Pewaris   126. Fakta dan pernikahan (Happy ending)

    “Katakan padanya siapa wanita yang si bodoh itu penjarakan!” bentak Alex pada wanita yang baru saja dia hempaskan dengan telah membuka kain yang disumpalkan pada mulut si wanita. Hiks!“Tolong lepaskan aku Alex.” Wanita itu menangis memohon. Namun bukannya terketuk hati Alex, yang ada Alex malah semakin menatap wanita itu dengan tajam.“Cepat katakan! Rahasia besar yang akan menghancurkan keluarga ini! Haha…” teriaknya.Sonya menatap Felix dan Glendale secara bersamaan.“Tuan Glendale, presdir Albert saya… ingin mengatakan sebuah rahasia yang selama ini saya simpan.” ucap Sonya.Ya. Wanita yang di sekap oleh Alex yaitu Sonya istrinya sendiri.“Katakan padaku. Apa yang anda ketahui nyonya?” tanya Felix mewakili Glendale yang duduk tidak berdaya.“Vanya adalah anak Adrian hasil dari hubungan gelap kami.” Duar!Glendale menggeleng kuat. Dunianya seakan hancur saat itu juga. Putra kebanggaannya tidak akan pernah melakukan hal semengijikan itu.“Anda jangan bohong! Apa maksud anda meng

  • Ternyata Sang Pewaris   125. Alex membuat ulah dengan membawa fakta baru.

    “Kalian ini, bercandanya tidak lucu.” jawab Edoardo sambil terkekeh.Felix melirik Nick yang sama sedang meliriknya.“Tapi aku serius ayah mertua.” ucap Felix.“Benar tuan. Apa yang dikatakan tuan Albert, aku ingin melamar Embun untuk jadi istriku.” Nick ikut menimpali setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya langsung pada Edoardo.“Tunggu-tunggu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Memang sejak kapan anda pacaran dengan putri saya tuan Nick?” tanya Edoardo dengan wajah bingung. Di tidak pernah tahu atau mendengar rumor tentang Nick dan Embun, sekarang tiba-tiba pria itu datang melamar.“Tadi sore.” celetuk Nick yang membuat Edoardo dan Felix menatapnya dengan melongo.Sedangkan Embun yang bersembunyi di belakang tembok sana, menepuk jidatnya mendengar celetukan Nick.‘Astaga! Kulkas nih ya benar-benar dah ah!’ batin Felix mengerutuki Nick.“Sebentar. Apa aku tidak salah dengar? Kau baru sore tadi pacaran dan sekarang….” Edoardo melihat arloji di pergelangan

  • Ternyata Sang Pewaris   124. Melamar Embun.

    “Hah! Maksudnya?” Nick tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Felix.Dia datang kemari untuk curhat malah dia yang dibuat terkejut dengan kelakuan random tuannya itu.Felix menuntun membawa Nick duduk di sofa, lalu dia pun ikut duduk di samping asistennya itu.“Aku paham. Kau patah hati bukan, karena ditolak oleh Embun atau? Tidak direstui?”Nick tergelak.”Haha…anda salah tuan. Aku datang kemari membawa membawa kabar bahagia.”“Sebentar lagi aku akan menikah tuan. Menikah.” Nick mempertegas ucapannya.“Benarkah? Wanita mana yang apes mendapatkan kulkas macam ini.” ledek Felix, jauh di lubuk hatinya Felix ikut bahagia atas kabar yang disampaikan Nick.“Kau ini. Tentu saja Embun. Siapa lagi.” sahut Nick dengan rada kesal.Walaupun suka menggoda Nick, Felix mengucapkan selamat disertai doa untuk pasangan baru ini.Wah. Jika istrinya tahu bisa heboh! Dan dia harus tahu.Felix meminta Nick untuk menunggu di ruang tamu, pria itu beralasan untuk pergi mandi sebentar setelah itu melanjut

  • Ternyata Sang Pewaris   123. Ayo Menikah.

    Embun mengarahkan pandangannya sisi lain, dia tidak ingin Nick melihatnya yang tersipu. Jujur Embun merasa pertemuanku kali ini terasa sedang berkencan dan ini yang pertama kalinya untuk gadis itu. Ketika masih bekerja sebagai asisten Nick mereka memang sering makan berdua di cafe, tapi kali ini Embun merasakan sesuatu yang berbeda. Awalnya mereka ngobrol-ngobrol biasa bercerita tentang masa awal keduanya bertemu. Gelak tawa pun tidak lepas dari bibir keduanya. Namun lama kelamaan obrolan mereka mengarah pada hal yang lebih serius.Nick menghadap Embun, menatap wanita itu dalam. Perlahan tangan Nick menyentuh tangan Embun lalu menggenggamnya. Mendapat perlakuan seperti itu, jantung Embun kembali berdisko, gadis itu menundukan kepala tidak berani menatap Nick yang sedang menatapnya tanpa berkedip.“Embun. Ayo menikah.” ucap Nick dengan mantap. Butuh mental yang cukup untuk Nick mengatakan satu kalimat itu.Embun mendongak, menatap Nick dalam, gadis itu sedang mencari kebohongan di

  • Ternyata Sang Pewaris   122. Kencan versi Nick.

    Satu persatu masalah selesai, kini kehidupan mereka sudah berjalan dengan seperti biasa. Felix kini sudah aktif kembali di perusahaan dan Nick selalu setia menemani sang presdir.Nick merasa kehilangan Embun setelah gadis tidak lagi bekerja atas permintaan Edoardo. “Woy! Melamun aja. Galau.” Ledek Felix ketika pria itu masuk kedalam ruangan Nick.Nick melirik sekilas.”Ck! Anda mengagetkan ku saja tuan.” ucap Nick berdecak sebal.Felix terkekeh, kemudian pria itu duduk di kursi yang berhadapan di hadapan Nick.“Kenapa tuh muka, ditekuk mulu?” Felix kembali bertanya, semenjak tidak ada Embun Nick sering murung.“Tidak apa tuan.” “Sudahlah. Kau tidak perlu bohong dengan ku. Kau menyukai Embunkan?”“Ck! Anda sok tahu.” “Tentu saja aku tau, terlihat tuh dari wajah. Dilipat mulu kaya kaya kanebo. Bilang kalau memang suka kenapa harus dipendam. Kau takut dengan mertuaku?” tanya Felix dengan penuh selidik. Padahal jika memang Nick menyukai Embun, Felix malah mendukung. Tidak perlu ada yan

  • Ternyata Sang Pewaris   121. Tes DNA yang positif.

    Semua orang terperangah menatap gadis yang diperkenalkan Edoardo. Semua perkiraan mereka salah, seketika suasana hening kembali semua orang hanyut dalam pemikirannya masing-masing.Sejak kapan Edoardo memiliki dua putri? Namun semua terjawab ketika Edoardo menjelaskan secara detail kejadian demi kejadian di masa lalu, seketika suasana pesta menjadi mengharu biru, semua orang begitu terharu terutama kaum ibu-ibu.“Jadi begitu, saya begitu bersyukur hari ini bisa dipertemukan kembali dengan putri kami yang telah lama hilang. Mungkin hanya itu saja, terima kasih sudah mau mendengarkan berita bahagia ini.” Edoardo mengakhiri ceritanya.Setelah acara baby Zayyan, Zayyen usai, banyak yang memberikan ucapan selamat pada mereka. Hari sudah gelap ketika pesta benar-benar usai, para tamu undangan sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Kini di rumah itu hanya ada anak buah Nick dan pelayan yang sedang membereskan sisa pesta tadi. Nick pun tidak kalah sibuk saat ini.“Tuan. Minumlah dulu.”

  • Ternyata Sang Pewaris   120. Embun adalah Mila.

    “Maksud ibu apa?!” seru Naya dari balik pintu, wanita itu begitu terkejut dengan penuturan sang ibu. Felix yang berada di samping Naya juga tidak kalah terkejutnya. Nick, pria itu juga terkejut, saking kagetnya Nick hanya diam menatap kedepan tanpa mampu berkata-kata.Mendengar seruan Naya, Melani mendongak menatap putrinya itu, lalu bangun melangkah menghampiri Naya.“Embun. Sayang. Embun adalah adikmu yang hilang dua puluh tahun yang lalu.” jelas Melani, membuat mata Naya melotot tidak percaya.Naya menggeleng kuat. Bagaimana bisa?Sedangkan dari kecil dia tidak memiliki adik, lalu sekarang? Melihat reaksi Naya hanya diam, Melani menuntun wanita itu lalu mengajaknya duduk di samping Embun.Naya yang masih syok hanya menurut, Melani tampak mencari sesuatu dalam tasnya.“Lihat ini sayang.” Melani menunjukan sebuah foto pada mereka terutama Naya.“Ini adalah kamu saat umur satu tahun dan ini” Melani menunjuk satu bayi lagi.“Ini adalah Mila adik kamu yang hilang. Lalu ini.” Melani

  • Ternyata Sang Pewaris   119. Tanda bulan sabit yang di miliki Embun.

    Hari ini akan diadakan pesta menyambut kelahiran baby Zayyan dan baby Zayyen. Nick dan Embun menjadi orang tersibuk dalam menyiapkan pesta ini. Mulai dari mencari WO mencari pernak pernik untuk dekorasi sampai hidangan semua di serahkan pada Nick dan Embun. Namun tidak ada wajah lelah di kedua orang tersebut, semua menyiapkannya dengan hati yang bahagia. Rumah megah berlantai dua ini, bagian lantai dasar yang menjadi tempat acara sudah di dekor dengan begitu indah dengan konsep serba biru. Para tamu undangan pun sudah mulai berdatangan.Di kamar baby Zayyan dan Zayyen Melani, Naya di bantu Embun sedang mempersiapkan baby Zayyan dan Zayyen.“Ah. Tuan muda kenapa anda sangat lucu.” ucap Embun dengan gemas. Bayi yang baru berusia tujuh hari, diberi kostum pangeran dengan warna biru. Ah. Itu terlihat sangat lucu!“Iya dong tante. Aku kan memang menggemaskan. Sejak lahir.” sahut Naya, dengan menirukan suara anak kecil. Ketiga wanita itu tergelak tertawa bersama. Sedari tadi Melani t

  • Ternyata Sang Pewaris   118. Baby Zayyan dan Zayyen

    “Eh. Nyonya ada apa? Kenapa malah bengong di situ?” Suara Embun membuyarkan lamunan Melani dari keterkejutannya.Melani terkesikap, lalu melangkah pelan menghampiri Embun.“Bagaimana apa kamu sudah lebih baik?” Melani balik bertanya.Embun tersenyum lalu mengangguk pelan.” Ini sudah jauh lebih baik nyonya.” ‘Apa benar yang aku lihat barusan? Kenapa tanda itu?’ batin Melani masih bertanya-tanya. Ingin bertanya langsung pada Embun pun rasanya sungkan.“Nyonya.” panggil Embun lagi.“Eh. Iya, ah. Syukurlah kalau kau sudah lebih baik.”“Oh. Iya, aku kemari hanya ingin memberi tahu, jika Naya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.” jelas Melani, kemudian wanita itu duduk di kursi yang menghadap ranjang di mana Embun terbaring. Melani menatap Embun dalam, tangannya menggenggam gadis itu. Entah Melani merasakan sesuatu, tapi entah apa. Melani hanya pernah bertemu dengan Embun dua kali yaitu pada saat acara resepsi pernikahan Naya dan sekarang. Tapi merasa dekat seperti sudah lama kenal.T

DMCA.com Protection Status