Dengan langkah gontai Naya mengikuti penjaga, yang ternyata membawa Naya ke pos penjagaan.
Penjaga yang baru Naya ketahui bernama Angga itu, masuk kedalam pos tidak lama sudah keluar lagi membawa kantong plastik."Silahkan. Nona bisa lihat ini untuk memastikan apakah orang yang Nona cari adalah orang yang sama dengan orang ini atau bukan."Angga mengulurkan tangan yang memegang plastik, dengan tangan gemetar Naya menerima plastik itu. Kemudian Naya membukanya, mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam."Tidak! Ini tidak mungkin!"Tangis Naya pecah begitu melihat barang barang yang dikeluarkannya tadi.Baju itu! Naya masih sangat mengingat dengan jelas warna baju yang dikenakan Felix malam tadi.Baju kemeja berwarna navy, diperkuat dengan ponsel dan sepatu milik Felix yang Naya sangat kenali.Naya meraung sambil memeluk barang barang milik Felik."Felix! Kamu dimana?" "Pak. Apa yang terjadi dengan suami saya? Lalu dimana suami saya sekarang?"Naya bertanya pada Angga di sela tangisnya. Angga sungguh merasa sangat kasihan pada wanita yang ada di hadapannya. Sungguh tidak tega jika membiarkannya meraung seperti ini.Akan tetapi mau bagaimana lagi. Angga juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Felix.Malam tadi angga hanya menemukan barang barang itu, di jalan arah ke pabrik. Yang kebetulan Angga ada bagian jaga malam menggantikan temannya yang sedang sakit."Maaf Nona. Saya sepertinya suami anda diculik, karena jika dia di rampok itu tidak mungkin, karena semua barang berharga masih ada.""Bahkan kami sudah berusaha mencarinya namun kami tidak menemukannya."Angga berusaha menjelaskan apa yang dia ketahui. Naya mengangguk mengerti. Kemudian Naya pamit untuk pergi dan meminta izin untuk membawa barang milik Felix.Naya berniat akan melaporkan kasus ini pada polisi."Felix. Kamu dimana?"___Di rumah besar Glendale."Nick, Aku ingin kamu pergi ke desa S, untuk menjemput cucu ku, sudah waktunya dia kembali." Kakek Glendale sedang berbicara pada Nick asisten pribadinya.Nick mengangguk patuh. "Baik Tuan. Saya akan berangkat sekarang.""Pergilah. Bawa dia kembali Nick."Ma mengangguk. "Baik Tuan." Tanpa membuang buang waktu lagi Nick, langsung pergi ke desa S untuk mencari cucu kakek Glendale.Perjalanan yang ditempuh lumayan jauh, hingga memakan waktu sekitar tiga lamanya."Seperti apa wajahmu cucuku?"Tuan Glendale duduk membayangkan bagaimana rupa dan keadaan cucunya sekarang.Pandangan jauh menerawang kejadian kelam belasan tahun silam yang mengharuskannya melakukan semua ini.Malam hari Nick baru saja tiba di desa S.Desa yang masih asri, udara yang sejuk jauh dari hiruk pikuk perkotaan.Nick melajukan mobilnya pelan menyusuri jalan desa yang belum sepenuhnya beraspal.Jam baru saja menunjukan pukul delapan malam, akan tetapi keadaan desa sudah sangat sepi.Nick memutuskan untuk mencari penginapan untuk melepas penat.Perjalanan yang hampir memakan waktu enam jam itu membuat tubuh Nick merasa lelah.Nick terus saja menyusuri jalan desa. Sudah hampir setengah jam Nick berkeliling namun tidak menemukan penginapan satu pun.Nick menghentikan mobilnya di tepi jalan, kebetulan dari arah depan Nick melihat orang berjalan ke arahnya.Saat orang itu semakin dekat Nick keluar dari mobil."Permisi." Sapa Nick sopan."Iya. Ada apa tuan apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah." Begini Pak, saya sedang mencari penginapan untuk semalam saja, bapak tahu dimana yang ada? Kebetulan saya ingin mencari saudara saya yang tinggal di daerah sini tapi saya tidak tahu alamat persisnya. Berhubung hari sudah malam jadi saya memutuskan untuk mencari penginapan."Nick menjelaskan maksud dan tujuannya berharap orang tadi mau membantunya.Terlihat orang tersebut terlihat mengangguk tanda mengerti."Em. Bagaimana ya? Di desa ini tidak ada penginapan, tapi jika tuan berkenan bagaimana jika malam ini tuan istirahat di tempat saya. Perkenalkan nama saya Bayu ketua kampung ini."Orang yang memperkenalkan diri bernama Bayu itu mengulurkan tangan.Dengan senang hati asisten Nick menerima uluran tangan itu. "Anda bisa panggil saya Nick.""Baiklah, mari tuan Nick. Kita kerumah saya."Nick mengangguk, kemudian mereka pergi ke rumah Bayu menggunakan mobil Nick.____Hari sudah berganti pagi, Nick sudah bersiap untuk mencari Nera.Nera adalah pelayan yang dipercaya tuan Glendale, untuk membawa tuan muda pergi dan menyembunyikan identitasnya.Ketika Nick pamit pada tuan rumah yang saat itu kebetulan sedang berada di teras.Nick pun bertanya pada Bayu apakah dia mengenal Nera atau tidak. Manun jawaban Bayu membuat Nick hampir frustasi.Bagaimana tidak!Bayu mengatakan jika Nera sudah tidak lagi tinggal di desa itu. Bahkan sudah belasan tahun Nera pergi."Jika Tuan Nick tidak percaya mari saya antar ke rumah Nera dulu."Bayu seperti mengerti ketidak puasan Nick dengan ucapannya.Nick mengangguk setuju.Nick dan Bayu tiba di salah satu bagunan rumah bambu yang sudah sangat lapuk dan dipenuhi semak belukar menandakan rumah itu sudah lama tidak berpenghuni."Apa anda tahu kemana Nera pindah?"Nick berharap orang di hadapannya ini memberikan jawaban sesuai yang dia inginkan.Namun harapan Nick harus pupus kala Bayu menggeleng lemah."Maaf tuan saya tidak tahu." Terlihat Bayu merasa bersalah tidak dapat membantu Nick. Tapi mau bagaimana lagi semenjak pergi dari desa itu Nera memutus komunikasi dengan mereka, sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu keberadaan Nera."Baiklah. Tidak apa. Terimakasih sudah membantu."Nick pamit untuk kembali ke kota.Nick harus secepatnya memberitahu Tuan besar Glendale tentang masalah ini.Entah bagaimana nanti reaksinya!Di perjalanan pulang Nick mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.'Nera, kemana kamu membawa tuan muda?'Ahk!!Nick memukul stir mobil dengan Frustasi, Ma kira akan mudah baginya menemukan keberadan Nera, namun justru sebaliknya Nick malah menemui jalan buntu.Nick sedikit memelankan laju kendaraannya di jalan yang berliku dimana kanan kiri terdapat jurang dan hutan lebat.Nick memecingkan mata melihat sesuatu di atas jurang. "Apa itu? Kenapa seperti kaki manusia?"Nick terus menajamkan penglihatannya, saat mobilnya sudah berada tepat berada di bawah jurang tersebut, Nick dapat dengan jelas melihat seseorang tersangkut di pohon."Astaga! Itu benar benar manusia."Mungkin orang itu jatuh dari atas sana, begitu pikir Nick.Nick menghentikan mobilnya lalu turun.Butuh perjuangan untuk Nick sampai di lokasi.Nick melihat seorang pemuda tergeletak, tersangkut di pohon, "Astaga kasihan sekali orang ini." Nick berjongkok untuk memeriksa tubuh pemuda di hadapannya."Luka tusuk."Nick terus berbicara sendiri, kemudian Nick mengecek denyut Nadinya."Masih hidup!" Walau lemah tadi nadinya masih berdenyut, Nick diam sejenak memikirkan cara membawanya turun. Nick bertekad untuk menyelamatkannya."Luka ini harus ditutup agar darahnya tidak terus keluar." Nick mulai membuka baju kemeja yang dikenakan pemuda itu, mengikat luka menggunakan kemeja tadi. Kemudian Nick melepas jas yang di pakainya, lalu memakaikan pada pemuda tersebut.Namun Nick dibuat terkejut saat mengangkat pemuda itu menjadi setelah duduk, tidak sengaja Nick melihat tato elang di bahu sebelah kiri pemuda itu."A_apa ini?"4.Felix menghilang.Nick masih ingat dengan jelas bahwa bayi mungil itu diberi tato elang sebagai tanda bahwa dia putra mahkota keluarga Glendale."A_apa pemuda ini tuan muda? Kenapa tato ini sangat mirip dengan tato milik tuan muda?"Nick masih melihat dengan teliti tato itu."Tu_tuan muda!"Nick membuka mulutnya lebar setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Dengan sekuat tenaga Nick menggendong tubuh tak berdaya itu di punggungnya.Nick menuruni bukit dengan hati hati, setelah susah payah akhirnya Nick sampai di mobil. Dengan napas yang masih ngos ngosan Nick membuka pintu belakang mobil nya, memasukan pemuda itu dan membaringkannya dengan pelan disana.Tanpa memikirkan kondisinya Nick, langsung masuk kedalam mobil kemudian melanjutkan perjalanannya.Beberapa bagian tubuhnya terluka.Entahlah mungkin tergores ranting atau apa Nick tidak begitu peduli. Rasa sakit di tubuhnya tidak sepadan dengan gemuruh hatinya setelah melihat tato elang di tubuh pemuda yang sekarang terkapar tidak
Perlahan Felix membuka mata." Dimana ini? "Felix memperhatikan sekelilingnya, ruangan yang didominasi warna putih serta banyak alat medis yang menempel pada tubuhnya membuat Felix yakin jika saat ini sedang berada di rumah sakit. 'Siapakah yang membawanya kemari? Apakah Edoardo yang menemukannya?Felix sempat khawatir saat berpikir demikian.Entah berapa lama Felix tidak sadarkan diri sehingga membuatnya sangat merasa haus, tenggorokan nya sampai terasa sangat kering. Felix melirik meja kecil di samping tempat tidur. Ada air mineral disana. "Ahk!" Felix meringis memegangi perutnya yang terasa sakit saat bergerak. Felix mengurungkan niatnya untuk minum. Felix berharap semoga ada perawat agar Felix bisa meminta tolong. Hari berganti pagi saat seorang dokter datang bersama seorang perawat untuk memeriksanya. "Haus." Felix bersuara sangat pelan, namun perawat yang berada di sebelah Felix masih bisa mendengarnya. "Dok, pasien sudah siuman."Perawat itu memberitahu dokter, kemudian
Glendale menyambut kedatangan Felix dengan hangat. Glendale memeluk Felix erat, dengan ragu Felix membalas pelukan Glendale. "Selamat datang kembali di rumahmu cucuku." Glendale menepuk nepuk pundak Felix. "Selamat datang tuan muda."Nick mengulurkan tangan pada Felix, Felix menyambut dengan bingung. "Te..terimakasih."Glendale mengajak Felix untuk duduk santai di ruang tamu."Maaf tuan, apakah saya boleh bertanya?"Felix yang sedari tadi diam, memberanikan diri untuk bertanya, Felix sungguh bingung dengan semua ini. Glendale mengangguk, "Silahkan.""Sebelumnya saya mau berterima kasih pada anda dan tuan Nick yang sudah sudi menolong saya, saya sangat berhutang budi pada anda tuan. Seharusnya anda tidak perlu repot-repot menyambut kedatangan saya, dan satu lagi, apa anda mengenal nenek saya tuan?"Glendale sudah bisa menebak jika Felix akan menanyakan hal ini. "Nick, ambilkan album foto yang ada di meja kerjaku."Nick mengangguk patuh, Lalu pergi menuju ruang kerja Glendale yan
Nick terlihat kebingungan, kemudian mengingat hal penting apa yang kiranya dia lupakan.Setelah mengingat ingat Nick sangat yakin Nick tidak melupakan satu hal penting yang telah di susunnya terlewat. "Em. Maaf tuan, sepertinya saya tidak melupakan apapun?"" Kau yakin? "Glendale sengaja memasang wajah serius dihadapan Nick. Nick mengangguk pasti. "Nick, apa kau sudah tahu siapa nama tuan mudamu ini? Kenapa kau tidak memberitahuku. "Mendengar itu Nick menepuk dahinya pelan, lalu tersenyum. " Haha.. Maafkan saya tuan, saya pun lupa bertanya pada tuan muda."Nick menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana Nick bisa melupakan hal sepenting itu! Dasar bodoh! Nick mengumpat dirinya sendiri. Felix yang tadi tegang kini ikut tersenyum lega. Kemudian bersuara memperkenalkan diri. "Namaku Felix, Kek""Hahaha ternyata Nera tidak mengganti namamu." Glendale tertawa bahagia begitu juga dengan Nick. "Benarkah?"Felix seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Glendale."Ya,
Nick mengangguk patuh," Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi." Felix hanya menjawab dengan anggukan, matanya masih fokus ke luar jendela dimana dia bisa melihat hiruk pikuk kota saat malam hari. Hal itu mengingatkannya pada sosok Naya, yang begitu ia rindukan.Setelah mendapatkan izin, Nick keluar dari kamar Felix sang tuan muda.Nick bersiap untuk pergi menghadiri pesta yang diadakan Edoardo.Nick menjadi tamu undangan mewakili perusahan Glendale, sebagaimana yang mereka tahu jika pemilik perusahaan Glendale yaitu tuan besar Glendale jarang menghadiri acara seperti ini, dan asisten kepercayaannya lah yang akan diutus.Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, para tamu undangan sudah berkumpul di aula hotel berbintang lima yang disewa oleh Edoardo.Edoardo beserta keluarganya juga sudah berada di sana.Terlihat Edoardo sedang berbincang bincang dengan rekan-rekan bisnisnya, begitu juga dengan nyonya Edoardo, ia bergabung bersama para istri dari rekan bisnis suaminya yang juga tem
Hari ini jagat maya dihebohkan berita tentang presdir baru kerajaan bisnis perusahaan Glendale.Semua orang yang berkecimpung di dunia bisnis membicarakan hal ini, apalagi tidak ada data lengkap, tidak ada foto satupun tentang presdir Glendale yang baru."Siapa kira-kira presdir baru Glendale, aku kira tuan Nick yang akan menggantikan posisi tuan Glendale, karena selama ini tidak pernah mendengar ada pewaris dari keluarga Glendale, bahkan.." Edoardo menjeda ucapannya seperti sedang mengingat sesuatu."Bukankah dulu, anak, menantu serta cucu tuan Glendale meninggal dalam tragedi kecelakaan?"Edoardo bertanya pada istrinya. Nyonya Edoardo mengangguk, membenarkan ucapan suaminya."Heem, aku juga pernah membaca berita itu dulu yah." jawabnya dengan yakin.Sarapan pagi yang diselingi dengan ngobrol seperti ini biasa keluarga Edoardo lakukan, akan tetapi semenjak kehadiran menantu miskin nya itu, kebiasaan ini tidak ada lagi."Makanlah!"Edoardo memberikan piring bekas makan nya pada Feli
Walaupun kesal Edoardo tetap duduk, menunggu kedatangan Nick.. Tidak mungkin juga dia langsung pulang setelah mengetahui presdir Glendale tidak mau menemuinya, bisa-bisa mereka curiga jika dia datang kesini hanya untuk mencari tahu tentang presdir Glendale.Tidak lama terdengar seseorang mendekat dan benar saja itu adalah Nick." Selamat siang tuan Edoardo."Sapa Nick dengan sopan.Edoardo langsung berdiri, " Siang, tuan Nick, maaf saya mengganggu waktu anda."Edoardo membungkukan sedikit badannya memberi hormat."Tidak apa, silahkan duduk." Edoardo mengangguk, lalu kembali duduk, lalu Nick duduk di sofa yang berseberangan dengan Edoardo."Apa ada hal penting yang harus dibicarakan tuan? Sampai anda repot-repot datang kemari."Nick bertanya tanpa basa basi, membuat Edoardo sedikit gugup."Em..ah! Iya, tentu tuan."Edoardo membuka tas kerjanya, mengeluarkan sebuah map yang berisi tentang penawaran kerjasama, kemudian menyimpannya di atas meja.Ya, hanya itu ide satu satunya yang Edo
Semua orang yang ada ruang rapat histeris.Pingsanya atasan mereka yang tiba-tiba membuat semua panik, terutama Naya yang ikut dalam rapat tersebut."Ayah!" jerit Naya.Naya berhambur memeluk tubuh Edoardo yang tergolek di lantai. Air matanya sudah mengalir deras, Naya sangat takut sekarang."Tolong, siapapun. Cepat tolong!" pekik Naya."Ayo, ayo! Kita angkat tuan Edoardo."Ajak salah satu lelaki yang ada, yang lain hanya mengangguk setuju."Telepon ambulan, cepat!"Teriak salah satu dari mereka.Terlihat sekretaris Edoardo mengeluarkan ponselnya, kemudian menelpon ambulan."Sebentar lagi ambulan sampai, lebih baik kita bawa tuan keruangan dulu." Lizie memberi usul dan yang lain setuju, akhirnya Edoardo dibawa ke ruangannya sambil menunggu mobil ambulan datang.Naya berjalan dipapah oleh Lizie, tiba di ruangan Naya langsung menghampiri Edoardo yang terbaring di sofa."Yah, bangun yah!"Naya mencoba membangunkan Edoardo dengan menggoncang goncang tubuh Edoardo, namun nihil usahanya