Hari ini jagat maya dihebohkan berita tentang presdir baru kerajaan bisnis perusahaan Glendale.Semua orang yang berkecimpung di dunia bisnis membicarakan hal ini, apalagi tidak ada data lengkap, tidak ada foto satupun tentang presdir Glendale yang baru."Siapa kira-kira presdir baru Glendale, aku kira tuan Nick yang akan menggantikan posisi tuan Glendale, karena selama ini tidak pernah mendengar ada pewaris dari keluarga Glendale, bahkan.." Edoardo menjeda ucapannya seperti sedang mengingat sesuatu."Bukankah dulu, anak, menantu serta cucu tuan Glendale meninggal dalam tragedi kecelakaan?"Edoardo bertanya pada istrinya. Nyonya Edoardo mengangguk, membenarkan ucapan suaminya."Heem, aku juga pernah membaca berita itu dulu yah." jawabnya dengan yakin.Sarapan pagi yang diselingi dengan ngobrol seperti ini biasa keluarga Edoardo lakukan, akan tetapi semenjak kehadiran menantu miskin nya itu, kebiasaan ini tidak ada lagi."Makanlah!"Edoardo memberikan piring bekas makan nya pada Feli
Walaupun kesal Edoardo tetap duduk, menunggu kedatangan Nick.. Tidak mungkin juga dia langsung pulang setelah mengetahui presdir Glendale tidak mau menemuinya, bisa-bisa mereka curiga jika dia datang kesini hanya untuk mencari tahu tentang presdir Glendale.Tidak lama terdengar seseorang mendekat dan benar saja itu adalah Nick." Selamat siang tuan Edoardo."Sapa Nick dengan sopan.Edoardo langsung berdiri, " Siang, tuan Nick, maaf saya mengganggu waktu anda."Edoardo membungkukan sedikit badannya memberi hormat."Tidak apa, silahkan duduk." Edoardo mengangguk, lalu kembali duduk, lalu Nick duduk di sofa yang berseberangan dengan Edoardo."Apa ada hal penting yang harus dibicarakan tuan? Sampai anda repot-repot datang kemari."Nick bertanya tanpa basa basi, membuat Edoardo sedikit gugup."Em..ah! Iya, tentu tuan."Edoardo membuka tas kerjanya, mengeluarkan sebuah map yang berisi tentang penawaran kerjasama, kemudian menyimpannya di atas meja.Ya, hanya itu ide satu satunya yang Edo
Semua orang yang ada ruang rapat histeris.Pingsanya atasan mereka yang tiba-tiba membuat semua panik, terutama Naya yang ikut dalam rapat tersebut."Ayah!" jerit Naya.Naya berhambur memeluk tubuh Edoardo yang tergolek di lantai. Air matanya sudah mengalir deras, Naya sangat takut sekarang."Tolong, siapapun. Cepat tolong!" pekik Naya."Ayo, ayo! Kita angkat tuan Edoardo."Ajak salah satu lelaki yang ada, yang lain hanya mengangguk setuju."Telepon ambulan, cepat!"Teriak salah satu dari mereka.Terlihat sekretaris Edoardo mengeluarkan ponselnya, kemudian menelpon ambulan."Sebentar lagi ambulan sampai, lebih baik kita bawa tuan keruangan dulu." Lizie memberi usul dan yang lain setuju, akhirnya Edoardo dibawa ke ruangannya sambil menunggu mobil ambulan datang.Naya berjalan dipapah oleh Lizie, tiba di ruangan Naya langsung menghampiri Edoardo yang terbaring di sofa."Yah, bangun yah!"Naya mencoba membangunkan Edoardo dengan menggoncang goncang tubuh Edoardo, namun nihil usahanya
Dengan segala pertimbangan yang ada, akhirnya Edoardo menerima tawaran presdir Albert melalui asistennya Nick.Hari itu juga proses penandatangan berkas langsung dilakukan, tadinya Edoardo meminta untuk berhadapan langsung dengan Presdir Albert, namun dengan alasan yang Nick berikan akhirnya Edoardo mau menandatangani semua berkas walau tanpa kehadiran presdir Albert.Mulai hari ini sebagian kepemilikan perusahaan resmi menjadi milik perusahan Glendale.Nick tersenyum penuh kemenangan, misinya pertamanya berhasil.Akhirnya Edoardo masuk dalam perangkapnya, dengan begini Nick lebih gampang memantau pergerakannya.Selamat menikmati tuan, permainan, baru akan kita mulai, batin Nick.Setelah selesai urusan di perusahaan Edoardo, Nick kembali ke perusahaan Glendale dengan membawa kabar baik untuk presdir Albert."Bagaimana? Apa ayah mertua mau menerima tawaranku Nick?"Felix langsung mencecar Nick dengan pertanyaan, begitu Nick masuk dalam ruangannya, ia sudah menunggu sedari tadi denga
"Sudah berkali-kali ayah bilang! Laki laki sampah itu sudah meninggalkan kamu, apa kamu lupa itu? Jangan bodoh hanya karena cinta!"Bentakan Edoardo sukses membuat Naya semakin sakit hati atas ucapan ayahnya.Tidak ingin mendengar hal buruk lagi tentang Felix, tanpa berbicara apapun lagi Naya langsung bangun kemudian pergi meninggalkan meja makan tanpa menghabiskan sarapannya.Naya berlari menaiki tangga, setelah sampai kamar Naya menutup pintu kemudian menguncinya, Naya menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, menangis disana menuangkan segala beban yang ada di dalam hatinya.Setelah sekian lama Naya mencoba berdamai dengan keadaan, perlahan tapi pasti dia mulai bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar, setelah kondisinya semakin membaik dan memutuskan untuk kembali bekerja di perusahaan Edoardo, seperti dulu.Naya yang membatasi diri untuk tidak berinteraksi dengan laki-laki, membuat Edoardo beberapa kali mengenalkan Naya pada anak dari rekan bisnisnya. Dan hari ini Edoar
Naya merasakan sentuhan yang sangat dia kenal, sentuhan yang selama ini dirindukannya. "Felix?" Naya bergumam pelan, " Kenapa sentuhan dan tangan itu? Aku..aku seperti tidak asing?"Naya menggeleng, "Tidak, itu tidak mungkin! Tapi…" ah. Tidak mungkin. Naya segera menepis apa yang ada dalam pikirannya.Setelah mengantar Naya sampai pintu restoran pria itu langsung pergi, dan Naya tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu.Bukan hanya karena gelap tetapi karena pria itu pun memakai masker, sehingga sangat sulit untuk Naya agar dapat mengenalinya.Siapa dia? Kenapa dia menolongku?Naya bernapas lega saat dirinya sudah sampai di luar restoran."Syukurlah, aku harus segera pergi sebelum ada yang menyadari kepergianku."Naya langsung pergi meninggalkan cafe, dengan hanya berjalan kaki.Felix tersenyum penuh kelegaan, " Ayo Nick, kita pulang, tugasku sudah selesai disini."Nick mengangguk, "Baik tuan."Keduanya lalu kembali ke mobil dan langsung pergi dari cafe tersebut. Tragedi ma
"Lihatlah!! Naya tidak pulang, ini semua gara-gara kamu!" bentak nyonya Edoardo pada suaminya.Edoardo mengusap rambutnya dengan kasar," Akh!"Pikiran sedang kalut saat ini, emosinya tidak kunjung mereda ditambah pagi-pagi istrinya sudah marah-marah gara-gara Naya tidak pulang."Sudahlah! Biarkan saja anak itu, tidak kembali pun tidak masalah, bisanya hanya menyusahkan saja!" Edoardo tidak kalah meninggikan suara pada istrinya.Setelah itu ia berlalu dan langsung pergi ke kantor, tanpa menghabiskan sarapannya. Meninggalkan istrinya yang masih terdiam di meja makan.Edoardo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, sehingga tidak butuh waktu lama baginya sampai di kantor. Edoardo yang masih dikuasai oleh amarah, begitu turun dari mobil Edoardo langsung berjalan masuk kedalam gedung perusahaannya dengan wajah yang memerah padam."Selamat pagi tuan," sapa seorang karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya.Alih-alih menjawab, Edoardo malah menatapnya dengan tajam, sehingga karyawa
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu, akhirnya mobil yang di kendarai Nick tiba di sebuah bagunan megah, tidak kalah megah dengan bangunan utama keluarga Glendale. Akan tetapi dari depan bangunan ini nampak tidak terawat. Di beberapa sudut banyak tumbuh ilalang."Ayo, turun." ajak Glendale, ketika melihat Felix hanya diam dan Felix hanya menjawab dengan anggukan kepala."Dimana ini?" Tanya Felix begitu mereka tiba di halaman bangunan megah itu.Halaman rumah yang nampak kotor dan tidak terawat, namun tidak menghilangkan kesan mewah dari bagunan tersebut.Glendale hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Felix, " Nanti kamu akan tahu."Hanya itu jawaban yang diberikan Glendale, kemudian dia melangkah masuk diikuti oleh Felix dan juga Nick dibelakang.Begitu pintu utama dibuka, kesan utama yang ditangkap Felix adalah rumah ini sudah sangat lama tidak dihuni, terlihat dari semua barang-barang yang ada disana, semua barang di tutup dan juga banyak debu yang menempel