“Tolong antarkan ini, Liv.” Pinta Cica yang sama sekali tidak tahu tentang kejadian kemarin. Olivia memang sengaja tidak bercerita apapun pada Cica. Menurut Olivia, toh itu bukan kesalahan Cica. Semua masalah memang pure dari otak sedeng enam pria brengsek itu.Hanya saja, mulai hari ini Olivia meminta pada Bagas agar dia hanya melayani tamu di ruangan utama. Tidak ada lagi yang namanya pelayanan untuk tamu VIP atau VVIP.“Oke.” Jawab Olivia, lalu mengambil minuman yang Cica persiapkan.“Liv, meja yang di pojok juga ya.” Teriak bartender yang bernama Bayu.“Titipin ke Cica dulu aja. Ntar aku ambil dan bawa ke sana.” Balas Olivia.“Udah! Biar aku aja.” Cica yang memang sedari tadi tidak melakukan apa-apa, kerena kasihan melihat Olivia mondar mandir, akhirnya berinisiatif untuk mengantarkan minuman itu meja tamu.Olivia dan Cica kemudian berjalan sambil membawa minuman ke arah yang berlawanan.Awalnya semua baik-baik saja. Olivia mengantarkan minuman di tangannya tanpa masalah. Namun s
“Sam, lepasin tangan kamu. Kamu menyakiti dia.” Sebut Dario saat Samuel ingin menarik paksa Olivia untuk ikut bersamanya.“Dia adalah tanggung jawab ku!” balas Samuel dengan lantang.“Aku memang tidak tahu apa yang terjadi. Tapi yang pasti, saat ini kau menyakitinya. Lepaskan dia.” Tegas Dario.“Aku menyakiti nya atau tidak, itu bukan urusan mu.” Kecam Samuel lalu menarik Olivia dengan paksa, untuk pergi dari tempat itu.Dario hanya menatap datar saat Samuel membawa Olivia. Entah apa yang ada saat ini di dalam kepalanya. Tapi yang pasti, setelah Samuel dan Olivia benar-benar sudah tidak terlihat lagi, sebuah senyuman misterius terbit di sudut bibirnya.Sementara itu, Sonya yang ditinggal begitu saja oleh Samuel di diskotik itu, menatap penuh benci pada Olivia. Meskipun Olivia sudah tidak terlihat lagi, tatapan yang penuh kebencian itu tak kunjung memudar.***Samuel menyeret Olivia ke kamarnya yang berada di lantai paling atas hotel itu. Dengan kasar Samuel menghempaskan tubuh Olivia
“Bukannya itu, Arya?” Gumam Sonya, yang langsung menarik tangan Samuel di sebelahnya mendekat ke pasangan yang sedang menikmati bakmi di salah satu lapak yang ada di mall Suryamadu.“Arya kan?” Sapa Sonya dengan sangat yakin.“Sonya?”“Tuh kan! Apa aku bilang sayang. Si Arya kan?” Ujar Sonya ke Samuel yang malah terlihat fokus melihat gadis yang duduk di depan Arya.“Sam, Sonya- ayo gabung. Kenalin ini Olivia, siswa ku.” Imbuh Arya.Olivia langsung merasa ada tercekat di tenggorokannya. Dengan hati yang berdeup kencang, Olivia menunggu reaksi yang akan Samuel berikan. Akan kah Samuel akan menariknya pergi seperti tadi malam? Atau jangan-jangan Samuel akan meneriakinya wanita murahan di depan dosennya.Olivia berdoa dalam hati agar mulut sampah Samuel tidak nyerocos di sini.“Ya, tentu saja.” Jawab Samuel, yang membuat Olivia langsung menoleh padanya.Tapi setelah Olivia menoleh padanya, Samuel malah tidak bereaksi apa-apa. Malah di luar prediksi, Sonya lah yang bersuara.“Olivia?? Ast
Sonya yang bete membatalkan makan malam bersama Dario. Malam ini, dia sudah bertekat untuk membuat Samuel bercinta dengannya. Ya! Meski telah lama berpacaran, Samuel sama sekali tidak pernah menyentuh Sonya lebih dari sekedar pelukan, kecupan dan ciuman. Yang sampai saat ini, tidak Sonya ketahui apa alasannya. Tapi malam ini, apapun yang terjadi Sonya akan membuat Samuel menyentuh diri nya. “Sudah cukup kesabaran ku selama ini! Aku tidak akan membiarkan malam ini lewat begitu saja. Kau tidak bisa menghindar kali ini, Sam. Jika tadi malam kau meninggalkan ku sendirian di kamar ini dengan alasan mencari keponakan sialan mu itu, maka malam ini kau sudah tidak punya alasan lagi.” Seru Sonya dalam hati. Sonya kemudian mengganti pakaiannya dengan lingerie seksi yang memang sengaja di beli di Sydney. Sonya yakin, setelah melihat kemolekan tubuhnya, Samuel tidak akan menolak untuk bercinta. Sonya menunggu Samuel untuk masuk ke dalam kamar. Tapi setelah satu jam menunggu, Samuel tidak kunj
Pagi-pagi sekali Olivia sudah bangun. Dia tentu nya masih ingat akan tugasnya sebagai pembantu di rumah itu. Semua yang ia lihat tadi malam, dia anggap sebagai pembuktian kalau Samuel tidak lebih dari seorang pria brengsek. Pria yang beberapa jam sebelumnya menciumnya panas, tapi bisa-bisanya di tengah malam bercinta dengan wanita lain. “Harusnya aku tidak berharap apa-apa. Sudah jelas ciuman itu terjadi karena terbawa suasana. Bodohnya diri ku!” Olivia merutuki kebodohannya yang telah terbawa dalam perasaan yang tidak pernah ada. “Aah! Bodohnya diriku!!” rungutnya lalu memukul-mukul kuali dengan spatula yang ia pegang. “Tang Tang Tang Trang!” Suara sendok yang bertemu dengan kuali terdengar memenuhi dapur. “Olivia? Kamu itu bisa masak atau tidak?” Tegur Sonya yang kebutulan sudah bangun sepagi itu. Sonya sebenarnya ingin membangun Samuel yang tidur di ruang kerja, tapi karena mendengar suara ribut-ribut dari arah dapur, ia pun membelokkan langkah kaki nya ke dapur untuk mengecek
"Plak!!!" Sebuah tamparan mendarat di wajah Samuel setelah Olivia mendorongnya menjauh. Olivia mendengus kesal dan menatap Samuel dengan tatapan marah dan menjijikan."Apa kau sudah gila?!!! " Amuk nya sambil membersihkan bibirnya. Olivia merasa jijik Samuel menyentuh dirinya.Tapi Samuel bukanlah pria yang mudah menerima penghinaan. Meski niat awalnya datang ke kamar Olivia, adalah untuk meluruskan peristiwa semalam, hanya saja jika respon Olivia malah merendahkannya seperti ini, sisi arigansinya tersentil. Dia yang tidak pernah di tampar oleh wanita mana pun, di tampar dua kali oleh bocah bau kencur ini.Dalam balutan emosi yang menguasai jiwa, Samuel mencengkram kuat tangan Olivia sembari berkata, "berani sekali kau menampar ku, Olivia Turner?! Apa kau pikir setelah ciuman kita di bioskop maka penilaian ku pada mu akan berubah? Kau salah! Di mata ku, kau tetap seorang pelacur!"Samuel mendorong kencang tubuh Olivia sehingga Olivi terhoyong ke samping. Niat baiknya kini telah berakh
Tanpa terasa satu minggu pun berlalu. Baik itu Olivia atau pun Samuel sama-sama tidak saling menyapa. Bahkan, bertemu dan saling lihat saja tidak ada.Pagi-pagi sekali Olivia sudah pergi, jauh sebelum Samuel dan Sonya bangun. Dan karena dia telah di bebas tugaskan sebagai pembantu di rumah itu, tidak ada lagi kewajiban baginya untuk mempersiapkan sarapan dan lain-lain.Pagi itu Samuel memasang dasinya. Sonya yang duduk dengan lingerie di atas tempat tidur sama sekali tidak diperdulikannya.“Sialan! Sudah beberapa hari ini aku selalu mencoba untuk menciptakan kesempatan yang sama dengan waktu itu! Tapi Sam sama sekali tidak bereaksi. Alih-alih menyentuh ku, tiap malam dia malah tidur di ruang kerjanya, dan baru pagi di datang untuk mandi dan berpakaian.” Tukas Sonya sambil melihat Samuel dengan senyum manis palsu yang selalu dia pajang di wajahnya.“Sam, hari ini setelah pulang dari perusahaan apakah kau akan mampir ke diskotik? Aku bosan di rumah.” Keluh Sonya pada Samuel.“Apa kau in
Olivia hanya bisa mengerlingkan mata nya malas saat ia harus mengantarkan minuman yang kedua kalinya ke pak Arya, dosen resek yang selalu bertindak sesukannya.“Liv?” Panggil Arya pelan.“Apa pak? Bapak mau pesan apa lagi? Sekalian aja semuanya biar saja tidak bolak balik pak?!” Kesabaran Olivia mulai menipis menghadapi dosennya satu ini.“Liv? Apa kamu tidak bisa duduk sebentar disini?” Arya menepuk pelan sofa yang ada di sebelahnya. Sebenarnya semenjak tadi yang diinginkan Arya hanya satu, yakni ngobrol dengan Olivia. Tapi Olivia malah cuekin dia.“Pak, ini jam kerja saya. Saya nggak bisa ngobrol sama tamu.” Jawab Olivia ke Arya, dan setelahnya pergi meninggalkan Arya.Jujur Arya merasa kecewa tapi apa yang salah dalam hal ini ya dirinya juga. Sudah jelas Olivia tadi mengatakan kalau Olivia akan pergi bekerja, ngapain juga dia ngotot ingin ikut.“Ck! Nasib benar dah!” seru Arya lalu menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa sambil melihat Olivia bekerja dari kejauhan.Namun ternyata,
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan