"Bagaimana? sudah kau hapus semua video itu?" tanya Samuel pada Dion yang baru saja masuk ke dalam ruangan Samuel."Sudah bos! Aku sudah meminta hacker kita menghilangkan semua Video. Tidak ada satu Video pun yang tersisa." Jawab Dion dengan yakin."Baguslah kalau begitu. Aku tidak ingin ada ucapan-ucapan yang buruk terhadap Olivia." Ujar Samuel."Aku yakin nona Olivia pasti bisa mengatasi hal tersebut bos. Nona Olivia bukan lah wanita yang lemah." terang Dion."Kau benar, Dion. Istri ku adalah wanita yang tangguh. Dan bagaimana dengan pengirim video itu, apa kau sudah menemukan nya??" Raut wajah Samuel langsung berbeda saat menanyakan itu pada Dion. Tapi wajar saja jika Samuel ingin tahu siapa orang yang sanggup menyebarkan video asusila itu hanya untuk menjatuhkan Olivia. Sebesar apa kesalahan Olivia pada orang tersebut sehingga orang tersebut sanggup berbuat sejahat ini.Dion tidak langsung menjawab pertanyaan Samuel. Terlihat keengganan dalam hatinya untuk mengatakan siapa pelaku
“Nona Sonya, ini hadiah dari tuan Sam.” Ucap Dion dan memberikan bingkisan yang sebenarnya dia beli sendiri. Dion harus segera meninggalkan kamar hotel ini. Tugasnya hanya sampai membawa Sonya ke kamar ini."Benarkah?" tanya Sonya lagi sambil meraih bingkisan itu. Dengan tidak sabaran, Sonya langsung membukanya."WOw! Ini sungguh lingerie yang sangat seksi." Ujar nya dalam hati. "Aku tidak menyangka kalau efeknya akan seperti ini. Tapi kalau di pikir-pikir, ini memang sudah seharusnya terjadi. Samuel ku memang tidak pernah menyukai sisa orang lain.” Gumam Sonya dalam hati."Tuan muda Sam mengatakan kau harus memakai lingerie itu malam ini.” Ujar Dion lalu tersenyum palsu.“Dan ya.. ini! Mawar ini untuk mu dari tuan muda.” Tambahnya lagi kemudian memberikan setangkai mawar spesial yang telah di persiapkan nya."Thanks.." jawab Sonya lalu mengambil bunga mawar itu kemudian langsung mencium nya.Alis Dion langsung bertaut saat meluhat Sonya benar-benar menghirup bau bunga mawar itu."apa
Olivia langsung melemparkan tasnya dengan kasar ke atas meja. Padahal dua hari sudah video itu menghilang dari peredaran, tetapi mengapa masih ada saja orang yang mengingat setiap detail itu vidoe itu. Bagaimana Olivia nggak pusing dibuatnya. Setiap Olivia lewat pandangan orang -orang bagaikan tengah menggosipkannya.INGAT! PANDANGAN! BUKAN SUARA! SAKING DASYAT NYA EFEK DARI VIDEO LUCNUT ITU."Nih, minum dulu." Mbak Santi meletakan segelas air es di atas meja. Dia dan orang -orang di cafe tentu tahu mengenai masalah video itu. Tapi mereka percaya dengan Olivia maka nya mereka tidak menjudge Olivia seperti yang dilakukan oleh orang-orang di kampus yang tidak tahu kalau video itu editan."Wes jangan di pikirin lagi." Kata mbak Santi sekali lagi sebab ia melihat Olivia tak kunjung menyentuh air es yang dia bawakan."Gimana caranya nggak di pikirin mbak! Cara orang-orang natap aku tuh kayak aku ini aktris protitusi aja! Aku gerah mbak!" Keluh Olivia."Apa yang dikatakan oleh mbak Santi i
Kedua cewek itupun langsung keluar dari cafe setelah pak Budi datang. Bagaimana mereka bisa tetap bertahan di sana jika Pembantu Rektor 1 sedang mempelototin mereka.Sementara Olivia yang tidak tahu apa-apa hanya bisa planga plongo. Sepengetahuan Olivia, pak Budi ya Kepala progam study nya. Bagaimana cerita nya bisa jadi pembantu Rektor 1. Selain itu sejak kapan Samuel jadi ketua yayasan kampusnya?Olivia menunggu salah seorang dari Samuel dan pak Budi untuk menjelaskan hal itu. Tapi sepertinya tidak ada satu pun dari mereka yang akan menjelaskan hal tersebut pada Olivia. Dan terpaksa lah Olivia buka suara."Apa tidak ada dari kalian yang akan menjelaskan pada ku tentang semua ini?" Olivia melihat pak Budi dan Samuel bergantian. Dan keduanya hanya saling melempar pandang."Oke, kalau tidak ada yang akan menjawabnya, aku sebaiknya pergi saja." Ujar Olivia dan langsung ditahan oleh Samuel."Liv, tunggu. Duduk lah disini. Jangan kemana-mana. Apa kau tidak mau duduk dengan mantan K. Pr
Olivia langsung terdiam saat Cici masuk menggendong seorang bayi. "Liv..? " Sapa nya gagal karena baru mengetahui kalau Samuel juga ada di sana. Tapi untuk pergi dari tempat itu begitu saja juga tidak bisa. Pasti akan membuat situasi lebih awkward lagi. Cici pun berjalan mendekati Olivia dengan Tio melihat ke arah Samuel dan Budi. "Dari Solo Ci? Tumben Arka di bawa... " cicit Olivia yang langsung mengambil Arka dari gendongan Cici. Bagaimana pun Olivia sangat rindu pada Arka. Tidak bertemu Arka dalam waktu yang lama membuat hatinya bak mati. Jadi begitu bayi ini ada dihadapannya, sangat sulit untuk menolak. "Iya nih, ibu nya tadi tiba-tiba ada kerjaan. Jadi Arka terpaksa aku bawa. Aku ingat dia cafe pasti rame maka nya aku bawa kemari." Terang Cici. Samuel yang sedari tadi mencuri lihat pada Arka merasa familiar dengan wajah bayi ini. "Apa ini bayi yang sama dengan bayi yang ada di foto yang Olivia pegang waktu itu?" Batin Samuel bertanya-tanya tapi bodohnya di tidak menany
“Kita pulang sekarang?” tanya Samuel. Olivia tidak bisa menjawab pertanyaan Samuel. Dia hanya bisa tersenyum getir dan menatap Samuel penuh makna. Olivia tahu Samuel tidak akan pernah menyangka kalau Arka adalah putra nya. Dia juga tahu Samuel tidak akan pernah memaafkan nya jika dia tahu kebenaran itu. Tapi untuk saat ini Olivia masih bimbang dan ragu untuk mengatakan kebenarannya pada Samuel. Bagaimana kalau Samuel tidak percaya dengan kebenaran yang Olivia katakan? Bagaimanapun Samuel pernah satu kali tidak percaya padanya. Cici melihat keadaan Olivia dan Samuel. Cici sangat tahu kalau Olivia pasti berat untuk menutupi semua ini. Dia kasihan pada Olivia yang harus menanggung beban rahasia ini sendirian. Sebenarnya Cici juga merasa bersalah karena dia lah yang membawa Arka ke cafe itu. Dia tidak tahu kalau Samuel juga ada di sana. Dia hanya ingin Olivia bisa bertemu dengan Arka, anak yang sangat Olivia sayangi. Cici berpikir mungkin Olivia akan merasa lebih baik jika bisa melih
Malam itu, mereka tiba di rumah Kenzo. Samuel dengan hati-hati membantu Olivia keluar dari mobil, sementara Arka masih tertidur pulas di gendongannya. Cahaya rembulan menerangi wajah mereka, menciptakan bayangan yang bermain-main di tanah.“Selamat datang kembali, Olivia,” kata Kenzo dengan suara yang penuh kehangatan. Senyumnya lebar, matanya berbinar-binar. “Kau terlihat lebih cantik dari yang aku ingat.”“Terima kasih, Ayah,” jawab Olivia. Suaranya lembut, hampir tidak terdengar. Dia merasa canggung dan tidak nyaman, tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya.Kenzo melirik ke arah Arka yang sedang tidur di gendongan Samuel. “Siapa bayi ini?” tanyanya, mencoba untuk menyembunyikan rasa penasarannya.“Arka, anak dari kakak temanku. Aku meminjamnya untuk tidur denganku malam ini,” jawab Olivia cepat. Dia berharap Kenzo tidak akan bertanya lebih lanjut.Kenzo mengangguk, tetapi dia tidak bisa menyingkirkan perasaan aneh yang dia rasakan. Wajah Arka sangat mirip dengan Samuel saat
Pagi ini tidak seperti biasa, dimana Samuel selalu tidur berteman kan dengan guling setia nya pasca kepergian Olivia.Namun pagi ini sungguh berbeda. Pagi ini yang menjadi guling Samuel adalah Arka.Ya!! benar sekali!! Samuel yang menolak Arka untuk tidur diantara nya dan Olivia, malah memeluk Arka dengan erat.Dua pria itu terlihat lelap dalam dunia mimpi mereka.Olivia menggeliat, merentangkan tangannya. Dan saat tangannya menyentuh ke bagian tempat tidur di samping nya, Olivia langsung terlonjak. Dia ingat ada Arka di samping nya. Dia langsung khawatir kalau tangannya tadi mengenai Arka.Olivia langsung melihat ke samping. Dan alangkah terkejutnya Olivia melihat Arka sudah berada dalam pelukan Samuel.Air mata haru langsung berjatuhan ke dalam. Jujur hatinya senang melihat momen ini. Andaikan ini sebuah kenyataan, betapa membahagiakan nya..Tapi..."Mau berapa lama lagi kau melihat ku dan Arka, love?* tanya Samuel sambil membuka mata indah nya Olivia sontak terkejut. Dia tidak men
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan