Rachel menatap sekelilingnya dengan tatapan aneh. Sementara Jannet yang berdiri di sampingnya masih terus terusan tersenyum.
"Apa ... ini taman bermain anak tuan?" tanyanya saat melihat taman bermain yang cukup luas dan terlihat masih baru.Jannet yang mendengar pertanyaan itu menolehkan kepala. la anggukkan kepalanya tanpa ragu. "Ya, taman bermain ini milik nona muda. Anda tahu Nona, tuan sendiri yang mendesainnya, bahkan, tuan juga mengawasi saat orang orang membangun taman ini. Tuan benar benar menyanyangi nona muda," jelasnya dengan antusias.Rachel yang mendengar itu mengangguk. Ketidak nyamanannya atas panggilan dan cara bicara Jannet terhadapnya ia abaikan.Matanya kembali melirik ke sekelilingnya. Jika saja ia lupa alamat tempat tinggalnya dulu saat masih bersama dengan David, mungkin ia akan keliru dengan berpikir jika mansion ini adalah mansion lama.Melihat desain, dan juga dekorasi mansion yang ia masuki saat ini, beberapa hal"Bukankah kau pengacara wanita itu? kenapa kau tiba tiba membuka kasus ini lagi, dan ingin mendukung kami?" tanya Violet dingin.Dony yang sama sekali tak tersinggung dengan sikap Violet itu hanya mengangguk dan tersenyum sopan."Nyonya, di masa lalu saya melakukan kesalahan. Dan karena kesalahan ini, saya sudah memutuskan untuk memperbaikinya," ujarnya dengan nada serius.Violet yang mendengar itu mencibir. Bagaimana bisa semudah itu? ia masih ingat, bagaimana arogannya ayah Clarisa saat kasus di menangkan olehnya. Bahkan, Clarisa, si pembunuh keji itu malah mendapatkan penghargaan. Dan orang yang bertanggung jawab dari awal sampai akhir adalah laki laki yang sedang duduk di sebrangnya itu."Apa tuanmu yang memberimu perintah ini?" tanya Violet dingin.Dony yang mendengar itu tersenyum kaku. la menganggukkan kepala. Matanya menatap Violet dengan perasaan bersalah yang amat kuat."Katakan pada tuanmu, kalau kau ingin menebusnya,
Wajah Rachel terlihat benar benar lelah. Meskipun sudah ditutupi dengan topeng, matanya sama sekali tak bisa berbohong.Melakukan perjalanan dua kali dalam waktu singkat benar benar menguras energinya. Lebih lebih, batinnya yang merasa marah karena di tipu."Violet? Kenapa kau masih belum tidur?" tanya Rachel saat melihat Violet yang duduk di ruang tamu dengan wajah cemas.Violet yang mendengar suara Rachel itu mendongak. Matanya menatap Rachel dengan tatapan terkejut luar biasa."Kau kembali? Akhirnya kau kembali," ujarnya berusaha berdiri.Rachel yang merasa ada yang tidak beres itu dengan cepat mendekat. la letakkan kopernya di samping sofa. Kemudian menatap Violet dengan serius."Apa yang terjadi? Kenapa kau tampak cemas seperti ini?" tanyanya serius.Violet yang mendengar itu tak bisa menahan tangis. Matanya memerah. Bukan hanya itu, tatapan matanya juga terlihat penuh penyesalan."Aku ... aku gagal."
"Bagiamana?""Bajingan itu yang membawanya. Aku harus mengambil kembali putriku! ujar Rachel dengan wajah serius.Violet yang mendengar itu mengangguk. Namun, saat ia melihat Rachel yang ingin berdiri lagi, tubuh wanita itu tiba tiba terhuyung. Violet yang melihatnya harus berteriak."Rachel, kau baik baik saja kan?" tanyanya khawatir. Biar bagaimana pun, keadaan Rachel belum benar benar sehat setelah keluar dari rumah sakit.Rachel sendiri yang merasa kepalanya benar benar pening dengan nafasnya yang mulai terasa panas itu terduduk dengan mata terpejam. la benar benar membenci kondisinya saat ini."Aku ... aku baik baik saja. Aku akan mengambil Amanda," ujarnya dengan nada lemah.Violet yang mendengar itu menggelengkan kepala. "Kita belum tahu di mana Amanda sekarang. Kau harus beristirahat dengan baik. Setelah rekanku mendapatkan lokasi Amanda, kita akan menyusul Amanda bersama sama, ujarnya dengan serius.Rachel yang
"Syukurlah, akhirnya kau sadar," ujar Violet yang sedari tadi menunggu Rachel di rumah sakit.Rachel yang masih mengerjapkan mata itu menatap langit langit rumah sakit dengan kosong. Matanya sedikit linglung."Aku ... di rumah sakit?" gumamnya sedikit tak percaya jika ia kembali dilarikan ke rumah sakit.Violet menganggukkan kepala. Matanya menatap Rachel yang sudah dua hari tak sadarkan diri. Kesehatan wanita itu benar benar melemah. Kondisinya yang tidak stabil, serta mentalnya yang tiba tiba drop membuat tubuhnya tidak tahan lagi.Rachel yang kembali merasa pusing memejamkan mata.Namun, sedetik kemudian, ia diingatkan jika ia kehilangan putrinya."Tidak! aku harus mengambil Amanda. Aku harus mengambilnya," ujarnya dengan mata yang kembali memerah.la berusaha duduk, kemudian berusaha mecabut infus yang melekat apik di punggung tangannya.Violet yang melihat itu dengan cepat mencegahnya.Matanya mena
Amanda terus terusan tersenyum. Pagi ini, David memintanya untuk bersiap menjemput Rachel di bandara. Dan sepertinya, bukan hanya Amanda yang bahagia, tapi juga David."Pa, apa Amanda sudah cantik?" tanya Amanda sambil berputar membuat baju peri yang ia gunakan juga ikut berputra.David yang mendengar itu tersenyum. "Putri Papa yang paling cantik," jawab David yang merasa benar benar bahagia.Amanda yang mendengar itu mengangguk puas. la berkacak pinggang, kemudian mengangkat dagunya ke atas."Nanti, kalau Amanda sudah besar, Amanda akan berjalan seperti itu," ujarnya sambil menunjuk ke arah layar TV besar yang ada di tempat tunggu bandara.Di sana, terlihat sosok wanita model cantik yang tampak berlenggak lenggok angggun, membuat siapa pun yang melihatnya terkesima. Kecuali David. Karena di mata laki laki itu, hanya Rachel dan Amanda yang sempurna."Hm, Amanda akan menjadi lebih baik dari mereka," ujar David sungguh sungguh.
"Biarkan aku yang menggendong Amanda," tawar David saat melihat Rachel yang menggedong Amanda.Rachel yang mendengar itu hanya menatapnya datar.Setelah itu, ia kembali berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka kembali.David yang melihat sikap abai Rachel hanya bisa menghela nafas panjang. Matanya menatap punggung kurus Rachel yang membawa serta Amanda dalam gendongannya.Beberapa bawahan yang kebetulan ia bawa untuk mengawal mereka selama berada di bandara itu saling tatap. Namun, mereka dengan cepat mengubah posturnya menjadi tenang. Tak ada tatapan penasaran dari mereka."Jadi, apa saja yang Amanda lakukan selama Amanda tinggal di sini? Apa Amanda sekolah?" tanya Rachel yang sudah mendudukkan Amanda di atas pahanya.Amanda yang sedikit mengantuk itu tersenyum. "Amanda belum sekolah, Ma. Tapi, Papa mengatakan kalau Amanda akan mendapatkan guru yang mengajar Amanda di mansion. Jadi, Amanda masih bisa belajar sambil bermain
"Nyonya," sapa Thomas saat melihat Rachel yang muncul.Rachel yang sudah lama tidak melihat Thomas mau tak mau tersenyum. Jika boleh jujur, orang yang paling ia rindukan saat memutuskan pergi dari kehidupan David adalah Thomas."Thomas, sapa Rachel dengan senyum tipis dan mata memerah.Thomas yang melihat Rachel kembali lagi itu tak bisa menahan haru. "Nyonya, akhirnya Nyonya kembali. Saya benar benar senang," ujarnya dengan mata memerah.Rachel yang mendengar itu menganggukkan kepala. Dia juga senang. Namun, kesenangannya tak bertahan lama karena kemunculan David.David yang melihat bagaimana Rachel bisa tersenyum pada Thomas tapi terus terusan bersikap abai padanya sedikit menatap Thomas dengan pandangan dingin. Meskipun Thomas termasuk orang terdekatnya, tapi ia tetap akan membenci laki laki itu jika membuat Rachel bisa bersikap jauh lebih baik dibanding dengannya."Tuan, sapa Thomas yang juga tersenyum haru di depan David.
"Kalian serius? Kalian tidak perlu datang ke negara ini. Aku akan menjalankan misi ini diam diam. Aku tak akan pernah melepaskan orang orang yang sudah membunuh orang tuaku dan mengincar nyawa putriku," ujar Rachel serius saat ia mendengar jika Theo dan kedua anggota lainnya memilih untuk membantu Rachel untuk menjalankan misi rahasia tanpa sepengetahuan pemimpin mereka.Theo dan dua teman lainnya yang mendengar itu menggelengkan kepala. [ "Tidak kapten, bukan hanya kapten yang memiliki dendam ini. Kami bertiga juga memilikinya. Jadi, untuk misi rahasia ini, kami tidak akan menyerah." ]"Tapi, kalau ketua mengetahui kalian juga ikut menjalankan misi rahasia ini, jabatan resmi kalian akan dicabut," ujar Rachel dengan wajah cemas.Theo dan yang lainnya tanpa sadar tersenyum kecut. [ "Apa arti jabatan ini Kapten? Seperti kapten, kapten memilih masuk dalam dunia ini karena ingin membalaskan dendam kematian kedua orang tua kapten, begitu pula dengan kami. Selam
"Apa apa kau yakin, dia cucu kita?""Aku yakin, sangat yakin. Tapi, kita tetap harus menunggu hasil penyelidikan. Setelah semuanya sudah memiliki titik terang, kita akan menemuinya, dan melakukan tes DNA, agar semuanya jauh lebih jelas lagi," jawab Maximo yakin.Kareena terdiam. Air matanya kembali mengalir. "Tuhan benar benar baik. Dia ... dia mengambil putri kita, dan Tuhan menggantinya dengan memberi kita cucu," ujarnya di sela sela tangisnya yang menggugu."Ya, Tuhan benar benar baik," timpal Maximo yang ikut menangis juga.Dua pasangan baya yang sudah bertahun tahun menunggu kepulangan putrinya, dan harus dikecewakan dengan berita kematian putri semata wayang mereka akhirnya bisa bernafas lega saat ini."Percepat penyelidikan, aku ingin bertemu dengan cucu kita. Aku ingin secepatnya melihatnya," ujar Kareena dengan suara bergetar."Ya, kita akan segera bertemu dengannya. Tapi sebelum itu, kau harus sehat terlebih dahulu. Kau
"Bagaimana? Apa Amanda masih menangis?" tanya Rachel saat masuk ke dalam ruang rawat Amanda.Violet yang duduk di sebrang Amanda itu mendongak. Matanya menatap Rachel yang tampak kelelahan."Dokter baru saja menyuntikan obat untuknya. Sekarang dia tidur," ujar Violet lemah.Rachel menghembuskan nafas kasar. la berjalan mendekat, menatap wajah putrinya yang kian hari kian terlihat lemah.Tangannya dengan hati hati mengelus pelipisnya."Maafkan Mama, Mama tidak ada saat Amanda mencari Mama, bisiknya penuh permohonan maaf.Namun, tak ada sahutan. Amanda benar benar terlelap. Violet yang melihat penampilan Rachel yang berbeda itu mengerutkan kening."Apa kau benar benar menggantikan David di perusahaan?" tanya Violet penasaran.Rachel menolehkan kepala. la menganguk. Namun, sebelum ia menjawab lebih jauh, terdengar suara ketukan pintu."Ada apa?" tanya Rachel saat melihat Ali lah yang muncul di sana.
"Kumpulkan semua dokumen dokumen tentang proyek di negara Ital dan Jerm," perintah Rachel tepat saat ia masuk ke dalam ruang kerja David.Ali yang masih terpesona dengan tindakan Rachel yang menurutnya benar benar seperti rubah licik, yang mampu membungkam orang orang munafik itu mengerjap."Ah, dokumen?" tanyanya sedikit bingung."Ya, dokumen. Berikan semua dokumen padaku. Aku akan mempelajari semuanya," ujar Rachel yang membuat Ali terdiam."Nyonya, saya tahu anda ingin membuktikan kemampuan anda di depan mereka. Tapi, di depan saya, anda tidak perlu melakukan semua ini. Saya benar benar berterimakasih atas tindakan anda tadi. Tindakan anda benar benar membuat mereka tak akan pernah berani melirik, atau memiliki keinginan untuk menggeser tuan David dari posisinya," ujar Ali sungguh sungguh.Rachel yang mendengar itu mendatarkan wajahnya. Matanya menatap Ali dingin."Apa kau pikir apa yang aku bicarakan tadi hanya bercanda?" tan
Drt ... Drt .... Suara getaran ponsel Ali membuat Rachel yang melihat pantulan David dari kaca pintu itu menolehkan kepala. Ali sendiri yang melihat jika pihak perusahaan yang menghubunginya dengan cepat menjauh. Wajahnya terlihat benar benar kusut, lebih lebih, ia mendengar kata kata timnya di sana. Rachel yang merasa ada yang tidak beres itu menatap Ali yang tampak mengatakan beberapa kata kasar sebelum menutup panggilan itu. "Apa terjadi sesuatu dengan perusahaan David?" tanyanya dengan nada lelah. Ali yang mendengar pertanyaan itu menatap Rachel dengan pandangan dalam. la dengan lemah menganggukkan kepala. "Ya, beberapa pemegang saham mengetahui keadaan tuan saat ini. Rachel terdiam. Matanya menatap Ali, menunggu Ali menyelesaikan kata katanya. "Mereka meminta kita untuk segera melakukan rapat besar besaran untuk memilih ketua yang baru," tambahnya dengan wajah
Namun, kata kata yang dikeluarkan Rachel saat ini sama saja ingin menantang mereka yang membenci Rachel. "Oh ya, apa anda tahu, perusahaan sedang menjalankan proyek besar. Proyek ini menyangkut negara Ital dan negara Jerm. Apa anda yakin bisa menyelesaikannya? Anda tahu, jika proyek ini gagal, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar," komentar satu satunya wanita yang menjadi pemegang saham di perusahaan ini. Rachel yang mendengar itu tersenyum. la tak mempedulikan kecemasan Ali. Yang ia pedulikan hanya satu, bagaimana cara membungkam mereka semua yang meremehkannya. "Saya tahu, saya juga akan berusaha agar proyek itu tetap berlanjut tanpa adanya kendala," jawabnya tenang. Tak ada ekspresi takut sama sekali di wajahnya, dan hal itu membat pemegang saham lainnya itu mendengus, merasa kesal, dan menganggap jika Rachel hanya lah wanita yang pandai berbicara. "Nyonya, apa yang anda katakan, tidak akan sama
"Nyonya," panggil pelayan saat melihat Rachel tertidur.Rachel yang tertidur sambil menunggu Amanda itu mengerjap. la menegakkan tubuh. Matanya menatap pelayan itu dengan bingung."Hmm?" Rachel mengerjap bingung.Pelayan itu tersenyum penuh simpati. "Di luar, ada teman teman nyonya, jelas pelayan itu.Rachel yang mendengar itu mengerutkan kening. "Teman teman?" gumamnya bingung. Hingga wajah Theo, lev dan Nuh memenuhi otaknya."Oh, iya," ujarnya sambil menganggukkan kepalala segera keluar, tak mempedulikan penampilannya yang acak acakan. la membutuhkan Lev saat ini."Kepten_""Lev, apa kau bisa meminta kakekmu untuk mengoperasi David?" tanya Rachel yang tak mempedulikan kata kata Theo yang disela.Semua orang yang mendengar itu terdiam. Ya,mereka tahu apa yang terjadi dengan David. Tapi, mereka tidak berpikir jika keadaan David akan separah itu sampai mengharuskan kakek Lev yang sudah pensiun dari peke
Tok ... TokSuara ketukan pintu membuat Rachel yang menangis itu dengan cepat menegakkan punggung. Matanya lagi lagi harus melihat wajahnya yang kuyu."Nyonya, apa anda masih lama?" tanya pelayan dari luar.Rachel yang mendengar itu mencoba menormalkan suaranya. Hanya saja, suara yang keluar dari bibirnya tetap terdengar serak."Ya, aku baik baik saja. Tunggu sebentar, aku akan segera keluar," jawa Rachel dari dalam.Pelayan itu mengangguk. Hampir lima menit ia berdiri di depan pintu menunggu Rachel keluar.Rachel yang hanya membasuh wajahnya sekedarnya, dan mengganti pakaiannya cepat cepat itu langsung keluar. la bisa melihat wajah panik pelayan itu."Ada apa?" tanya Rachel."Nyonya, nona muda sedari tadi hanya diam, nona muda tak mau menjawab apa pun pertanyaan kami," jelas pelayan itu yang embuat Rachel tertegun."Apa maksudmu?""Nona muda sepertinya trauma, ujarnya hati hati.Wajah
"Tuan David sekarat. la tak bisa melakukan apa pun, dan anda tahu, tidak ada satu pun orang yang tahu dengan keadaan tuan. Untuk ayah nona Clarisa yang bisa menyalah gunakan kekuasaan tuan David, semua itu murni karena ketidak tahuan dan ketidakmampuan tuan David saat itu.""Dengan kondisi tuan David yang bahkan tak bisa bergerak sama sekali, dan harus melakukan operasi berulang, tuan David harus mempercayakan perusahaan itu pada orang lain. Dan saat itu, hanya ayah nona Clarisa yang dekat dengan tuan," jelasnya dengan nafas berat."Anda menyalahkan tuan David karena ayah nona Clarisa menggunakan kekuasaannya? Anda tahu, tuan David tidak tahu apa pun menyangkut pembunuhan yang dilakukan nona Clarisa. Tuan David harus fokus dengan kesehatannya, dan yang paling penting, tuan David juga harus terfokus pada pencarian anda," jelasnya masih ingat dengan jelas hari hari berat David saat itu."Jika anda merasa terkhianati, tuan David juga seperti itu," tambahnya d
"Anda harusnya tahu, tuan David tidak sama degan laki laki pada umumnya. Tuan David bukanlah laki laki romantis. Tuan David juga bukan laki laki yang mudah mengumbar kata kata manis. Tapi ... bisakah anda mengerti sedikit saja tentang tuan David?""Apa aku selama ini kurang mengertinya?" Rachel menatap Ali dingin. Matanya memerah.Ali tersenyum. "Apa dengan meninggalkan tuan David itu disebut pengertian?""Apa hanya karena skandal itu? atau, karena sikap para pelayan? Atau, karena sikap para wanita wanita sosialita di luar sana anda memilih untuk meniggalkan tuan David?""Nyonya, harusnya anda lebih mengenal tuan David dibanding orang lain. Saya dengar, anda teman kecil tuan David dulu."Rachel memejamkan mata. Ada sedikit perasaan sakit saat Ali mengatakan kata kata itu."Untuk skandal itu, harusnya anda tahu, berapa banyak oknum yang ingin menghancurkan tuan David? Saat mereka tahu tuan David memiliki kelemahan, apa anda pikir