Share

Kebal Kepalamu!

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 16:35:42

Bab 81

Akmal baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya, tetapi mendadak ia merasakan hawa panas menyergap tubuhnya. Tubuhnya memanas dengan keringat dingin yang melembabkan pelipisnya. Pria itu mendesah kesal. Tangannya seketika terkepal.

Benar tebakannya. Untung saja dia sudah mengantisipasi kemungkinan ini. Ini hotel umum, dan mayoritas pengunjungnya adalah para wisatawan. Apapun bisa saja terjadi.

Akmal segera berjalan menuju dispenser, mengambil segelas air putih dan menuangkan isi plastik kecil yang ia ambil dari saku bajunya.

Itu adalah bubuk penawar untuk menetralisir reaksi obat perangsang yang kini mulai bekerja di tubuhnya. Dia harus cepat-cepat meminumnya, sebelum reaksi obat sialan itu semakin menjadi-jadi.

Glek.

Akmal menghabiskan minumannya, lalu segera duduk di sofa. Pria itu melepas arlojinya, lalu menaruhnya di atas meja kaca, tepat di hadapannya. Tidak cuma itu. Akmal pun menghidupkan AC demi membuat ruangan menjadi lebih dingin. Setelah itu ia menyandarkan tubuhnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kita Sama-sama Pemain, Sierra

    Bab 82Akibat pengaruh obat perangsang di dalam tubuhnya, Akmal baru bisa tertidur menjelang dini hari. Pria itu merasa sangat bersyukur. Untung saja dia waspada. Seandainya tidak menyediakan obat penawar itu, pasti sekarang dia tengah bergulat di bawah selimut bersama dengan Sierra. Ini sangat mengerikan. Akmal tidak bisa membayangkan.Di sisi lain, dia tengah berjuang demi masa depan bersama dengan Hanina dan putri mereka. Sementara jika kejadian itu sampai terjadi, ia pasti akan terlibat hubungan terlarang dengan Sierra. Tidak mungkin setelah insiden itu tidak berlanjut ke sebuah hubungan yang lebih serius, bukan? Sierra memang licik dan Akmal menghadapi dengan kelicikannya juga."Kita sama-sama pemain, Sierra. Jadi kamu salah orang." Senyum samar terbit dari bibir pria itu Namun dia masih berpura-pura tidak tahu. Kegiatan Akmal hari ini berjalan seperti biasa. Diawali dengan memberikan briefing pagi ke semua tim yang bertugas, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan bebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Jangan Mencoba Menjodohkanku

    Bab 83Dua hari kemudian, Akmal bertolak menuju ibukota. Masalah ini harus ia selesaikan. Cerita dari ibunya membuatnya menarik kesimpulan jika saat ini Hanina sudah mulai membuka diri dengannyaIni adalah sebuah kemajuan.Setelah pencariannya menemukan jalan buntu, akhirnya titik terang itu mulai ia dapatkan. Akmal merasa sangat bersemangat."Di mana sekarang Hanina tinggal, Ma?" Pertanyaan itu langsung terlontar dari mulut Akmal tatkala wanita yang telah melahirkannya itu membukakan pintu untuknya."Duduk dulu, Nak," tegur ibunya."Aku tidak bisa tenang jika Hanina tidak diketahui keberadaannya. Aku tidak ada niat untuk pulang, tetapi demi Hanina, maka aku rela mengambil cuti....""Tapi kita bicarakan semuanya baik-baik, Nak."Kali ini Akmal menurut, lantaran melihat pelototan mata ibunya."Jangan berbelit-belit, Ma. Katakan di mana sekarang Hanina tinggal! Aku akan segera menjemputnya, sebab aku sudah tidak tahan sendirian di tempat kerjaku," tukas pria itu."Memangnya kenapa? Apak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Tak Ada Rotan Akar pun Jadi

    Bab 84"Kak Nina nya nggak ada, Mas. Ini kan hari libur," tukas Dira menatap malas pria itu, pria yang nyaris tiap hari selalu muncul di butik ini, seperti tidak ada kerjaan saja."Siapa bilang Mas mau menemui Nina? Mas malah mau ngobrol sama kamu," sanggah Rio santai."Ngobrol sama aku?" Dira menepuk jidatnya sendiri. "Pasti topiknya tidak jauh-jauh dari urusan Kak Nina. Memangnya kenapa sih, Mas? Apa nggak capek ngejar Kak Nina terus? Aku yang ngelihatnya aja capek banget.""Mas nggak ada istilah capek. Mas selalu berharap suatu saat pintu hati Nina akan terbuka." Pria itu menatap Adira dalam-dalam. Mereka duduk berhadapan, duduk di sofa yang memang disediakan di butik ini sebagai tempat bagi para pengunjung yang ingin beristirahat setelah lelah memilih barang yang mereka inginkan."Kalian ini sama saja. Aku juga heran kenapa Kak Nina berkeras menunggu Mas Akmal, sementara Mas Akmal udah nggak tahu lagi kabar beritanya. Sudah itu, Mas Rio malah ngejar-ngejar Kak Nina. Ribet aku jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Aku Bukan Rahwana!

    Bab 85Pria itu merasa sangat percaya diri jika Hanina kini sudah berada di dalam genggamannya. Dia sama sekali tidak menyadari jika ada sebuah motor yang mengikutinya dari dari jarak yang cukup aman sehingga tidak terlihat olehnya, sebuah motor yang mengikutinya sejak dari restoran.Rio melajukan mobilnya menuju sebuah hotel. Tidak mungkin ia mengeksekusi Hanina di rumahnya, karena pasti akan mengundang kecurigaan keluarga wanita itu. Lagi pula, semua orang pasti akan cepat menyadari menghilangnya Hanina. Dan untuk membendung semua kemungkinan itu, Rio memang sengaja mengajak Dira jalan-jalan.Tidak ada makan siang yang gratis, bukan?Sampai di parkiran hotel tujuan, Rio menggendong Hanina ala bridal menuju lobby. Seorang petugas mengantarnya menuju kamar yang sudah ia reservasi sebelumnya.Bugh bugh!Rio baru saja membuka pintu kamar hotel ketika mendadak sebuah tendangan keras bersarang di pundaknya, membuat tubuh pria itu terdorong ke depan. Hampir saja tubuh Hanina jatuh ke lanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Akhirnya Aku Menemukanmu

    Bab 86"Ingat, aku bukan lagi Akmal yang bisa kamu remehkan. Aku bisa saja menjebloskan kamu ke dalam penjara jika kamu masih nekat," ancam pria itu. Dia maju dua langkah, kemudian menoleh kepada Rio."Mungkin aku tidak punya bukti untuk membongkar kejahatanmu di hadapan Papa Darmawan, tetapi aku yakin suatu saat nanti kebenaran pasti akan datang. Papa Darmawan pasti akan tahu bagaimana bejatnya kelakuan anak angkatnya yang konon katanya sangat ia sayangi ini." Pria itu tersenyum sinis. Rio masih saja meringis. Pukulan yang bertubi-tubi dari Akmal serasa meremukkan sampai ke tulang-tulangnya.Meski bertubuh tinggi dengan paras yang rupawan, tetapi jika urusan adu jotos, Rio pasti akan kalah."Tetapi jika soal penculikan Hanina, aku tidak segan-segan melaporkannya kepada polisi, lagi pula aku punya bukti, dan dua orang petugas keamanan itu akan menjadi saksinya. Bukankah kamu check in di hotel ini atas namamu, sementara petugas resepsionis mendapati kamu membawa Hanina dalam keadaan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Aku Mau, Mas

    Bab 87"Kalau kamu nggak ada hubungan apa-apa sama Sierra, kenapa kamu bisa seintim itu dengan dia?!" gugat perempuan itu. Entah karena perasaannya saja yang terlampau cemburu, sehingga dia merasa tayangan video launching hotel Sierra itu terlihat jika kebersamaan Akmal dan Sierra begitu intim. Atau jangan-jangan apakah itu karena permainan kamera?"Enggak Sayang, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Sierra itu owner di hotel yang aku pimpin. Dia atasan aku. Kalaupun kami terlihat bersama di depan kamera, itu hanya sekedar untuk pencitraan. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Siera, lagi pula seandainya pun nggak ada kamu, aku juga nggak mungkin memilih cewek kayak gitu. Sierra itu temannya Risty." Akmal menjelaskan panjang lebar. Dia memiringkan tubuhnya dan membelai kepala sang istri penuh sayang."Temannya Risty?" Hanina tersentak kaget."Iya, sebelumnya aku memang pernah ketemu dengan Sierra di rumahnya saat aku mengantar pesanan snack box dari cafenya Ricky. Ya gitu deh ceritany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Ini Yang Aku Inginkan, Mas

    Bab 88"Jadi semua ini ulah Rio? Aku kira penculikan ini sebagai kejutan untuk pertemuan kita." Wanita itu mengurungkan niatnya untuk menyuap makanan. Dia menatap serius sang suami yang baru saja menyelesaikan ceritanya"Mana mungkin aku berani ngasih kejutan seperti itu sama kamu. Aku masih waras juga kali." "Kali aja kamu ngasih prank," ujar Hanina sembari nyengir. Akhirnya dia kembali meneruskan menyuap makanannya."Enggak, Sayang. Aku hanya berpikir jika ini memang jalan Tuhan untuk mempertemukan kita. Aku sudah mencarimu kemana-mana. Tapi nggak ketemu. Hanya saja ya, nggak nyangka aja jika Rio sampai senekat itu, padahal seharusnya dia berpikir ulang karena bagaimanapun dia masih anak angkat papa Darmawan dan mama Liani.""Aku juga nggak nyangka, Mas. Aku pikir dengan usahaku yang menjodohkan dengan Dira, sedikitnya perhatian Rio segera teralihkan." Perempuan itu menggeleng seraya mengucap istighfar dalam hati."Kamu menjodohkan Rio dengan Dira?""Iya, Mas. Aku lelah, karena sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Ternyata Aku Istri Kedua    Sok Alim Kamu!

    Bab 89 "Aku hanya ingin bertemu dengan Hanina, Pa. Jika tidak begitu caranya, bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengan Hanina?" tukas pria itu setelah memberi kode kedipan mata kepada istrinya yang membuat Hanina mendesah kesal. Sebenarnya Hanina tidak menyetujui ide Akmal. Namun mengingat nasib Rio sekarang, Hanina berpikir ada baiknya jika menuruti suaminya. Mereka sudah punya kesepakatan dengan Rio. Semoga saja Rio menempati janjinya dan mereka tidak perlu membongkar masalah ini, yang membuat Rio terancam dipecat sebagai anak angkat keluarga Darmawan. Mereka mungkin masih bisa memaafkan kelakuan Rio, tetapi barangkali itu tidak berlaku bagi seorang pria setengah tua yang mencintai putrinya melebihi dari apapun ini. Jangankan Rio, yang sudah memiliki kesalahan dengan menculik Hanina dan bermaksud akan menodainya, Akmal saja harus berjuang mati-matian untuk bisa kembali meluluhkan hati pria setengah tua yang satu ini. "Tapi kamu sudah membawa anak saya tanpa izin!" sergah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Hanya Soal Waktu

    Bab 145"Nggak usah didengerin ucapan Mama. Kalau memang kamu nggak siap melakukan hubungan suami istri, aku bisa menunggu kok. Santai aja," ujar Reza menenangkan Dira yang terlihat amat gelisah saat mereka dalam perjalanan pulang dari bandara untuk mengantar rombongan ibunya."Bukan soal itu. Aku hanya kepikiran soal kita kedepannya. Aku nggak menyangka kita bisa melangkah sejauh ini," keluh gadis itu."Tidak apa-apa. Memang sudah jalannya begitu, yang penting kamu bisa menjalaninya dengan baik.""Aku nggak yakin." Tatapan Dira nampak kosong, meski di sepanjang perjalanan, nampak gedung-gedung pencakar langit berdiri dengan angkuh, mengalahkan rumah-rumah petak di sekitarnya."Aku akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meyakinkan kamu. Yang penting kamu nggak menentang jalan yang sudah kita ambil. Ini hanya soal waktu, jadi kita kembalikan saja kepada waktu.""Kamu begitu yakin, Reza?""Tidak ada hal yang membuatku tidak yakin, karena kurasa yang ada dalam dirimu itu bukan cinta,

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Kamu Nggak Sendirian

    Bab 144Luka itu kembali terbuka. Dia tidak menyangka Rio dan Risty muncul, padahal gadis itu merasa tidak pernah mengundang kedua orang itu. Lalu siapa yang mengundangnya? Apakah Hanina?!"Kamu harus hadapi semuanya, Dira. Jangan menghindar terus, karena terapi yang paling baik buat kesembuhan hati kamu adalah bertemu dengan orang yang membuat hatimu sakit, walaupun mungkin di awal perih. Tapi percayalah, lukamu akan segera sembuh." Hanina berbisik, lalu dia segera undur dua langkah dan memberikan kesempatan kepada para undangan yang lain untuk bersalaman dengan Dira dan Reza.Lagi-lagi gadis itu mengangguk dan anggukan itu pula yang ia tunjukkan saat harus bersalaman dengan Rio dan Risty. Pria di samping Dira itu hanya tersenyum kecut manakala akhirnya bisa bertemu langsung dengan pria yang sangat dicintai oleh Dira.Tanpa sadar dia membandingkan antara ia dengan Rio. Dilihat dari postur tubuh, dia tidak kalah dengan Rio, sama-sama gagah dan tampan, meski tentu struktur wajah mereka

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Menjalani Takdir

    Bab 143Aroma bunga yang semerbak tercium dengan jelas dari bunga-bunga yang disebarkan ke seluruh penjuru ruangan ini. Ruangan tamu di rumahnya yang tidak terlalu luas kini disulap menjadi ruangan tempat akad nikah. Pagi ini Reza akan melafalkan akad nikah atas nama dirinya. Dira menghela nafas. Akhirnya dia menyerah. Dia bersedia menikah dengan Reza, meski tak ada sedikitpun rasa cintanya pada pria itu. Sebelumnya dia selalu berkhayal jika ia akan menikah satu kali seumur hidup dengan orang yang ia cintai, tapi kenapa semuanya menjadi begini? Seolah takdir memaksanya untuk menerima pria itu. Dia hanya menganggap Reza sebagai teman, malaikat penolongnya. Seandainya tidak ada Reza waktu itu, maka barangkali dia sudah rusak oleh kecerobohan yang dibuatnya sendiri.Klub malam bukanlah tempat yang baik untuk gadis perawan seperti dirinya."Sebentar lagi mempelai pria akan datang, Nak. Jangan cemberut terus," tegur ibunya yang saat itu sudah masuk ke dalam ruangan dan kini duduk di sis

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Rezeki Anak-anak

    Bab 142Hanina celingak-celinguk, sembari mengerjapkan matanya berulang kali. Bayangan yang sempat dilihatnya barusan kini telah lenyap, padahal dia merasa belum lima menit ia memalingkan wajah ke arah lain, tapi sosok yang ia kenali sebagai Reza dan Dira itu sudah lenyap dari pandangannya."Kenapa, Sayang?" Akmal yang tengah menggendong Aqila itu pun memasang tampang keheranan menyaksikan tingkah istrinya. Dia memang lebih fokus pada putrinya dan mengabaikan sekelilingnya."Aku seperti melihat Dira di sini, tapi ke mana ya? Barusan dia ada di situ," tunjuk Hanina pada sebuah bangku dan meja yang memang barusan digunakan oleh Dira dan Reza untuk duduk bersantai sembari menikmati udara dan pemandangan laut."Nggak ada tuh." Akmal menatap arah yang ditunjuk oleh istrinya. Hanya ada sepasang kursi dan meja yang di atasnya dua batok kelapa dan bungkus cemilan."Tapi aku seperti melihat mereka. Aku masih mengenali Dira dan...." Perempuan itu menyanggah."Kok bilang mereka? Memangnya kamu l

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Teman Tapi Mesra?

    Bab 141Reza tertegun sejenak. Namun sedetik kemudian dia sudah bisa menguasai diri. "Tenanglah, aku nggak sakit kok. Kamu nggak perlu segitunya." Pria itu menarik tubuh Dira hingga akhirnya gadis itu kembali bangkit dan terduduk di ranjang.Keduanya kini duduk berhadapan dan lagi-lagi Reza menangkup kedua pipi gadis itu."Aku akan tanggung jawab. Sejak awal aku yang membawamu kemari, meskipun itu atas keinginanmu sendiri. Jika memang kedua orang tua kita mengira kita tinggal bersama atau melakukan hal yang tidak benar, aku akan berusaha meluruskannya. Kamu tenang aja." Reza meyakinkan."Bagaimana aku bisa tenang jika sudah seperti ini? Bagaimana kalau nanti kita dipaksa untuk menikah? Aku nggak mau kita terlibat dengan urusan pribadi. Lagi pula kita nggak ada hubungan apa-apa, masa iya dipaksakan gitu? Aku nggak mau tahu, kamu harus pastikan mereka bisa mengerti bahwa kita nggak ada hubungan apa-apa. Aku ke sini cuma untuk kerja," oceh Dira panjang lebar."Ya, tinggal nikah saja." P

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Tanggung Jawab

    Bab 140Dengan berat hati, Adira memberikan alamatnya di Jakarta. Kali ini ia tidak punya pilihan, meski perasaannya semakin resah, tak bisa membayangkan bagaimana tanggapan orang tuanya nanti seandainya ibunya Reza benar-benar datang ke rumahnya.Dia tidak kuasa membayangkan kemarahan bapak dan ibunya.Namun menilik dari sikap yang ditunjukkan oleh perempuan tua itu, sepertinya Kartika memang serius. Ibunda dari Reza itu kini sedang menelpon seseorang dan terlibat pembicaraan serius. Bahkan Dira mendengar namanya dan Reza disebut-sebut dalam pembicaraan mereka.Apa yang sedang direncanakan oleh perempuan tua itu?"Baiklah. Sekarang Mama pamit dulu. Dan ingat Reza, jangan macam-macam dengan anak gadis orang selama kamu belum bisa menghalalkannya," pesan Kartika yang iringi anggukan oleh Reza."Iya Ma. Jangan khawatir. Aku bukan pria rendahan yang suka mengumbar hawa nafsuku pada sembarang wanita," sahut Reza menimpali."Kecuali pada gadis ini, kan?" balas Kartika seraya mendengus. Seb

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Terlihat Begitu Murahan

    Bab 139Perempuan bernama Kartika itu menatap Adira dari atas ke bawah. "Jadi kamu yang bernama Adira?!""Iya Tante, maaf." Adira seolah kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka jika ternyata ibunda dari Reza ini pagi-pagi sudah sampai di apartemen ini. Apakah Sonya sudah bercerita tentang mereka? Mengapa Sonya bercerita secepat itu? Padahal mereka baru saja bertemu kemarin siang. "Sudah berapa lama kalian tinggal bersama?" Tentu saja perempuan tua itu langsung mengira hal yang tidak-tidak. Saat ini Adira hanya mengenakan celana pendek dengan atasan gaun tanpa lengan, itu pun dari bahan kain yang cenderung menerawang. Adira pun tidak menyadari penampilannya ini karena saat keluar kamar pertama kali usai bangun tidur, dia lupa jika di apartemennya ini ada seorang lelaki dewasa yang berpotensi akan terangsang saat melihat penampilannya yang seksi.Gadis itu meringis saat menyadari penampilannya. Pantas saja tatapan Reza saat ia memasak tadi begitu berbeda. "Ya Tuhan, aku terlihat beg

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Memangnya Kamu Mau?

    Bab 138"Malam ini Papa ingin mengunjungimu, Nak. Jangan marah ya," ucap Akmal dalam hati saat ia memulai penyatuan mereka. Hanina memekik tertahan ketika merasakan liang surgawinya yang terasa penuh. Seperti biasa, Akmal memang seperti itu. Dan kali ini pria itu begitu kuat, menghentak di atas tubuhnya.Dia tak munafik. Salah satu alasan yang membuat dia bertahan selama ini adalah karena permainan Akmal di tempat tidur. Sentuhannya, caranya mendamba, serta saat dia meracau nikmat, semua itu membuatnya tak bisa move on, walaupun sudah bertahun-tahun mereka berpisah. Nyatanya Akmal memang sedahsyat itu di atas pembaringan. Jadi tidak heran jika ia dengan mudah hamil Aqila sebulan setelah mereka menikah. Dan hal itu pula yang membuat Sierra begitu tergila-gila dan penasaran karena mendengar cerita Risty tentang Akmal yang begitu luar biasa jika tengah berada di tempat tidur.Satu pelajaran yang membuat semua orang harusnya tahu jika urusan tempat tidur adalah rahasia rumah tangga yang

  • Ternyata Aku Istri Kedua    Bicara Masa Depan

    Bab 137"Lumayan, tapi opening stand Hanina Collection tadi cukup ramai. Para jamaahnya Ustadz Zubair juga terlihat antusias mungkin mereka senang karena mendapatkan barang sekelas butik dengan harga kaki lima." Perempuan itu terkekeh-kekeh mengenang keseruan tadi sore. Dia memang sangat menikmati berinteraksi dengan para jamaahnya Ustadz Zubair yang ramah-ramah. Berasa mendapatkan teman baru saja! "Emak-emak memang begitu. Termasuk aku sendiri. Memangnya siapa sih yang nggak mau dapat barang berkualitas dengan harga murah?"Akmal langsung tepuk jidat. Dia melirik Aqila yang kini sudah berbaring di tempat tidur, berharap semoga saja pembicaraan mereka tidak membuat tidur putrinya terganggu. Aqila tidur di dalam gendongannya saat mereka akan menuju kemari, sehingga Akmal langsung merebahkan putrinya di pembaringan, sementara Hanina menaruh tasnya di atas meja nakas."Para perempuan memang selalu begitu, dan aku nggak masalah, Sayang. Lagi pula kecintaan kamu pada dunia fashion akhirn

DMCA.com Protection Status