Beranda / Romansa / Terlambat Mencintai Lisa / Episode 72. Di Mana Lisa?

Share

Episode 72. Di Mana Lisa?

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-07 22:18:02

Cherrine baru saja pulang dari kampus. Teringat kejadian tadi siang membuatnya kembali merasa kesal.

"Lisa sialan!" umpatnya.

Saat ini dia merasa haus. "Hei kau, buatkan jus jambu merah ya. Sekarang juga!" titahnya pada Ema yang hendak pulang. Cherrine sudah terbiasa seperti itu di rumahnya sendiri.

Kening Ema mengerut saat mendengar nada memerintah itu. Bukankah Cherrine juga seorang ART sama sepertinya? Kenapa dia malah main suruh begitu saja? Dan kata-katanya sungguh tidak sopan. Majikannya saja selalu mengatakan kata tolong ketika menyuruhnya melakukan sesuatu.

"Kau bukan majikanku, kenapa malah memerintahiku seperti itu?" protes Ema sedikit kesal.

Cherrine bersedekap. "Sebentar lagi aku akan menjadi nyonya di rumah ini. Jadi lebih baik kau menurut saja," ucap Cherrine dengan nada arogan. Mentang-mentang Revin memperlakukannya dengan lembut dan tampaknya suka padanya, Cherrin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 73. Memastikan Permainanmu

    Di kamar mandi, Revin menghembuskan napas kasar. Tangannya berulang kali mengepal, merasa tidak suka akan cerita Cherrine. Dia tahu Cherrine ini adalah penipu, tetapi dia juga memiliki keyakinan bahwa Lisa memang telah berselingkuh."Menjijikkan," geramnya dengan gigi merapat. Siapa Damian itu? Lagi-lagi otaknya berputar tentang itu. Jika laki-laki itu memang selingkuhan istrinya, kenapa berani sekali datang ke rumah? Jelas itu tidak mungkin, bukan? Tapi...Mata Revin seketika melebar. Tentu saja itu bisa terjadi! Lisa pasti sedang menantangnya. Karena dia sudah berani membawa wanita lain ke rumah, jadi kemungkinannya, Lisa mencoba melakukan hal yang sama! Revin menggertakkan gigi karena dia sangat membenci hal ini. Sungguh benar-benar berani, Perempuan sampah yang tidak tahu diri!Bahkan setelah mandi, Revin masih saja uring-uringan di kamarnya. Mandi air dingin sama sekali tidak bisa menekan amarahnya. Lisa sekarang su

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 74. Istri Macam Apa?

    Begitu berada di dalam, Revin langsung mengedarkan pandangannya. "Di mana Lisa?" tanya Revin tanpa basa-basi pada Aisyah. "Mbak Lisa ada di atas, Mas," jawab Aisyah apa adanya. Revin langsung berbalik dan naik ke lantai atas. Di lantai atas, dia tidak mendapati Lisa. "Lisa!" panggilnya geram. Dia berjalan menuju kamar Lisa. Dan ceklek! Revin membuka daun pintu tetapi pintunya terkunci. Rahang Revin mengeras. Otaknya sudah kotor membayang kan Lisa sedang berduaan dengan laki-laki di kamar itu. "LISAA!" teriaknya. Dorr! Dorr! Dor! Revin menggedor pintu dengan kasar. "Tunggu sebentar, Kak!" sahut Lisa. "Buka pintunya, cepat!" Dorr! Dorr! Dorr! "LISAAA!" Revin sungguh tidak sabar! Lisa pun terburu-buru menuju pintu. Dia mengunci pintu hanya ingin memperbaiki dandanannya sekejap. Dia tidak ingin terlihat lusuh dan pucat di hadapan Revin. Walaupun sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 75. Sebuah Ide

    Begitu Lisa berucap seperti itu, Revin langsung mencengkeram kasar tangan Lisa."Jadi kau mencoba membawa laki-laki ke rumah karena aku membawa Cherrine?" tanyanya dengan gigi merapat. Lisa meringis pelan hingga Revin segera tersadar dan melonggarkan cengkeramannya.Lisa menelan ludahnya. "Apa maksud kakak?""Kau membawa laki-laki bernama Damian ke rumah!" bentak Revin membuat Lisa semakin menciut ketakutan. Bahkan tubuhnya yang sudah gemetaran semakin bergetar. Dia takut dipukul Revin. Revin sama sekali tidak menyadari ketakutan Lisa. Dia sedang dipenuhi emosi."Damian itu adikku. Kami dua bersaudara," jawab Lisa cepat dengan suara parau. Seketika cengkeraman di tangan Lisa lepas."Kau punya adik?" tanyanya tak percaya dengan kening mengerut. Lisa mengangguk.Revin diam sejenak kemudian mendengkus. "Aku akan segera tahu kau berbohong atau tidak soal itu."

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 76. Kesepakatan

    Lisa menghela napas pelan, berupaya menekan rasa sesak di dadanya. "Alasanku setuju untuk bercerai karena aku merasa bersalah pada kakak.. Aku akui, aku memang sengaja tidak meminum pil kontrasepsi agar aku bisa mengandung anak kakak. Aku juga berbohong ketika aku mengatakan bahwa aku tidak sadar ketika kakak menggauliku malam itu karena meminum pil obat tidur. Apa yang kakak tuduhkan padaku memang benar adanya. Aku memang menjebak Kakak dalam pernikahan ini." Air mata Lisa mengalir ketika mengakui dosa yang tidak ia lakuan itu. Lisa benar-benar sudah lelah. Jika ini bisa membuat Revin berhenti menekannya dan juga bisa mengeluarkan Cherrine dari rumah, Lisa rasa itu sudah cukup. Revin tertawa mendengar ucapan Lisa. Dia puas sekaligus merasa jengkel. "Benar-benar kau itu perempuan yang tidak tahu malu! Akhirnya kau mengakuinya juga. Sungguh luar biasa! Apa semua ucapan yang kulontarkan selama ini padamu, benar-benar membuatmu tertekan? Baguslah kalau begitu. Mu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 77. Tubuh Polos itu?

    Revin mengawasi Lisa yang baru saja mengangguk. Benar-benar perempuan luar biasa, dihina seperti itu malah santai saja. Memang perempuan yang tidak punya harga diri! Revin mengutukinya di dalam hati sementara ia tidak mengetahui bahwa mata Lisa sudah sedari tadi kosong."Apa tadi kau sempat mengganti pakaianmu? Kalau belum, ganti pakaianmu sekarang. Ini sudah malam. Kita harus pulang."Lisa kembali mengangguk pelan. Dia mengambil pakaiannya dari lemari dan langsung membuka ritsleting dress yang masih ia kenakan di hadapan Revin. Gaunnya jatuh ke lantai memampangkan tubuh mulusnya yang hanya mengenakan pakaian dalam.Mulut Revin tanpa sadar terbuka melihatnya. Bukan karena ia terangsang. Tetapi ia terkejut. Revin mendapati bahwa Lisa telah kehilangan berat badannya cukup banyak. Ia mengerutkan keningnya. Tubuh Lisa mengecil dan kurus. Apa ini karena pengaruh kehamilannya? Apa karena kehamilannya cukup berat sampai-sampai

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 78. Kata-kata Kejam

    "Di mana Lisa?" Revin bertanya pada Cherrine. "Mbak Lisa masuk ke dalam kamarnya, Mas. Katanya dia sudah makan," jawab Cherrine ringan. "Apa kau yakin dia mengatakan sudah makan?" Revin bertanya dengan nada serius. "Iya, dia bilang sudah makan malam, Mas," jawab Cherrine berbohong. "Mungkin makan malam bersama Damian. Entahlah, mudah-mudahan sih bukan bersama lelaki itu." 'Dasar anaconda.' Revin mengumpat dalam hati, ia tahu Cherrine mencoba memprovokasinya. Tetapi Revin belum ingin menunjukkan kebenciannya pada Cherrine. Keberadaan Cherrine lumayan menguntungkan dirinya. Bahkan berkat keberadaan Cherrine, urusan cerai dengan Lisa di masa depan akan lancar jaya. Dan walaupun Cherrine tidak akan tinggal lagi di rumahnya mulai besok, tetapi Revin merasa bahwa nantinya mungkin saja Cherrine masih akan bermanfaat untuknya di masa depan ketika menghadapi Lisa. Itu sebabnya ia masih menjaga sikapny

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-10
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 79. Ketenangan untuk Lisa?

    "Maka dari itu, Mas. Kenapa Mas malah menyuruh saya berhenti? Nanti Mas tidak ada yang merawat." Cherrine berwajah sendu menanggapi ucapan Revin tadi.Revin tidak peduli pada apa yang dikatakan Cherrine. Tanpa menjawab, Revin langsung memulai sarapan. Dia merasa tidak nyaman selama sarapan, tetapi tidak mungkin juga ia mengetuk kamar Lisa untuk mengajaknya sarapan. Tentu aneh, bukan? Revin memutuskan untuk tidak peduli, dan segera menghabiskan sarapan itu dan berangkat bekerja.Di kamar, Lisa hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan Revin barusan. Padahal kapan dia seperti itu? Dia selalu bangun pagi menyiapkan sarapan untuk Revin, kecuali satu kali saat dia dirawat di rumah sakit satu malam itu.Begitu Revin pergi, Bibi Ema datang ke rumah sambil membawa tas besarnya berisi pakaian. Revin sudah menghubungi yayasan agar Ema bekerja penuh di rumah itu. Itu artinya dia akan tinggal di rumah itu dan mendapat gaji yang l

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 80. Perhatian Halus

    "Tuan Revin, Nyonya Lisa sedang sarapan." Pelayan Ema mengirim foto Lisa yang sedang sarapan. Sebelumnya Revinlah yang memberi tahu pada Ema bahwa Nyonya Lisa belum sarapan melalui pesan singkat. "Baguslah. Perhatikan dia," balas Revin. "Baik, Tuan." Membaca pesan terakhir dari pelayan Ema. Revin meletakkan ponselnya pelan di atas meja kerja. "Sungguh perempuan yang merepotkan," keluhnya dengan kening mengerut, tanpa ia sadari hatinya menjadi tenang. Pengakuan Lisa akan dosa-dosanya memang membuat Revin sedikit melunak. Apalagi penyesalan itu tampak terbukti dengan kerelaan Lisa untuk bercerai tanpa menuntut apapun. *** Suara pintu diketuk, dan Alex langsung memasuki ruangan putranya. "Ada apa kau mencari Papa?" Alex langsung berjalan menuju sofa dan menghempaskan tubuhnya, dan duduk di sana. &

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11

Bab terbaru

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 216. Fakta Lima Tahun

    "Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu.""Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu.""Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"Mereka semua

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 215. Egois Untuk Bersyukur?

    Di ruang rawat, mata Revin terus tertuju pada Lisa. Dan tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Lisa. Sesekali ia mengusap kepala Lisa pelan dengan rasa sayang."Lisa, aku mencintaimu," ucapnya dengan wajah sendu. Hingga detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Tuhan telah sangat berbaik hati memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa."Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Kau berikan padaku ini, Tuhan," ucap Revin di dalam hati dengan penuh rasa syukur.Pikirannya terus berputar merancang masa depan apa yang akan ia jalani bersama Lisa dan putri mereka satu-satunya."Itu sangat bagus jika Lisa benar-benar lupa," gumam Revin. "Aku berharap dia bisa lupa untuk selamanya. Bukankah sangat bagus jika Lisa lupa akan hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Aku hanya tinggal membuat kenangan yang baru untuk kami. Kenangan-kenangan baru yang indah yang pantas untuk dikenang."Walaupun hilangnya sebagian ingatan Lisa sama dengan melupakan hubungan mereka, bagi R

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 214. Suami dan Anak?

    Revin sungguh terpesona saat melihat Lisa keluar dari area toilet. Melihat Lisa secara langsung seperti ini, membuat keyakinan Revin mencapai seratus persen bahwa wanita yang berfoto dengan Lalisa memang adalah Lisa, istrinya. Lisa benar-benar masih hidup! Rasanya seperti mimpi bagi Revin. Tapi dia sadar betul bahwa ini adalah kenyataan! Kenyataan yang sungguh menakjubkan! Lisa terlihat sangat cantik, sama saat pertama kali ia mengenalnya di masa kuliah dulu. Jika dibandingkan dengan masa itu, Lisa sama sekali tidak ada perubahan.Namun, Revin tentu masih sangat mengingat tubuh kurus Lisa dengan perut membuncit dan penyakitan. Saat itu Lisa terlihat sangat menyedihkan. Tapi kini sosok Lisa yang seperti itu sudah tidak ada. Memikirkan hal ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Lisa menjalani hidupnya dengan sangat baik selama lima tahun ini."Ternyata Lisa telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersembunyi dariku dan Lalisa," ucap Revin dalam hati dengan patah semangat. Sejujurnya dia

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 213. Tidak Mengenalinya

    "Ini adalah hari bahagia Damian, aku harus semangat, setidaknya untuk hari ini," ucap Lisa di dalam hati.Ia menatap penampilannya di depan cermin toilet. Cermin itu ukurannya memanjang sehingga beberapa wanita bisa bercermin di cermin yang sama secara bersamaan. Saat ia sibuk memperbaiki penampilannya Lisa pun segera menyadari sesuatu. Di dalam cermin, dia melihat pantulan seorang gadis kecil yang sedang menatapnya dengan intens di belakang. Lisa otomatis berbalik dan menatap si gadis kecil. Dia pun langsung terpesona melihat boneka cantik itu."Hai, kenapa sendirian?" sapa Lisa dengan senyuman lembut."Aku tidak sendiri. Papaku ada di luar menunggu." Lalisa langsung melangkah menghampiri Lisa, mendongak menatapnya dengan mata berbinar."Oh begitu.... Siapa namamu?" tanya Lisa sambil merundukkan punggungnya."Namaku Lalisa. Nama Kakak siapa?""Wah! Nama kita hampir sama. Nama Kakak, Lisa.""Mamaku namanya Lisa juga!" ucap Lalisa."Oh ya?""Iya, tapi sudah meninggal," sambung Lalisa ce

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 212. Dia Mirip Mama!

    "Entahlah!" jawab Lisa dengan rasa ragu. "Apa aku menulis seperti itu di buku harianku? Aku ingin melihat buku harianku itu.""Kau tidak percaya padaku? Aku berkata jujur.""Pokoknya aku ingin melihatnya. Mana tahu aku bisa mengingat masa beberapa tahunku yang hilang.""Buku hariannya tidak ada padaku. Aku tidak tahu sekarang ada di mana. Mereka yang menyimpannya."Lisa menghela napas. "Apa papa sedih saat aku meninggal?" tanya Lisa penasaran"Tepatnya dia dihantui rasa bersalah. Soalnya apa yang dituduhkan mamaku soalmu sudah terbukti tidak benar. Dia mengira bahwa ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya padamu. Mungkin itu juga yang membuatnya terkena stroke saat itu juga."Lisa diam merenungkan ucapan Damian. Papanya menyesal? Jika itu benar, bukankah itu bagus! Bukankah itu hal yang diinginkan Lisa selama ini bahwa papanya akhirnya menyadari kebenaran bahwa ia tidak bersalah?"Harusnya kalau kau melihat papaku menyesal, kau tidak perlu membawaku pergi, Damian.

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 211. Saat itu

    Damian menolak panggilan itu, tetapi saat dia kembali membuka suara, ponselnya berbunyi kembali."Dari siapa? Angkat saja dulu," ucap Lisa, tapi Damian malah mengaktifkan mode pesawat agar telepon tidak dapat masuk."Yang mau kukatakan lebih penting. Jujur, Lisa. Aku sangat terkejut karena kemarin kau tiba-tiba datang kemari tanpa pemberitahuan.""Kalau kuberitahu, kau pasti tidak mengizinkan. Kau terlalu mengkhawatirkanku, padahal aku baik-baik saja sekarang."Damian menghela napas. Lisa datang ke ibukota, cepat atau lambat rahasia yang ia simpan pasti akan terbongkar. Semalaman Damian memikirkan hal ini. Dan kesimpulan yang ia tarik adalah lebih baik jika dia duluan yang mengungkapkan. Walaupun tentu saja tidak semua langsung ia beritahu. Beberapa hal akan dia tahan dulu. Dia takut mental Lisa malah terganggu kembali jika ia memberitahu semuanya sekaligus. "Berjanjilah kau tidak akan marah. Ada rahasia yang ingin kuberitahu." "Baiklah, apa itu?" jawab Lisa cepat. Lisa yakin sepenuhn

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 210. Bukan Adikmu

    "Bu! Apa Lisa sudah kembali? Aku tidak melihatnya di sana," seru Damian dengan wajah pucat dan napas tidak beraturan begitu sampai ke dalam rumah."Tenanglah, Nak. Dia sudah kembali. Mungkin dia sedang mandi sekarang," jawab ibu tiri Damian dengan suara tenang.Seketika hati Damian melega. Dia pun pergi ke lantai atas untuk menunggui Lisa. Tidak berapa lama Lisa pun muncul. Secara fisik dia sehat. Berat badannya pun normal. Lisa terlihat sangat cantik dan awet muda dengan rambut hitam lurus sebahu. Dia tidak lagi mengecat rambutnya. Dan walaupun usianya sudah 26 tahun, ia terlihat seperti berusia 20 tahun."Lisa!" seru Damian menghampiri Lisa, dan langsung memeluknya."Kenapa pergi ke kuburan sendirian?" tanyanya tak paham setelah melepas pelukannya.Lisa tersenyum. "Kau mengkhawatirkanku?""Kau tahu akulah manusia yang terus mengkhawatirkanmu," lugas Damian dengan bibir cemberut."Kau kan banyak urusan karena akan wisuda, jadi aku memutuskan pergi sendiri. Aku sudah lama sekali tidak

DMCA.com Protection Status