Beranda / Romansa / Terlambat Mencintai Lisa / Episode 216. Fakta Lima Tahun

Share

Episode 216. Fakta Lima Tahun

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-28 14:12:15

"Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.

Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."

Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu."

"Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.

Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu."

"Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.

Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"

Mereka semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 1. Pernikahan

    "Menjijikkan," geram seorang pria bertubuh tinggi, saat bola matanya menatap tajam pada tangan mungil pucat yang melingkar di lengannya. Suaranya memang terdengar pelan tetapi mengandung kebencian yang kental di dalamnya. "Maafkan aku," lirih pemilik tangan mungil pucat itu. Perlahan ia mengendurkan tangannya dan melepaskan diri. Seandainya mereka tidak sedang berada di pelaminan, pria itu pasti sudah menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar. Sepasang suami istri muda, datang menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 2. Malam Pengantin

    "Aku...aku sedang menyusun pakaianku ke dalam lemari," jawabnya menunduk."Kau memang perempuan yang tidak tahu diri," geram Revin sambil berjalan sempoyongan. Dia banyak minum di pesta pernikahan mereka, dan sekarang baru pulang."Minggir!" bentaknya sambil mendorong tubuh Lisa karena menghalangi jalannya. Lisa terpekik ketika tubuhnya terhempas ke tembok, cepat-cepat dia memeluk perutnya. Kehamilannya masih sangat muda, Lisa tidak mau keguguran untuk kedua kalinya. Sementara itu, Revin berjalan menuju lemari dan membukanya. Dia tatap pakaian Lisa yang sudah disusun dan digantung dengan rapi di sana. Wajahnya menggelap, emosinya memuncak.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 3. Terpancing Marah

    "Kamar ini kecil," keluh Lisa di dalam hati. Dia naik ke atas ranjang kecil yang ada di sana dan langsung berbaring karena terlalu lelah hanya untuk sekedar ke toilet membersihkan diri."Ugh...," erangnya. Ia memegangi bahunya yang terasa sakit akibat gigitan Revin. Lisa terisak, ingin sekali rasanya dia mencurahkan semua perasaannya, tetapi kepada siapa? Dia sama sekali tidak punya tempat untuk mengadu.Satu-satunya tempat ia pernah menceritakan isi hatinya adalah kepada Dokter Sinta yang adalah seorang psikiater."Tidak, aku tidak boleh ke sana. Jika Kak Revin tahu bahwa aku pernah 'sakit', dia juga akan tahu kalau aku pernah hamil dan keguguran. Itu tidak boleh terjadi! Kak Revin tentu akan semakin jijik padaku. Tidak, sebisa mungkin, jangan sampai Kak Revin tahu. Mudah-mudahan saja Kak Revin tidak akan pernah tahu," liri

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 4. Hubungan yang Salah

    Sebelum menikah, tiap mereka melakukan hubungan intim, Lisa terkadang memasakkan sup daging untuk memulihkan staminanya. Dan Revin sangat menyukai sup daging buatan Lisa. Tetapi ternyata segala kebaikan dan perhatian yang diberikan Lisa padanya hanyalah suatu jebakan agar ia terlena kemudian masuk ke dalam perangkap. Melihat sup daging itu, Revin kembali merasa dibodohi oleh Lisa. Tanpa pikir panjang Revin menepis mangkuk berisi sup daging. Prang!! Lisa terpekik. Mangkuk itu terjatuh di dekat kaki Lisa. "Panas...," rintih Lisa dengan wajah nanar. Ia menahan sakit. Beling pecahan mangkuk terserak ke mana-mana. Lisa hanya bisa berjongkok memegang kakinya yang mulai melepuh. Revin terkejut karena mangkuk yang ia tepis mengenai Lisa. Ia berdiri dari kursi. "Kau itu perempuan ular. Itu sebabnya kau tertimpa sial. Tuhan pasti sedang menghukummu!" Revin menghembuskan napas kasar. "Gara-gara kau, aku sudah tidak berselera makan," geramnya. Kemudian ia segera ke luar rumah, meninggalkan ist

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 5. Hubungan yang Salah 2

    Revin bertanya sambil melihat ke sekeliling ruangan. Lisa mengangguk dan bersandar pada punggung sofa. Ia memejamkan matanya. "Pelayan datang di pagi hari untuk membersihkan saja dan membuat sarapan," jawab Lisa. "Sekarang, antarkan aku ke kamar atas," ucapnya kemudian dengan nada memerintah. Revin mendengkus tetapi tak urung dia tetap menggendong Lisa dan membawanya ke kamar atas menaiki tangga. Itu bukanlah hal yang sulit karena Revin rajin berolahraga untuk membentuk ototnya sehingga ia cukup kuat. Revin mendapati sebuah kamar dengan pintu berwarna merah muda di sana. "Lisa, bantu aku membuka pintu kamarmu ini," ucap Revin karena kedua tangannya sedang menggendong Lisa ala pengantin. Dengan malas Lisa memegang daun pintu dan membukanya. Revin pun langsung melangkah membawa Lisa masuk ke kamar peraduannya. Dia membaringkan Lisa di atas ranjang dan kemudian hendak melangkah pergi. "Tunggu, Kak." Tiba-tiba tangan Lisa mencengkeram pergelangan tangan Revin. Lisa langsung duduk kemu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 6. Telah Jatuh Cinta

    '....berbeda dari yang lain.' Wajah Lisa masih dihiasi senyuman manis. Ia mengangkat tangannya lalu menyentuhkan jemarinya ke pipi Revin. 'Ini...karena Kak Revin atau karena aku yang belakangan ini tidak pernah melakukannya lagi ya?' 'Um.. atau jangan-jangan karena kedua-duanya?' Lisa terkikik, menutup mulutnya sendiri karena merasa geli akan pikirannya. Memang belakangan ini Lisa tidak melakukan aktivitas itu karena ia lebih sibuk menguntit kehidupan Evans bersama perempuan lain. Dia selalu mencari tahu siapa yang dekat dengan Evans. Tetapi keadaan sudah berubah. Sejak kejadian tadi malam, sejak Lisa merasakan sentuhan Revin, kehadiran Evans di dalam otaknya langsung lenyap. Lisa ingin mengulanginya lagi pagi ini, tetapi Revin masih tidur. Bibir Lisa mengerucut manja. Ia mulai mengetuk-ngetuk pelan ujung jarinya pada hidung mancung Revin. "Bangun, Sayang," ucapnya kemudian dengan mesra tetapi Revin tidak menggubris. Lalu untuk kedua kalinya Lisa mengetuk-ngetukkan ujung jariny

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27

Bab terbaru

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 216. Fakta Lima Tahun

    "Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu.""Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu.""Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"Mereka semua

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 215. Egois Untuk Bersyukur?

    Di ruang rawat, mata Revin terus tertuju pada Lisa. Dan tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Lisa. Sesekali ia mengusap kepala Lisa pelan dengan rasa sayang."Lisa, aku mencintaimu," ucapnya dengan wajah sendu. Hingga detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Tuhan telah sangat berbaik hati memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa."Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Kau berikan padaku ini, Tuhan," ucap Revin di dalam hati dengan penuh rasa syukur.Pikirannya terus berputar merancang masa depan apa yang akan ia jalani bersama Lisa dan putri mereka satu-satunya."Itu sangat bagus jika Lisa benar-benar lupa," gumam Revin. "Aku berharap dia bisa lupa untuk selamanya. Bukankah sangat bagus jika Lisa lupa akan hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Aku hanya tinggal membuat kenangan yang baru untuk kami. Kenangan-kenangan baru yang indah yang pantas untuk dikenang."Walaupun hilangnya sebagian ingatan Lisa sama dengan melupakan hubungan mereka, bagi R

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 214. Suami dan Anak?

    Revin sungguh terpesona saat melihat Lisa keluar dari area toilet. Melihat Lisa secara langsung seperti ini, membuat keyakinan Revin mencapai seratus persen bahwa wanita yang berfoto dengan Lalisa memang adalah Lisa, istrinya. Lisa benar-benar masih hidup! Rasanya seperti mimpi bagi Revin. Tapi dia sadar betul bahwa ini adalah kenyataan! Kenyataan yang sungguh menakjubkan! Lisa terlihat sangat cantik, sama saat pertama kali ia mengenalnya di masa kuliah dulu. Jika dibandingkan dengan masa itu, Lisa sama sekali tidak ada perubahan.Namun, Revin tentu masih sangat mengingat tubuh kurus Lisa dengan perut membuncit dan penyakitan. Saat itu Lisa terlihat sangat menyedihkan. Tapi kini sosok Lisa yang seperti itu sudah tidak ada. Memikirkan hal ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Lisa menjalani hidupnya dengan sangat baik selama lima tahun ini."Ternyata Lisa telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersembunyi dariku dan Lalisa," ucap Revin dalam hati dengan patah semangat. Sejujurnya dia

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 213. Tidak Mengenalinya

    "Ini adalah hari bahagia Damian, aku harus semangat, setidaknya untuk hari ini," ucap Lisa di dalam hati.Ia menatap penampilannya di depan cermin toilet. Cermin itu ukurannya memanjang sehingga beberapa wanita bisa bercermin di cermin yang sama secara bersamaan. Saat ia sibuk memperbaiki penampilannya Lisa pun segera menyadari sesuatu. Di dalam cermin, dia melihat pantulan seorang gadis kecil yang sedang menatapnya dengan intens di belakang. Lisa otomatis berbalik dan menatap si gadis kecil. Dia pun langsung terpesona melihat boneka cantik itu."Hai, kenapa sendirian?" sapa Lisa dengan senyuman lembut."Aku tidak sendiri. Papaku ada di luar menunggu." Lalisa langsung melangkah menghampiri Lisa, mendongak menatapnya dengan mata berbinar."Oh begitu.... Siapa namamu?" tanya Lisa sambil merundukkan punggungnya."Namaku Lalisa. Nama Kakak siapa?""Wah! Nama kita hampir sama. Nama Kakak, Lisa.""Mamaku namanya Lisa juga!" ucap Lalisa."Oh ya?""Iya, tapi sudah meninggal," sambung Lalisa ce

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 212. Dia Mirip Mama!

    "Entahlah!" jawab Lisa dengan rasa ragu. "Apa aku menulis seperti itu di buku harianku? Aku ingin melihat buku harianku itu.""Kau tidak percaya padaku? Aku berkata jujur.""Pokoknya aku ingin melihatnya. Mana tahu aku bisa mengingat masa beberapa tahunku yang hilang.""Buku hariannya tidak ada padaku. Aku tidak tahu sekarang ada di mana. Mereka yang menyimpannya."Lisa menghela napas. "Apa papa sedih saat aku meninggal?" tanya Lisa penasaran"Tepatnya dia dihantui rasa bersalah. Soalnya apa yang dituduhkan mamaku soalmu sudah terbukti tidak benar. Dia mengira bahwa ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya padamu. Mungkin itu juga yang membuatnya terkena stroke saat itu juga."Lisa diam merenungkan ucapan Damian. Papanya menyesal? Jika itu benar, bukankah itu bagus! Bukankah itu hal yang diinginkan Lisa selama ini bahwa papanya akhirnya menyadari kebenaran bahwa ia tidak bersalah?"Harusnya kalau kau melihat papaku menyesal, kau tidak perlu membawaku pergi, Damian.

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 211. Saat itu

    Damian menolak panggilan itu, tetapi saat dia kembali membuka suara, ponselnya berbunyi kembali."Dari siapa? Angkat saja dulu," ucap Lisa, tapi Damian malah mengaktifkan mode pesawat agar telepon tidak dapat masuk."Yang mau kukatakan lebih penting. Jujur, Lisa. Aku sangat terkejut karena kemarin kau tiba-tiba datang kemari tanpa pemberitahuan.""Kalau kuberitahu, kau pasti tidak mengizinkan. Kau terlalu mengkhawatirkanku, padahal aku baik-baik saja sekarang."Damian menghela napas. Lisa datang ke ibukota, cepat atau lambat rahasia yang ia simpan pasti akan terbongkar. Semalaman Damian memikirkan hal ini. Dan kesimpulan yang ia tarik adalah lebih baik jika dia duluan yang mengungkapkan. Walaupun tentu saja tidak semua langsung ia beritahu. Beberapa hal akan dia tahan dulu. Dia takut mental Lisa malah terganggu kembali jika ia memberitahu semuanya sekaligus. "Berjanjilah kau tidak akan marah. Ada rahasia yang ingin kuberitahu." "Baiklah, apa itu?" jawab Lisa cepat. Lisa yakin sepenuhn

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 210. Bukan Adikmu

    "Bu! Apa Lisa sudah kembali? Aku tidak melihatnya di sana," seru Damian dengan wajah pucat dan napas tidak beraturan begitu sampai ke dalam rumah."Tenanglah, Nak. Dia sudah kembali. Mungkin dia sedang mandi sekarang," jawab ibu tiri Damian dengan suara tenang.Seketika hati Damian melega. Dia pun pergi ke lantai atas untuk menunggui Lisa. Tidak berapa lama Lisa pun muncul. Secara fisik dia sehat. Berat badannya pun normal. Lisa terlihat sangat cantik dan awet muda dengan rambut hitam lurus sebahu. Dia tidak lagi mengecat rambutnya. Dan walaupun usianya sudah 26 tahun, ia terlihat seperti berusia 20 tahun."Lisa!" seru Damian menghampiri Lisa, dan langsung memeluknya."Kenapa pergi ke kuburan sendirian?" tanyanya tak paham setelah melepas pelukannya.Lisa tersenyum. "Kau mengkhawatirkanku?""Kau tahu akulah manusia yang terus mengkhawatirkanmu," lugas Damian dengan bibir cemberut."Kau kan banyak urusan karena akan wisuda, jadi aku memutuskan pergi sendiri. Aku sudah lama sekali tidak

DMCA.com Protection Status