Beranda / Romansa / Terlambat Mencintai Lisa / Episode 51. Wisuda Revin

Share

Episode 51. Wisuda Revin

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-21 14:57:15

Acara wisuda berlangsung dengan lancar dan saat ini adalah sesi foto bersama. Suasana di sana begitu ramai tetapi sangat menyenangkan.

"Evans, ayo foto bareng!" ajak Revin penuh semangat pada sahabatnya itu. Evans mendekat dan mereka berfoto bersama.

"Sayang!" panggil Evans pada istrinya. Erika pun mendekat. "Ayo foto lagi, sayang!" Evans dan istrinya pun kembali berfoto bersama.

"Kak Revin, kenapa tidak mengajak Lisa?" tanya Erika.

Revin mendesah. "Erika, kau tahu kan kalau aku membencinya?" jawab Revin.

Erika diam tidak menjawab. Padahal menurut Erika selama ini Revin itu baik dan ramah, tetapi kenapa mampu membenci seperti itu? Sedikit banyak Erika sudah mendengar dari Evans bagaimana Revin memperlakukan istrinya. Erika ingin sekali menasihati Revin, tetapi Evans melarangnya untuk ikut campur. Lagian Evans sudah memberikan cukup banyak nasihat pada Revin.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 52. Terpukul

    Lisa memutuskan untuk memanggil taksi online. Dia tidak mungkin menyetir di saat lemah seperti ini. Begitu taksi online itu datang, Lisa langsung berangkat menuju rumah sakit. Lisa memutuskan pergi ke Rumah Sakit Citra Kasih, itu adalah rumah sakit tempat dulu dia dirawat. • • Saat ini Lisa sudah berhadapan dengan dokter. Sebelumnya terlebih dahulu dokter melakukan serangkaian pemeriksaan pada kandungan Lisa, dan saat ini dokter paruh baya itu sedang melihat riwayat kesehatan Lisa dalam rekam medis. Kening dokter itu sudah mengerut bahkan sewaktu tadi melakukan pemeriksaan pada Lisa, dan sekarang lebih mengerut lagi. Hal itu membuat Lisa semakin cemas. "Dokter Inggrid, bagaimana?" tanya Lisa ragu-ragu. Dokter menghela napas pelan. "Ibu Lisa, berdasarkan rekam medis anda yang saya baca di sini, harusnya anda tidak boleh hamil," ucap Dokter Inggrid dengan suara lembut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 53. Harapan Lisa

    Mata Lisa menatap kosong ke langit-langit kamar rumah sakit. Saat ini ia berbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum infus yang tertancap di punggung tangannya. Sesuai saran dokter, Lisa harus menjalani rawat inap hari ini karena keadaannya yang sangat lemah. Lisa menuruti saja karena itu demi kebaikan janinnya. Sebelumnya ia sempat tertidur karena terlalu lelah menangis, dan sekarang dia sudah terjaga kembali.Sangat berat dan buruk, itulah yang dirasakan Lisa tentang kehidupannya mulai sekarang. Sebelumnya pun hampir sama seperti itu, tetapi setidaknya, walaupun Revin tidak akan mungkin menerimanya untuk selamanya, tetapi ia memiliki harapan lain yang sangat penting, di mana ia selalu membayangkan dirinya merawat bayinya dengan penuh kasih sayang hingga nanti anaknya besar. Mungkin itulah yang akan menjadi kebahagiaannya kelak, menjadi ibu yang mencintai dan dicintai anaknya. Tetapi harapan satu-satunya itu pun harus kandas sejak dokter mengatakan bahwa must

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 54. Tidak Pulang

    Lisa berharap perempuan itu benar-benar baik seperti yang diinginkan Revin, dengan begitu mungkin bayinya akan hidup lebih baik nantinya. Lisa hanya bisa menyerahkan segalanya pada Tuhan sambil berupaya bertahan hidup hingga mengantarkan anaknya selamat ke dunia. Menjelang malam, Lisa mengirim pesan chatting pada Revin. Lisa tampak berpikir sejenak sebelum kemudian mengetikkan pesan di ponselnya. Lisa = Kak Revin, maaf...malam ini aku tidak pulang. Aku akan menginap di kafe, soalnya sedang ramai. Lisa memutuskan untuk berbohong, tidak mungkin malam ini Revin pergi ke kafe menemui dia seperti yang pernah terjadi sebelumnya, karena sekarang ini Revin sudah jijik padanya. Jadi jelas itu tidak mungkin. Lagian Revin saat ini sedang berkumpul bersama orang tuanya dan berangkat makan malam di sebuah restoran, seperti apa yang dikatakan Revin padanya. Kening Revin mengerut keti

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 55. Revin Marah

    Di saat Lisa mulai kembali tenggelam dalam tidurnya, ponselnya malah berbunyi. Lisa masih mendengar suara ponselnya, tetapi rasa kantuk yang menguasainya membuatnya berhasil mengabaikan panggilan itu. Entah sudah keberapa kali ponsel itu berbunyi, tetapi Lisa sudah tertidur lelap.Keesokan paginya, Lisa memeriksa ponselnya dan melihat ada beberapa panggilan dari kafe miliknya. Itu adalah panggilan tadi malam. Lisa memutuskan untuk menelepon Aisyah."Halo, Mbak Lisa!" Aisyah menyahut cepat."Halo juga, Aisyah. Ada apa tadi malam kamu menelepon?""Mbak Lisa tadi malam ke mana saja? Mas Revin tadi malam ke kafe." Aisyah segera memberi tahu."Ke kafe?" Mulut Lisa terbuka."Iya, dia tanya, apa Mbak Lisa sedang ada di sini? Saya jawab, Mbak Lisa tidak ada di sini. Dia minta saya menelepon Mbak Lisa, makanya saya menelepon Mbak tadi malam." Aisyah menjelaskan secara

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 56. Tidak Percaya

    "Kakak...bermaksud tidak pulang?" tanya Lisa menebak ragu-ragu. Sebenarnya ia ingin sekali duduk saat ini, tubuhnya tidak tahan berdiri, Lisa merasa tak bertenaga.Revin mendengkus. "Ular licik sepertimu pandai sekali berpura polos, ya? Kau itu selalu bisa membuatku merasa muak. Biar kukatakan dengan jelas, sama sepertimu yang tadi malam kelayapan dan melewatkan malam bersama laki-laki. Aku pun bisa melakukan hal yang sama.""Aku tidak kelayapan, Kak!" Lisa menampik dengan cepat."Kau bertemu dengan teman lama. Kau ingin mengatakan bahwa temanmu itu perempuan?" Revin terkekeh merasa jengkel akan tebakannya yang sangat ia yakini benar, tetapi wajahnya sudah terlihat merah karena terus menahan emosi sejak tadi malam. Walaupun orang tuanya menyuruhnya untuk tidak peduli pada kelakuan liar Lisa, tetapi di dalam hati, Revin tetap memutuskan untuk memastikan dugaannya. Selesai acara makan, dia langsung pergi menuju kafe Lisa.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 57. Melantur

    Revin melajukan mobilnya dengan kencang. Sebenarnya sedari tadi ia sudah berusaha menekan emosinya ketika berbicara dengan Lisa. Syukurnya dia tidak dalam keadaan mabuk, jadi segala sesuatunya dapat terkendali olehnya. Tetapi seraya mobilnya terus melaju, kemarahannya pun semakin menjadi-jadi. Dia marah, bahkan sangat marah! Lisa tidak benar-benar berada di kafe tadi malam. Untuk apa istrinya itu berbohong kalau bukan karena telah berselingkuh! Revin membayangkan Lisa bersenang-senang dengan teman prianya, dan itu membuatnya benci setengah mati!Sepanjang malam, sepulang dari kafe Lisa, Revin terus berupaya untuk bersikap masa bodoh akan apa pun yang Lisa lakukan seperti yang dikatakan Alex, ayahnya, karena pada akhirnya, dia juga akan membuang Lisa. Tetapi tetap saja ia uring-uringan, Revin malah tidak bisa tidur sepanjang malam karena rasa kesal. Revin terus meyakinkan dirinya, bahwa sebagai seorang suami, sudah seharusnya dia marah dan keberatan karena harga

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 58. Mojito Espresso!

    Tampak Lisa memakai celemek, topi koki dan masker. Ia juga memakai sarung tangan. Lisa tidak pernah selengkap itu ketika memasak. Biasanya ia hanya memakai celemek saja. Revin sedikit memutar arah dan melangkah ke meja makan. Dia menatap makanan di atas meja. Beberapa menu yang sangat menggoda lidah, sungguh menggugah selera. "Untuk apa kau memasak seperti ini? Kau pikir aku akan senang?" Revin berucap dengan nada dingin. Lisa mendadak linglung mendengar ucapan Revin, seolah ia ditarik paksa untuk kembali ke dunia nyata. Sedari tadi Lisa berada di dunianya sendiri, dan ia begitu menikmati apapun yang ia lakukan. Bunyi 'Ting' terdengar cukup nyaring, Lisa langsung kembali ke dapur tanpa menanggapi Revin. Aroma kopi nikmat menyeruak. Kening Revin semakin mengerut. Itu adalah espresso! Lisa membuat kopi espresso? Sebagai penikmat kopi, Revin terkadang cukup tahu hanya dengan mencium aromanya. Tak bisa menahan diri, Revin melangkah menuju da

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 59. Bersikap Masa Bodoh

    Seusai mandi, Revin langsung turun ke bawah untuk makan malam."Lisa! Siapkan makan malamku!" titahnya dengan suara sedikit berteriak. Lisa yang masih berada di dapur seketika lamunannya pecah. Ia melangkah pelan menghampiri Revin yang ternyata sudah duduk di depan meja makan."Dasar lambat! Cepat, aku sudah lapar," bentak Revin. Tanpa berucap apa-apa, Lisa meladeni Revin makan. Ia juga menaruh segelas mojito espresso yang ia buat di dekat Revin. Lisa kemudian mengambil makanannya sendiri.Sesaat setelah itu, mulut Revin terbuka saat melihat Lisa malah melangkah membawa makanannya sendiri ke dapur. Kening Revin mengerut bingung. Tetapi ia segera teringat kejadian kemarin pagi saat ia mengatakan agar Lisa tidak makan di hadapannya jika masih berdandan menor seperti itu."Ternyata dia lebih memilih makan di dapur daripada memperbaiki dandanannya!" Revin mendengkus melihat Lisa yang cukup keras kepala.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27

Bab terbaru

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 216. Fakta Lima Tahun

    "Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu.""Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu.""Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"Mereka semua

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 215. Egois Untuk Bersyukur?

    Di ruang rawat, mata Revin terus tertuju pada Lisa. Dan tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Lisa. Sesekali ia mengusap kepala Lisa pelan dengan rasa sayang."Lisa, aku mencintaimu," ucapnya dengan wajah sendu. Hingga detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Tuhan telah sangat berbaik hati memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa."Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Kau berikan padaku ini, Tuhan," ucap Revin di dalam hati dengan penuh rasa syukur.Pikirannya terus berputar merancang masa depan apa yang akan ia jalani bersama Lisa dan putri mereka satu-satunya."Itu sangat bagus jika Lisa benar-benar lupa," gumam Revin. "Aku berharap dia bisa lupa untuk selamanya. Bukankah sangat bagus jika Lisa lupa akan hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Aku hanya tinggal membuat kenangan yang baru untuk kami. Kenangan-kenangan baru yang indah yang pantas untuk dikenang."Walaupun hilangnya sebagian ingatan Lisa sama dengan melupakan hubungan mereka, bagi R

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 214. Suami dan Anak?

    Revin sungguh terpesona saat melihat Lisa keluar dari area toilet. Melihat Lisa secara langsung seperti ini, membuat keyakinan Revin mencapai seratus persen bahwa wanita yang berfoto dengan Lalisa memang adalah Lisa, istrinya. Lisa benar-benar masih hidup! Rasanya seperti mimpi bagi Revin. Tapi dia sadar betul bahwa ini adalah kenyataan! Kenyataan yang sungguh menakjubkan! Lisa terlihat sangat cantik, sama saat pertama kali ia mengenalnya di masa kuliah dulu. Jika dibandingkan dengan masa itu, Lisa sama sekali tidak ada perubahan.Namun, Revin tentu masih sangat mengingat tubuh kurus Lisa dengan perut membuncit dan penyakitan. Saat itu Lisa terlihat sangat menyedihkan. Tapi kini sosok Lisa yang seperti itu sudah tidak ada. Memikirkan hal ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Lisa menjalani hidupnya dengan sangat baik selama lima tahun ini."Ternyata Lisa telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersembunyi dariku dan Lalisa," ucap Revin dalam hati dengan patah semangat. Sejujurnya dia

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 213. Tidak Mengenalinya

    "Ini adalah hari bahagia Damian, aku harus semangat, setidaknya untuk hari ini," ucap Lisa di dalam hati.Ia menatap penampilannya di depan cermin toilet. Cermin itu ukurannya memanjang sehingga beberapa wanita bisa bercermin di cermin yang sama secara bersamaan. Saat ia sibuk memperbaiki penampilannya Lisa pun segera menyadari sesuatu. Di dalam cermin, dia melihat pantulan seorang gadis kecil yang sedang menatapnya dengan intens di belakang. Lisa otomatis berbalik dan menatap si gadis kecil. Dia pun langsung terpesona melihat boneka cantik itu."Hai, kenapa sendirian?" sapa Lisa dengan senyuman lembut."Aku tidak sendiri. Papaku ada di luar menunggu." Lalisa langsung melangkah menghampiri Lisa, mendongak menatapnya dengan mata berbinar."Oh begitu.... Siapa namamu?" tanya Lisa sambil merundukkan punggungnya."Namaku Lalisa. Nama Kakak siapa?""Wah! Nama kita hampir sama. Nama Kakak, Lisa.""Mamaku namanya Lisa juga!" ucap Lalisa."Oh ya?""Iya, tapi sudah meninggal," sambung Lalisa ce

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 212. Dia Mirip Mama!

    "Entahlah!" jawab Lisa dengan rasa ragu. "Apa aku menulis seperti itu di buku harianku? Aku ingin melihat buku harianku itu.""Kau tidak percaya padaku? Aku berkata jujur.""Pokoknya aku ingin melihatnya. Mana tahu aku bisa mengingat masa beberapa tahunku yang hilang.""Buku hariannya tidak ada padaku. Aku tidak tahu sekarang ada di mana. Mereka yang menyimpannya."Lisa menghela napas. "Apa papa sedih saat aku meninggal?" tanya Lisa penasaran"Tepatnya dia dihantui rasa bersalah. Soalnya apa yang dituduhkan mamaku soalmu sudah terbukti tidak benar. Dia mengira bahwa ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya padamu. Mungkin itu juga yang membuatnya terkena stroke saat itu juga."Lisa diam merenungkan ucapan Damian. Papanya menyesal? Jika itu benar, bukankah itu bagus! Bukankah itu hal yang diinginkan Lisa selama ini bahwa papanya akhirnya menyadari kebenaran bahwa ia tidak bersalah?"Harusnya kalau kau melihat papaku menyesal, kau tidak perlu membawaku pergi, Damian.

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 211. Saat itu

    Damian menolak panggilan itu, tetapi saat dia kembali membuka suara, ponselnya berbunyi kembali."Dari siapa? Angkat saja dulu," ucap Lisa, tapi Damian malah mengaktifkan mode pesawat agar telepon tidak dapat masuk."Yang mau kukatakan lebih penting. Jujur, Lisa. Aku sangat terkejut karena kemarin kau tiba-tiba datang kemari tanpa pemberitahuan.""Kalau kuberitahu, kau pasti tidak mengizinkan. Kau terlalu mengkhawatirkanku, padahal aku baik-baik saja sekarang."Damian menghela napas. Lisa datang ke ibukota, cepat atau lambat rahasia yang ia simpan pasti akan terbongkar. Semalaman Damian memikirkan hal ini. Dan kesimpulan yang ia tarik adalah lebih baik jika dia duluan yang mengungkapkan. Walaupun tentu saja tidak semua langsung ia beritahu. Beberapa hal akan dia tahan dulu. Dia takut mental Lisa malah terganggu kembali jika ia memberitahu semuanya sekaligus. "Berjanjilah kau tidak akan marah. Ada rahasia yang ingin kuberitahu." "Baiklah, apa itu?" jawab Lisa cepat. Lisa yakin sepenuhn

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 210. Bukan Adikmu

    "Bu! Apa Lisa sudah kembali? Aku tidak melihatnya di sana," seru Damian dengan wajah pucat dan napas tidak beraturan begitu sampai ke dalam rumah."Tenanglah, Nak. Dia sudah kembali. Mungkin dia sedang mandi sekarang," jawab ibu tiri Damian dengan suara tenang.Seketika hati Damian melega. Dia pun pergi ke lantai atas untuk menunggui Lisa. Tidak berapa lama Lisa pun muncul. Secara fisik dia sehat. Berat badannya pun normal. Lisa terlihat sangat cantik dan awet muda dengan rambut hitam lurus sebahu. Dia tidak lagi mengecat rambutnya. Dan walaupun usianya sudah 26 tahun, ia terlihat seperti berusia 20 tahun."Lisa!" seru Damian menghampiri Lisa, dan langsung memeluknya."Kenapa pergi ke kuburan sendirian?" tanyanya tak paham setelah melepas pelukannya.Lisa tersenyum. "Kau mengkhawatirkanku?""Kau tahu akulah manusia yang terus mengkhawatirkanmu," lugas Damian dengan bibir cemberut."Kau kan banyak urusan karena akan wisuda, jadi aku memutuskan pergi sendiri. Aku sudah lama sekali tidak

DMCA.com Protection Status