Share

108. Marah

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 15:16:49

“Dia.. Melissa, mantanku.”

Seketika tatapan Alea berubah, ada kemarahan dan kekecewaan di matanya.

Lebih banyak karena dia mengingat beberapa bulan lalu saat dirinya dan Elang tidak sengaja bertemu, Rafif begitu marah padanya. Sampai Alea memilih untuk tidak menemui Elang lagi.

Tapi, Rafif sendiri secara terus terang menemui Melissa yang dia sebut sebagai mantannya?

Apakah ini adil bagi Alea? Tentu saja tidak!

Alea tersenyum pahit, betapa dia merasa ini semua sangat konyol.

“Alea..” panggil Rafif pelan.

“Antarkan aku ke rumah mama!” ucap Alea ketus tanpa menoleh ke arah Rafif.

Tanpa banyak bicara lagi, Rafif mulai melajukan mobilnya menuju ke rumah orang tua Alea.

Rafif tahu kalau Alea marah, dia juga menyadari kalau sudah salah.

“Alea.. aku tidak bermaksud..” ucap Rafif.

“Tidak bermaksud apa?” tanya Alea ketus.

“Membuatmu marah..” jawab Rafif pelan.

“Terus apa maksudmu sebenarnya?” tanya Alea lagi.

“Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya, lagipula aku sudah melupakannya lama sekal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Kakek   109. Dua Mantan

    “Elang?” tanya Alea dalam hati.“Kenapa mereka berdua bersama?” tanya Rafif.Alea menoleh, “mana ku tahu?”Rafif merangkul pinggang Alea dan berjalan menuju tempat duduk dimana Melissa ada disana bersama dengan Elang.“Hai Mel!” sapa Rafif.Melissa menoleh, dia tidak bereaksi hanya melihat bagaimana Elang yang begitu terkejut.“Pak Rafif? Alea?” tanya Elang yang langsung berdiri.“Silahkan duduk!” ujar Melissa.Alea dan Rafif kemudian duduk berhadapan dengan Elang dan Melissa.Alea sudah sangat penasaran kenapa mereka bisa bersama, tetapi dia tidak berani bertanya sebab Rafif seolah mengunci tatapannya agar dia tidak sekalipun berbicara dengan Elang.“Kenapa kalian bersama?” tanya Rafif.“Oh! Ini sepupuku, Elang. Kalian kenal?” jawab Melissa dengan bertanya balik. Sebenarnya Melissa tidak mengajak Elang untuk ikut bersamanya, hanya saja Elang memaksa untuk mengikutinya.“Tentu saja kenal.” Jawab Rafif singkat.“Jadi mantan yang kak Melissa sebutkan tadi adalah pak Rafif?” tanya Elang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Jodoh di Tangan Kakek   110. Belah Duren

    Alea mendorong dada Rafif karena terkejut mendengar teriakan Zayn.Hampir saja tindakan mereka diketahui Zayn, sebab pintu kamar mereka tidak ditutup sampai rapat. Jika Zayn masuk tanpa berteriak, maka dia akan melihat adegan dewasa yang dilakukan orang tuanya.“Iya sayang, kenapa nak?” tanya Rafif mendekati Zayn.“Opa manggil papa, katanya mau bicara,” jawab Zayn.“Oke, makasih kak Zayn!” ujar Rafif dengan mengusap lembut kepala Zayn.Rafif bergegas turun menemui papa mertuanya, sementara Alea melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.“Ada apa pa?” tanya Rafif begitu sampai di halaman belakang.“Sini!” panggil papa.Rafif mendekat, disana sudah ada papa, mama dan Azfar.“Papa dengar kamu ngidam durian? Ini! Papa belikan khusus buat kamu, cepat dimakan sebelum ketahuan Alea!” ujar papa yang sangat mengetahui putrinya sangat membenci durian.“Wah! Banyak sekali pa? Pantesan sejak tadi aku mencium bau durian,” ucap Rafif dengan mata yang berbinar.“Ayo, makanlah!” ajak Azfar.“Bukanny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   1. Pertemuan Pertama

    “Alea, ayo menikah.”Alea yang mendengar ucapan itu tersentak. Bagaimana tidak, pria yang duduk di hadapannya saat ini adalah pria yang sangat dia kenali. Sepuluh tahun lamanya, pria ini tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapan Alea. Namun, tiba-tiba saja hari ini dia menemuinya dan mengajaknya menikah.Dia adalah Rafif Hadiwinata, putra dari sahabat lama ayahnya. Sejak kecil Alea dan Rafif sudah tumbuh bersama. Persahabatan kakek merekalah yang membuat Alea dan Rafif ditakdirkan untuk tumbuh dan bergaul di lingkungan yang sama di sebuah kawasan Asri di kota Bandung. Dengan usia 4 tahun lebih tua, membuat Rafif menyayangi Alea seperti adiknya sendiri.Hanya saja, 10 tahun yang lalu Rafif dan keluarganya pindah ke kota lain tanpa berpamitan satu patah kata pun pada Alea.Dua jam yang lalu Rafif menghubunginya untuk mengajak bertemu, Alea pikir Rafif akan memberikan penjelasan tentang kepergiannya yang mendadak dan tanpa pamit itu. Namun, nyatanya laki-laki itu malah menguca

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jodoh di Tangan Kakek   2. Sebuah Permintaan

    Kini, Alea dan Rafif telah berada di rumah sakit.Alea menatap Kakek Hadi, kakek Rafif, yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan tatapan sayu. Terakhir Alea melihat Kakek Hadi adalah sehari sebelum keluarga Rafif pergi. Saat itu, Alea baru pulang sekolah dan bertemu dengan Kakek Hadi yang sedang duduk di halaman rumah.“Kakek, ini Alea,” kata Alea lirih sambil memegang tangan Kakek Hadi yang tersambung dengan selang infus, juga beberapa alat medis yang menempel di dadanya.Pada dasarnya, kondisi Kakek Hadi memang masih cukup stabil, masih bisa bicara meskipun kadang terdengar kurang jelas. Hanya saja, pergerakannya terbatas. Beberapa organ tubuhnya tidak bisa berfungsi dengan baik karena komplikasi yang dideritanya, dan juga faktor usia yang cukup mempengaruhi.“Alea, cucuku,” kata Kakek Hadi samar sambil tersenyum seolah ingin menunjukkan bahwa dia masih baik-baik saja.“Alea rindu kakek. Kenapa selama ini kakek gak pernah temui Alea lagi?” ucap Alea lirih, matanya mulai be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jodoh di Tangan Kakek   3. Demi Kakek

    Malam itu, Rafif benar-benar ikut Alea pulang untuk bertemu dengan orang tua Alea. Tadinya, Alea telah beberapa kali berusaha menolak, tetapi keputusan Rafif itu benar-benar telah bulat, tidak lagi bisa Alea bantah.Ketika mereka tiba di rumah keluarga Alea, kedua orang tua Alea cukup terkejut. Bagaimanapun juga, ini adalah kali pertama mereka bertemu lagi dengan Rafif.Kini mereka sedang duduk di ruang tamu dengan suasana yang terasa sedikit tegang.“Sudah lama kita gak bertemu ya, Rafif. Gimana kabar keluargamu, selama ini kalian tinggal di mana?” tanya Lukman, ayah Alea.“Kami baik, Om. Kami pindah ke Jakarta, sedangkan aku sendiri baru kembali ke Indonesia 3 tahun yang lalu setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Saat kembali, aku langsung membantu Ayah mengurus perusahaan yang sedang krisis,” jelas Rafif membuat orang-orang yang ada di sana merasa paham dengan situasi saat itu.“Oh begitu, syukurlah kalau kalian semua sehat,” jawab Lukman sambil mengangguk pelan.“Aku la

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jodoh di Tangan Kakek   4. Pernikahan dan Duka

    Semua mata tertuju pada Alea, terkejut dengan ucapan Alea.Apa dia akan berubah pikiran?“Kenapa, Al?” tanya Rafif dengan ragu.Alea mengangkat wajahnya, menatap Rafif dengan cemas. “Boleh kita tunggu Kak Azfar dulu? Tadi dia bilang masih di perjalanan.”Azfar adalah kakak Alea. Dia sangat menyayangi kakaknya, sangat dekat dengan kakaknya. Hal apapun yang mengganggunya, dia pasti akan mengadu pada kakaknya. Jadi, dia tidak ingin kakaknya melewatkan momen ini.“Alea, kakakmu masih belum jelas akan sampai jam berapa. Lagipula dia juga sudah tahu, kan,” sahut Lukman berusaha meyakinkan Alea.“Gak perlu, kita bisa mulai acaranya sekarang,” kata seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruangan.“Kakak!” seru Alea dengan perasaan lega.Azfar tersenyum lebar, dia datang dengan pakaian kasual, dan satu keranjang buah di tangannya. “Bisa dilanjutkan saja acaranya.”Akhirnya, acara pengucapan janji pernikahan itu dilaksanakan. Meskipun dalam hati Alea masih merasa sedikit keberatan, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jodoh di Tangan Kakek   5. Awal Baru

    Usai mendengar kabar itu, keluarga Alea langsung pergi ke rumah sakit.Begitu tiba di rumah sakit, mereka bertemu dengan ibu Rafif yang telah mengemasi beberapa barang di ruang rawat inap Kakek Hadi. Sementara ayah Rafif sedang mengurus administrasi.“Bunda,” panggil Rafif begitu masuk ke dalam ruangan.Melihat putranya datang, tangis Mei tidak bisa lagi dibendung. Dia langsung memeluk putranya dengan erat. “Rafif, kakekmu …”Rafif mengusap punggung sang ibunda dengan sabar. Dia juga sama terpukul, ini semua begitu mendadak baginya. Sementara itu, ayah Alea langsung mengambil inisiatif untuk membantu Eddo mengurus administrasi.Alea yang sedari tadi terisak kecil, kini tangisnya menjadi semakin besar. “Kakek kenapa ingkar janji …”“Al, sudah. Ini semua kan takdir Allah,” kata Azfar berusaha menenangkan adiknya. Dia mengambil langkah untuk menenangkan adiknya karena melihat Rafif yang masih mengurus ibunya.“Operasinya gagal, tubuh kakek sudah menolak dan langsung mengalami pendarahan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jodoh di Tangan Kakek   6. Tentang Waktu yang Hilang

    Alea mengangguk samar, "Aku mau, Kak."Setelah diskusi dadakan itu, perasaan Alea menjadi lebih tenang. Akhirnya, mereka kembali masuk ke dalam rumah dan berbaur dengan keluarga yang lain. Meskpun masih diselimuti duka, mereka semua berusaha untuk tetap ikhlas.Setelah hampir satu minggu kepergian kakek Hadi, Alea yang memilih untuk tinggal di rumah Rafif sementara waktu harus beradaptasi kembali dengan keluarga barunya. Meskipun Alea telah mengenal mereka sejak kecil, Alea tetap merasa asing karena perpisahan sepuluh tahun lalu membuat Alea sedikit lupa tentang mereka.Berbeda dengan di rumahnya, pagi ini Alea bangun lebih cepat. Dia membantu Ibu mertuanya menyiapkan sarapan.“Selamat pagi bunda,” sapa Alea.“Selamat pagi Alea, apa kamu tidur nyenyak?” tanya bunda.“Iya, nyenyak sekali sampai tidak sadar kalau sudah pagi,” jawab Alea di iringi tawa kecil.“Syukurlah, bunda khawatir kamu tidak nyaman. Kamu sudah lihat sendiri kalau kamar Rafif jauh dari kata hangat untuk ditinggali,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Kakek   110. Belah Duren

    Alea mendorong dada Rafif karena terkejut mendengar teriakan Zayn.Hampir saja tindakan mereka diketahui Zayn, sebab pintu kamar mereka tidak ditutup sampai rapat. Jika Zayn masuk tanpa berteriak, maka dia akan melihat adegan dewasa yang dilakukan orang tuanya.“Iya sayang, kenapa nak?” tanya Rafif mendekati Zayn.“Opa manggil papa, katanya mau bicara,” jawab Zayn.“Oke, makasih kak Zayn!” ujar Rafif dengan mengusap lembut kepala Zayn.Rafif bergegas turun menemui papa mertuanya, sementara Alea melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.“Ada apa pa?” tanya Rafif begitu sampai di halaman belakang.“Sini!” panggil papa.Rafif mendekat, disana sudah ada papa, mama dan Azfar.“Papa dengar kamu ngidam durian? Ini! Papa belikan khusus buat kamu, cepat dimakan sebelum ketahuan Alea!” ujar papa yang sangat mengetahui putrinya sangat membenci durian.“Wah! Banyak sekali pa? Pantesan sejak tadi aku mencium bau durian,” ucap Rafif dengan mata yang berbinar.“Ayo, makanlah!” ajak Azfar.“Bukanny

  • Jodoh di Tangan Kakek   109. Dua Mantan

    “Elang?” tanya Alea dalam hati.“Kenapa mereka berdua bersama?” tanya Rafif.Alea menoleh, “mana ku tahu?”Rafif merangkul pinggang Alea dan berjalan menuju tempat duduk dimana Melissa ada disana bersama dengan Elang.“Hai Mel!” sapa Rafif.Melissa menoleh, dia tidak bereaksi hanya melihat bagaimana Elang yang begitu terkejut.“Pak Rafif? Alea?” tanya Elang yang langsung berdiri.“Silahkan duduk!” ujar Melissa.Alea dan Rafif kemudian duduk berhadapan dengan Elang dan Melissa.Alea sudah sangat penasaran kenapa mereka bisa bersama, tetapi dia tidak berani bertanya sebab Rafif seolah mengunci tatapannya agar dia tidak sekalipun berbicara dengan Elang.“Kenapa kalian bersama?” tanya Rafif.“Oh! Ini sepupuku, Elang. Kalian kenal?” jawab Melissa dengan bertanya balik. Sebenarnya Melissa tidak mengajak Elang untuk ikut bersamanya, hanya saja Elang memaksa untuk mengikutinya.“Tentu saja kenal.” Jawab Rafif singkat.“Jadi mantan yang kak Melissa sebutkan tadi adalah pak Rafif?” tanya Elang.

  • Jodoh di Tangan Kakek   108. Marah

    “Dia.. Melissa, mantanku.”Seketika tatapan Alea berubah, ada kemarahan dan kekecewaan di matanya.Lebih banyak karena dia mengingat beberapa bulan lalu saat dirinya dan Elang tidak sengaja bertemu, Rafif begitu marah padanya. Sampai Alea memilih untuk tidak menemui Elang lagi.Tapi, Rafif sendiri secara terus terang menemui Melissa yang dia sebut sebagai mantannya?Apakah ini adil bagi Alea? Tentu saja tidak!Alea tersenyum pahit, betapa dia merasa ini semua sangat konyol.“Alea..” panggil Rafif pelan.“Antarkan aku ke rumah mama!” ucap Alea ketus tanpa menoleh ke arah Rafif.Tanpa banyak bicara lagi, Rafif mulai melajukan mobilnya menuju ke rumah orang tua Alea.Rafif tahu kalau Alea marah, dia juga menyadari kalau sudah salah.“Alea.. aku tidak bermaksud..” ucap Rafif.“Tidak bermaksud apa?” tanya Alea ketus.“Membuatmu marah..” jawab Rafif pelan.“Terus apa maksudmu sebenarnya?” tanya Alea lagi.“Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya, lagipula aku sudah melupakannya lama sekal

  • Jodoh di Tangan Kakek   107. Katakan atau Diam

    “Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel. “Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif. “Alea!” suara Rafif mulai meninggi. “Hhhh..” Alea menghela napas berat. “Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian. Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat. Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa. Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka. Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya? Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera

  • Jodoh di Tangan Kakek   106. Diam-diam Curiga

    Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengatakan

  • Jodoh di Tangan Kakek   105. Kepingan Puzzle

    “Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari kel

  • Jodoh di Tangan Kakek   104. Gala Dinner

    Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubun

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Dua Kabar Baik

    “Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Program

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status