Walaupun kondisi lingkungan di sini kurang bagus, namun telur matang tetap bisa membuat perut terasa kenyang.
Bukannya tidak mau memberikan bakpao kepada adik-adiknya, tetapi telur akan terlihat lebih masuk akal daripada bakpao. Masih bisa menjelaskan bahwa telur yang ditemukan adalah telur ayam liar, tapi kalau bakpao tidak tahu bagaimana memberikan penjelasannya.
Di hutan belantara yang hanya ada tumbuhan dan hewan liar, bagaimana jika empat adiknya bertanya darimana bakpao ini, dia tidak bisa menjelaskan.
Jika suatu hari mereka tidak sengaja memberitahukan kepada orang lain, mungkin dia akan ditangkap untuk dijadikan objek penelitian.
Rahasia yang hanya diketahui satu orang baru dapat disebut sebagai rahasia.
Memanggang telur juga ada tekniknya, kalau tidak, telurnya bisa meledak. Dia mengambil tanah liat di samping sungai, lalu membungkus telur dengan tanah liat, selanjutnya meminta empat adik untuk mencari ranting kering untuk dibakar. Ini adalah cara memanggang telur saat berkemah.
Setelah empat adik mengambil ranting-ranting kering, melihat kakaknya sudah berhasil menyalakan api, dengan kaget bertanya: "Kakak, bagaimana cara menyalakan api?"
Jiang Xi mulai mengarang: "Kakak menyalakan api dengan cara memutarkan kayu ke kayu dengan telapak tangan seperti ini."
Empat adik melihat dia dengan mata melotot, masih belum mengerti mengapa bisa menyalakan api.
Yuanbao berkata dengan penuh semangat: "Kakak, bisakan mengajarkan aku cara menyalakan api?"
"Tentu saja." Dulu Jiang Xi dipaksa oleh nenek untuk mengikuti kegiatan berkemah dan bagaimana bertahan hidup di hutan belantara, pada saat itu ada belajar cara menyalakan api tanpa menggunakan korek. Namun sekarang dia memiliki korek api, jadi malas untuk mengeluarkan tenaga.
Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou juga sangat berminat untuk mempelajarinya.
Jiang Xi mulai mengajarkan mereka cara menyalakan api tanpa korek, empat adik memutarkan kayu dengan sekuat tenaga, sampai keringat bercucuran namun api masih belum menyala.
Jiang Xi melihat mereka mulai kelelahan, berkata: "Semangat ya, punya Yuanbao sudah mulai mengeluarkan asap. Kita lihat siapa yang menyalakan api dulu, boleh langsung makan telur."
Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou juga mulai memberikan semangat kepada Yuanbao. Setelah 2 menit berlalu, akhinya Yuanbao berhasil membuat percikan api.
Jiang Xi menganggukan kepala dan berkata: "Sudah cukup, sekarang tiup pelan-pelan, jangan sampai apinya padam.
Hu.....Hu....
Akhirnya percikan api menjadi nyala api.
Wah....
Empat anak bersorak dengan gembira.
Yuanbao berhasil.
Saat itu, telur panggang juga sudah mulai dingin, Jiang Xi memberikan kepada mereka, setiap orang mendapatkan satu setengah telur.
Yuanbao udah berusia 8 tahun, lebih mengerti dari adik-adik yang berusia 5 tahun. Sambil memegang telur, namun tidak ada gerakan selanjutnya. Berkata dengan pelan: "Kakak, mengapa kakak tidak makan?"
Tiga adik yang sedang makan dengan senang langsung terdiam, baru menyadari Jiang Xi memberikan semua telur kepada mereka, dia sendiri tidak makan. Langsung memberikan telur yang belum dimakan kepadanya.
Jiang Xi tidak tahu apa yang terjadi, tubuhnya tidak masuk ke ruang ajaib, tetapi perutnya sudah kenyang. Tadi di ruang ajaib sudah makan banyak, sekarang tidak lapar sama sekali. Lalu berkata: "Kalian makan saja, tadi kakak sudah makan daun-daun ini saat kalian mengambil ranting kering, jadi belum lapar."
Tiga adik kecil tidak berpikir banyak, Yuanbao berkata: "Daun-daun itu tidak seenak telur, kakak makan telur ya."
Jiang Xi tidak bisa menolak Yuanbao yang begitu memperhatikannya, lalu mengigit sedikit telur dari tangan Yuanbao.
Tiga adik kecil lainnya juga memberikan sedikit telur mereka kepada Jiang Xi. Lalu mereka lanjut memakan telur, Yuanbao juga mulai makan telur.
Jiang Xi melihat mereka makan dengan gembira, dirinya juga merasa gembira. Perasaan ini sangat aneh untuknya, sebelumnya dia tidak pernah merasakan perasaan seperti itu karena dia memiliki kehidupan yang tidak kekurangan apapun.
Setelah selesai makan, empat adik akhirnya mempunyai tenang lagi, mereka lalu melanjutkan perjalanannya.
Dia tidak memperhatikan pemandangan disekitarnya, hanya berharap bisa lebih cepat sampai ke desa selanjutnya.
Apalagi empat adik, setelah makan telur, keinginan mereka untuk makan lebih banyak menjadi semakin besar, langkah kaki mereka juga mulai cepat.
Sampai di persimpangan jalan, Jiang Xi mulai kebingungan. Dalam ingatan Jiang Zhaodi, jalan yang pernah dilalui sepertinya tidak ada persimpangan ini.
Saat sedang kebingungan, tiba-tiba bertemu dengan seorang wanita muda dan 2 anaknya.
Dia melambaikan tangan dan bertanya: "Bibi, bibi..."
Wanita muda membalikan badan: "Kamu memanggil saya?"
Dia membawa adik-adiknya menghampiri wanita muda itu, "Iya bibi, saya ingin bertanya, jalan ke bagian utara ke sebelah mana ya?"
Wanita muda menjawab dengan tersenyum: "Kebetulan saya juga akan ke bagian utara, kalian jalan bersama saya saja!"
"Wah, kebetulan sekali. Boleh tahu nama bibi?" Jiang Xi tidak menyangka akan bertemu dengan orang lain. Dia merasa nasibnya mulai berubah karena memiliki ruang ajaib.
Setiap berbicara, wanita muda itu selalu tersenyum, "Nama saya He Chunhua, kamu boleh memanggil saya bibi Chunhua."
He Chunhua?
Mendengar nama itu, Jiang Xi tercengang.
Kebetulan sekali!
Dalam novel memang ada karakter yang bernama He Chunhua, yang juga merupakan bibi dari pemeran utama. Walaupun bibi ini adalah pemeran figuran, namun dia adalah musuh dari Jiang Zhaodi.
He Chunhua berasal dari ibukota. Sebagai keluarga dari pensiunan tentara yang dipindahkerjakan ke desa bagian utara, dia membawa 2 orang anaknya untuk tinggal bersama suaminya.
Pemeran utama menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkannya. Bibi mempunyai sifat yang keras kepala dan angkuh.
Karena seorang gadis pelajar muda dekat dengan suaminya, He Chunhua dengan diam-diam mengunakan cara licik mengirimkan gadis ini ke desa yang paling miskin.
Sebenarnya karena He Chunhua sangat prosesif, suaminya dengan gadis ini tidak ada hubungan apapun, akhirnya rumah tangganya hancur berantakan.
Dia melihat He Chunhua, menyadari pandangan mata He Chunhua mengandung niatan baik, tidak seperti orang yang angkuh. Dalam hati mengatakan, apakah karena dirinya terlahir kembali di dunia novel, sehingga terjadinya perubahan?
Sambil menggoyang-goyangkan kepala, bertanya dengan tersenyum: "Bibi Chunhua, untuk sampai ke Desa Baqi masi berapa lama ya?"
He Chunhua berpikir, lalu menjawab: "Setelah melewati satu desa, kita akan sampai ke sebuah kota kecil. Dari kota itu, kita naik angkutan umum bisa langsung sampai ke Desa Baqi."
"Syukurlah." Mendengar ada angkutan umum, Jiang Xi sangat senang.
He Chunhua dengan tersenyum bertanya: "Oya, nama kamu siapa?"
"Jiang...." Jiang Xi hampir menjawab namanya "Jiang Xi". Namun setelah dipikir-pikir, saat itu identitas dia adalah Jiang Zhaodi, langsung mengubah jawabannya, "Saya bernama Jiang Zhaodi."
Mendengar nama "Jiang Zhaodi", ekspresi He Chunhua langsung berubah.
Lalu melihat empat adik disampingnya, juga membuatnya tercengang.
Dalam hatinya berpikir, bukankan saat ini Jiang Zhaodi sudah dijual, mengapa bisa ada di sini?
Apakah cerita di novel dengan ingatan awal pemilik tubuh ini berbeda? Atau karena karena dia terlahir kembali, sehingga membuat cerita asli novel berubah?
Dalam hati He Chunhua penuh pertanyaan.
Benar, sekarang dia bukan He Chunhua yang sebenarnya, tetapi dia adalah He Chunhua nenek dari Jiang Xi.
Tidak hanya terlahir kembali, dia juga menjadi lebih muda 10 tahun.
Walau kehidupannya akan menjadi lebih susah, tapi dia tidak takut, bahkan harus membawa 2 anaknya. Setelah tahu dia akan masuk ke dunia novel, dia sudah menyiapkan berbagai barang. Walaupun barangnya tidak terbawa, dia juga tidak takut, asalkan kaki dan tangannya masih lengkap, dia bisa mempunyai kehidupan yang luar biasa.
Jika dipikir-pikir, Jiang Zhaodi juga sangat kasihan.
Jiang Xi melihat ekspresi wajah He Chunhua berubah lagi, merasa sedikit aneh.
Dalam cerita, He Chunhua harusnya tidak pernah mendengar nama "Jiang Zhaodi", mengapa mempunyai ekspresi seperti itu?
Dengan curiga bertanya: "Bibi mengenal saya?"
Mendengar dia bertanya seperti itu, He Chunhua baru sadar akan sikapnya, dia buru-buru berkata: "Tidak kenal, hanya saja banyak yang bernama Zhaodi, membuatku teringat gadis lain yang bernama Zhaodi juga.""Benar, Zhaodi, Zhaodi, berharap mempunyai banyak adik!" Jiang Xi tersenyum getir.Menurut pengalamannya membaca novel online selama bertahun-tahun, kebanyakan yang bernama Zhaodi adalah pemeran figuran atau pemeran pendamping.He Chunhua kembali bertanya tentang nama keempat adiknya, lalu memperkenalkan anak-anaknya kepada Jiang Xi.Dua anaknya bernama Zhaoyang dan Xuyang, dua-duanya bermakna matahari baru terbit. Anak pertama berusia 12 tahun, anak kedua berusia 8 tahun.Karena berasal dari ibukota, mereka merasa memiliki derajat lebih tinggi. Dengan acuh tak acuh, mereka mengabaikan Jiang Xi dan adik-adiknya yang berpenampilan sederhana dengan baju penuh tambalan.He Chunhua merasa agak canggung, ini karena didikan dari pemilik asli tubuhnya.Cerita dalam novel ini, pemilik asli
Awalnya dia sudah kehilangan harapan, tetapi sekaranf diberikan kejutan yang besar, sehingga membuatnya sangat bahagia melebihi memenangkan undian.Baginya, tidak ada perbedaan antara menyimpan barang di tempat Jiang Xi atau di tempatnya sendiri.Namun, karena adanya beberapa anak di sampingnya, dia tidak bisa menunjukkan rasa gembira yang berlebihan itu.Tentang adanya ruang ajaib, harus dijaga kerahasiaannya. Pada tahun 60an, kehidupan tidak hanya sulit, tetapi juga banyak mata-mata yang menyamar sebagai masyarakat.Daripada dianggap sebagai mata-mata atau monster, keduanya bisa membahayakan hidup seseorang.Oleh karena itu, dia segera memberikan peringatan kepada Jiang Xi.Pemikiran Jiang Xi sejalan dengan pemikiran He Chunhua.Barang-barang di dalam ruang ajaib tidak boleh dikeluarkan secara terang-terangan. Anak-anak mudah dikelabui, tetapi orang dewasa tidak.Setelah berdiskusi, mereka memutuskan Zhaoyang, Xuyang dan Yuanbao untuk menunggu di depan gerbang desa. Sementara merek
Tidak perlu bertanya, hanya dengan melihat saja sudah tahu bahwa Zhaoyang tidak mendapatkan apapun.Jiang Xi memandangnya seklilas, "Jangan-jangan kamu sudah makan kenyang baru kembali?"Wajah Zhaoyang memerah, dia menjawab dengan malu-malu: "Aku tidak mendapatkan apapun."Xuyang menggelengkan kepala dengan simpati, "Kak, kamu tidak sehebat Kak Zhaodi, roti yang didapatkan Kak Zhaodi sangat enak sekali."Zhaoyang memandang Xuyang dengan tajam, lalu melihat tas Jiang Xi yang penuh, "Jangan bilang kamu mendapatkan sebanyak itu!"Jiang Xi tersenyum, "Lebih banyak dari ini, tadi sudah dibagikan kepada yang lain. Saya pikir kamu bisa meminta makanan untuk diri sendiri, jadi tidak menyiapkan untukmu."Zhaoyang mendengus dingin, "Saya tidak akan makan meskipun diberikan secara cuma-cuma.""He Zhaoyang, jangan keras kepala." Kata He Chunhua yang merupakan ibu mereka sekarang, jadi harus memberikan nasihat untuk mendidik.Zhaoyang merasa tidak senang, "Aku tidak keras kepala, Ma."Xuyang usian
He Chunhua berpikir sebentar, lalu berkata dengan suara pelan, "Gunakan obat A, anak-anak biasanya bisa menerima rasanya." Jiang Xi kembali mencari obat dan berhasail menemukan obat yang disebut nenek. Dia mencampurkan obat dengan air dan memberikannya kepada Xiaoshitou untuk diminun. Xiaoshitou tidak muntah kali ini. Namun, demam tinggi tidak langsung turun, harus dikompres. Mereka membasahi kain bersih, lalu menggunakannya untuk mengusap tubuh Xiaoshitou berulang kali dan meletakkan kain basah di dahinya. Selama demamnya tidak terlalu tinggi, apapun bisa ditangani. Demamnya perlahan-lahan turun, langit juga semakin gelap. Anak-anak yang lain tidak berdiam di tempat saja, mereka menyalakan api menggunakan cara yang diajarkan Jiang Xi sebelumnya, lalu dengan bersemangat mereka berlari ke arah Jiang Xi dan He Chunhua untuk membawa Xiaoshitou ke sana. Sambali menjaga api, Xiaoshitou tidur nyenyak dalam pelukan He Chunhua. Xuyang masih bersemangat. Dia tidak tahu bisa menyalakan
Jiang Xi bingung, memandang ke arah He Chunhua. He Chunhua juga bingung, tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa dia akan segera bertemu dengan suaminya, Luo Qiushi. Dia bahkan belum memikirkan bagaimana cara dia akan berinteraksi dengan Luo Qiushi! Karakter asli dan Luo Qiushi jarang bertemu, keduanya tidak memiliki topik yang sama dalam pembicaraan. Namun karakter asli mudah hamil, hampir setiap kali berhubungan akan langsung hamil. Kalau tidak, tidak akan ada Zhaoyang dan Xuyang. Walaupun Luo Qiushi 5 tahun lebih tua dari He Chunhua, tetapi usia sebenarnya, He Chunhua lebih tua dari Luo Qiushi. Sekarang harus hidup bersama dengan suami yang jauh lebih muda, itu benar-benar memalukan. Tidak mungkin berpura-pura tidak mengenalnya, dia menarik lengan Xuyang, "Xuyang, cepat panggil papa." Xuyang masih belum sadar dengan situasi yang terjadi. Dia ingat betul ayahnya seperti apa, dan pria yang berdiri di depannya ini tidak sesuai dengan ingatannya. Dia heran bagaimana kak
He Chunhua mulai gugup, benar-benar merasa tidak nyaman! Tidak peduli dalam menjalankan perkebunan dan perternakan atau membesarkan Jiang Xi dan ayahnya, dia dapat menanganinya dengan mudah. Namun tentang pasangan hidup, dia merasa takut. Dulu dia pernah ditolak dua kali karena mempunyai anak. Dia tidak pernah menaruh harapan kepada seorang pria, juga tidak terbiasa dengan kehadiran seorang pria. Sekarang dia terlahir kembali sebagai seorang wanita yang sudah menikah, berusia 28 tahun, dia harus beradaptasi meskipun dia tidak menginginkannya. Bercerai bukanlah jalan keluar yang baik. Pada tahun 60an, penyelidikan sangat ketak di mana-mana, tidak hanya harus meninjau secara pemerintahan, tetapi harus bisa memberikan bukti. Apalagi dia sudah mempunyai dua anak laki-laki, jadi dia tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Jika tidak, dia akan dikritik dan dia akan merasa bersalah kepada karakter asli. Dia berkata dengan kasar: "
Beberapa anak juga hampir keluar organ dalamnya karena guncangan, jadi tidak mendengar apa yang sedang mereka katakan.Zhaoyang mendengarnya, tetapi dia tidak mengerti apa yang sedang mereka bahas.Dia tidak suka Jiang Xi begitu dekat dengan He Chunhua, mulai cemberut dan merajuk.Setelah melewati padang rumput, anak-anak yang sudah lelah menjadi bersemangat, langsung berdiri dan melihat ke sekeliling.Suasana hati Zhaoyang menjadi lebih baik setelah melihat pemandangan dan langit yang cerah.Jiang Xi melihat ke luar dengan mata indahnya, kondisi di sana memang sepi, tetapi sangat indah.Xiaoshitou terbangun di tengah perjalanan dan melihat dirinya berada di dalam truk, kakak juga ada di sampingnya, itu membuatnya merasa lebih nyaman.Dia baru saja bermimpi buruk, bermimpi diusir dari truk, lalu digigit serigala, dia sangat ketakutan, sangat ketakutan....Untung saja kakak tidak membuangnya.Jiang Xi bertanya kepadanya:
He Chunhua terkejut, berpura-pura batuk untuk menyingkir secepat mungkin.Tangan Luo Qiushi hanya memegang udara, membuatnya sedikit canggung, "Kenapa jadi batuk?"He Chunhua mencari alasan, "Mungkin aku belum cocok dengan udara di sini, beberapa hari lagi akan baik."Luo Qiushi melupakan hal ini, "Beberapa hari ini kamu sudah lelah, ayo segera makan, setelah beres-beres dan mandi, bisa langsung tidur.""Makan di mana?" Xuyang bertanya dengan tidak sabar begitu dia masuk. "Aku sangat lapar, sampai-sampai perut kempes begini."Luo Qiushi berkata sambil tersenyum: "Kita akan makan di kantin, papa akan mengantar kalian untuk makan sebentar lagi."Zhaoyang melihat sekeliling kamar, di kamar hanya ada satu ranjang, dia mengerutkan kening, "Papa, kita akan tidur di sini!"Yang dipedulikan oleh kedua anak itu hanya makan dan tempat tinggal. Zhaoyang sudah putus asa setelah melihat tempat tinggal, namun jika harus tidur di satu ranjang