Bibi ketiga karena Ibu Jiang Zhaodi meninggal sudah merasa bersalah, lalu mendengar perkataan yang mengangkatnya, jadi tidak enak menyalahkan Jiang Zhaodi di depan orang banyak. Dia pura-pura menghapus air matanya, "Kamu ngomong apa, ini kakak ipar saya. Saya berlutut di sini wajar, cepat kalian juga berlutut dan memberikan hormat."
Jiang Xi dan empat anak lainnya berlutut satu baris. Empat anak tidak mengerti mengapa harus memberi hormat, tetapi tahu ini adalah perpisahan mereka dengan Ibu.
Adik kedua Yuanbao memberi sujud sampai jidatnya merah. Adik ketiga Mibao menempelkan satu wajahnya ke tanah sehingga wajahnya penuh dengan tanah. Adik keempat Maimiao dengan tubuh lemas dan wajah yang pucat. Xiaoshitou yang terus memberikan hormat tanpa henti, ditahan oleh Jiang Xi.
Jiang Xi lalu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu, merekapun mulai meninggalkan tempat.
Pacar bibi mengulur waktu agar untuk pergi, dengan sengaja mengatakan, "Kita harus kembali melanjutkan perjalanan agar bisa sampai ke desa selanjutnya sebelum gelap. Kalau tidak kita akan kelaparan."
Bibi ketiga menjawab: "Apa yang kamu katakan benar, bagaimana kalau kamu jalan bersama kami agar bisa saling menjaga."
"Boleh, kebetulan saya juga sendirian." Pacar bibi berjalan bersama kami.
Ibu Jiang Zhaodi sudah tidak ada, bibi ketiga pun tidak perlu takut lagi.
Namun Jiang Xi mengerti, Bibi ketiga mengajak pacarnya berangkat bersama adalah langkah pertama. Selanjutnya merencanakan untuk menjualnya.
Jiang Zhaodi akan dijual di desa selanjutnya.
Desa selanjutnya dia tetap harus pergi, namun bukan sengaja mengantarkan diri untuk dijual. Dia akan mencari pembeli bibi ketiga dan pacaranya di desa itu.
Jiang Zhaodi di kehidupan sebelumnya sudah mencari tahu informasi di desa itu, dia juga memiliki ingatan Jiang Zhaodi, jadi sudah tahu jelas kondisi di desa.
Dia sudah memutuskan untuk bertemu dengan pria dan ibu yang membelinya.
Apa yang bagus dari bocah 13 tahun seperti dia. Bibi ketiga dengan tubuhnya yang sudah dewasa pasti lebih baik, walau sudah pernah menikah, tetapi masih belum punya anak.
Pria psikopat itu tidak ada yang mau menikah dengannya, pasti ingin mempunyai istri. Lalu di desa itu banyak pria yang tidak memiliki istri, jadi tidak perlu takut bibi ketiga tidak terjual.
Setelah menjual bibi ketiga, lalu menjual pacarnya.
Siapapun tidak bisa menjual dia.
Sepanjang perjalanan, bibi ketiga dan pacarnya semakin dekat dan terus berbicara.
Jarak Jiang Xi dan mereka agak jauh, tidak terdengar apa yang mereka bicarakan, namun tahu pasti rencana mereka seperti apa.
Mereka mempunyai rencana, dia juga punya.
Semakin mendekati gerbang desa, dia menarik adik kedua Yuanbao dan berbisik kepadanya: "Yuanbao, nanti kamu bilang kalau perutmu sakit, tahan bibi ketiga dan paman itu, jangan biarkan mereka masuk ke desa."
Yuanbao merasa aneh, "Kenapa begitu kak?"
Jiang Xi bertanya dengan serius: "Kamu lebih percaya sama kakak atau bibi ketiga?"
"Aku pasti percaya kakak." Jawab Yuanbao, "Ibu sudah bilang, jika dia sudah tidak ada, kakak satu-satunya saudara terdekat."
Jiang Xi berkata dengan misterius: "Sekarang kakak tidak bisa menjelaskan kepadamu, tetapi kakak tidak akan mencelakai kalian, kamu harus mendengarkan kakak, tahan mereka sampai kakak kembali. Nanti tangan kakak seperti ini, kamu harus mulai menangis."
Yuanbao mengangguk, "Baik kak."
Kebetulan bibi ketiga dan pacarnya berjalan di depan, setelah dia berbicara dengan Yuanbao, lalu dia memberitahu kepada Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou.
Mereka hanya perlu menangis setelah melihat Yuanbao menangis.
Ketiga anak ini walaupun kecil, namun sangat menurut kepadanya.
Setelah memberikan kode, Yuanbao langsung mulai menangis dan berteriak perutnya sakit.
Ketiga anak lainnya juga mengikuti Yuanbao, berteriak perutnya sakit.
Bibi ketiga dan pacaranya saling menatap dan berkata: "Kenapa ini?"
"Bibi, saya sakit perut, tidak bisa berjalan sama sekali."
"Bibi, saya juga sakit perut, tidak bisa berjalan lagi."
"Bibi, saya juga sakit..."
Bibi mengerutkan kening, "Kamu jaga mereka, saya ke desa cari bantuan."
Yuanbao memeluk kaki bibi ketiga, "Bibi jangan pergi, saya mau ditemani bibi, kakak yang cari bantuan."
Mibao dan Xiaoshitou memeluk kaki pacar bibi, "Paman jangan pergi, saya takut..."
"Paman jangan pergi." Maimiao menangis sambil melihat-lihat, lalu memeluk kaki bibi ketiga.
Keempat anak ini memiliki akting yang bagus.
Jika bukan dia yang merencanakan, Jiang Xi juga mulai percaya. Namun dia tidak punya banyak waktu untuk menikmati, langsung berkata: "Kakak segera mencari bantuan, kalian tunggu sebentar. Bibi ketiga dan paman, mohon bantuannya ya."
Bibi ketiga dan pacarnya tidak bisa apa-apa, lalu memintanya untuk cepat pergi.
Jiang Xi berjalan ke rumah psikopat sesuai dengan ingatannya. Semakin mendekati rumah itu, semakin tegang perasaannya. Dia tahu ini adalah perasaan takut dari lubuk hati terdalam Jiang Zhaodi.
Di rumah psikopat bukan hanya dirinya sendiri, tetapi ada ibunya yang kejam juga.
Kedua orang ini sangat jahat dan kejam.
Mereka mempunyai pemikiran kolot dan mempunyai sifat yang kejam bagaikan psikopat. Kalau tidak, Jiang Zhaodi tidak perlu menghabiskan waktunya selama 5 tahun untuk kabur dari tempat itu.
Untuk terlepas dari penderitaan itu, dia harus menghadapinya.
Tidak memberinya jari emas, peruntungannya harus bagus.
Dia lalu memberanikan diri untuk melangkah, sesampai di depan pintu, melihat ada seorang nenek yang sedang menyiapkan kayu bakar.
Nenek ini menusuk Jiang Zhaodi dengan jarum sama sekali tidak mengedipkan mata, sangat kejam sekali.
Tubuh Jiang Xi merinding, lalu memberikan diri semangat dan bertanya: "Nenek sudah berumur, kenapa tidak menyuruh menantu untuk bekerja?"
Nenek tua itu melihatnya seperti pengemis, berkata dengan tidak senang: "Kalau saya punya menantu, saya tidak akan mengerjakan ini sendiri!"
Jiang Xi tidak peduli mimik wajahnya seperti apa, berkata: "Oh..Sekarang banyak orang yang datang ke sini, harusnya tidak kekurangan menantu kan?"
Nenek tua bertolak pinggang, "Apa maksudmu anak kecil! Kamu sengaja menghina saya ya!"
Jiang Xi langsung melambaikan tangannya, "Saya tidak bermaksud seperti itu. Sebenarnya, saya ingin bertanya apakah kalian mau menerima bibi ketiga saya, paman ketiga saya sebelum meninggal sangat mengkhawatirkannya."
Nenek tua mendengar itu langsung berbinar-binar, "Bibi ketigamu mau menikah lagi?"
Jiang Xi berkata dengan ragu: "Harusnya dia bersedia, namun karena ada kami berlima, dia harus menjaga kami. Jika kalian bersedia, berikan kami sedikit makanan, kami berjanji akan pergi ke tempat yang jauh, selamanya tidak akan menganggu hidup kalian."
Nenek tua memutarkan pandangannya dan berkata: "Bibimu tidak ada penyakit apapun kan?"
"Tidak ada penyakit. Jika nenek tidak percaya, boleh memberikan kami makanan setelah melihat bibi kami." Ucap Jiang Xi dengan tulus. "Bibi ketiga sangat setia terhadap keluarga kami, tapi kami benar-benar tidak mau merepotkannya. Jika nenek tidak menginginkannya, saya tanya kepada yang lain saja."
Nenek tua tidak ingin kehilangan kesempatan ini, "Tunggu, kamu bawa dia ke sini. Buat perjanjian dulu ya, saya hanya akan memberimu 5 bakpao."
Jiang Xi berpikir orang ini benar-benar pelit, lihat dia anak kecil, mau menggunakan 5 bakpao untuk membohonginya.
Tapi 5 bakpao ya sudah, daripada terus bersama dengan bibi ketiga yang tega menjualnya, terlepas dari dijual yang paling penting.
Dia menghela nafas dan berkata: "Baiklah, nenek berikan kami sedikit sayur asin, di perjalanan tidak makan garam, kami melanjutkan perjalanan juga tidak ada tenang."
Setelah nenek mendengar permintaan bertambah sedikit, langsung menyetujuinya. Selanjutnya, Jiang Xi diskusi dengan nenek langkah selanjutnya, baru kembali ke gerbang desa. Bibi ketiga melihat dia tidak membawa orang untuk membantu, langsung bertanya: "Tidak menemukan orang untuk membantu?" Jiang Xi menjawab sambil mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mau membantu, tapi mereka melihat saya anak kecil, tidak ada yang percaya." Bibi ketiga mengerutkan kening, "Lalu bagaimana?" Jiang Xi berpikir sebentar dan berkata: "Bagaimana kalau bibi pergi bersama saya. Jika ada bibi, mereka akan percaya. Yuanbao mereka pasti sudah lapar juga, beberapa hari tidak makan. Saya lihat keluarga itu baru selesai masak, bakpaonya lebih besar dari tinju paman, kita pergi minta beberapa." Bibi ketiga melihat pacarnya, lalu pacarnya menganggukan kepala. Yuanbao mengedip mata dan bertanya: "Kakak, benar ada makanan?" Jiang Xi menganggukan kepala, "Iya, keluarga itu membuat 1 panci besar! "Kalau begitu, b
Sebenarnya Jiang Zhaodi sekolah sampai tingkat SMP.Pada masa itu, bisa sekolah sampai tingkat SMP sangat tidak gampang.Yuanbao baru berusia 8 tahun, baru sampai pada usia untuk masuk sekolah, namun sudah harus berpindah rumah.Adik-adik lain yang baru berusia 5 tahun, baru belajar untuk mengurusi diri sendiri, tentunya belum bersekolah juga.Dia bercerita dengan penuh perasaan, empat adik juga mendengar dengan semangat, tanpa disadari semuanya tertidur lelap. Tertidur beralaskan tanah dan berselimutkan langit.Saat itu sudah masuk ke akhir musim semi, namun angin yang berhembus masih terasa dingin. Jiang Xi meraba-raba ke dalam tas bawaan, yang ditemukan hanya sebuah baju saja. Tidak tahu punya siapa dan bentuknya seperti apa, tanpa berpikir panjang, dia langsung menyelimuti adik-adik yang kedinginan.Dia sendiri sangat lelah dan mengantuk. Sambil memeluk adik-adiknya, diapun tertidur.Keesokan harinya, dia terbangun karena kedinginan. Di hutan belantara, penuh dengan rumput liar. D
Perkebunan dan perternakan nenek menggunakan teknologi paling cangih.Memiliki tanah seluas 100 hektar lebih, 20 hektar untuk menanam gandum, 15 hektar untuk menanam buah-buahan, 20 hektar untuk menanam sayur-sayuran, 15 hektar untuk menanam kedelai, 15 hektar untuk menanam rapa, 15 hektar untuk menanam kacang tanah, semua menggunakan teknologi cangih dalam menanam dan memanen.Selain itu masih ada 15 hektar untuk perternakan ikan dengan kolam alami, penuh dengan tanaman air. Ikan, udang dan kepiting semua ada, siap untuk dipanen.Di samping kolam ikan memelihara bebek, terlihat banyak telur bebek berserakan.Di dalam perternakan terdapat 1000 ekor kambing, 1000 ekor sapi, 2000 ekor babi, 5000 ekor ayam potong, 6000 ekor ayam telur, 1000 kotak lebah madu, semua dipelihara oleh mesin otomatis.Daging kambing, daging sapi, daging babi, daging ayam, telur ayam, minyak sayur, minyak kacang, madu, semuanya dijual secara segar.Juga terdapat sumur 200 meter, air sumur yang segar dan mempuny
Walaupun kondisi lingkungan di sini kurang bagus, namun telur matang tetap bisa membuat perut terasa kenyang.Bukannya tidak mau memberikan bakpao kepada adik-adiknya, tetapi telur akan terlihat lebih masuk akal daripada bakpao. Masih bisa menjelaskan bahwa telur yang ditemukan adalah telur ayam liar, tapi kalau bakpao tidak tahu bagaimana memberikan penjelasannya.Di hutan belantara yang hanya ada tumbuhan dan hewan liar, bagaimana jika empat adiknya bertanya darimana bakpao ini, dia tidak bisa menjelaskan.Jika suatu hari mereka tidak sengaja memberitahukan kepada orang lain, mungkin dia akan ditangkap untuk dijadikan objek penelitian.Rahasia yang hanya diketahui satu orang baru dapat disebut sebagai rahasia.Memanggang telur juga ada tekniknya, kalau tidak, telurnya bisa meledak. Dia mengambil tanah liat di samping sungai, lalu membungkus telur dengan tanah liat, selanjutnya meminta empat adik untuk mencari ranting kering untuk dibakar. Ini adalah cara memanggang telur saat berkem
Mendengar dia bertanya seperti itu, He Chunhua baru sadar akan sikapnya, dia buru-buru berkata: "Tidak kenal, hanya saja banyak yang bernama Zhaodi, membuatku teringat gadis lain yang bernama Zhaodi juga.""Benar, Zhaodi, Zhaodi, berharap mempunyai banyak adik!" Jiang Xi tersenyum getir.Menurut pengalamannya membaca novel online selama bertahun-tahun, kebanyakan yang bernama Zhaodi adalah pemeran figuran atau pemeran pendamping.He Chunhua kembali bertanya tentang nama keempat adiknya, lalu memperkenalkan anak-anaknya kepada Jiang Xi.Dua anaknya bernama Zhaoyang dan Xuyang, dua-duanya bermakna matahari baru terbit. Anak pertama berusia 12 tahun, anak kedua berusia 8 tahun.Karena berasal dari ibukota, mereka merasa memiliki derajat lebih tinggi. Dengan acuh tak acuh, mereka mengabaikan Jiang Xi dan adik-adiknya yang berpenampilan sederhana dengan baju penuh tambalan.He Chunhua merasa agak canggung, ini karena didikan dari pemilik asli tubuhnya.Cerita dalam novel ini, pemilik asli
Awalnya dia sudah kehilangan harapan, tetapi sekaranf diberikan kejutan yang besar, sehingga membuatnya sangat bahagia melebihi memenangkan undian.Baginya, tidak ada perbedaan antara menyimpan barang di tempat Jiang Xi atau di tempatnya sendiri.Namun, karena adanya beberapa anak di sampingnya, dia tidak bisa menunjukkan rasa gembira yang berlebihan itu.Tentang adanya ruang ajaib, harus dijaga kerahasiaannya. Pada tahun 60an, kehidupan tidak hanya sulit, tetapi juga banyak mata-mata yang menyamar sebagai masyarakat.Daripada dianggap sebagai mata-mata atau monster, keduanya bisa membahayakan hidup seseorang.Oleh karena itu, dia segera memberikan peringatan kepada Jiang Xi.Pemikiran Jiang Xi sejalan dengan pemikiran He Chunhua.Barang-barang di dalam ruang ajaib tidak boleh dikeluarkan secara terang-terangan. Anak-anak mudah dikelabui, tetapi orang dewasa tidak.Setelah berdiskusi, mereka memutuskan Zhaoyang, Xuyang dan Yuanbao untuk menunggu di depan gerbang desa. Sementara merek
Tidak perlu bertanya, hanya dengan melihat saja sudah tahu bahwa Zhaoyang tidak mendapatkan apapun.Jiang Xi memandangnya seklilas, "Jangan-jangan kamu sudah makan kenyang baru kembali?"Wajah Zhaoyang memerah, dia menjawab dengan malu-malu: "Aku tidak mendapatkan apapun."Xuyang menggelengkan kepala dengan simpati, "Kak, kamu tidak sehebat Kak Zhaodi, roti yang didapatkan Kak Zhaodi sangat enak sekali."Zhaoyang memandang Xuyang dengan tajam, lalu melihat tas Jiang Xi yang penuh, "Jangan bilang kamu mendapatkan sebanyak itu!"Jiang Xi tersenyum, "Lebih banyak dari ini, tadi sudah dibagikan kepada yang lain. Saya pikir kamu bisa meminta makanan untuk diri sendiri, jadi tidak menyiapkan untukmu."Zhaoyang mendengus dingin, "Saya tidak akan makan meskipun diberikan secara cuma-cuma.""He Zhaoyang, jangan keras kepala." Kata He Chunhua yang merupakan ibu mereka sekarang, jadi harus memberikan nasihat untuk mendidik.Zhaoyang merasa tidak senang, "Aku tidak keras kepala, Ma."Xuyang usian
He Chunhua berpikir sebentar, lalu berkata dengan suara pelan, "Gunakan obat A, anak-anak biasanya bisa menerima rasanya." Jiang Xi kembali mencari obat dan berhasail menemukan obat yang disebut nenek. Dia mencampurkan obat dengan air dan memberikannya kepada Xiaoshitou untuk diminun. Xiaoshitou tidak muntah kali ini. Namun, demam tinggi tidak langsung turun, harus dikompres. Mereka membasahi kain bersih, lalu menggunakannya untuk mengusap tubuh Xiaoshitou berulang kali dan meletakkan kain basah di dahinya. Selama demamnya tidak terlalu tinggi, apapun bisa ditangani. Demamnya perlahan-lahan turun, langit juga semakin gelap. Anak-anak yang lain tidak berdiam di tempat saja, mereka menyalakan api menggunakan cara yang diajarkan Jiang Xi sebelumnya, lalu dengan bersemangat mereka berlari ke arah Jiang Xi dan He Chunhua untuk membawa Xiaoshitou ke sana. Sambali menjaga api, Xiaoshitou tidur nyenyak dalam pelukan He Chunhua. Xuyang masih bersemangat. Dia tidak tahu bisa menyalakan