Share

Bab 433

Author: Helena Ayu
Rumordi tertegun sesaat sebelum teringat bahwa dia telah menghubungi dokter hebat itu, dan segera berkata, "Aku sudah kirim rekam medis Rania. Dokter itu bilang, setelah dia menemukan metode pengobatan yang cocok, dia akan menghubungiku, jadi aku hanya perlu menunggu dengan sabar!"

"Sungguh?" Suara Henry terdengar bergetar.

Sejak Rania didiagnosis dengan penyakit jantung bawaan, dia selalu mencari dokter untuk mengobati Rania.

Sayangnya, Rania masih terlalu kecil, tidak ada dokter yang mau mengambil risiko untuk melakukan operasi.

Ketika Henry melakukan perjalanan bisnis ke Kota Sugal tahun lalu, dia kebetulan mendengar seseorang memuji seorang dokter hebat di sana yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan telah menyembuhkan banyak pasien dalam dua tahun.

Pembicaraan yang secara kebetulan didengarnya menarik perhatiannya.

Henry pun mengingat setiap detailnya.

Setelah kembali ke Kota Jirya, dia segera meminta Rumordi untuk mencari dokter hebat itu.

Rumordi memiliki jaringan inte
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 434

    Henry memiliki kekhawatiran besar bahwa jika orang tua kandung Rania ditemukan, Rania akan meninggalkannya.Mungkin seiring bertambahnya usia, dia menjadi sangat rapuh dan sulit menerima kehilangan."Orang-orang mengira kamu sudah menikah dan punya anak, tapi kamu nggak pernah mengklarifikasinya. Apakah kamu berencana untuk tetap hidup seperti ini?" Rumordi ingin memastikan perasaan Henry sebelum menemukan Miana, karena dia akan mengejar Miana! Ketika saat itu tiba, Henry tidak akan bisa merebut Miana darinya!Rumordi yakin, dengan kepribadiannya, dia pasti bisa membuat Miana menyukainya."Urusanku nggak perlu kamu pikirkan. Lebih baik segera menemukan dokter hebat itu untuk menyembuhkan Rania," ujar Henry dengan nada datar.Henry tidak peduli apa yang dikatakan orang-orang.Lagi pula, dia tidak berencana untuk menikah lagi, hanya ingin menemani Rania tumbuh besar."Baiklah, aku mengerti!" Rumordi menutup telepon dengan ceria, lalu segera mengirim orang untuk mencari tahu keberadaan Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 435

    Henry mengeluarkan ponselnya, lalu mengernyit saat melihat panggilan tersebut dari Farel.Mereka jarang berkontak selama lebih dari tiga tahun ini.Henry juga tidak peduli dengan urusan Farel.Meskipun bingung, dia mengangkat panggilan itu.Suara Farel yang terdengar lelah langsung terdengar."Aku melihat Sherry dan Miana di bandara hari ini."Henry tiba-tiba teringat panggilan Rumordi sebelumnya, tertegun seketika."Giyan juga bersama mereka."Farel selalu tahu bahwa Sherry menyukai Giyan.Selama bertahun-tahun, bahkan saat bersamanya, yang ada di hati dan pikiran Sherry hanyalah Giyan."Kamu yakin melihat Miana di bandara?" Henry merasakan gejolak emosi yang kuat.'Kalau memang benar, berarti Miana belum mati?'"Tentu saja! Tenang saja, aku yakin itu Miana yang masih hidup!" Sejak Miana meninggal, dia tahu bahwa Sherry tidak pernah tampak bahagia lagi.Namun, senyuman Sherry hari ini tulus dari lubuk hati yang paling dalam.Karena itu, dia yakin Miana memang masih hidup.Miana tidak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 436

    Berita pertunangan Rika dan Farel telah tersebat di seluruh Kota Jirya.Jika pernikahan mereka dibatalkan, Rika tidak akan bisa tinggal di Kota Jirya lagi.Karena alasan itu, Rika selalu menoleransi sikap Farel selama lebih dari tiga tahun ini.Selama Farel tidak membawa wanita lain di hadapannya, dia akan berpura-pura tidak tahu.Begitu tiba di kamar Sinta, Rika melihatnya termenung di depan jendela. Dia mendekati Sinta, berjongkok di depannya, lalu bertanya dengan suara lembut, "Bibi lagi lihat apa?"Sinta tersadar, menatap wajah Rika sambil tersenyum. "Rika, kapan kamu datang? Farel ada di rumah, kamu ingin bertemu dengannya dulu?"Saat berbicara, dia meletakkan tangannya ke belakang punggung, seakan-akan menjaga jarak dari Rika.Rika menyadari itu, merasa agak sedih, tetapi segera tersenyum dan menjawab, "Aku dan Farel datang bersama, dia bilang Bibi nggak makan siang, kenapa? Nggak nafsu makan?"Sinta menoleh ke arah Farel dan mengomel, "Kenapa kamu ceritakan semuanya ke Rika! Kam

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 437

    Rika tertegun sejenak, lalu menoleh menatap Farel dengan sorot mata yang tenang. "Kalau kamu ingin membatalkan pernikahan kita, langsung katakan saja, nggak perlu berbelit-belit."Rika tidak tampak marah.Nada bicaranya juga tetap lembut seperti biasanya.Meskipun demikian, Farel masih merasa ada yang aneh dengan Rika, meskipun tidak tahu apa yang aneh."Kalau kamu setuju, kamu bisa yang mengajukannya, dengan alasan apa pun yang kamu mau!" Yang ada di hati Farel hanya Sherry, jadi dia tidak mungkin menikahi Rika.Rika tersenyum dan berkata, "Sekalipun harga diriku terjaga, kalau aku yang mengajukan pembatalan pernikahan, orang-orang di Kota Jirya pasti akan melihatku sebagai wanita pengkhianat."Dua tahun lalu, tidak lama setelah ayah Rika pensiun, ibunya wafat. Farel, sebagai calon menantu, yang mengurus segala keperluan pemakamannya.Saat itu, upacara pemakaman diadakan dengan sangat megah, hingga banyak orang berkomentar bahwa Farel adalah seseorang yang penuh perasaan dan setia.Ba

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 438

    Rika melepaskan celemeknya dan berjalan keluar.Ketika melewati ruang tamu, dia melihat Aldo, ayah Farel, sedang duduk di sofa membaca koran. Dia menghentikan langkahnya, menyapa dengan sopan, "Halo, Paman."Aldo agak terkejut, tidak tahu Rika ada di rumah. "Rika sudah datang, ya, sini, duduklah!"Rika tersenyum. "Aku ada urusan, jadi harus pulang dulu!"Sejujurnya, dia tidak pernah bisa memahami apa yang dipikirkan Aldo.Menurutnya, Aldo adalah orang yang sangat misterius."Temani Paman sebentar. Aku akan suruh pembantu panggil Farel turun," ujar Aldo dengan ramah, sambil mendorong bingkai kacamatanya."Nggak perlu, aku benaran ada urusan, jadi harus segera pulang. Aku pamit dulu, Paman," ujar Rika dengan sopan sambil tersenyum, lalu berbalik pergi.Aldo menatap punggung Rika yang menjauh, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun emosi.Ketika Rika sudah keluar dari pintu, dia pun bangkit dari sofa, lalu naik ke atas menuju ruang kerja.Farel menerima telepon dari ayahnya, lalu berbicara

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 439

    Farel menyeringai sinis. "Jadi, maksudmu, demi masa depanmu sendiri, kamu bisa menjual putra putrimu sendiri!"Saat kecil, Farel berpikir bahwa ayahnya adalah sosok yang jujur dan sangat hebat.Sekarang, dia baru sadar bahwa dia telah salah menilai ayahnya.Ekspresi Aldo langsung menjadi masam setelah mendengar itu. "Farel, jangan mengira sekarang kamu sudah dewasa, aku tidak bisa mengaturmu lagi! Hubunganmu dengan Rika hanya bisa maju, tidak bisa mundur! Keluar!"Farel hanya menatapnya dalam-dalam sebelum berbalik pergi.Melihat Farel pergi, Aldo merasa kesal sambil memijat keningnya.Dia tiba-tiba merasa Farel benar-benar sudah dewasa, sudah tidak bisa dia kendalikan.Kenyataan tersebut membuatnya takut.Karena ambisi terbesar dalam hidupnya adalah mencapai puncak tertinggi.Dia telah menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencapai posisinya sekarang, dan puncak kesuksesan sudah sangat dekat. Bagaimana mungkin dia rela melepaskan kesempatan itu!Farel pergi ke garasi. Setelah mas

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 440

    Henry tertawa. "Papi nggak tahu siapa kakak yang kamu bilang, tapi ibunya hanya milik kakak itu, nggak bisa jadi milikmu, tahu?"Rania masih kecil, tidak mengerti hubungan antara orang tua dan anak, mengira siapa saja bisa menjadi ibunya.Rania tampak kecewa. "Begitu, ya."Melihat ekspresi Rania, Henry merasa sedih. "Bagaimana kalau lain kali kamu bertemu kakak itu lagi, kamu tanya apakah dia mau berbagi ibunya denganmu."Mata Rania berbinar-binar. "Oke!"Pada saat ini, panggilan dari Rumordi masuk.Henry segera keluar dar kamar inap untuk mengangkatnya."Ada apa?""Dokter hebat itu sudah menerima permintaan kita. Dia mengatakan akan datang langsung ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi putrimu.""Kapan dia datang?"Detak jantung Henry berdetak lebih cepat.'Rania akhirnya bisa diselamatkan!'"Dia bilang padaku akan datang pukul tiga sore, langsung ke kamar putrimu.""Oke, aku mengerti.""Aku sudah berhasil menghubungi dokter hebat itu, kenapa kamu nggak berterima kasih padaku!" Nada

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 441

    Mendengar suara Henry, dokter wanita itu tiba-tiba tampak kaku. Kemudian, dia berkata dengan suara dingin, "Keluarga pasien keluar dulu, jangan menggangguku melakukan pemeriksaan!""Aku di sini nggak akan mengganggumu! Dok, cepat periksa putriku." Henry tidak akan tenang meninggalkan Rania pada orang asing sendirian."Kalau kamu bersikeras, aku akan pergi," balas dokter wanita itu, suaranya makin dingin.Henry mengernyit, ekspresinya berubah menjadi masam. "Bagaimana aku bisa yakin kamu benar-benar dokter hebat terkenal itu?" Dia merasa dokter di depannya ini terlalu muda, bisa saja seorang penipu."Kamu bisa tanyakan pada temanmu, bukan? Kalau kamu nggak keluar, aku akan pergi sekarang!" seru dokter wanita itu dengan tegas.Tepat pada saat ini, panggilan dari Rumordi masuk, dan Henry segara mengangkatnya.Baru saja dia ingin menelepon Rumordi, ternyata Rumordi sudah meneleponnya lebih dulu."Henry, kamu sudah bertemu dokter hebat itu, 'kan? Apakah dia seorang pria tua berjanggut putih

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status