Share

Bab 319

Author: Helena Ayu
"Kakek sudah memberikan 1% saham Grup Eskaria kepadanya, apa salahnya kalau dia merawatmu sebentar!" ujar Henry merasa dirinya sangat benar.

Bukankah ada pepatah yang mengatakan uang bisa menyuruh orang lain melakukan pekerjaan yang sangat berat atau sulit?

Miana sudah menerima uang itu, jadi dia harus bekerja! Begitulah pikirnya.

"Aku beri saham itu tanpa mengharapkan imbalan apa pun darinya!" seru Eddy yang ingin sekali memukul Henry.

Sepertinya hukuman cambuk terakhir kali terlalu ringan.

Seharusnya dia mencambuknya lebih keras!

Miana menatap Henry, tersenyum kecil, dan berkata, "Kita sudah bercerai, kamu bisa menikahi wanita yang kamu sukai dan minta dia untuk membantu merawat Kakek!"

Dia dulu mengira bercerai dengan Henry akan membuat dirinya merasa dunianya runtuh.

Sekarang, setelah benar-benar bercerai, dia tidak hanya tidak merasa sedih, bahkan bisa bercanda dengan Henry.

Ternyata, tidak mencintai itu bisa membuat hatinya begitu ... tenang.

Ekspresi Henry seketika menjadi masam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 320

    Miana tertegun. Setelah menyadari maksud ucapan Kakek, dia segera menunduk melihat ke bawah meja makan.Yang diinjaknya bukan kaki Henry, melainkan kaki Kakek.Karena tadi dia sangat marah, dia langsung menginjak tanpa memperhatikan arah kakinya."Kakek, maaf ...," ujar Miana yang wajahnya memerah dan tampak merasa sangat bersalah."Ini semua salahmu! Hmph!" Eddy saat itu langsung mengerti apa yang terjadi, bagaimanapun dia juga pernah muda, tetapi dia tidak ingin menjodohkan mereka lagi, jadi dia memarahi Henry."Kakek terlalu memihak!" Henry merasa sangat tidak senang.'Bukankah Kakek dulu yang selalu ingin aku bersama Miana? Kenapa malam ini Kakek nggak membantuku?'"Makanlah!" seru Eddy, lalu melirik mereka berdua dengan tajam sebelum menghela napas.Henry tidak mau kalah, jadi dia menatap Miana dengan tajam.Miana pura-pura tidak melihat Henry, menunduk kepalanya dan makan dengan cepat!Sementara Eddy, dia memelototi Henry lagi dan berseru, "Makan!"Henry akhirnya menunduk dan mak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 321

    Seiring dengan mencoba dan memilih pakaian yang tepat, waktu berlalu dengan cepat tanpa disadarinya, tetapi hati Janice dipenuhi perasaan kepuasan yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.Detik ini juga dia ingin sekali bertemu Henry!Sangat ingin!Di rumah lama di ruang kerja, cahaya lampu yang redup melemparkan bayangan yang bergerigi pada furnitur klasik, membuat suasana di sekitar penuh dengan nuansa bersejarah.Miana berdiri di depan meja besar, kedua tangannya tanpa sadar saling bertautan, matanya penuh dengan kebingungan dan kegelisahan. Eddy perlahan bangkit, dari sebuah lemari kayu klasik, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah, permukaannya ditutupi dengan patina hijau pudar, tepinya diukir dengan motif bunga teratai yang rumit, seakan menceritakan kisah yang tidak diketahui.Eddy meletakkan kotak itu dengan lembut di tangan Miana yang gemetar, tangannya yang dipenuhi bekas waktu terasa sangat kuat dan khidmat.Setelah berdeham, dia dengan perlahan berkata, "Ini ada

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 322

    "Mia, aku tahu ini nggak adil bagimu, tapi ... aku sudah tua, tubuhku nggak sehat, mungkin suatu hari nanti aku tidur dan nggak bangun lagi," ujar Eddy dengan mata yang agak berkaca-kaca.Miana sedih mendengar itu dan refleks mengeratkan genggamannya di kotak sambil berkata, "Kek, jangan bicara seperti itu! Kakek pasti akan panjang umur!"Eddy tersenyum dan berkata, "Hidup hingga usia segini, aku sudah melihat kehidupan dan kematian dengan tenang. Kalau aku pergi, kamu jangan bersedih, jalani hidupmu dengan baik!"Dia merasa sangat bersalah kepada Miana, ingin menebusnya namun tidak tahu bagaimana.Itulah sebabnya dia hanya berharap mulai sekarang Miana akan memiliki orang yang memperhatikannya dan mencintainya.Sambil menatap senyuman Kakek, Miana merasa gelisah, bahkan memiliki pemikiran Kakek seperti sedang menyampaikan pesan terakhirnya."Kakek ...." Ucapannya terhenti karena ponselnya berdering, dia mengeluarkan ponselnya dan mengangkatnya."Mia, kamu di mana? Perlu aku jemput?" t

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 323

    Karena berpikir seperti itu, Eddy merasa lebih baik tidak ditanyakan.Lagi pula, dia pasti akan tahu begitu anak itu lahir.Pertanyaan Kakek, membuat Miana tanpa sadar menggenggam kotak di tangannya lebih erat hingga telapak tangannya terasa sakit.'Kakek tahu aku hamil?'"Lupakan, anggap saja Kakek nggak pernah bertanya." Melihat Miana menunjukkan ekspresi yang tertekan, Eddy menyerah mendapatkan jawab itu karena merasa tidak tega memaksanya.Miana merasa bersalah ketika melihat Kakek tampak kecewa. Dia mengatup-ngatupkan bibirnya dan hendak berbicara, tetapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Kata-kata yang ingin diucapkannya tertelan kembali.Raut wajah Eddy seketika menjadi dingin. "Siapa!""Aku!" sahut Henry dari luar pintu."Kek, aku pulang dulu," ujar Miana kepada Eddy.Setelah berpamit, dia berbalik dan hendak pergi."Baiklah, hati-hati di jalan. Setiba di rumah kabari Kakek, biar nggak khawatir!" Eddy tidak punya alasan untuk membuatnya tinggal, jadi hanya bisa setuju me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 324

    Miana membuka pesan itu.Isinya adalah swafoto Janice.Miana dapat melihat foto pernikahannya dengan Henry yang merupakan hasil editan di belakang Janice.Saat dia menggantung foto pernikahan itu, Henry mengejeknya habis-habisan.Dia tidak memedulikan ejekan itu, karena pada saat itu, dia ingin hidup dengan Henry untuk selamanya.Karena keteguhannya, foto itu tetap tergantung di sana selama tiga tahun.Saat memutuskan untuk pindah, dia terlalu tergesa-gesa mengemasi barangnya, jadi lupa menghancurkan foto itu.Dia sungguh tidak menyangka, mereka baru bercerai, tetapi Janice sudah tinggal di sana.'Mereka sungguh nggak sabaran.''Tapi, Henry masih saja menggodaku saat makan di rumah lama tadi.'Heh ....'Untungnya, dia sudah tidak mencintai Henry lagi, jika tidak, dia pasti akan sakit hati saat melihat foto yang dikirimkan Janice.Tepat saat Miana hendak menghapus foto itu, panggilan dari Janice masuk.Miana tahu, Janice hanya ingin pamer kepadanya.Sayang sekali, dia sudah tidak mencin

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 325

    Karena terlalu mengkhawatirkan Miana, Sherry bahkan sudah lupa tentang Farel yang telah dijodohkan.Setelah menutup telepon, Miana segera bangkit dan pergi ke bawah untuk menunggu Sherry.Sementara itu, Sherry segera berganti pakaian dan bergegas keluar.Begitu membuka pintu, dia melihat wajah pria yang akrab itu."Malam-malam begini kamu mau pergi ke mana?" tanya Farel dengan ekspresi kesal.Sherry menunduk, menjawabnya tanpa menatapnya, "Sekarang aku nggak ingin melihatmu, pulang saja!"Dia memang butuh diberikan waktu untuk memikirkan beberapa hal."Sherry, kamu sedang marah padaku?" Nada bicara Farel terdengar ketus. "Aku memberitahumu semua itu bukan untuk membuatmu meninggalkanku!"Sherry mendongak, menatapnya, dan berkata, "Jadi maksudmu, kamu nggak berniat melepaskanmu meskipun kamu sudah bersamanya?"Farel ingin dia menjadi simpanannya, membiarkan orang-orang memakinya tidak tahu malu, wanita hina!Apakah dalam hati Farel dia begitu rendahan?"Kehadiranmu nggak mengganggu hubu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 326

    Farel panik sesaat ketika melihat mata Sherry merah berkaca-kaca. Entah mengapa dadanya terasa seperti agak tercekik."Kalau aku nggak tunduk padamu harus menerima hukuman seperti itu, lakukan saja! Tapi setelah itu, aku akan meninggalkan Kota Jirya, dan nggak akan pernah kembali!" Tetap tinggal di kota yang dipenuhi kenangan yang membuat hatinya terluka hanya akan menambah kesedihan. Lebih baik meninggalkan kota tersebut untuk menangkan hatinya.Mendengar itu, Farel melepaskan tangannya.Sherry mengusap pergelangan tangannya, tersenyum ringan pada Farel dan berkata, "Ingat untuk mengabariku dulu sebelum kamu melakukannya, agar aku bisa bersiap-siap lebih awal!"Setelah menyelesaikan ucapannya, dia membuka pintu dan turun dari mobil.Pintu mobil ditutup dengan keras. Farel yang masih di dalam entah mengapa tiba-tiba merasa sulit bernapas. Dia segera menurunkan jendela mobil. Begitu angin dingin masuk, napasnya kembali normal.Namun, jemarinya gemetar saat dia mengeluarkan sebatang roko

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 327

    "Aku pergi ambil air minum dulu. Kamu hati-hati saat mengemudi!" Selesai berbicara, Rika langsung menutup telepon dengan panik.Dia sungguh tidak menyangka Farel akan mengatakan bahwa dia adalah calon Nyonya Ingra.Apakah itu berarti Farel sangat menyukainya hingga tidak sabar ingin menikahinya?Dia memutuskan untuk membahas pernikahannya dengan orang tuanya malam ini.Karena keluarga Sutara adalah keluarga terpandang, persiapan pernikahan akan memakan waktu lebih lama.Memikirkan dia akan menikah dengan Farel, jantung Rika berdebar kencang.Adalah impian banyak wanita untuk bisa menikah dengan orang yang dicintai.Di depan pintu di dalam mobil, Farel meletakkan ponselnya dan menyalakan sebatang rokok.Di tengah asap yang mengepul di udara, dia teringat mata Sherry yang merah berkaca-kaca tadi.Menurutnya, pernikahannya dengan Rika tidak akan memengaruhi hubungannya dengan Sherry.'Kenapa dia nggak bisa mengerti sih!'Miana dan Sherry tiba di ruang VIP dan Sherry dengan semangat memesa

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status