Share

Bab 176

Author: Helena Ayu
Miana menatap Henry dalam diam, tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Henry. Pada akhirnya, dia nekat dan langsung menarik tangan Henry sambil berjalan menuju sisi ranjang.

Henry menundukkan kepalanya, melihat tangannya yang digandeng oleh Miana. Tanpa dia sadari, sudut bibirnya terangkat sedikit, membentuk lengkungan yang menawan.

Setelah berdiri di sisi ranjang, Miana membungkuk dan berkata dengan suara lembut kepada Reni, "Nek, ini Henry." Kemudian, dia menarik-narik tangan Henry.

Henry ikut membungkuk, tersenyum dan menyapa Reni, "Halo, Nek. Maaf baru sekarang aku bisa meluangkan waktu untuk menemui Nenek."

Reni melihat wajah Henry, lalu melihat wajah Miana dan berkata, "Kalian berdua sangat tampan dan cantik. Kalau nanti kalian punya anak, wajahnya pasti juga akan menawan seperti kalian!"

Reni mengatakan itu dengan sangat pelan, membuat jantung Miana berdebar kendang.

Bukankah dia sudah mengingatkan Nenek untuk merahasiakan kehamilannya?

Mengapa Nenek masih membicarakannya?

"Sebe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 177

    Para tenaga medis segera masuk ke kamar inap."Kami perlu melakukan tindakan darurat pada pasien. Mohon anggota keluarga keluar!"Miana ingin tetap tinggal.Namun, Henry menariknya keluar.Miana berdiri dengan sangat cemas di luar kamar inap.Dia sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap neneknya.Henry mengeluarkan ponselnya dan menelepon Wiley.Setelah selesai menelepon, dia berkata kepada Miana, "Aku sudah meminta tim medis datang untuk mengobati nenekmu. Aku juga sudah menyuruh Wiley mencari ahli lain untuk konsultasi. Penyakit nenekmu akan membaik."Dengan mata merah berkaca-kaca, Miana menatap Henry dan berkata, "Terima kasih!"Henry mengeluarkan saputangan dan menyerahkannya pada Miana. "Lap air matamu! Miana, kamu adalah istriku, sudah kewajibanku untuk membantu! Kalau kamu bukan istriku, aku nggak akan peduli apakah nenekmu hidup atau mati!"Kata-katanya sangat realistis.Bagaimanapun, ada banyak orang seperti nenek Miana yang membutuhkan pengobatan di Kota Jirya. Henry tidak a

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 178

    Oleh karena itu, Miana untuk sementara tidak akan memberi tahu Henry tentang kehamilannya."Aku perlu waktu, tunggu sampai setelah aku menyelesaikan urusan Janice, aku nggak akan menemui dia lagi, bagaimana?" Henry tidak merasa ada yang salah bertemu Janice, tetapi karena Miana mengajukan permintaan ini, dia harus setuju jika dia ingin punya anak.Namun, salon kecantikan untuk Janice belum selesai, rumah yang dibelikan untuk Janice juga masih perlu direnovasi ....Setelah semuanya selesai, dia tidak akan berutang apa pun pada Janice. Setelah itu, sama sekali tidak masalah untuk tidak menemui Janice lagi.Miana menganggap kata-kata Henry itu hanya untuk membodohinya.Selama Janice hidup, akan asa selalu ada berbagai masalah, Henry tidak mungkin mengabaikannya.Sementara Miana, dia sekarang tidak boleh bertengkar dengan Henry, bahkan tidak bisa meninggalkan Henry demi neneknya.Dia tidak membantah Henry, hanya berkata dengan pelan, "Kalau begitu, tunggu sampai kamu menyelesaikan urusanny

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 179

    Dering ponsel membuyarkan lamunan Henry.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengernyit ketika melihat panggilan dari Janice."Ada apa?""Henry, tadi ada yang masuk ke kamar dan memukulku! Aku sangat ketakutan!" Suara tangisan Janice terdengar terputus-putus.Henry mengernyit dan bertanya, "Apa yang terjadi?""Aku juga nggak tahu, mereka tiba-tiba masuk dan langsung memukulku! Setelah memukul, mereka lari!"Henry menyipitkan mata dan berkata, "Aku akan menelepon Wiley untuk menyelidikinya!""Bisakah kamu datang menemaniku? Aku sangat takut!" Suara Janice sedikit bergetar, terdengar benar-benar ketakutan."Aku ada urusan, aku akan mengirim Wiley ke sana!" Setelah mengatakan ini, Henry langsung menutup telepon.Di sisi lain, Janice berbaring di ranjang rumah sakit dengan ekspresi penuh amarah.'Miana berengsek itu apa yang sudah dia lakukan pada Henry! Kenapa Henry nggak peduli padaku lagi!''Nggak boleh dibiarkan! Aku harus memberi Miana pelajaran!'Setelah menelepon Wiley, Henry pergi menca

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 180

    Miana ragu sejenak, lalu bertanya, "Menyuruhku cuti itu ide Janice atau ibumu?"Kata-kata Janice masih terngiang jelas di benaknya."Itu ideku!" Henry mencubit pipinya sambil melanjutkan ucapannya, "Agar kamu bisa fokus pada persiapan kehamilan di rumah!"Pupil mata Miana menyusut saat dia mendengar itu. "Kamu benar-benar ingin punya anak?" tanya Miana.Dia merasa Henry seperti sedang mengujinya.Hal ini membuatnya gelisah karena merasa bersalah telah menyembunyikan kehamilannya."Bukankah kita sudah sepakat? Kita akan punya anak." Henry hanya berpikir, setelah Miana punya anak, hubungan mereka akan lebih kuat.Dia tidak ingin bercerai.Dia juga tidak ingin mencari wanita lain.Meskipun tidak mencintai Miana, dia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan Miana."Aku juga sudah bilang, syarat untuk punya anak adalah kamu harus benar-benar putus hubungan dengan Janice! Sekarang kalian belum putus, aku nggak akan punya anak! Selain itu, aku sudah memutuskan untuk mulai bekerja di studio She

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 181

    Miana membalas tatapan tajam Henry, hatinya terasa sakit.Setelah beberapa saat, dia akhirnya berbicara dengan pelan, "Janice mendapatkan anaknya dengan susah payah, kamu harus menjaganya baik-baik! Aku nggak ingin punya anak, anggap saja aku nggak tahu terima kasih!"Setelah mengatakan itu, dia mendorong Henry dengan kuat dan keluar dari lift.Dia merasa sakit hati melihat Henry memanjakan Janice yang hamil, sementara dirinya hanya dianggap sebagai mesin pembuat anak.Perbedaan perlakuan ini terlalu besar.Jika Henry sudah memiliki Janice yang membantunya memiliki anak, untuk apa Henry harus mencarinya lagi!Henry dengan cepat mengejarnya, menarik lengannya dengan kasar, tersenyum dingin dan berkata, "Bukan kamu yang membuat keputusan!"Miana merasa kesal dan tidak ingin berbicara lebih banyak dengan Henry. Dia pun menundukkan kepalanya dan menggigit tangan Henry.Henry seketika merasa kesakitan dan refleks menarik tangannya kembali.Miana mengambil kesempatan ini untuk berlari pergi.

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 182

    Henry saat ini sangat tertarik, dia tentu tidak akan membiarkan Miana melakukannya sendiri."Berdirilah dengan tenang! Atau lihat bagaimana aku akan menghukummu!"Henry mengancam dengan suara pelan.Miana merasa sedikit tertekan, lalu berkata dengan wajah pucat, "Perutku sakit! Jangan bercanda lagi!"Ekspresi di wajah Henry mendingin. "Kenapa perutmu sakit lagi?" Dia bertanya dengan tatapan penuh dengan ketidakpercayaan.'Wanita ini selalu bilang perutnya sakit, pasti sedang membodohiku.'Miana merasa cemas, khawatir Henry melihat ada yang tidak beres. Dia segera menatap tajam Henry dan menyalahkan, "Ini semua salahmu! Kamu terlalu kasar kemarin, sekarang masih sakit."Tidak tahu apakah Henry akan memercayainya atau tidak.Henry mengatupkan bibirnya, lalu senyuman kecil muncul di wajahnya dan dia berkata, "Kamu bukan pertama kali tidur denganku, bukankah kamu sudah tahu seberapa kasarnya aku?"Kata-kata Miana berhasil menyenangkannya. Suasana hatinya membaik dan nada bicaranya tidak la

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 183

    'Kenapa harus membuat Henry menyalakan pengeras suara?'Miana merasa dia sudah mencari masalah untuk diri sendiri."Dokter sudah mengingatkan, jangan terlalu emosional. Kalau kamu nggak mendengarkan, aku nggak akan peduli lagi!" Henry sekali lagi mengatakan tidak akan peduli padanya, membuat Janice cemas dan takut, "Henry, aku nggak akan emosional, aku akan patuh pada dokter, kamu jangan nggak peduli padaku!"Karena kata-kata Henry, Janice tidak berani menangis. Suaranya pun terdengar parau karena berusaha menahan diri untuk tidak menangis."Sudahlah, aku sedang sibuk, kamu istirahat dulu. Kalau ada waktu, aku akan datang menemuimu!" Henry pada akhirnya tidak tega, mengalah sedikit."Ingat jaga kesehatanmu juga, aku akan istirahat! Aku akan tunggu kamu datang!" Janice berhenti menangis, suaranya mulai terdengar senang.Miana menarik napas dalam-dalam, menundukkan kepalanya dan bergegas keluar dari ruang ganti.Meskipun dia sudah memutuskan melepaskan Henry, hatinya belum sepenuhnya sia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 184

    Miana tercekat hingga tidak bisa berkata sepatah kata pun.Jika Henry benar-benar marah, dia benar-benar mungkin akan menarik tim medis.Jika hal itu terjadi, neneknya tidak akan mendapatkan pengobatan, hanya bisa menunggu kematian."Apakah kamu sangat marah? Ingin menggigitku sampai mati?" Perubahan wajah Miana tertangkap dengan jelas oleh Henry. Henry mengusap bibir Miana dan lanjut berkata, "Pada akhirnya, ini karena kamu nggak cukup kuat, jadi aku bisa mengancammu!"Miana menarik napas dalam-dalam.Apa yang dikatakan Henry benar.Memang karena dirinya tidak cukup kuat.Jika tidak, dia pasti sudah pergi setelah memutuskan untuk meninggalkan Henry.Dia pasti tidak akan berada di situasi seperti ini."Aku bilang, tetaplah di sisiku, jangan punya pikiran yang nggak seharusnya! Kalau nggak, nenekmu hanya bisa menunggu mati!" seru Henry, lalu berbalik pergi.Dulu, dia bisa tidur dengan Miana kapan saja dia mau. Miana akan patuh dan melakukan apa pun yang dia minta.Kini, Miana menolak un

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status